Você está na página 1de 4

ANALISIS LINGKUNGAN TAMBANG

EMAS DAN TATA GUNA LAHAN


TERHADAP GEOLOGI LINGKUNGAN
DIDAERAH POBOYA KECAMATAN
MANTIKULORE
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perencanaan tata guna lahan yaitu sebuah pemanfaatan dan
penataan lahan yang dilakukan dengan kondisi eksisting alam, dimana
proses dimulai dari tahap survei kemudian pengamatan dan
pengkajian ulang agar mencapai hasil yang diharapkan. Identifikasi
suatu wilayah perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan
dan perkembangan di masa yang akan datang. Untuk kawasan
pemukiman kelerengan 0-15% (datar hingga landai) dan untuk
kawasan ruang terbuka hijau tingkat kelerengan 15-25% (agak curam).
Perubahan penggunaan lahan dapat saja terjadi apabila adanya
perubahan/perbedaan nilai fungsi lahan sebelum dan sesudahnya yang
bernilai ekonomi lebih tinggi dari sebelumnya. Salah satu
pendorongnya adalah peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan
lainnya yang dapat menimbulkan perubahan dalam penggunaan lahan.
Poboya adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Palu Timur, Kota
Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Kini Poboya telah menjadi areal
aktifitas pertambangan emas yang tak terkendali. Poboya yang
dahulunya merupakan kawasan pertanian dengan hamparan sawah,
ladang dan kebun-kebun masyarakat, kini dipenuhi dengan mesin-
mesin tromol pengolah emas dan lubang-lubang menganga bekas
galian para penambang.
berkurangnya debit air sungai Poboya dan Kawatuna akibat
penggunaan air oleh mesin-mesin pengolahan emas telah
mengorbankan sumber-sumber pendapatan dan mata pencaharian
masyarakat,aktifitas penghancuran bukit dan lahan itu telah menyebar
ke wilayah-wilayah sekitarnya, bahkan mesin-mesin tromol pengolah
emas telah beroperasi di tengah-tengah pemukiman warga krisis
lingkungan akibat aktivitas pertambangan emas ilegal di daerah
Poboya. Penggunaan merkuri dalam penambangan emas di daerah ini
berpotensi mengontaminasi 400 ribu jiwa penduduk Kota Palu.
Rumusan Masalah

Você também pode gostar