Você está na página 1de 49

FERTILITAS DAN INFERTILITAS

Oleh :
Ns.Silvia Ni Nyoman Sintari,S.Kep.Ns
FERTILITAS DAN INFERTILITAS

Pengertian
Fertilitas : Merupakan hasil reproduksi nyata dari
seorang atau sekelompok wanita ,sedangkan dalam
pengertian demografi menyatakan banyaknya bayi
yang lahir hidup.

Infertilitas :
Kegagalan seorang suami-istri untuk mengalami
kehamilan setelah melakukan hubungan seksual
tanpa kontrasepsi selama satu tahun.
Infertilitas ( ketidaksuburan )
adalah suatu kondisi dimana pasangan suami – istri
belum mampu memiliki anak walaupun telah
melakukan hubungan seksual sebanyak 2 -3 kali
seminggu kurun waktu 1 tahun tanpa kontrasepsi.

Secara Medis infertile dibagi menjadi dua jenis yaitu:


1. Infertile Primer

2. Infertile Sekunder
1. Infertile primer
Pasangan suami – istri belum mampu dan belum
pernah memiliki anak setelah satu tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu
tanpa kontrasepsi

2. Infertile Sekunder
Pasangan suami – istri telah atau pernah memiliki
anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu
memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan
seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa
menggunakan kontrasepsi apapun.
ETIOLOGI

 60-70% pasangan yang telah menikah akan memiliki


anak pada tahun pertama
 20% akan memiliki anak pada tahun ke dua usia
pernikahannya
 20-10% akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau
lebih atau tidak pernah memiliki anak

Suami dan istri dianggap infertile bukan tidak


mungkin kondisi ini sesungguhnya hanya dialami
oleh suami atau istri.Proses pembuahan merupakan
kerjasama antara suami dan istri yaitu:
a. Suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang
sehat sehingga mampu menghasilkan dan
menyalurkan spermatozoa ke dalam organ
reproduksi wanita

b. Istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang


sehat sehingga mampu mengasilkan sel telur.

Infertilas tidak semata oleh wanita saja.Hasil


penelitian membuktikan suami menyumbang 25-
40% dari kejadian infertil dan istri 40-55 % dari dan
idiopatik 10%.
Penyebab infertilits dapat dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Infertilitas pada wanita
- Masalah Vagina
Infeksi vagina seperti : Vaginitis yang hebat akan
menyebabkan infeksi lanjut pada portio,serviks,
endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapat
menyebabkan gangguan pergerakan dan
penyumbatan pada tuba dan meningkatkan
keasaman vagina sehingga mengurangi daya hidup
sperma.
- Kelainan Serviks
Akibat defisiensi hormon estrogen yang mengganggu
pengeluran mukus serviks.Apabila mukus diserviks
sedikit perjalanan sperma ke dalam rahim
terganggu.
- Kelainan Uterus
Misalnya malformasi uterus yang mengganggu
pertumbuhan fetus.Miomi uterus dan adhesi uterus
yang menyebabkan terjadinya suplai darah untuk
perkembangan fetus akhirnya terjadinya abortus
berulang.

- Kelaianan tuba falopii


Akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba
falopii dan terjadi obtruksi sehingga ovum dan
sperma tidak bisa bertemu

- Gangguan Ovulasi
Disebabkan karena ketidakseimbangan hormonal
seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH
dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap
ovulasi
- Kegagalan Implantasi
Wanita dengan progesteron yang rendah mengalami
kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk
nidasi, proses nidasi pada endometrium tidak
berlangsung baik akibatnya fetus tidak berkembang
dan terjadilah abortus.

- Endometriosis
Terjadi ketika jaringan rahim tertanam dan tumbuh
diluar rahim,sehingga bisa mempengaruhi fungsi
sperma ,ovarium,ovum,uterus dan tuba falopi

- Peningkatan prolaktin yaitu hormon yang merangsang


Produksi ASI.Tingginya hormon ini pada wanita tdk
menyusui dapat mengambat ovulasi
- Faktor Immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari
ibu maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai
respon terhadap benda asing.Reaksi ini dapat
menyebabkan abortusspontan pada wanita hamil.

- Menepouse dini yaitu terjadinya penipisan folikel


ovarium sebelum usia 40 th.

- Gangguan kelenjar tiroid.Terlalu banyak hormon


tiroid dapat menggangu siklus menstruasi

- Kanker dan pengobatanya seringkali mengganggu


kesuburan pria atau wanita.
- Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi,asap rokok ,gas
anastesi , zat kimia dan pestisida dapat
menyebabkab toksix pada seluruh bagian tubuh
termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan.

2. Infertilitas pada pria


Ada beberapa kelainan umum yang dapat
menyebabkan infertilitas yaitu:

- Kelainan anatomi alat kelamin spt muara saluran


kemih letaknya abnormal (hipospadia dan epispadia)
- Ejakulasi retrograd ( aliran air mani kembali ke
dalam kandung kemih )

- Cacat bawaan sejak lahir sehingga kegagalan


menghasilkan sperma yang berkualitas

- Kegagalan testis untuk turun ke scrotum selama


pubertas

- Ejakulasi dini

- Gangguan Struktural spt penyumbatan pada saluran


sperma ( epididymis)

- Jumlah sperma dan kemampuan sperma untuk


bergerak ( motilitas )
Adapun yang berpengaruh terhadap produksi sperma atau
semen adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual ,nutrisi tdk adekuat,stres,asupan alkohol berlebihan
dan nikotin

- Faktor Pekerjaan
Produksi sperma yang optimal membutuhkan suhu dibawah
temperatur tubuh.Spermatogenesis diperkirakan kurang
efisien pada pria dengan jenis pekerjaan tertentu yaitu
petugas pemadam kebakaran dan pengemudi truck jarak
jauh.

- Pria berusia > 40 tahun kurang subur dibandingkan dengan


pria yang lebih muda
3. Masalah Interaktif
Berupa masalah yang berasal dari penyebab spesifik
meliputi : Frekuensi senggama tdk memadai,waktu
senggama yang buruk.

Penyebab Infertilitas Sekunder


Masalah pada infertilitas sekunder sangat
berhubungan dengan masalah pasangan dengan
infertilitas primer.Sebagain besar pasangan dengan
infertilitas sekunder menemukan penyebab
kemandulan dari kombinasi berbagai sumber yaitu:
1. Usia
Usia sangat berpengaruh terhadap kesuburan
wanita.
Semakin bertambahnya usia maka kemampuan
indung telur untuk menghasilkan sel telur akan
mengalami penurunan.Potensi akan menurun
setelah 25 tahun dan menurun drastis setelah usia
38 tahun. Wanita usia subur dibawah 25 tahun
memiliki hamil 96 % dalam setahun,usia 25-34 th
menurun menjadi 86% dan usia 35-44 menjadi 78 %

2. Faktor gaya hidup


Wanita yang yang Berat badan berlebihan sering
mengalami gangguan ovulasi karena mempengaruhi
hormon estrogen dan mengurangi kemampuan untuk
hamil
Pria yang berolahraga secara berlebihan dapat
meningkatkan suhu tubuh yang mempengaruhi
perkembangan sperma dan penggunaan celana yang
ketat.

3.Masalah Reproduksi
Masalah pada sistem reproduksi dapat berkembang
setelah kehamilan awal benar2 mengarah pada
infertilitas sekunder misalnya operasi ceasar pada
wanita dapat menyebabkan jaringan parut yang
mengarah pada penyumbatan tuba.
MANAJEMEN KEHIDUPAN PADA INFERTILITAS

Untuk mencegah infertilitas beberapa hal yang dapat


dilakukan oleh kedua pasangan yaitu:
1. Untuk Pria
Hindari merokok dan minum alkohol,jangan terlalu
sering berendam air panas atau bersauna ( Suhu tinggi
bisa mempengaruhi produksi dan gerakan sperma
meski bersifat sementara
2. Untuk Wanita
Jaga Berat badan ( kelebihan atau kekurangan dapat
mempengaruhi hormon reproduksi),hindari rokok dan
alkohol,kafein dan obat-obatan tertentu.
3. Untuk Pasangan
Berhungan intim 2-3 kali dalam seminggu
PENDEKATAN PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian
Wawancara data dasar dan data fokus
 Keluhan Utama

 Riwayat Kesehatan keluarga ( suami atau istri )

 Riwayat penyakit yang lalu

 Riwayat reproduksi

 Riwayat Menstruasi

 Riwayat Kontrasepsi

 Persepsi pasangan ttg kondisi yang dialami

 Pengaruh etnik dan budaya

 Pengalaman dengan tenaga kesehatan

 Gaya Hidup

 Pola Koping

Pemeriksaan fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Koping individu /keluarga tidak efektif b/d


pengetahuan yang tidak memadai efek fisiologis
dan gg.emosional

2. Resiko gangguan konsep diri suami – istri b/d


persepsi negatif thd kondisi infertilitas
HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN
 Klien mengungkapkan pemahaman tentang
gangguan yang dialami dan program pengobatan

 Klien menerima kondisi,respon fisik dan emosional


thd infertilitas

 Klien mengembangkan tujuan personal yang


bermanfaan

 Klien dapat beradaptasi pada kondisi yang dihadapi


TERIMA KASIH
TEMPAT PEMBENTUKAN SPERMA
TESTIS

 Satu-satunya organ yang ditaruh di luar tubuh


tanpa perlindungan tulang

 Melaksanakan 2 fungsi : Menghasilkan sperma


dan mengeluarkan testosteron.

 Sekitar 80% massa testis terdiri dari Tubulus


seminiferosa yang berkelok-kelok yg didalamnya
berlangsung spermatogenesis
 Spermatogenesis terjadi pada semua Tubulus
Seminiferus,rata-rata pada usia 13 th.
 Tubulus Seminiferus mengandung banyak sel epitel
germinativum yg dinamakan Spermatogonia
ANATOMI
 Tubulus seminiferous merupakan serabut
benang sutera yang paling halus tempat
spermatozoa dibentuk

 Epididymis tempat pematangan spermatozoa


dengan panjang +/- 7 meter

 Testis dengan sistem pendingin


 Skrotum dengan banyak kelenjar keringat
 Permukaan berlipat-lipat
 M.cremaster yang bisa menarik-ulur
ANATOMI
 Tubulus semineferus yang berbentuk kumparan-
kumparan terdiri atas sejumlah besar epitel germinal
yang disebut dengan spermatogonia, terletak di dua
sampai tiga lapisan sepanjang perbatasan luar epitel
tubulus.

 Jaringan diantara tubulus mengandung jaringan ikat


yang berisi pembuluh darah, limfe dan sel Leydig
 Bagian tepi tubulus semineferus tersusun oleh
jaringan epitel yang berasal dari sel primordial pada
masa embrio, dan sel-sel Sertoli yang berfungsi
sebagai penyokong dan pemelihara.
SPERMATOGENESIS

 Definisi: spermatogenesis adalah proses


pembentukan spermatozoa dari sel germinal
(spermatogonium) yang terjadi di tubulus
seminiferus testis.
SPERMATOGENESIS

 Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk


spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli,
dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi
makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi
menghasilkan testosteron.
SPERMATOGENESIS
Proses spermatogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa
hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
 LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig
untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya
sifat kelamin sekunder.
 FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang
sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen
Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium
untuk memulai proses spermatogenesis.
 Ada 3 tahap spermatogenesis yaitu:
1. Spermatositogenesis

2. Spermiogenesis

3. Spermiasi
1. SPERMATOSITOGENESIS

 Spermatositogenesis adalah proliferasi


spermatogonia menjadi spermatid primer

 Pada masa pubertas, diawali dengan


spermatogonia membelah diri

 Spermatogonia mengandung 46 kromosom


(diploid)
 Spermatogonium yang bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul
di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonium tipe A. Spermatogonium tipe A
membelah secara mitosis menjadi spermatogonium
tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah,
sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang
masih bersifat diploid
Selanjutnya spermatosit primer
melanjutkan pembelahan secara
meiosis menjadi spermatosit
sekunder (haploid) dan spermatid
(haploid)
2. SPERMIOGENESIS
 Adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa.

 Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi,


axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap
akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi,
reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.
 Perubahan yang terjadi pada proses spermatogenesis,
yaitu :
 Golgi apparatus membentuk akrosom, yaitu enzym
proteolitik yang sebagai pelindung atau penutup kepala
sperma
 Nucleus dipadatkan dan membentuk kepala sperma
 Centriols membentuk seperti kerah di leher yang akan
melindungi leher
 Microtubules membentuk flagellum
 Mitochondria sebagai spiral di leher
 Excess cytoplasm dibuang sebagai sisa proses
spermatogenesis
 Cyto plasmic bridges memecahkan dan mengeluarkan
sperma dari sel Sertoli untuk dilepaskan ke lumen tubulus
seminiferus

Dibutuhkan waktu 64 hari dalam proses spermatogenesis,


yaitu mulai dari spermatogonium menjadi spermatozoa
3. SPERMIASI
 Adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari
sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus
selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-
motil).
 Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan
testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak
menuju epididimis karena kontraksi otot
peritubuler.
 Sperma baru mampu bergerak dalam saluran
epididimis namun pergerakan sperma dalam
saluran reproduksi pria bukan karena motilitas
sperma sendiri melainkan karena kontraksi
peristaltik otot saluran.
Spermatogonium (2n)

Sp A Sp B
mitosis (15 – 17 hari)
Sp A Sp B

Spermatocyte I (2n)
Meiosis (30 – 32 hari)

Spermatocyte II (n) Spermatocyte II (n)


Meiosis ( 31– 32 hari)
Spermatid Spermatid Spermatid Spermatid
(n) (n) (n) (n)
Metamorfosa (40 – 47 hr)

Spermatozoa Spermatozoa Spermatozoa Spermatozoa


SPERMATOGENESIS
 Spermatozoa matang terdiri dari
 Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya
sedikit sitoplasma, mengandung inti (nukleus) dengan
kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membran
permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung
tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim
hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk
menembus lapisan pelindung ovum.
 Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
 Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang
berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan
sperma.
 Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa
masak ke dalam vas deferen dan ductus ejakulotoris.

Você também pode gostar