Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Johan
KLARIFIKASI KATA ASING
• Reduksi urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian daripemeriksaan
urine rutin yang selalu dilakukan diklinik. Hasil yang (+)
menunjukkan adanya glukosuria. Beberapa hal yang perlu diingat
dari hasil pemeriksaan reduksi urine adalah Digunakan pada
pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining,bukan untuk
menegakkan diagnosis
-Nilai (+) sampai (++++)
• Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab
lain, seperti: renal glukosuria, obat-obatan,dan lainnya
• Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200 –300 mg%
• Reduksi (+++)kemungkinan KGD: 300 –400 mg%
• Reduksi (++++)kemungkinan KGD: •400mg%
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan
pedoman.
Learning objektif
1. KPD
2. Fr penyulit kehamilan
3. Gangguan hormonal / endokrin
4. HT kehamilan – Preeklampsia
5. Mallprsentasi (Persalinan patologis)
6. HELLP
LO 1
KPD
KETUBAN PECAH DINI
• Adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda
persalinan.
• Etiologi
– Belum diketahui. Faktor predisposisi : infeksi genitalia,
serviks inkompeten, gemeli, hidramnion, kehamilan
preterm, disproporsi sefalopelvik.
• Manifestasi Klinis
– Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau,
kecoklatan sedikit atau sekaligus banyak.
– Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
– Janin mudah diraba.
– Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban
sudah kering.
– Inspekulo : tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban
tidak ada dan air ketuban sudah kering.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan leukosit darah > 15000/uL bila terjadi infeksi
• Tes lakmus merah berubah jadi biru
• Amniosentesis
• USG : menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang
Penatalaksanaan
• Jika pada kehamilan aterm / preterm dengan / tanpa komplikasi
harus dirujuk ke RS.
• Bila janin hidup dan ada prolaps tali pusat, ps rujuk dengan posisi
panggul > tinggi dari badannya. Tali pusat di vulva dibungkus kain
hangat yang dilapisi plastik.
• Kehamilan < 32 minggu th/ konservatif tirah baring, beri
sedatif.
• Kehamilan 33-35 minggu th/ konservatif 24 jam lalu induksi
persalinan. Bila infeksi, akhiri kehamilan.
• Kehamilan > 36 minggu, bila ada his, pimpin meneran dan lakukan
akselerasi bila ada inersia uteri.
LO 2
Fr penyulit kehamilan
Epidemiologi
• Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif
tinggi yaitu 63,5%.
• Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara
berkembang berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan
Diagnosa
Pemeriksaan kadar Hb
Pemeriksaan sel darah tepi
Akibat Anemia Kehamilan
Trimester I Trimester II
• Abortus • Persalinan prematus
• Missed Abortus • Perdarahan antepartum
• Kelainan kongenital • Gangguan pertumbuhan
janin dalam rahim
• Asfiksia intrauterin sampai
kematian
• BBL rendah
• Gestosis dan mudah
terkena infeksi
• IQ rendah
• Dekompensasio kodis –
kematian ibu
Akibat Anemia Kehamilan
Saat inpartu Pascapartus
• Gangguan his • Atonia uteri perdarahan
• Janin lahir dengan anemia • Retensio plasenta
• Ibu cepat lelah • Perlukaan sukar sembuh
• Gangguan perjalanan • Mudah terjadi frbris
persalinan perlu tindakan puerperalis
operatif • Gangguan involusi uteri
• Kematian ibu tinggi
Pengaruh Rokok
• bayi dan plasenta kekurangan oksigen dan nutrisi
• Plasenta kemudian menyebar lebih lanjut ke seluruh rahim,
mencoba mencari luas permukaan lebih rahim dari yang
untuk menarik oksigen dan nutrisi
Faktor Predisposisi
Genetik (antigen histokompabilitas mayor)
Lingkungan (kelainan autoimun endokrin)
Sel-sel limfosit janin, stem cell, dan DNA selama kehamilan yang
menetap di dalam organ ibu
Kelenjar Tiroid masa Kehamilan
Hamil perubahan dalam kelrnjar tiroid
Proses hiperplasia glandular dan bertambahnya volume
kelenjar tiroid kelenjar tiroid membesar sedang
pegunaan iodid meningkat sekresi harian hormon tiroid
juga meningkat
Awal kehamilan hormon tiroksin ibu berpindah ke janin
hipotiroidisme janin
Hormon tiroid perkembangan otak dan fungsi mental
Kadar hormon total ataupun terikat, TBG dalam serum meningkat
Awal kehamilan Rangsang tiroid aktivitas silang chorionic
gonadotropin lemah aktivitas tirotropin menurun tidak dapat
melewati sawar placenta
Etiologi
Penyebab paling umum tirotoksikosis adalah penyakit Graves
antibodi yang merangsang kelenjar tiroid menurun atau pada
sebagian besar perempuan menyebabkan reaksi kimia
Penatalaksanaan
Thiomide
Propylthiouracil
Methimazole (hati-hati : atresia esofagus, khoana dan
aplasia cutis)
Tiroidektomi
Prognosis Kehamilan
Keguguran spontan
Preeklampsia
Kegagalan jantung
Keadaan perinatal yang buruk
Efek pada Janin dan Neonatus
• Terlihat gambaran goiter pada janin dan bayi baru lahir
akibat adanya transfer thyroid stimulating immunoglobulins
melalui plasenta.Janin bisa dalam keadaan nonimmune
hydrops atau bahkan meninggal
• Dapat terjadi goiter hipotiroid pada janin dari ibu yang
mendapat pengobatan golongan thiomide. Keadaan ini
dapat diterapi dengan pemberian tiroksin secara
intraamniotik
• Pada janin juga dapat terjadi hipotiroidism tanpa adanya
goiter sebagai akibat masuknya thyrotropin receptor
blocking antibodies ibu melalui placenta
Diagnosis Janin
• Thyroid stimulating antibodies pertumbuhan
janin terhambat, kegagalan jantung atau goiter,
dengan atau tanpa takikardia dilakukan
pemeriksaan darah janin
• Keadaan hipertiroid atau hipotiroid hidrops,
pertumbuhan janin terhambat, goiter, takikardia
fetal blood sampling (kehamilan yang diperberat
dengan penyakit Graves)
Hipotiroid
• Etiologi : autoantibodi (antibodi antithyroid peroxidase)
• Ditegakkan bila: kadar tiroksin bebas rendah, kadar
tirotropin meningkat
• Dihubungkan dengan meningkatnya kejadia infertilitas atau
keguguran, dan tidak umum ditemukan keadaan hipotiroid
yang berat pada kehamilan
Hipotiroid Subklinis
Insidensi keadaan hipotirid subklinis pada perempuan berusia
antara 16-45 tahun adalah sektar 5% (2-5% menjadi klinis)
Faktor keturunan, DM tipe1, antibodi antimikrosomal
merupakan faktor risiko
Prognosis Hipotiroid Subklinis
Anak-anak yang dilahirkan oleh perempuan dengan kadar T4
kurang dari 10 persentil ketidakseimbangan perkembangan
psikomotor
Selai itu menyebabkan persalinan prematur, solusio plasenta,
dan perawatan bayi NICU
Penatalaksanaan
Tiroksin (50-100g per hari), Kadar serum tirotrpin diukur setiap
4-6 minggu dan dosis tiroksin ditingkatkan antara 25-50 g
sampai mencapai nilai normal
Defisiensi Iodin
• Begitu konsepsi terjadi, kadar iodin yang cukup sangat
diperlukan untuk perkembangan neurogenik janin
• Asupan yang direkomendasikan 220g/hari
• Defisiensi iodin -> neurogenik janin.
• Pemberian suplemen tambahan akan mencegah terjadinya
goiter pada janin.
Defisiensi iodin yang sedang -> efek terhadap
perkembangan fungsi intelektual dan psikomotor bervariasi
Defisiensi iodin yang berat -> kreatinisme endemik
(endemic creatinism)
Hipotiroid kongenital
• 75% bayi-bayi dengan hipotiroid memiliki kondisi
agenesis kelenjar tiroid atau dishormogenesis,
sedangkan 10% lainnya menderita hipotiroid
transien
• Pemberian terapi pengganti tiroksin secara dini dan
agresif sangat penting untuk bayi-bayi ini, kecuali
yang menderita hipotiroid kongenital yang berat.
Hiperemesis n Tirotoksikosis gestasional
Pada masa awal kehamilan, kadar hormon tiroksin yang
ada pada ibu dianggap tinggi, sedangkan thyrotropin (
TSH ) yang didapat, didapatkan rendah
Hal ini terjadi karena hCG menstimulasi TSH receptor
pada sel-sel thyroid, sehingga menjadi lebih aktif
Pada ibu-ibu yang hiperemesis, seringkali didapatkan
penampakan ini, yang normalnya akan stabil saat
trimester
fetus I sudah berlalu
sangat memerlukan iodine dalam perkembangan sistem
saraf, defisiensi iodine, dapat menyebabkan kretinisme dan
kurang berkembangnya sistem saraf sang anak ( rekomendasi “
The Institute of Medicine “ adalah 220 μg/hari )
Kelainan tiroid yang dialami ibu, dapat diatasi dengan
medikamentosa ( PTU ) atau bedah ( thyroidectomy )
Parathyroid
Pada saat hamil, ibu akan memiliki peningkatan kadar
kalsium didalam darah yang digunakan untuk
perkembangan struktural dan saraf janin ( absorpsinya
juga meningkat )
Etiologi hiperparatiroid umumnya adalah kanker ( 90% )
dan 15% bersifat diffuse
Manifestasi klinis hiperparatiroidsime dapat berupa
stupor, nausea, dehidrasi, emesis
Efek hiperparatiroidisme pada neonatus adalah hipokalsemia,
yang karena kelenjar paratiroid neonatus menjadi tidak aktif
Manifestasi klinis hipo :
Spasme otot
Kram
Paresthesia
Efek pada janin : demineralisasi janin
Adrenal
Normalnya, sekresi kelenjar adrenal semua akan
meningkat, namun tidak sampai mengancam jiwa
Pada keadaan yang langka, jikalau ibu mengalami
hiperadrenal -> dapat menyebabkan kematian ibu dan
janin
hormon androgen yang meningkat -> mencegah ovulasi
Manifesasi klinis hiperadrenal :
Hipertensi
Sakit kepala
Palpitasi
Nyeri dada
Emesis
Pucat
Diabetes Mellitus Gestasional
• DMG adalah toleransi glukosa yang dimulai atau baru
ditemukan pada waktu hamil. Setelah ibu melahirkan DMG
sering akan kembali ke regulasi glukosa normal
• Komplikasi :
– Ibu :preeklampsia, seksio sesaria, terjadi diabetes
mellitus tipe 2 di kemudian hari
– Janin : makrosomia, trauma persalinan,
hiperbilirubinemia, hipoglikemia, hipokalsemia,
polisitemia, hiperbilirubinemia neonatal, RDS, mortalitas
Prevalensi
• Prevalensi global diabetes mellitus diperkirakan 350 juta
pada tahun 2025
• Pada tahun 2002 di Amerika terdapat lebih dari 131.000
penderita hamil yang menderita komplikasi diabetes
mellitus. Jumlah ini merupakan 3,3% dari seluruh kelahiran
hidup dan lebih dari 90%nye menderita diabetes mellitus
gestasional
• Meningkatnya prevalensi tipe 2, khususnya pada penduduk
yang lebih muda, menyebabkan kehamilan dengan diabetes
meningkat pula
Patofisiologi
Sebagian kehamilan ditandai dengan adanya resistensi
insulin dan hiperinsulinemia yang menjadi faktor
predisposisi terjadinya DM
Resistensi ini berasal dari hormon diabetogenik hasil sekresi
placenta (GH, CRH, placental lactogen, dan progesteron)
Hormon ini dan perubahan endokrinologik dan metabolik
perubahan dan menjamin pasokan bahan bakar dan
nutrisi ke janin sepanjang waktu
DMG fungsi pankreas tidak cukup untuk mengatasi keadaan
resistensi insulin yang diakibatkan oleh perubahan hormon
diabetogenik selama kehamilan
Kadar glukosa yang meningkat bayi lebih besar, pembesaran
organ bayi (jantung, hati, kelenjar adrenal), setelah lahir bayi
menjadi hipoglikemia
Ibu dengan DM resiko keguguran, bayi lahir mati, kelainan
kongenital
Diagnosis dan Screening DMG
• Screening awal pemeriksaan beban glukosa 50 g pada
kehamilan 24-38 minggu (tanpa puasa)
• Kadar glukosa serum atau plasma normal 130 mg per dl
(7,2 mmol per l) atau < 140 mg per dl (7,8 mmol per l)
• Bila tes awal abnormal pemeriksaan beban glukosa 100
g glukosa (3 hari pasien melakukan diet yang tidak ketat,
kemudian dilakukan pemeriksaan darah puasa, setelah 1-3
jam pemberian 100 g glukosa, selama pemeriksaan pasien
harus duduk dan tidak boleh merokok)
• Diagnosis pasti dengan menggunakan beban 75 g glukosa,
apabila ditemukan nilai >140mg/dl -> DMG dan nilai >
200mg/dl -> DM jelas (berat)
Kriteria Abnormal setelah Pemberian
Glukosa 100 g Glukosa
Darah National DiabetesData Carpenter an Coustan
Group
Puasa 105 mg per dl (5,8 mmol 90 mg per dl (5,3 mmol per
per l) l)
1 -jam 190 mg per dl (10,5 mmol 180 mg per dl (10,0 mmol
per l) per l)
2 -jam 165 mg per dl (9,2 mmol 155 mg per dl (8,6 mmol
per l) per l)
3 -jam 145 mg per dl (8,0 mmol 140 mg per dl (7,8 mmol
per l) per l)
Implikasi Antepartum
Morbiditas antepartum DMG meningkatnya gangguan
hipertensi
Perlu pemantauan tekanan darah, kenaikan berat badan,
dan ekskresi proteinuria, khususnya pada paruh kehamilan
Risiko klinik paling dominan pada janin kelainan
kongenital (terutama pada ibu hiperglikemia berat), lakukan
konseling dan pemeriksaan USG
Komplikasi lainnya :
kematian janin intrauterin
Makrosomia
Preeklampsia
Seksio sesarea
Kelahiran prematur
Pengelolaan
Perempuan dengan DMG dilakukan pemeriksaan gula darah
preprandial dan postprandial
Fourth International Workshop Conference on Gestational
Diabetes Mellitus menganjurkan untuk mempertahankan
konsentrasi gula darah <95mg/dl (5,3 mmol/l) sebelum makan
dan kurang dari 140-120mg/dl (7,8 dan 6,7 mmol/l) 1 atau 2 jam
setelah makan
pola makan
karbohidrat 40%-50%
protein 20%
lemak 30-40%
(paruh kedua kehamilan membutuhkan 30kcal/kgBB)
Olahraga teratur
Pemberian insulin
Penatalaksanaan Antepartum
• Tujuan :
– Penatalaksanaan kehamilan trimester III utk mencegah bayi lahir
mati atau asfiksia, n menekan kemungkinan morbiditas ibu dan
janin akibat persalinan
– Memantau pertumbuhan janin secara berkala untuk mengetahui
perkembangan dan pertumbuhan ukuran janin sehingga dapat
ditentukan saat dan cara persalinan yang tepat
Diagnosis
• TD sistolik ≥160 mmHg & diastolik ≥110 mmHg. TD tdk
turun meskipun ibu sdh dirawat di RS & sdh menjalani tirah
baring.
• Proteinuria > 5g/24 jam atau 4 + dlm pemeriksaan
kualitatif.
• Oligouria, produksi urin < 500 cc/24 jam.
• Kenaikan kadar kreatinin plasma
• Ggg visus & serebral: penurunan kesadaran, nyeri
kepala, skomata & pandangan kabur.
• Nyeri epigastrium atau nyeri pd kuadran kanan atas
abdomen.
• Edema paru2 & sianosis
• Hemolisis mikrangiopati
• Trombositopenia berat < 100.000 sel/mm3 atau
penurunan trombosit dg cepat.
• Ggg fx hepar (kerusakan hepatoseluler):
peningkatan kadar alanin & aspartate
aminotransferase
• Pertumbuhan janin intrauterine yg terhambat.
• Sindrom HELLP
Pembagian preeklampsia berat
• Preeklampsia berat tanpa impending eclampsia
• Preeklampsia berat dengan impending eclampsia
(preeklampsia berat disertai gejala2 subjektif
berupa nyeri kepala hebat, ggg visus, muntah2 neri
epigastrium & kenaikan progresif TD)
Penanggulangan obstreti
Bila keadaan umum baik n tanda2 persalinan sudah ada maka
dapat dilakukan persalinan per vagina
Bila tanda2 persalinan belum ada mk dapat dilakukan seksio
sesarea
Bila kala 1 sudah lewat maka persalinan dapat dibantu dengan
ekstraksi vakum
Pre-eklampsia n eklampsia
Perubahan anatomi
• Plasenta
– Spamus arteriola spiralis desidua
– Atrofi sinsitium
– Necrotizing arteriophaty
• Ginjal
– Kelainan glomerulus
– Hiperplasia sel jukstaglomeruler
– Kelainan pada tubulus henle
– Spasmus pembuluh darah ke glomerulus
– Perubahan diatas menyebabkan proteinuria n retensi garan air
• Retina
– Spasmu pada arteriola pada diskus optikus
– Edem pada diskus optikus dan retina
– Ablasio retina
• Paru-paru
– Paru2 edem
– Bronkopneumonia
– Abses paru (jarang)
• Jantung
– Degenerasi lemak
– Cloudy swelling
– Nekrosis n perdarahan
• kelenjar adrenal
– Perdarahan n nekrosis
• Hati
– Perdarah n nekrosis di tepi lobulus
– Trombosis pada pembuluh darah kecil
• Otak
– Edema n anemia pada korteks serebri
– Perdarahan (pada keadaan lanjut)
Perubahan fisiologi
• Ginjal
– Proteuneria
– Asam urat mennkat > 5mg/cc
– Kreatinin meninkat
– Oliguria n anuria
• Tekanan osmotik koloid
– Terjadi penurunan
• Koagulasi n fibriolisis
– Peningkatan FDP, antitrombin III, peningkatan fibrionektin
• Viskositas darah
– meningkat
• Hematokrit
– Meningkat
• Hematologik
– Trombositopenia
– Hemolisis mikroangiopatik
• Hepar
– Perubahan karena vasospasme, iskemia, dan perdarahan
• Neurologik
– Hiperperfusi otak
– Spasme arteri retina n edema retina
– Hiperrefleksi
– Kejang (edem,iskemi,spasme serebri)
– Perdarahan intrakranial
• Kardio
– Peningkatan cardiac afterload karena hipertensi
– Penurunan cardiac preload karena hipovolemi
• Paru
– Edem paru
• Janin
– Krn utero plasenta, hipovolemi,vasospasme,kerusakan endotel
– Intrauterine growth restriction (IUGR) n oligohidramion
– Kenaikan morbilitas n mortalitas janin
• Edem
– Edem yg patologik adlh pada edem pada muka n tangan (edem
generalisata) n disertai peningkatan bb cepat
LO 5
Mallpresentasi (Persalinan
patologis)
KEHAMILAN & PERSALINAN
PADA
MALPRESENTASI & MALPOSISI
Prinsip Dasar
• Normoposisi :
• presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil di
segmen depan
• Malposisi :
• presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil
tidak berada di segmen depan
• Malpresentasi :
• Presentasi yang bukan presentasi belakang kepala
• Masalah :
• janin yg dalam keadaan malpresentasi dan malposisi
kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus
macet
MALPOSISI
• Oksiput Posterior, keadaan dimana oksiput
berada didaerah posterior dari diameter
transversal pelvis
• Angka kejadian untuk kasus ini mencapai angka 8
% dari kehamilan yang ada.
• Rotasi secara spontan terjadi pada 90% kasus.
• Persalinan yg terganggu terjadi bila kepala janin
tidak rotasi atau turun (Positio Occipito Posterior
Persistens)
• Pada persalinan dapat terjadi robekan perineum
yg luas/tdk teratur
JENIS DIAGNOSIS PENANGANAN PROGNOSIS
I P A VT
Presentasi - Teraba - •Mulut •Check +/- •Partus lebih
muka tonjolan •Hidung kelainan lama
kepala •Tepi orbita panggul •Angka
janin dekat •Dagu •Pengelolaan kematian janin
punggung konservatif ↑
•Kemungkinan
(Dagu di depan) Ruptur perinei
•Per vaginam ↑
•SC
(Dagu di
belakang)
•SC
•Perforasi
JENIS DIAGNOSIS PENANGANAN PROGNOSIS
I P A VT
Analgesia inhalasi
Analgesia
Farmakologik Analgesia
epidural
Mengurangi nyeri
persalinan Pend.fisiologi
Analgesia spinal
melahirkan
Non-
farmakologik
Metode
pernapasan Blok paraservikal
khusus
Kasus Kegawatdaruratan
• Perdarahan
• Infeksi
• Hipertensi dan preeklampsia/eklampsia
• Persalinan Macet
• Dll (emboli air ketuban, luka bakar, syok
anafilaktik krn obat dan cedera akibat
kecelakaam lalu lintas)
Manifestasi Klinis
• Kasus Perdarahan : perdarahn berwujud bercak,
merembes, profus, sampai syok
• Kasus infeksi dan sepsis : pengeluaran cairan
pervaginam yang berbau, air ketuban hijau, demam
sampai syok
• Kasus hipertensi dan preeklamsia/eklamsia:
sakit/pusing kepala, bengkak, penglihatan kabur,
kejang-kejang sampai kondisi pingsan/tidak sadar
• Kasus persalinan macet : tidak ada kemajuan
persalinan,
Pemeriksaan awal
• Penilaian dengan periksa pandang :
– Menilai kesadaran penderita :pingsan/koma,
kejang-kejang, gelisah, tampak kesakitan
– Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan,
banyak keringat
– Menilai pernapasan : cepat, sesak napas
– Menilai perdarahan dari kemaluan
Prinsip Umum Penanganan Kasus Gawat
Darurat
• Perhatikan jalan napas
• Pemberian oksigen
• Pemberian cairan intravena
• Pemberian transfusi darah
• Pemberian kateter kandung kemih
• Pemberian antibiotika
• Obat Pegurang rasa nyeri
• Penanganan masalah Utama
• Rujukan
LO 6
HELLP
HELLP
Definisi
• Pre-eklampsia n eklampsia disertai timbulnya
hemolisis, peninkatan enzim hepar, disfungsi hepar, dan
trombositopenia
• Diagnosis
– Tanda n gejala malaise, lemah, nyeri kepala, mual , muntah,
– Tanda n gejala preeklampsia
– Hemolisis intravaskuler : kenaikan LDH, AST n bilirubin
– Kerusaka sel hepatosit hepar : kenaikan ALT,AST,LDH
– trombositopenia
Klasifikasi DD
• Klas 1 Trombotik angiopati
– Trombosit <50000/ml SLE
– LDh >600
– AST n ALT >40 IU/l Peny ginjal primer
• Klas 2 Kelainan konsutif fibrinogen:
– Trombosit >50000 <100000 Acute fatty liver of prenancy
– LDH >600 Hipovolemi berat / perdarahan
– AST N ALT >40
berat
• Klas 3
– Trombosit >100000 <150000 sepsis
– LDH >600
– AST N /ALT >40
Terapi
• Pemberian dexamethason
• Pemberian transfusi trombosit
• Antioksidan
• Pengelolaan obstrektif
– Langsung diakhiri tanpa melihat umur kehamilan
Kehamilan dengan
Hiperemesis
• Mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan,
atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas
sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan
Pemakaian cadangan KH
Ekskresi >> dan
dan lemak oksidasi
MUNTAH frekuensi muntah
lemak ≠ sempurna
bertambah
kitosis hipokalemi
– Fetal
• BB turun yang kronis akan ↑ kejadian gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR)
Penatalaksanaan HG
1. Pencegahan
2. Terapi obat-obatan
3. HG tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah
sakit
Isolasi
Terapi psikologik
Terapi parental
Terminasi kehamilan
LANGKAH 6
Belajar Mandiri
LANGKAH 7
Mendiskusikan Temuan
Informasi dan Membuat
Sintesa
Kesimpulan
Saran
Sumber