Você está na página 1de 17

ANGINA LUDWIG

DISUSUN OLEH:
ARIFIN NUR SETYAWAN G99162010
GYANITA WINDY HERFINA G99162013
TRISTIRA ROSYIDA G99162019
SALMA ROMNALIA ASHSHOFA G99171040

PEMBIMBING :
drg. EVA SUTYOWATI PERMATASARI, Sp.BM., MARS.

KEPANITERAAN KLINIK/ PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
2018
ANGINA LUDWIG

Dikenal juga sebagai Angina Ludovici, pertama kali dijelaskan oleh


Wilheim Frederickvon Ludwig pada tahun 1836

Suatu selulitis atau infeksi jaringan ikat leher dan dasar mulut
yang cepat menyebar

Kondisi ini akan terus memburuk secara progesif dan bahkan


dapat berakhir pada kematian dalam waktu 10 – 12 hari

Harus melibatkan dasar mulut serta kedua ruang submandibularis


(sublingualis dan submaksilaris) pada kedua sisi (bilateral)
EPIDEMIOLOGI
Juga bisa berkembang pada orang yang sehat

Pasien berusia antara 20-60 tahun

Laki-laki lebih sering terkena dibandingkan dengan


perempuan dengan perbandingan 3:1 atau 4:1

Faktor risiko :

• diabetes mellitus
• Neutropenia
• Alkoholisme
• anemia aplastik
• Glomerulonefritis
• Dermatomiositis
• lupus eritematosus sistemik.
PATOGENESIS
Karies profunda yang
tidak terawat dan
Nekrosis pulpa Infeksi gigi
deepperiodontal
pocket

Membentuk jalan Infeksi akan


untuk bakteri Jumlah bakteri terus menyebar ke tulang
mencapai jaringan bertambah banyak spongiosa sampai
periapikal tulang kortikal

Terjadi penipisan Infeksi menembus


tulang spongiosa dan dan masuk ke
korikal jaringan lunak
Gejala Klinis Umum

 Malaise
 Lemah
 Lesu
 Malnutrisi
 Pada kasus yang parah dapat menyebabkan
stridor atau kesulitan bernapas
Gejala Klinis
Ekstra Oral
Eritema
Pembengkakan
Perabaan yang keras
seperti papan (board-like)
Peninggian suhu pada
leher dan jaringan ruang
submandibula-sublingual
yang terinfeksi; disfonia
(hot potato voice) akibat
edema pada organ vokal.
Gejala Klinis Intra Oral

Pembengkakkan
Nyeri dan peninggian lidah;
1. nyeri menelan (disfagia)
2. hipersalivasi (drooling);
3. kesulitan dalam artikulasi bicara (disarthria).
DIAGNOSIS
Anamnesis

Gejala awal :
• Nyeri pada area gigi yang terinfeksi
• Dagu terasa tegang dan nyeri saat
menggerakkan lidah.
• Kesulitan membuka mulut, berbicara, dan
menelan
• Kesulitan makan dan minum
• Demam dan rasa menggigil
Pemeriksaan Fisik

• Demam dan takikardi • Dasar mulut yang tegang


• Pasien tidak mampu dan keras
menelan air liurnya • Karies pada gigi molar
bawah
sendiri
• Biasanya ditemui pula
• Dispneu indurasi dan
• Takipneu pembengkakkan ruang
submandibular yang dapat
• Stridor indspirasi disertai dengan lidah yang
• Sianosis -> adanaya terdorong ke atas
hambatan jalan nafas • Trismus -> iritasi pada m.
masticator
Edema dan indurasi dari dasar mulut
Pembengkakkan berat dari mengakibatkan peninggian lidah pada
submandibula bilateral dan regio
cervikal anterior pada anak usia 4 anak usia 5 tahun dengan angina
bulan dengan angina Ludwig Ludwig
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah:
– Leukositosis (infeksi akut)
– Pemeriksaan waktu bekuan darah penting
untuk dilakukan tindakan insisi drainase.

• Pemeriksaan kultur dan sensitivitas:


– untuk menentukan bakteri yang menginfeksi
(aerob dan/atau anaerob) serta menentukan
pemilihan antibiotik dalam terapi.
• RÖ: • CT-scan: CT-scan :
Radiografi dada dapat menunjukkan Evaluasi radiologik terbaik pada
perluasan proses infeksi ke abses leher
mediastinum dan paru-paru. Mendeteksi akumulasi cairan,
Foto panoramik rahang dapat penyebaran infeksi serta derajat
membantu menentukan letak fokal obstruksi jalan napas sehingga
infeksi atau abses, serta struktur dapat sangat membantu dalam
tulang rahang yang terinfeksi. memutuskan kapan dibutuhkannya
pernapasan buatan.
• USG :
• MRI : MRI menyediakan resolusi
Menunjukkan lokasi dan ukuran pus,
lebih baik untuk jaringan lunak
serta metastasis dari abses.
dibandingkan dengan CT-scan.
Diagnosis pada anak karena bersifat Namun, MRI memiliki kekurangan
non-invasif dan non-radiasi. dalam lebih panjangnya waktu
Pengarahan aspirasi jarum untuk yang diperlukan untuk pencitraan
menentukan letak abses. sehingga sangat berbahaya bagi
pasien yang mengalami kesulitan
bernapas.7
TATALAKSANA
Tiga fokus utama :

• Menjaga patensi jalan


napas.
• Terapi antibiotik secara
progesif, dibutuhkan
untuk mengobati dan
membatasi penyebaran
infeksi. Kondisi pasien post-trakeostomi namun
masih membutuhkan drainase abses.
• Dekompresi ruang Tampak depan dan samping menunjukkan
submandibular, pembengkakkan submandibular dan
sublingual.
sublingual, dan submental
KOMPLIKASI
Obstruksi jalan napas yang dapat terjadi tiba-tiba

Trombosis sinus kavernosus

Aspirasi dari sekret yang terinfeksi

Sepsis

Mediastinitis

Efusi perikardial/pleura

Empiema, infeksi dari carotid sheath yang mengakibatkan


ruptur a. carotis, dan thrombophlebitis supuratif dari v.
jugularis interna
PENCEGAHAN

Penanganan infeksi gigi dan mulut


Pencegahan dapat dilakukan
yang tepat dapat mencegah
dengan Pemeriksaan gigi ke
kondisi yang akan meningkatkan
dokter secara rutin dan teratur.
terjadinya angina Ludwig

Você também pode gostar