Você está na página 1de 40

CASE REPORT : GASTROENTERITIS AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG

Disusun oleh :
Raden Roro Ananda Gusti Utamiputri
NIM : 1261050279

Dokter Pembimbing :
dr. Natasha Manurung, Sp.A, M.Ked (Ped)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2018
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Gastroenteritis akut pada anak
sering didefinisikan sebagai diare
tanpa penyakit kronik yang
menyertai, dengan atau tanpa
nyeri perut, demam, mual, atau
muntah. Diare dapat didefinisikan
sebagai meningkatnya frekuensi
buang air besar dan berubahnya
konsistensi menjadi lebih lunak atau
bahkan cair.
Agen Inflamasi

ETIOLOGI Bakteri (10-20%)


Salmonella
Shigella

Tabel 1. Patogen pada Gastroenteritis Akut Anak Campylobacter jejuni


Yersinia enterocolitica
Agen Non-inflamasi
Enterohemoragik Escherichia coli (termasuk O157:H7)
Virus (75-90%)
Agen diare E. coli yang lain
Rotavirus
Clostridium difficile
Adenovirus enterik
Parasit (<5%)
Calicivirus (contoh : Norovirus dan Sapovirus)
Giardia intestinalis
Astrovirus
Cryptosporidium
CATATAN : Daftar patogen tersebut diurutkan dari
penyebab tersering hingga terjarang di Amerika Serikat.
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSA Tabel 2. Tanda Bahaya pada Anak dengan Diare yang Membutuhkan
Evaluasi Dokter Segera
Laporan perawat tentang penurunan produksi air mata, mata cekung,
Pada anamnesis perlu ditanyakan
penurunan keluaran urin, atau membran mukosa kering
seberapa sering anak BAK dan BAB,
Demam
apakah gejala muntah mengganggu
≥38oC pada bayi kurang dari 3 bulan
kemampuan anak untuk menelan
≥39oC pada anak usia 3-36 bulan
cairan dan makanan padat, durasi
penyakit, wujud feses (apakah disertai Episode diare yang sering dan banyak

darah atau mukus), tipe muntah Riwayat kelahiran prematur, penyakit kronik atau penyakit penyerta

(apakah disertai produk Perubahan status mental (apatis, letargi, iritabel)


empedu/cairan hijau), adanya Muntah yang persisten
demam, status mental anak, adanya Tidak respon terhadap terapi rehidrasi oral atau ketidakmampuan perawat
penyakit penyerta, serta apakah dalam memberikan terapi yang adekuat
terapi rehidrasi oral yang telah Didapatkan darah pada feses
diberikan memberikan perbaikan. Usia muda (kurang dari 6 bulan) atau BB rendah (kurang dari 8 kg)
Penilaian A B C
Lihat: Kead. Umum Baik, sadar * Gelisah, rewel * Lesu, lunglai, tak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung & kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa * Haus, ingin * Malas minum atau
tidak haus minum banyak tidak bisa minum

Periksa Turgor kulit Kembali cepat * Kembali lambat * Kembali sgt lambat

Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi D. Ringan/sedang Dehidrasi berat


1 tanda * (+) 1 atau 1 tanda * (+) 1 atau lebih
lebih tanda lain tanda lain

Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C


DERAJAT DEHIDRASI
PENATALAKSANAAN
Lima lintas tatalaksana diare
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
4. Antibiotik selektif
5. Nasihat kepada orang tua
TANPA DEHIDRASI
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5-10
mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur <1 tahun sebanyak
50-100 ml, umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 ml, dan umur diatas 5 tahun
semaunya. Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus
terus diberikan.
Pasien dapat dirawat dirumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau
minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus)
DEHIDRASI RINGAN-SEDANG
 Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 ml/kgbb dalam 3 jam untuk
mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 ml/kgbb setiap diare cair.
 Rehidrasi parenteral diberikan bila anak muntah setiap diberi minum walaupun telah diberikan
dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan
adalah RL atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status
hidrasi dievaluasi secara berkala.
 Berat badan 3 – 10 kg : 200 ml/kgbb/hari
 Berat badan 10-15 kg : 175 ml/kgbb/hari
 Berat badan > 15 kg : 135 ml/kgbb/hari
 Pasien dipantau di puskesmas/rumah sakit selama proses rehidrasi sambil memberi edukasi tentang
melakukan rehidrasi kepada orang tua
DEHIDRASI BERAT
Dehidrasi berat
Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan RL atau ringer asetat 100 ml/kgbb
dengan cara pemberian :
Umur kurang dari 12 bulan: 30 ml/kgbb dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70
ml/kgbb dalam 5 jam berikutnya
Umur diatas 12 bulan : 30 ml/kgbb dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70
ml/kgbb dalam 2,5 jam berikutnya
Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum, dimulai
dengan 5 ml/kgbb selama proses rehidrasi
PROGNOSIS
Di negara berkembang, dengan penanganan yang tepat, prognosisnya sangat baik .
Kematian kebanyakan disebabkan karena dehidrasi berat dan septikemia.
Mudahnya bayi berusia muda (< 2 bulan) menderita sepsis diperkirakan karena
integritas mukosa usus dan daya tahan intestinal belum sebaik anak yang besar.
Pada bayi pun lebih mudah terjadi dehidrasi akibat kehilangan cairan karena
permukaan area usus per kg BB lebih luas, peran ginjal belum sempuna dan
meningkatnya kecepatan metabolisme tubuh.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : An. M. R Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 4 tahun Suku Bangsa : Jawa
PASIEN
Tempat / tanggal lahir: 16 Agama : Islam
Maret 2014
Dilakukan secara alloanamnesis dengan bapak kandung
pasien

ANAMNESIS Lokasi lantai 7 kamar 703 bed B


Tanggal/ waktu 10 April 2018 pukul 07.00 WIB
Tanggal masuk 9 April 2018 pukul 18.30 WIB
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien diantar oleh ibu pasien ke IGD RSUD Pasar Minggu, 9 April 2018 dengan
keluhan utama muntah. Muntah sudah dirasakan sejak 1 hari SMRS, muntah
sebanyak 20 kali isi makanan dan air. Keluhan tersebut dirasakan setelah ibu
pasien memberikan yogurt. Sekitar 3 jam setelah pasien mengkonsumsi yogurt
tersebut pasien merasakan perut terasa sakit dan muntah-muntah. selain itu juga
terdapat BAB cair sebanyak 6 kali sejak 1 hari SMRS, ampas (+), lendir (-) darah
(-). Pasien juga mengeluhkan demam setelah mengalami keluhan muntah dan bab
cair berulang. BAK masih banyak terrakhir 1 jam SMRS. Pasien masih merasa haus
dan masih mau minum walaupun terkadang dimuntahkan kembali.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat diare umur 10 bulan
Riwayat alergi (-)

Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan hal yang sama

Riwayat kebiasaan pasien:


Menurut ibu pasien, kebersihan tangan dan kebersihan makanan pasien cukup
terjaga
Tempat persalinan Puskesmas Jatinegara
KELAHIRAN
Penolong persalinan Bidan
Normal
Cara persalinan
Penyulit : -
Masa gestasi Cukup Bulan
Berat lahir : 3100 gram
Panjang lahir : 46 cm
Lingkar kepala : (tidak tahu)
Keadaan bayi
Langsung menangis (+)
Kemerahan (+)
Nilai APGAR : (tidak tahu)
Kelainan bawaan : tidak ada

Kesimpulan riwayat kelahiran :


Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa
Kehamilan
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Riwayat perkembangan Umur Normal
Pertumbuhan gigi I Umur 8 bulan 5-9 bulan
Gangguan perkembangan Tidak ada
mental
Psikomotor
•Tengkurap 4 bulan 3-4 bulan
•Duduk 8 bulan 6-9 bulan
•Berdiri 12 bulan 9-12 bulan
•Berjalan 13 bulan 13 bulan
•Bicara 13 bulan 9-12 bulan

Kesimpulan riwayat
pertumbuhan dan
perkembangan : baik (sesuai
usia)
DIATAS 1
TAHUN

Kesimpulan riwayat
makanan : asupan cukup
baik.
RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin Dasar (Umur) Ulangan (Umur)
BCG 1 bulan
DPT-HB-Hib 2 bulan 3 bulan 4 bulan 18 bulan

POLIO 1 bulan 2 bulan 3,4


bulan
Campak 9 bulan 18 bulan

Hepatitis B 0 bulan
IPV 4 bulan
Kesimpulan riwayat
imunisasi : imunisasi dasar
lengkap dan sesuai jadwal.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala :
Normocephali, rambut hitam, distribusi rambut merata, rambut
tebal, kuat dan tidak mudah dicabut

Mata :
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), arcus senilis (-/-), reflex
cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+), ukuran
pupilisokor (3 mm/3 mm), pupil ditengah, lensa (jernih/jernih)
Telinga :
Liang telinga kanan dan kiri lapang, serumen (-/-),sekret (-/-),
mukosa tidak hiperemis, membran timpani (intak/intak) dan tidak
nyeri tekan pada bagian belakang kedua telinga.

Hidung :
Tidak terdapat deformitas nasi, cavum nasi (lapang/lapang),
konka (eutrofi/eutrofi), hiperemis (-), sekret (-), krusta (-), deviasi
septum nasi (-)

Tenggorokan :
Uvula ditengah bentuk normal hiperemis (-), arkus faring simetris
hiperemis (-), faring hiperemis (-), tonsil hiperemis (-) T1-T, detritus
(-), abses peritonsil (-), ulkus (-), membran (-), pelebaran pembuluh
darah dan tumor pada mukosa tenggorokan (-)

Gigi dan Mulut :


Bibir sianosis (-), atrofi lidah (-), coated tongue (-), gusi hiperemis (-
), karies gigi (-), lesi pada rongga mulut dan sekitarnya (-), email
gigi banyak berwarna hitam.
Leher :
Trakea ditengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar.

KGB : Normal tidak ditemukan pembesaran

Thoraks :
Inspeksi :Gerakan dinding dada simetris, tidak terdapat deviasi, dan
retraksi sela iga
Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris
Perkusi : Paru kanan dan kiri (sonor/sonor)
Auskultasi : Bunyi nafas dasar Vesikuler paru kanan dan kiri,
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba
Perkusi : Batas Jantung kanan ICS 4 garis sternaldextra
Batas Jantung kiri  ICS 5 garis midclavicula sinistra
Auskultasi : S1>S2 pada katup mitral dan trikuspid,
S2>S1 pada katup aorta dan pulmonal,
tidak terdapat bunyi jantung lain di luar bunyi jantung 1dan2

Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi :Tampak datar, buncit (-), pusar menonjol (-)
Auskultasi : Bising usus (+), 12x/menit
Palpasi : Hepar tidak teraba membesar, limpa tidak teraba
membesar, nyeri tekan (-), defense muscular (-)
Perkusi : Timpani di seluruh regio abdomen, nyeri ketok (-)
Ekstremitas :
Atas : Akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-
), jejas (-), tidak ada kelainan bentuk
Bawah : Akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-
), jejas (-), tidak ada kelainan bentuk
Tulang belakang : Tidak ada kelainan
Kulit : dalam batas normal
Pemeriksaan Neurologis :
Nervus Cranialis :-
Pemeriksaan Reflek :
Refleks Fisiologis :-
Refleks patologis :-
Rangsang meningeal :-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi Hasil Basofil 0,0 %
Hemoglobin 11,3 g/ dL Eosinofil 3,0 %
Hematokrit 34 % Neutrofil batang 2,0 %
Leukosit 13,2 /μL Segmen 80,0%
Trombosit 335.000 / μL Limfosit 11,0 %
MCV 77 fL Monosit 4,0 %
MCH 26 Pg
MCHC 33 g/dL
Natrium (Na) 140 mmol /L (Lab.
tanggal 9
Kalium 3,6 mmol/L April
Chlorida 101 mmol/L 2018)
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
10 April 2018, PH:1, PP: 1 Jam 07:00
S Muntah -, BAB cair -, demam -, masih lemas, perut terasa tidak enak

O KU : TSS Pemeriksaan Lab 9/4/18:


GCS E4M6V5  Hb : 11,3 g/dl
N : 100x  Leukosit: 13,2 ribu/ul
RR: 24x  Ht : 34 %
S : 37,4  Trombosit : 335 ribu/uL
A Gastroenteritis akut dehidrasi ringan-sedang
BB: 14 kg  Eritrosit : 4,43 juta/uL
P - Diet Lunak
 MCV : 77 fl
- IVFD KaEN 3B maintenance 1200 cc/24 jam
Status Generalis:  MCH : 26 pg
- Ondansetron 3 x 2 mg IV
Kepala: Normocephali  MCHC : 33 g/dl
- Ranitidin 3 x 14 mg IV
Mata: ca-/-, si-/-, cekung -/-  Natrium : 140 mEq/L
- Zinc syr 1 x 2 cth PO
THT: tonsil T1/T1, lidah kotor  Kalium : 3,6 %
- Paracetamol syr 3 x 1 ½ cth PO kp
Leher: KGB tdk membesar  Chlorida : 101 mEq/L
Thorax:  Basofil : 0,0 %
BND vesikuler, Rh-/-,Wh-/-, BJ I dan II  Eosinofil : 3,0 %
reguler  Neutrofil batang : 2,0 %
Abdomen : dalam batas normal  Segmen : 80,0%
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2”  Limfosit : 11,0 %
 Monosit : 4,0 %
 GDS : 72 mg/dl
10 April 2018, PH:1, PP: 1 Jam 14:30
S Muntah -, BAB cair -, demam -, perut masih terasa tidak enak

O KU : TSS Pemeriksaan Lab 9/4/18:


GCS E4M6V5  Hb : 11,3 g/dl
N : 100x  Leukosit: 13,2 ribu/ul
RR: 22x  Ht : 34 %
S : 36,3  Trombosit : 335 ribu/uL
BB: 14 kg  Eritrosit : 4,43 juta/uL
A Gastroenteritis akut dehidrasi ringan-sedang
 MCV : 77 fl
Status Generalis:  MCH : 26 pg P Jika keluhan sudah tidak ada, boleh pulang
Kepala: Normocephali  MCHC : 33 g/dl Obat pulang :
Mata: ca-/-, si-/-, cekung -/-  Natrium : 140 mEq/L - Antasida syr 3 x ½ cth PO
THT: tonsil T1/T1, lidah kotor  Kalium : 3,6 % - Zinc syr 1 x 2 cth PO dilanjutkan hingga 10 hari
Leher: KGB tdk membesar  Chlorida : 101 mEq/L - Paracetamol syr 3 x 1 ½ cth PO kp
Thorax:  Basofil : 0,0 %
BND vesikuler, Rh-/-,Wh-/-, BJ I dan II  Eosinofil : 3,0 %
reguler  Neutrofil batang : 2,0 %
Abdomen : dalam batas normal  Segmen : 80,0%
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2”  Limfosit : 11,0 %
 Monosit : 4,0 %
 GDS : 72 mg/dl
ANALISA KASUS
Berdasarkan hasil anamnesis, didapatkan gejala pasien yaitu muntah sudah
dirasakan 1 hari SMRS, muntah sebanyak 20 kali, setelah ibu pasien memberikan
yogurt, BAB cair sebanyak 6 kali sejak 1 hari SMRS, ampas (+), lendir (-) darah (-),
demam setelah mengalami keluhan muntah dan bab cair berulang, BAK masih
banyak terakhir 1 jam SMRS, masih merasa haus dan masih mau minum walaupun
terkadang dimuntahkan kembali. Pada pemeriksaan fisik perawatan hari pertama
ditemukan adanya suhu subfebris dan nyeri tekan epigastrium. Dari hasil
pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan leukosit. Dari hasil analisa tersebut
sudah sesuai dengan tinjauan pustaka mengenai gastroenteritis.
Studi terkini menganjurkan dapat diberikan cairan rehidrasi dan probiotik untuk
mengurangi frekuensi dari bab cair. Anti diare sebaiknya tidak digunakan pada
anak-anak dengan gastroenteritis akut karena dapat memperlambat eliminasi agen
infeksi dari usus. Beberapa studi menunjukkan bukti dari tiga puluh penelitian meta
analisis menunjukkan cuci tangan dapat mengurangi insidensi gastroenteritis sebanyak
31%. Vaksin rotavirus juga dapat mencegah kejadian gastroenteritis karena rotavirus
dan mengurangi derajat keparahan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Churgay CA, Aftab Z. Gastroenteritis in children : part I. Diagnosis. Am Fam Physician,
85(11):1059-1062. 2012
Churgay CA, Aftab Z. Gastroenteritis in children : part II. Prevention and Management. Am
Fam Physician, 85(11):1066-1070. 2012
World Health Organization (WHO). Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Pedoman Bagi
Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/ Kota. Jakarta: WHO; 2009.
Wyllie R. Clinical Manifestations of Gastrointestinal Disease. Dalam: Kliegman RM, Stanton
BM, Geme J, Schor N, Behrman RE, penyunting. Nelson’s Textbook of Pediatrics Edisi ke-19.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011.
Sastroasmoro S, penyunting. Panduan Pelayanan Medis Departemen Kesehatan Anak RSCM.
Jakarta: RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo; 2007.

Você também pode gostar