Radiation) EFEK BIOFISIS • Tiap sel punya karakteristik yg berbeda dan dlm sel mengandung unsur elektris yg terpengaruh stimulus Laser. • Bila stimulus Laser ringan pd suatu sel akan mempengaruhi plasma sel, merubah tegangan membran sel. • Perubahan tegangan membran sel dlm suatu frekwensi oscilasi pd membran sel mempengaruhi pembebasan ion Ca++ yg akan merangsang prostaglandin dan zat-zat algogenic lainnya untuk memulai proses radang shg dpt berfungsi menormalisir wound healing. SBG KATALISATOR REAKSI • Melalui absorbsi foton yg berturut-turut dr Laser, mol-mol dpt berubah-ubah menjadi level energi. Ini terjadi bila Laser yg diberikan sbg stimulasi dgn kwantum energi yg sangat tinggi. • Stimulasi yg tinggi dr Laser merangsang mitokondria sel, shg sintesa ATP dan ADP akan meningkat serta memacu ferric sulphide redox system dlm mitokondria yg diikuti peningkatan aktivitas sel-sel makrofag, sel schwann dan fibrocyte, dll. • Dari perubahan aktivitas tersebut scr keseluruhan memberikan efek terapetik. EFEK BIOSTIMULASI • Efek biostimulasi Laser hukum “Biologi Arndt Schulz” a.l stimulasi lemah dpt menimbulkan aktivitas fisiologis. • Kwantitas energi Laser dihitung dlm Joule/cm2. Studi penelitian menyimpulkan: intensitas 0,05- 4 J/cm2 punya efek biostimulasi pd jar dan utk efek bioinhibisi diperoleh pd 4 - 8 J/cm2 • Efek pengurangan rasa nyeri scr cepat akbt pembebasan enzim endorphine dan aktifnya kembali sel makrofag, juga akibat sekunder kurangnya oedema, kurangnya nociceptic sbg kelanjutan perbaikan sistem microcirculation. Penggunaan Laser sbg biostimulator • Vasodilatasi level microvasculer • Peningkatan enzim akibat dilatasi kapiler lokal dan normalisasi keseimbangan intra dan ekstra seluler. • Stimulasi mekanisme pertahanan dgn peningkatan aktivitas makrofag • Stimulasi fibroblas utk proses wound healing. • Stimulasi supressor sel T saat produksi antibody yg tdk seimbang dpt menormalisir kompleks imun. • Peningkatan energi sel intrinsik utk menjaga sel dr keadaan pre necrotic. INDIKASI LASER dan KONTRA INDIKASI • Indikasi – Kerusakan kulit, Kondisi rematoid, Gangguan paska traumatik, Gangguan sirkulasi, dan Kondisi- kondisi lain yg merupakan indikasi terapi melalui trigger point • Kontra indikasi – Penyinaran langsung pd mata, – Minimal 4-6 bulan setelah pemberian radioterapi, – Kelenjar endokrin (lokal), Epilepsi, Demam, Tumor, Kehamilan DOSIS TERAPI Energi Densitas (J/cm2): Rumus : Pancaran rata - rata energi Laser (W) x Area (cm2) Waktu (detik) • Secara umum energi densitas dibagi menjadi: – Minimal : 0,05 - 2 J / cm2 – Submaksimal - maksimal : 2 J/cm2 • Waktu: pedoman waktu 1 menit / cm2 • Frekwensi terapi: 1x/hari - 2 atau 3x/minggu sesuai patologi dan hasil terapi yg diharap dan Keadaan patologis dr suatu kasus Aplikasi laser perlu dipertimbangkan faktor-faktor
• stadium dan aktualitas kondisi
• struktur jaringan • luas area • kedalaman jaringan • Pd alat baru pengaturan dosis waktu & energi densitas scr otomatis dlm mesin, tinggal atur energi output melalui persentase energi densitas yg keluar dr probe, yg tertera pd mesin dan sesuai dosis yg diinginkan. – Untuk sub maksimal : 20 - 50 atau 75% – Untuk dosis maksimal : 100 % • Scr umum energi densitas yg lebih rendah utk kondisi akut/aktualitas tinggi • Energi densitas relatif lebih tinggi utk kondisi sub akut/kronik (aktualitas rendah), demikian juga pd kerusakan jaringan otot, tendon, ligament, dll. • Energi densitas 0,05 J/cm2 mrpk minimal focal energi density. APLIKASI LASER • Persiapan pasien – Area yg akan diterapi dibersihkan dgn alkohol. – Jika area luas, maka perlu pembagian area sesuai dgn probe Laser yg penampang 1cm2 Teknik apikasi • Pedoman terapi didasarkan pd jumlah energi laser (dlm Joules) yg diberikan pd tiap cm2 permukaan jaringan (teknik kisi- kisi/grid technique). • Aplikasi Laser harus dilakukan sesuai dgn setiap cm2 grid matrix yg meliputi area yg telah ditentukan. • Dapat secara : Kontak langsung • Probe sedikit kontak dgn kulit tegak lurus pd pusat tiap cm2 area yg ditentukan dlm waktu (detik) yg dikehendaki. Kontak tidak langsung • Probe diletakkan tegak lurus pd pusat tiap cm2 area yg ditentukan dgn jarak 1 cm atau kurang. • Teknik ini utk terapi pd kulit yg rusak, permukaan jar yg infeksi, / pd area sensitif thd penekanan. • Pd pelaksanaan, probe dpt diletakkan pd trigger point scr statis atau digerakan lambat . Stimulasi skwensial • Setiap cm2 jaringan distimulasi dgn sama pd seluruh permukan jar yg diterapi.
Stimulasi non skwensial
• Stimulasi dilakukan scr selektif pd permukaan jaringan yg diterapi. METODA DAN TEKNIK INTERVENSI TRAUMA OTOT, TENDON, SARAF & TULANG Pengaruh yang diharap al: – Analgetic effect – Antiedemic effect – Mencegah (hampir 100%) timbulnya post traumatic ossifying myositis – Karena pre capillary micro-circulation stimulating effect: Nutrisi dan oxygen. Teknik dan dosis: – Pada pada area nyeri – Dosis 3 – 5 Joules/cm2 per spot Luka operasi Pengaruh yg diharap: • Analgetic & Antiedemic effect • Trophic effect sehingga mempercepat proses & meningkatkan kualitas scarring • Mencegah malformation keloid Teknik dan dosis: • Spot disekeliling luka • Dosis 4 – 6 joules/cm2 RHEUMATOID ARTHRITIS • Penyakit collagen disebabkan krn mekanisme immune complex. • Efektivitas laser tergantung tingkat sakitnya. • Tahap 1: Lesi mulai pd synovial membrane, pembungkus tendon, bursa; terjadi edeme dan hyperemia eksudasi fibrin dan leucocyte. • Ketika inflamasi berkembang timbul nyeri terutama bila sendi digerakkan. Teknik dan dosis: – Pada pada area nyeri – Dosis 3–5 Joules/cm2 per spot Rotator cuff tendinitis & bursitis • Jaringan suprahumeral sering cidera • Proses degenerasi • Aplikasi dalam posisi spesifik • Teknik grid • Dosis: 3 – 5 Joules/cm2 per spot