Você está na página 1de 40

KELOMPOK 1

TRIGGER
KELUAR FLEK DARI KEMALUAN

Ny. W berusia 27 tahun datang kedokter karena tidak datang bulan, menurutnya
seharusnya ia haid 3 minggu yang lalu. Ia sudah menikah sejak 4 tahun yang lalu, dan
belum dikaruniai anak. Ia tidak berani periksa dengan alat tes hamil karena ia sering
telat haid namun namum hasilnya negatif. Ia sangat berharap dapat hamil, namun sejak
tadi pagi, keluar flek merah kehitaman dari kemaluannya. Ia sangat khawatir karena
sebelumnya pernah di kuret akibat blighted ovum dan baru sajak adiknya
perempuannya meninggal saat operasi karena janinnya tidak tumbuh di dalam rahim,
dari pemeriksaan fisik, dokter tidak dapat meraba tinggi fundus uteri, namum dokter
harus memeriksa lebih lanjut untuk memastikan kehamilan/ tidak dari Ny. W.
TERMINOLOGI

• Blighted Ovum
• Kuretase
• KET
• Fundus Uteri
• Flek
STEP II
1. Apakah kemungkinan penyebab keluarnya flek merah kehitaman dari kemaluan?
2. Apakah blighted ovum berpengaruh pada kehamilan selanjutnya?
3. Apakah ada hubungan riwayat dikuret sebelumnya dengan gejala sekarang?
4. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan memastikan kehamilan/ tidak?
5. Kapan seorang wanita dikatakan tidak hahid? Berapa lama rentannya?
6. Apakah ada hubungan flek merah kehitaman dengan siklus haid yang tidak teratur?
7. Apa sajakah tanda tanda kehamilan?
8. Apakah penyebab dari Blighted Ovum?
9. Mengapa dokter melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri?
10. Keadaan apa saja yang dapat menyebabkan hasil tes HCG +/- palsu?
11. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dilakukannya kuretase?
12. Mengapa dokter tidak dapat meraba tinggu fundus uteri?
13. Apakah BO termasuk dalam abortus?
14. Bagaimana cara dan interpretasi dari pemeriksaan Tes Pack?
15. Apakah diagnosis dari kasus?
16. Apa saja DD dari flek merah kehitaman?
17. Bagaimana mekanisme BO?
18. Apasaja faktor risiko seorang wanita mengalami BO?
19. Apa komplikasi pada organ reproduksi setelah dikuretase?
STEP III
1. LO

2. LO

3. LO

4. LO

5. LO

6. LO

7. LO

8. LO

9. LO

10. LO

11. LO

12. LO

13. LO

14. LO

15. LO

16. LO

17. LO

18. LO

19. LO

20. LO
SPIDER WEB
TANDA TANDA
FISIOLOGI AMENORRHEA
KEHAMILAN

DD
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
TRIMESTER I PSEUDOSIESIS

PEM. GANGGUAN
PEM. FISIK • ABORTUS
PENUNJANG
• KET
• BO
• MOLA
HIDATIDOSA

FAKTOR RISIKO KLASIFIKASI PATOFISIOLOGI PENATALAKS


DAN & ANAAN
ETIOLOGI PATOGENESIS
LO

• Mengetahui fisiologis dari kehamilan dan tanda tanda kehamilan


• Mengetahui Diagnosis dan DD dari kehamilan
• Mengetahui dan menjelaskan gangguan pada kehamilan trimester 1 :
• Abortus
• KET
• BO
• Mola Hidatidosa
FISIOLOGI KEHAMILAN
TANDA TANDA KEHAMILAN
DUGAAN HAMIL TANDA KEMUNGKINAN TANDA PASTI HAMIL
(PRESUMPTIVE) HAMIL (PROABLE) (POSITIVE)

• Amenorrhea • Perut membesar • Gerakan janin yang dapat


• Nause & Vomiting • Uterus membesar dinilai / diraba
• Mammae membesar • Tanda hegar • Denyut jantung janin (+)
• Anoreksia • Tanda chadwick • Terlihat tulang – tulang
• Sering miksi • Tanda piscaseck janin dengan foto rontgen
• Pigmentasi kulit • Hcg (+) (tidak disarankan)
• Fatigue
• Konstipasi
DD KEHAMILAN

• Amenorrhea  Tidak terjadinya siklus haid pada seorang


wanita:
• Amenorrhea primer
• Amenorrhea sekunder

• Pseudosiesis  Hamil palsu, suatu keadaan dimana seorang


perempuan tidak hamil namun merasa atau percaya bahwa
dirinya sedang hamil, meskipun tidak ada bukti fisik kehamilan
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Akhir Besar uterus Tinggi fundus uteri
bulan
• Anamnesis 1 Lebih besar dari Belum teraba (palpasi)
biasa
• Pemeriksaan fisik 2 Dibelakang simfisis
3 Telur bebek 1-2 jari diatas simfisis
• Inspeksi
4 Telur angsa Pertengahan simfisis-pusat
• Palpasi
5 Kepala bayi 2-3 jari dibawah pusat
• Auskultasi (DJJ) 6 Kepala dewasa Kira-kira setinggi pusat
7 Kepala dewasa 2-3 jari diatas pusat
8 Kepala dewasa Pertengahan pusat-proc.xyphideus
9 Kepala dewasa 3 jari dibawah px ataua sampai setinggi
px
10 Kepala dewasa Sama dengan kehamilan 8 bulan namun
melebar kesamping
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Plano test – Test pack


• Pemeriksaan laboratorium
• USG
GANGGUAN KEHAMILAN TRIMESTER I

• ABORTUS
• KET (Kehamilan Ektopik Terganggu)
• BO ( Blighted Ovum )
• Mola Hidatidosa
ABORTUS

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum


janin dapat hidup di luar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas usia
kehamilan kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru
menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.
FAKTOR PREDISPOSISI

• Faktor dari janin (fetal),yang terdiri dari: kelainan genetik (kromosom)

• Faktor dari ibu (maternal), yang terdiri dari: infeksi, kelainan


hormonal seperti hipotiroidisme, diabetes mellitus, malnutrisi,
penggunaan obatobatan, merokok, konsumsi alkohol, faktor immunologis
dan defek anatomis seperti uterus didelfis, inkompetensia serviks
(penipisan dan pembukaan serviks sebelum waktu in partu, umumnya
pada trimester kedua) dan sinekhiae uteri karena sindrom Asherman.

• Faktor dari ayah (paternal): kelainan sperma


KLASIFIKASI
DIAGNOSIS

• Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak


• Perut nyeri dan kaku
• Pengeluaran sebagian produk konsepsi
• Serviks dapat tertutup maupun terbuka
• Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya

Diagnosis Abortus ditegakkan dengan bantuan ultrasonografi


TATALAKSANA
Tatalaksana Umum

• Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,
pernapasan, suhu).
• Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan
tatalaksana awal syok
• Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan kombinasi antibiotika sampai
ibu bebas demam untuk 48 jam:
• Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
• Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
• Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit .
• Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional.
TATALAKSANA KHUSUS
Abortus iminens Abortus insipiens Abortus komplit

• Pertahankan kehamilan. • Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu:lakukan • Tidak diperlukan evakuasi lagi.
• Tidak perlu pengobatan khusus evakuasi isi uterus Jika evakuasi tidak dapat dilakukan • Lakukan konseling untuk
• Jangan melakukan aktivitas fisik yang segera: memberikan dukungan emosional
berlebihan atau berhubungan seksual. • Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 dan menawarkan kontrasepsi pasca
• Jika perdarahan berhenti, pantau menit kemudian bila perlu) keguguran.
kondisi ibu selanjutnya • Rencanakan evakuasi segera. • Observasi keadaan ibu.
pada pemeriksaan antenatal termasuk • Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu: • Apabila terdapat anemia sedang,
pemantauan kadar Hb dan USG • Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan berikan tablet sulfas ferosus 600
panggul serial setiap 4 minggu. dan evakuasi sisa hasil konsepsi dari dalam uterus. mg/hari selama 2 minggu, jika
Lakukan penilaian ulang bila • Bila perlu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 anemia berat berikan transfusi darah.
perdarahan terjadi lagi. liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan • Evaluasi keadaan ibu setelah 2
• Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu minggu.
kondisi janin dengan USG. pengeluaran hasil konsepsi
Nilai kemungkinan adanya penyebab • Lakukan pemantauan pascatindakan setiap 30 menit
lain. selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke
ruang rawat.
• Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam,
tanda akut abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam
selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24 jam.
Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu
dapat diperbolehkan pulang
Abortus inkomplit Missed abortus

• Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia • Jika usia kehamilan <12 minggu: evakuasi dengan AVM atau
kehamilan kurang dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin sendok kuret.
untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks. • Jika usia kehamilan >12 minggu namun <16 minggu: pastikan
• Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 serviks terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks sebelum
minggu, lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) dilakukan dilatasi dan kuretase. Lakukan evakuasi dengan tang
adalah metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya abortus dan sendok kuret.
dilakukan bila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak dapat segera • Jika usia kehamilan 16-22 minggu: lakukan pematangan serviks.
dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 Lakukan evakuasi dengan infus oksitosin 20 unitdalam 500 ml NaCl
menit kemudian bila perlu). 0,9%/Ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga terjadi
• Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU ekspulsi hasil konsepsi. Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi,
oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan evaluasi kembali sebelum merencanakan evakuasi lebih lanjut.
kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu pengeluaran hasil • Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30 menit selama 2
konsepsi. jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
• Lakukan evaluasi tanda vital pascatindakan setiap 30 menit selama 2 • akukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat. abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa
• Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut kadar hemoglobin setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan
abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat diperbolehkan pulang.
kadar hemoglobin setelah 24 jam. BIla hasil pemantauan baik dan
kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat diperbolehkan pulang.

Waspadalah bila tidak ditemukan adanya jaringan hasil konsepsi pada


sampel kuretase! Lakukan evaluasi ulang atau rujuk untuk memeriksa
kemungkinan adanya kehamilan ektopik.
BLIGHTED OVUM

kehamilan anembrionik merupakan kehamilan patologi dimana embrio tidak terbentuk sejak
awal walaupun kantung gestasi tetap terbentuk.

Etiologi :
• Kelainan kromosom
• Pembelahan sel abnormal

• Infeksi TORCH, rubella


• Faktor imunologi
• DM tidak terkontrol
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

Konsepsi
(pertemuan ovum dan Muncul gejala
sperma) kehamilan
Akibat berbagai
faktor

Hormon memberi
Ovum yang dibuahi tidak signal pada ovarium
berkembang sempurna, dan otak, bahwa
hanya plasenta yang sudah ada hasil
terbentuk berisi cairan konsepsi dalam rahim

Tertanam di rahim Menghasilkan


hormone hcg
DIAGNOSIS
• Keluar flek merah kehitaman
• Merasa gejala-gejala hamil normal
• Adanya nyeri abdomen

Diagnosis ditegakkan dengan bantuan USG


PENATALAKSANAAN

• Pemberian ringer laktat


• Lakukan tindakan Kuretase
KET
(KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim
(uterus). Hampir 95% kehamilan ektopik terjadi di berbagai segmen tuba
Falopii, dengan 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum atau di
dalam serviks. Apabila terjadi ruptur di lokasi implantasi kehamilan, maka
akan terjadi keadaan perdarahan masif dan nyeri abdomen akut yang disebut
kehamilan ektopik terganggu.
FAKTOR PREDISPOSISI

• Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya


• Riwayat operasi di daerah tuba dan/atau tubektomi
• Riwayat penggunaan AKDR
• Riwayat infeksi saluran kemih dan pelvic inflammatory disease/PID
• Adanya tumor didaerah sekitar tuba
• Kelainan endometriosis tuba
• Faktor hormonal
• Riwayat sectio secarean
LETAK – LETAK KET
DIAGNOSIS
• Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah sedang
• Kesadaran menurun
• Pucat
• Hipotensi dan hypovolemia
• Nyeri abdomen dan pelvis
• Nyeri goyang porsio
• Serviks tertutup

Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG.


PENATALAKSANAAN

A. Tatalaksana Umum
• Resusitasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat (500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam
pertama.
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
B. Tatalaksana Khusus

• Persiapan laparotomi.
• Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii:
 Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi (eksisi
bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi)
 Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan melakukan
salpingostomi untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi dikeluarkan,
tuba dipertahankan)
• Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu. Atasi anemia dengan
pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6 bulan.
MOLA HIDATIDOSA

Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik


gestasional, yang disebabkan oleh kelainan pada villi khorionik
yang disebabkan oleh proliferasi trofoblastik dan edem
FAKTOR PREDISPOSISI

• Usia – kehamilan terlalu muda dan tua


• Riwayat kehamilan mola sebelumnya
• Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan
kontraseptif oral
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

Sel gonad tidak bagus

Hasil konsepsi mati pada 3- Hasil konsepsi nidasi


Terjadi kelainan kromosom
5 hari

Sinsitio trophoblast
Bersifat hidrofobik Proliferasi tropoblast berkembang

Tropoblas menarik air Pemb. Darah rentan

Gelembung bersisi air Bentuk seperti anggur Ruptur


DIAGNOSIS
• Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak
• Mual dan muntah hebat
• Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan
• Tidak ditemukan janin intrauteri
• Nyeri perut
• Serviks terbuka
• Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
• Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)

Penegakkan diagnosis kehamilan mola dapat dibantu dengan


pemeriksaan USG.
PENATALAKSANAAN
A. Tatalaksana Umum

• Perhatian! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas


kesehatan dasar, ibu harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap.
• Jika serviks tertutup, pasang batang laminaria selama 24 jam
untuk mendilatasi serviks.
• Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada mola berukuran besar.
B. Tatalaksana Khusus

• Lakukan evakuasi dengan menggunakan Aspirasi Vakum Manual (AVM) dan kosongkan isi
uterus secara cepat. Pastikan tersedia tiga tabung AVM yang siap dipakai karena
banyaknya jaringan yang dievakuasi. Aspirasi vakum elektrik lebih diutamakan bila tersedia.
• Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus oksitosin 10 unit dalam 500 ml NaCl
0.9% atau RL dengan kecepatan 40-60 tetes/menit untuk mencegah perdarahan.
• Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih ingin memiliki anak, atau
tubektomi bila ingin menghentikan kesuburan
• Selanjutnya ibu dipantau:
• Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.
• Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut, ibu
dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier yang mempunyai fasilitas kemoterapi.
• HCG urin yang belum memberi hasil negatif setelah 8 minggu juga mengindikasikan ibu
perlu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier.
Blighted Ovum Mola Hidatidosa

Você também pode gostar