Você está na página 1de 24

ABORTUS

D. Aji Kadarmo
Pendahuluan
• Jutaan  diseluruh dunia dlm kehidupannya dan
kesehatannya  risiko kehamilan yg tidak
dikehendaki
• Setiap harinya : 55.000 unsafed abortion (95%) di
negara berkembang.
• 200  meninggal / hari dan tak terhitung yang cacat.

• Unsafe Abortion : problem sosial pada segala usia


(khususnya reproduksi muda dan sos-ek buruk)
• Komplikasi unsafe abortion  13% † maternal.
Pandangan Beberapa Negara
• Eropa Barat diancam hukuman, kec: indikasi medis
(bahaya maut / kesehatan parah si ibu, yang bila
dilanjutkan akan membahayakan si ibu, atau bahaya
kelainan kongenital yang hebat).

• AS melarang Abortus illegal (selain oleh Dr di RS prosedur


ttt).
• Jepang membolehkan abortus tanpa pembatasan tertentu.

• Eropa Timur, diperbolehkan  oleh Dr di RS, tanpa harus


bayar.
• Jerman Barat, tidak diancam hukuman bila kandungan
berusia 14 hari hingga 3 bulan, dengan izin si wanita, atas
anjuran Dr dan oleh Dr.
Di Indonesia
• Kasus abortus di Indonesia jarang diajukan ke
pengadilan, ok si ibu korban dan 'pelaku'  sukar laporan

• Ke pengadilan  bila terjadi komplikasi (si ibu sakit


berat/mati) / pengaduan si ibu / suaminya (dalam hal izin).

• Jatipura dkk = 31,4%/100 kehamilan di RSCM 1972-1975.


Di Indonesia

• Budi Utomo dkk = Ab Spontan menurut WHO (15-


20/100 kehamilan), menyimpulkan separuhnya
provokatus.
• Knight = abortus provokatus ± 40% dr seluruh
abortus
• Durwald (1971) = semakin liberal peraturannya di
suatu daerah/negara  semakin sedikit kasus
abortusnya
Pengertian :
1.Hukum :
tindakan menghentikan kehamilan atau
mematikan janin sebelum waktu
kelahiran, tanpa melihat usia
kandungannya dan tidak dipersoalkan,
apakah dengan pengguguran kehamilan
tersebut lahir bayi hidup atau mati
(Yurisprudensi Hoge Raad HR 12 ApriI1898). Yang
dianggap penting adalah bahwa sewaktu
pengguguran kehamilan dilakukan,
kandungan tersebut masih hidup (HR 1
November 1897, HR 12 ApriI1898).
Pengertian :

2. Kedokteran : pengakhiran kehamilan


sebelum BB janin 500 gram / < 20
minggu

Beda :
- faktor kesengajaan
- faktor usia kehamilan (-)
Pembagian :

1. Abortus Spontan.
2. Abortus Provokatus, yang td :
a. Abortus Provokatus Terapeutikus
i. Indikasi Ibu (medik)
ii. Indikasi Anak (medik) Batasan belum jelas
(iii) Indikasi Etis ? (ok perkosaan dll)
b. Abortus Provokatus Kriminalis
Dasar Hukum :
• KUHP ps 346 (maks 4 th) :
 yang sengaja menggugurkan kandungannya atau
menyuruh orang lain melakukannya

• KUHP ps 347 (maks 12 th; bila †, maks 15 th) :


yang menggugurkan kandungan wanita tanpa seizinnya

• KUHP ps 348 (maks 5 th 6 bl; dan †, maks 7 th) :


yang menggugurkan kandungan wanita dengan seizin
wanita tersebut.

• KUHP ps 349 (+ 1/3nya dan pencabutan hak


pekerjaannya) :
dokter, bidan atau juru obat yang melakukan kejahatan di
atas
Dasar Hukum : (cont.1)

•KUHP ps 283 (maks 9 bln) :


Barangsiapa mempertunjukkan alat/cara menggugurkan
kandungan kepada anak di bawah usia 17 tahun/di bawah
umur.

•KUHP ps 299 (maks 4 th) :


Barangsiapa menganjurkan/merawat/memberi obat kepada
seorang wanita dengan memberi harapan agar gugur
kandungannya

•KUHP ps 535 (maks 3 bln) :


Barangsiapa mempertunjukkan secara terbuka alat/cara
menggugurkan kandungan
Dasar Hukum : (cont.2)
• Pasal 15 UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 :
(1) dalam keadaan darurat upaya menyelamatkan jiwa
ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan
tindakan medis ttt.
(2) Tindakan medis tsb dapat dilakukan :
a. berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan
mengambil tindakan tsb
b. oleh tenaga kesehatan yang ahli dan berwenang
+ pertimbangan tim ahli
c. persetujuan ibu hamil / suami / keluarganya
d. pada sarana kesehatan ttt
(3) ketentuan lebih lanjut pada ayat (1) dan (2)
diterapkan dg PP
Dasar Hukum : (cont.3)
• Pasal 80 UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 :
(1) barang siapa dg sengaja melakukan tindakan
medis ttt yg tidak memenuhi pasal 15  penjara
maks 15 th dan denda maks Rp 500 jt

• Pasal 83 UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 :


ancaman pidana sebagaimana dimaksud (psl 80)
ditambah 1/4nya bila menimbulkan luka berat /
1/3nya bila mati
Aspek Etik

•Sumpah dokter tahun 1993


nomor 7
Saya akan menghormati setiap hidup insani
mulai dari saat pembuahan.

•KODEKI ps 10
Setiap dokter harus senantiasa mengingat
akan kewajiban melindungi hidup mahluk
insani
Suction

The abortionist first paralyzes the cervix (womb


opening). He then inserts a hollow plastic tube with a
knife-like tip into the uterus. The tube is connected to a
powerful pump with a suction force 29 times more powerful
than a home vacuum cleaner. The procedure tears the
baby's body into pieces and the hose frequently jerks as
pieces of the baby become lodged. The placenta is then
cut from the inner wall of the uterus and the scraps are
sucked out into a bottle.
Dilatation & Curettage (D&C)

Uncommon today and used during the first 10


weeks of pregnancy. This is similar to the
suction procedure except that the abortionist
inserts a curette, a loop-shaped steel knife up
into the uterus. He then cuts the placenta and
baby into pieces and scrapes them out into a
basin. Bleeding is usually profuse.
Dilatation & Evacuation (D&E)
Performed during the second trimester (4-6 months) of
pregnancy. This method has largely replaced saline and
chemical abortions, which too frequently resulted in live
births, a complication from the abortionist's perspective! A
pliers-like instrument is needed because the baby's bones
are calcified, as is the skull. There is no anesthetic for the
baby. The abortionist inserts the instrument into the uterus,
seizes a leg or other part of the body and, with a twisting
motion, tears it from the baby's body. This is repeated
again and again. The spine must be snapped, and the skull
crushed to remove them. The nurse's job is to reassemble
the body parts to be sure that all are removed.
Salt Poisoning a.k.a. "Candy Apple
Babies:“

Most often used after the first trimester (first three


months). The abortionist injects a strong salt solution
directly into the amniotic sac (fluid surrounding the
baby). The baby breathes and swallows it, is poisoned,
struggles, and sometimes convulses. It takes over an
hour to kill the baby. The mother delivers the dead
baby in a day or two (sometimes alive!). Why "candy
apple" babies? The corrosive effect of the salt solution
often burns and strips away the outer layer of the
baby's skin.
Salt Poisoning a.k.a. "Candy Apple
Babies:“

This exposes the raw, red, glazed-looking


subcutaneous layer of tissue. The baby's head
sometimes looks like a candy apple. Some have
also likened this method to the effect of napalm on
innocent war victims. This technique was originally
developed in the concentration camps in Nazi
Germany. (source: Abortion and Social Justice, NY:
Sheed & Ward, 1972) Read about Gianna Jessen, who
survived a salt poisoning abortion.
KOMPLIKASI :
•Tidak ada cara yang paling efektif.
(manipulasi mekanik oleh tangan yang terampil ?)

1. Perdarahan akibat :
- luka pada jalan lahir,
- atonia uteri,
- sisa jaringan tertinggal,
- diatesa hemoragik dll.
- dapat timbul segera pasca / setelah
- komplikasi jarang kematian ( ok pengertian
masy ttg kesh meningkat).
2. Syok (renjatan) akibat :
- refleks vasovagal atau nerogenik.
- Komplikasi dapat mengakibatkan kematian
yang mendadak.
- D/  setelah seluruh pemeriksaan dilakukan
tanpa hasil.
- kemungkinan adanya emboli cairan amnion  PA.
KOMPLIKASI : (cont.1)

3. Emboli udara
- ok teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus.
- cairan + gelembung udara masuk ke dalam
uterus, ( sistem vena endometrium dalam
keadaan terbuka )
- udara jumlah < tidak †, jumlah 70-100 ml
dilaporkan sudah dapat †
4. Inhibisi vagus
- hampir selalu terjadi, bila tanpa anestesi
pada ibu dalam keadaan stres,
gelisah dan panik.
- akibat alat / suntikan secara mendadak dg
cairan yang terlalu panas atau terlalu dingin.
5. Keracunan obat / zat abortivum,
- anestesia, kina / logam berat
- antiseptik lokal ( KMnO4 pekat, AgNO3, K-klorat,
Jodium dan Sublimat ) dapat cedera
yang hebat / †.
- pemeriksaan adanya Met-Hb, histologik dan
toksikologik penting.
KOMPIKASI : (cont.2)

6. Infeksi dan sepsis.


- Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan
 perlu waktu.
7. Lain-Lain
- seperti tersengat arus listrik saat melakukan
abortus dengan menggunakan pengaliran listrik
lokal.
- infertil

Você também pode gostar