Você está na página 1de 50

ANALISIS KIMIA

DIAN PERMANA
Industri
Analisis bahan Baku Lingkungan
Quality Control Analisis Polutan
Analisis Produk Analisis Limbah

Kesehatan Pertanian
Analisis Obat Analisis Tanah
Analisis Darah Analisis Pupuk
Analisis Urine Analisis Pakan
TUJUAN ANALISIS
• Untuk mendapat data yang akurat dan mendapatkan informasi yang benar
mengenai sifat atau kualitas suatu bahan.
• Kepentingan di
• Pabrik/ industri pangan
• Lembaga pemerintah (pengawasan)
• Riset dan pengembangan ilmiah.
PENGENDALIAN MUTU DI PABRIK

Penting untuk memonitor sifat khas (komposisi):

• Bahan dasar
• Ingredients
• Produk antara
• Produk akhir
Idealnya keseluruhan bahan dilakukan
analisis, tetapi jika banyak  tdk
memungkinkan.
Maka, perlu diambil sebagian (porsi) yg
dianalisis.
Memilih suatu porsi dari volume produk
total dan dianggap kualitas (sifat-sifat) atau
komposisi porsi yg dipilih tsb Apakah
mencerminkan keseluruhan dari lot. representative?
• Mendapatkan suatu “porsi” atau “sample” yang mewakili
(representative) dari keseluruhan bahan disebut Sampling,
• Jumlah total dari di mana sample diambil disebut populasi.
• Teknik sampling yang baik/ benar dapat membantu menjamin
bahwa pengukuran-pengukuran kualitas sample adalah estimasi
yang tepat (akurat) dari kualitas populasi.
• Dengan sampling hanya sebagian (fraksi) dari populasi, kualitas populasi
dapat diestimasi, shg:
• Menghemat biaya
• Waktu
• Tenaga
Dari pada harus mengukur keseluruhan.
Sample hanyalah suatu estimate dari the true value dari populasi; dengan teknik sampling
yang benar, hasilnya bisa akurat.
• Data yg diperoleh dari suatu analisis adalah hasil dari tahap-tahap
prosedur:

1. Sampling,
2. Preparasi sample,
3. Pelaksanaan analisis (di lab.)
4. Perhitungan/pengolahan data, dan
5. Interpretasi data.
• Ada potensi terjadi error pada tiap tahap, dan ketidak pastian
(uncertainty), atau reliability dari hasil akhir tergantung pada
akumulasi error tiap tahap.
• Variansi (Variance) adalah suatu estimate dari ketidak-pastian
(uncertainty).
• Presisi: tingkat kesesuaian nilai antar ulangan.
• Akurasi: tingkat kesesuaian nilai hasil analisa dengn nilai sebenarnya.
• Ukuran sample yg lebih besar - sampling reliability labih besar.
• Ukuran sample ditentukan bbrp faktor:
• Biaya, waktu, penanganan sample dll.
Pemilihan metode sampling dan sejumlah contoh yang akan
diambil tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

•Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.


•Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,
•Lokasi pengambilan contoh (pada zona mineralisasi, alterasi,
atau barren),
•Kedalaman pengambilan contoh, yang berhubungan dengan
letak dan kondisi batuan induk.
•Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.
Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling,
antara lain :

•Salting, yaitu peningkatan kadar pada contoh yang diambil sebagai akibat
masuknya material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto.
•Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam
contoh.
•Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan
posisi (lokasi) sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi.
•Kesalahan dalam analisis kimia, akibat contoh yang diambil kurang
representatif.
1. BULK SAMPLING

Bulk sampling (contoh ruah) ini merupakan metode sampling dengan cara
mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar. Pada fase sebelum
operasi penambangan, bulk sampling ini dilakukan untuk mengetahui kadar
pada suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk sampling ini juga umum
dilakukan untuk uji metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan)
suatu proses pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu
penerapan metode bulk sampling ini adalah dalam pengambilan contoh
dengan sumur uji
2. Grab Sampling

Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling dengan
cara mengambil bagian dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu
tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang
khusus). Tingkat ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai bias
yang cukup besar.
Beberapa kondisi pengambilan contoh dengan teknik grab sampling ini
antara lain :
•Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan
gambaran umum kadar.
•Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada transportasi
material, dengan tujuan pengecekan kualitas.
•Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk
memperoleh kualitas umum dari material yang diledakkan, dll.
3. Channel Sampling

Channel sampling adalah suatu metode (cara) pengambilan conto dengan membuat alur
(channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih (mineralisasi). Alur
tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara
horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan. Ada beberapa cara atau
pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan fragmen-fragmen batuan dalam
satu conto atau melakukan pengelompokan conto (sub-channel) yang tergantung pada tipe
(pola) mineralisasi
•Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam, yang
diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya
pada pembuatan channel dalam sumur uji pada endapan laterit atau
residual.
•Membagi panjang channel dalam interval-interval tertentu yang
diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona mineralisasi.
•Untuk kemudahan, dimungkinkan penggabungan sub-channel dalam
satu analisis kadar atau dibuat komposit.
•Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel sampling
per tebal seam (lapisan) atau ply per ply (jika terdapat sisipan pengotor).
4. Chip Sampling
Chip sampling (contoh tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan
cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui
suatu jalur yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu
atau pahat. Jalur sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan
pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong
contoh.
Kadang-kadang pengambilan ukuran contoh yang seragam (baik ukuran
butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit, terutama pada urat-urat yang
keras dan brittle (seperti urat kuarsa), sehingga dapat menimbulkan
kesalahan seperti oversampling (salting) jika ukuran fragmen dengan kadar
tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang low grade.
PROBLEM-PROBLEM DALAM SAMPLING

• Data analisis VS teknik sampling.


• Kemungkinan terjadi error karena tdk diketahui distribusi
populasinya, dan pengambilan sample tdk representatif.
• Unreliable data (data yg tak meyakinkan) jg dimungkinkan karena
akibat degradasi sample karena kondisis penyimpanan yg tak tepat.
TAHAPAN SAMPLING SECARA UMUM
DAPAT DIGAMBARKAN SEBAGAI BERIKUT :
• Pengumpulan sampel lapangan(gross sampel) dari unit-unit pengambilan sampel di
lapangan. Cara penetapan unit pengambilan sampel berbeda-beda tergantung dari jenis
bahannya.
• Pengurangan jumlah dan ukuran sampel di lapangan menjadi partikel-partikel dengan
ukuran yang cocok untuk pengiriman ke laboratorium. Proses kedua ini menghasilkan
sampel yang dikenal sebagai sampel laboratorium.
• Pengurangan sampel laboratorium menjadi sampel yang siap dianalisis, yang dikenal sebagai
sampel analitik.
• Penyimpanan sampel analitik dengan cara-cara tertentu sesuai dengan sifat sampel analitik.
• Perlakuan untuk menghasilkan sampel analitik untuk bahan kimia yang berbentuk cairan
dan gas lebih mudah dibandingkan sampel berbentuk padatan, karena homogenitas dari
cairan dan gas lebih tinggi dibandingkan bahan kimia padatan.
• Pengambilan sampel analitik dalam bentuk padatan harus memperhatikan beberapa hal
berikut, agar sampel analitik reperesentatif untuk menggambarkan komposisi bahan kimia
yang dianalisis.
• Pengumpulan sampel lapangan dari unit-unit pengambilan sampel dilakukan secara
sistematis berdasarkan waktu pengambilan atau jarak.
• Sampel yang diambil berdasarkan waktu adalah pengambilan jumlah tertentu secara
periodik (misalnya tiap 30 menit) kemudian dikumpulkan dalam tempat tertentu sebagai
sampel lapangan. Pengumpulan cara ini biasanya untuk proses yang kontinu, misalnya untuk
analisis limbah.
• Untuk sampel berbentuk padatan atau bubuk halus, sampel lapangan yang diambil
menurut jarak tertentu.
• Sampel lapangan perlu diperkecil ukuran dan jumlahnya. Untuk memperkecil ukuran
sampel dapat digunakan mesin penghancur raw crusher, ball mill, bila jumlah sampelnya
sangat besar. Bila jumlah sampel lapangannya kecil, pengecilan ukuran dapat digunakan
Mortar Platter dari baja atau Mortar Agate. Pengurangan jumlah sampel lapangan yang
masih terlalu banyak dilakukan setelah penghalusan menghasilkan ukuran sekitar 1 inci.
• Penyimpanan sampel yang siap dianalisis kadang diperlukan untuk mencegah dekomposisi
sampel sekecil mungkin. Beberapa proses yang dapat dicegah melalui cara penyimpanan
yang baik adalah: penyerapan uap air oleh komponen-komponen sampel yang higroskopis,
penyerapan C02 dari udara, serta oksidasi komponen-komponen sampel oleh oksigen
dari udara. Wadah yang biasa dipakai untuk menyimpan sampel adalah botol polietilen
bermulut lebar.
ZAT PADAT

• Langkah pertama dalam prosedur pencuplikan adalah memilih suatu porsi besar batubara,
yang disebut sampel kasar(gross), yang meskipun tak homogen, mewakili komposisi rata-
rata dari massa keseluruhan. Ukuran sampel yang diperlukan bergantung pada faktor-
faktor seperti ukuran partikel dan homogenitas partikel. Dalam kasus batubara sampel
kasar. Haruslah sekitar 500 kg jika partikel-partikelnya tak lebih dari sekitar 2,5 cm
panjang, lebar ataupun tingginya.
• Di laboratorium sampel dapat digerus lebih lanjut dengan lesung dan alu. Penggerusan
sampel agar dapat lolos lewat ayakan dengan mesh tertentu. Diharapkan bahwa sampel
laboratorium yang final sekitar 1g, bersifat mewakili sampel kasar itu.
CAIRAN

• Jika cairan yang akan dianalisis itu homongen, maka prosedur pencuplikan sampel
bersifat langsung dan sederhana. Proses itu akan jauh lebih sulit jika cairan itu heterogen
sebagai contoh dalam hal cairan yang mengalir dalam sistem pipa, sampel sering diambil
dari titik-titik yang berlainan dalam sistem itu.
• Dalam suatu danau atau sungai,sampel dapat diambil pada lokasi yang berlainan dan pada
kedalaman yang berbeda-beda .kadang-kadang tidak dikehendaki satu sampel rata untuk
sistem cair keseluruhan itu. Misalnya, dalam menguji pemumian alamiah dari suatu sungai
yang tercemar dengan limbah/kotoran maka sampel dapat diambil pada sejumlah tempat
kearah hilir dari masuknya kotoran tersebut.
GAS

• Dewasa ini orang berminat untuk mencuplik sampel udara berkat upaya yang diarahkan
keperbaikan kualitas udara yang kita hirup, tentu saja udara merupakan campuran rumit
yang mengandung materi butiran maupun sejumlah senyawaan gas.susunannya tergantung
pada sejumlah faktor ,seperti misalnya lokasi,temperatur,angin,dan hujan.
• Dalam mengumpulkan suatu sampel udara untuk analisis, volume yang diambil dan laju
serta lamanya pencuplikan merupakan faktor-faktor penting. Udara dialirkan lewat
sederetan penyaring halus untuk mengucilkan materi butiran, dan lewat sekolom larutan
dalam mana terjadi suatu reaksi kimia untuk memperangkap komponen yang diinginkan.
setelah dikumpulkan pada suatu penyaring (filter),materi butiran dapat ditetapkan oleh
analisis kimia atau dengan menimbangnya.
DALAM MELAKUKAN ANALISIS KIMIA, PERLU DILAKUKAN TAHAPAN
ANALISIS UNTUK MEMPEROLEH HASIL ANALISIS KIMIA YANG TEPAT
DAN TELITI
1. Perencanaan analisis.
Sebelum melakukan analisis kuantitatif, maka perlu memperhati-kan dua hal berikut ini ;
• Informasi analisis apa yang diperlukan :
Dalam hal ini perlu diperhatikan tingkat ketepatan dan ketelitian hasil analisis yang
diperlukan dan tipe sampel yang akan dianalisis.
• Metode analisis yang harus digunakan :
Untuk mendapatkan hasil analisis dengan tingkat ketepatan dan ketelitian tertentu
memerlukan metode analisis tertentu. Selain itu untuk memilih metode analisis,
diperlukan bahan kimia dan peralatan tertentu.
2. Pengambilan sampel (sampling).
Masalah utama dalam sampling adalah pengambilan sampel secara representatif. Hal ini sering tidak
tercapai karena keadaan sampel secara keseluruhan tidak homogen.
3. Persiapan sampel untuk analisis.
Tahap ini meliputi pengeringan sampel, pengukuran sampel dan pelarutan sampel.
• Pengeringan sampel.
Tahap ini dilakukan untuk sampel dalam wujud padat.Pengeringan sampel dilakukan untuk
menghilangkan kadar air yang ada dalam sampel. Pengeringan sampel dilakukan menggunakan oven
dengan suhu 100 – 110oC sampai mencapai berat konstan.
• Penimbangan atau pengukuran volume sampel.
Dalam analisis kuantitatif, sampel yang dianalisis harus diketahui secara kuntitatif berat atau
volume sampel.
• Pelarutan sampel.
Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut yang dapatmelarutkan sampel secara sempurna.
Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan menjadi ; air, pelarut organik, pelarut asam
(asamencer, asam kuat, asam campuran) serta peleburan.
4. Pemisahan senyawa pengganggu.
Kebanyakan metode analisis kimia bersifat selektif hanya untuk unsur atau senyawa yang
dianalisis. Ada beberapa metode analisis yang tidak selektif, karena adanya unsur atau
senyawa pengganggu.
Untuk itu unsur atau senyawa pengganggu harus dipisahkan dari sampel yang akan
dianalisis. Metode yang paling mudah untuk pemisahan unsur/senyawa pengganggu adalah
pengendapan. Metode yang lain adalah ekstraksi pelarut dan kromatografi
5. Pengukuran (analisis) unsur/senyawa yang akan diketahui.
Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar unsur/senyawa.

6. Perhitungan, pelaporan dan evaluasi hasil analisis.


Setelah melakukan analisis secara kuantitatif, maka perlu dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan jumlah analit dalam sampel. Termasuk memperhitungkan berapa berat
sampel (untuk sampel padat) atau volume sampel (untuk sampel cair) dan juga faktor
pengenceran.
Evaluasi terhadap hasil analisis dilakukan terhadap tingkat ketepatan dan ketelitiannya
METODE DALAM ANALISIS KIMIA

Beberapa metode analisis kimia yang biasa digunakan, baik yang konvensional maupun yang menggunakan
instrumen adalah sebagai berikut ;
• Gravimetri.
• Titrasi (volumetri) :
meliputi titrasi Asam basa, Pengendapan, Pembentukan komplek, Oksidasi reduksi.
• Ekstraksi
• Kromatogarfi
• Elektro analisis kimia :
meliputi Polarografi, Potensiometri, Konduktometri.
• Spektrofotometri :
meliputi spektrofotometri sinar tampak (visibel), sinar UV, sinar Infra merah (IR), serapan atom
GRAVIMTERI

• Metode analisis gravimetri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran
berat, yang melibatkan: pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari suatu endapan.
• Kinerja Metode Gravimetri
• Relatif lambat
• Memerlukan sedikit peralatan Neraca dan oven
• Tidak memerlukan kalibrasi Hasil didasarkan pada berat molekul
• Akurasi 1-2 bagian per seribu
• Sensitivitas: analit > 1%
• Selektivitas: tidak terlalu spesifik
• Solubility Rules
(untuk senyawa ionik dalam pelarut air pada suhu 25 0C)
Semua senyawa logam alkali (grup 1A) soluble
Semua senyawa amonium (NH4+) soluble
Semua senyawa NO3-, ClO3- dan ClO4- soluble
Semua senyawa NO2- soluble kecuali Ag+
Semua senyawa asetat soluble kecuali Ag+ , Hg2+, Bi3+
Senyawa Cl-,Br-,I- soluble kecuali: Ag+, Hg2+, Pb2+
Senyawa SO42- soluble kecuali: Ca,Ag (slight.sol), Ba, Hg2+, Pb (insoluble)
Senyawa OH- insoluble kecuali: 1A, NH4+, Ba (soluble) Ca (slightly soluble)
Senyawa oksida insoluble kecuali: 1A, Ba2+, Ca2+, Sr2+
Senyawa CO32-, PO43-, S2- insoluble kecuali: 1A, NH4+
(logam 1A adalah Na+, K+)
PROSEDUR GRAVIMETRI

• Penyiapan larutan
• Pengendapan
• Pencernaan
• Penyaringan
• Pencucian
• Pengeringan / pemanggangan
• Penimbangan
VOLUMETRI/TITRASI

Volumetri adalah analisa yang didasarkan pada pengukuran volume dalam pelaksanaan
analisanya. Analisa volumetri biasa disebut juga sebagai analisis titirimetri atau titrasi yaitu
yang diukur adalahvolume larutan yang diketahui konsentrasinya dengan pasti yang disebut
sebagai titran, dan diperlukanuntuk bereaksi sempurna dengan sejumlah tepat volume titrat
(analit) atau sejumlah berat zat yang akan ditentukkan
Volumetri/titrasi merupakan salah satu cara analisis secara kuantitatif, yaitu analisis yang
bertujuan untuk menentukan jumlah suatu zat atau komponen zat. Salah satu contoh dari
analisis volumetri adalah titrasi, dimana analat direaksikan dengan suatu pereaksi sedemikian
rupa sehingga jumlah zat-zat yang direaksikan itu ekuivalen satu sama lain atau tepat saling
menghasilkan sehingga tidak ada sisa
BEBERAPA ANALISIS YANG DAPAT KITA KETAHUI
DALAM VOLUMETRI ATAU TITRASI :
• Analisis kesadahan total melalui titrasi kompleksometri
Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang terdapat dalam suatu sampel
air. Kesadahan total salah satunya dapat ditentukan melalui volumetri. Titrasi menggunakan
EDTA (etilendiamintetraasetat) sebagai titran dan EBT (Eriochrome Black T, Erio T)
sebagai indikator.
• Analisis keasaman melalui titrasi asam lemah dengan basa kuat
Titrasi asam basa adalah titrasi yang menyangkut asam dan basa aik kuat maupun lemah.
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu digunakan
pengamatan dengan indicator bila pH ekuivalen antara 4 sampai 10.
• Analisis kadar H2O2 melalui titrasi redoks.
Reaksi redoks merupakan suatu reaksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bilangan
oksidasi pada atom-atom dalam komponen yang terlibat dalam reaksi. Reaksi redoks dapat
dijadikan sebagai dasar dalam titrasi karena seringkali atom atau senyawa yang sama
dengan bilangan oksidasi berbeda memiliki perbedaan warna yang cukup jelas.

• Analisis kadar Cl dalam larutan NaCl melalui titrasi argentometri metode volhard.
Argentometri merupakan metode titrasi yang menggunakan larutan pekat nitrat (AgNO3)
sebagai titran. Hasil reaksi titrasinya adalah endapan atau garam yang sukar larut.
SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI UNTUK DAPAT
DILAKUKAN ANALISIS VOLUMETRIK ADALAH SEBAGAI
BERIKUT :
• Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
• Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang
kuantitatif/stokiometrik.
• Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia
maupun secara fisika.
• Harus ada indicator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator
potensiometrik dapat pula digunakan.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ANALISA TITRIMETRI
INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

• Alat pengukur volume kuantitatif seperti buret, labu ukur, dan pipet
volume yang telah di kalibrasi.
• Larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti atau baku
primer dan sekunder dengan kemurnian tinggi.
• Indikator atau alat lain yang dapat menunjukkan titik akhir titrasi telah di
capai.
EKSTRAKSI

• Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut
tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain.
• Ekstraksi bertujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa yang terdapat dalam jaringan
tanaman ke dalam pelarut yang dipakai untuk proses ekstraksi tersebut.
JENIS-JENIS EKSTRAKSI BAHAN ALAM YANG
SERING DILAKUKAN ADALAH :
Ekstraksi Cara Dingin
Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung,
tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena
pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi

Ekstraksi Cara Panas


Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara
otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin. Metodanya
adalah refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet dan infusa.
KROMATOGRAFI
Kromatografi sendiri adalah teknik pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen-komponen campuran yang ada di dalam sampel di antara dua fase,
yakni fase diam (padat atau cair) dan fase gerak.

Secara umum, teknik kromatografi terbagi ke dalam beberapa jenis yaitu, kromatografi gas
dan kromatogarfi cair. Kromatografi cair terdiri dari beberapa macam yaitu, kromatografi
kolom, kromatografi kertas (partisi), kromatografi absorbsi (lapis tipis).
MACAM-MACAM KROMATOGRAFI
Kromatografi kertas
• Kromatografi kertas menggunakan fase diam kertas, yakni kandungan selulosa di dalamnya,
sedangkan untuk fase gerak yang digunakan adalah pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai. Kertas sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel dan pelarut, selanjutnya
sampel dan pelarut berdasarkan gaya kapilaritas akan terserap dan bergerak ke atas.
Perbandingan jarak relatif antara senyawa (sampel) dengan jarak pelarut dihitung sebagai
nilai Rf.
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis biasanya menggunakan sebuah lempengan tipis yang terbalut gel
silika atau alumina. Silika atau alumina tersebut berfungsi sebagai fase diam. Materi lain juga
bisa digunakan sebagai fase diam asalkan mampu mengalami pendarflour (fluorescence)
dalam sinar ultra violet. Sementara untuk fase gerak yang digunakan adalah pelarut atau
campuran pelarut yang digunakan.
GLC (Gas Liquid Chromatography)
GLC merupakan salah satu jenis kromatografi gas yang digunakan untuk memisahkan
senyawa-senyawa organik yang mudah menguap. Pada kromatografi ini, fasa gerak yang
digunakan adalah gas dan fasa diamnya adalah zat cair.
HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
Teknik pemisahan HPLC memiliki banyak keunggulan dibanding dengan kromatografi lainnya,
diantaranya adalah: cepat dalam proses analisa, resolusi yang lebih tinggi, sensitivitas
detektor yang lebih tinggi, kolom yang dipakai dapat digunakan kembali, ideal dan cocok
untuk zat bermolekul besar dan berionik dan mudah untuk rekoveri sampel.
ELEKTRO ANALISIS KIMIA
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dan reaksi kimia. Elemen yang
digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron
yangdimiliki dengan katalain, Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
perubahan (reaksi) kimia dengan kerjalistrik, yang biasanya melibatkan sel elektrokimia yang
menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya

Kimia elektroanalisis merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran sifat


larutan analit (sebagai bagian dari elektrokimia).
Sistem pengukuran terdiri dari :
a. Elektrolit yang mampu menghantarkan arus listrik
b. Alat ukur ( rangkaian luar), untuk mengukur signal listrik
c. Elektroda, koduktor yang berfungsi mengabungkan system alat ukur dengan elektrolit

Contoh metoda elektroanalisis adalah potensiometrik.P otensiometrik adalah satu cara


elektrokimiauntuk analisa ion secara kuantitatif berdasarkan pengukuran potensial dari
elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan.
SPEKTROFOTOMETRI
• Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Cahaya yang dimaksud dapat
berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan
molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
Komponen Utama Spektrofotometri
• 1. Sumber Cahaya
• 2. Pengatur Intensitas
• 3. Monokromator
• 4. Kuvet
• 5. Detektor
• 6. Penguat (amplifier)
POLIMER

• Pengertian
• Jenis polimer
• Reaksi polimer
• Sintesis polimer
• Penggunaan polimer pada bidang pertambangan

Você também pode gostar