Você está na página 1de 28

Disusun oleh:

 Zipora Apriliana (15330003)


 RM Arga Yudha D (15330010)
 Endah Sedyoningrum (15330011)
 Shella Nilambumala (15330012)
 Monalisa (15330016)
 Fauzi Maulana (15330021)
 Anglia Ananda A (15330022)
 Ami Rahmawati S (15330032)
 Riswan Arianto (15330033)
 Golongan I : membentuk endapan dengan HCl
encer
◦ Pb2+, Hg+, Ag+
 Golongan II : tidak bereaksi dengan HCl,
membentuk endapan dengan H2S
◦ Hg(2+), Bi2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn3+
 Golongan III : membentuk endapan dengan NH4S
◦ Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Al3+, Zn2+, Mn2+
 Golongan IV : membentuk endapan dengan (NH4)2
CO3
◦ Ca2+, Sr2+, Ba2+
 Golongan V : tidak bereaksi dengan reagen
golongan sebelumnya
◦ Mg, Na, NH4+, Li, H
SAMPEL

Gol II, III,


+ HCl
IV, V

Golongan Gol III, IV,


+ H 2S
I V

Golongan
(NH4)2S Gol IV, V
II

Golongan Golongan
(NH4)2CO3
III V

Golongan
IV
• Tidak bereaksi dengan HCl, tetapi membentuk
endapan dengan H2S dalam suasana asam encer.
• Pereaksi golongan : H2S  bentuk endapan garam
sulfida.
• Kation golongan II dibagi menjadi 2 sub-golongan
berdasarkan kelarutan endapan sulfida terhadap
ammonium polisulfida.
II A (gol. Tembaga) : Hg2+, Cu2+, Bi3+, Cd2+, Pb2+
II B (gol. Arsenik) : As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, , Sn2+,
Sn4+
• Sulfida dari sub-golongan II A tidak dapat larut dalam
amonium polisulfida, sedangkan pada sub-golongan
II B dapat larut.
• Kondisi pH penting : jika konsentrasi asam ↑ maka
Cu2+, Cd2+, Pb2+ tidak sempurna pengendapannya,
namun jika konsentrasi asam ↓ maka sulfida dari
golongan III akan ikut mengendap.

• Reaksi yang terjadi:


Cu2+ + S2-  2CuS (↓endapan hitam)
Endapan kation lainnya : CdS (kuning), Bi2S3 (coklat),
SnS2 (kuning), Sb2S3 (jingga), HgS (hitam), PbS (hitam),
As2S3 (kuning), As2S5 (kuning), Sb2S5 (jingga), SnS (coklat).
Dari proses-proses tersebut akan menghasilkan
endapan kation golongan II dengan berbagai
warna yang telah terpisah dari filtratnya
Endapan yang terjadi Warna endapan
Merkurium(II)sulfida / HgS Hitam
Timbel(II)sulfida / PbS Hitam
Tembaga(II)sulfida / CuS Hitam
Kadnium(II)sulfida / CdS Kuning
Bismut(III)sulfida / Bi2S3 Coklat
Arsenik(III)sulfida / As2S3 Kuning
Arsenik(V)sulfida / As2S5 Kuning
Stibium(III)sulfida / Sb2S3 Merah jingga
Stibium(V)sulfida / Sb2S5 Jingga
Timah(II)sulfida / SnS Coklat
Timah(IV)sulfida / SnS2 Kuning
MERKURIUM (RAKSA),HG (AR : 200,59)

Reaksi ion merkurium (II) dengan


hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh):
dengan adanya asam klorida encer,mula-mula
akan terbentuk endapan putih merkurium (ii) kloro
sulfida yang terurai bila ditambahkan hidrogen
sulfida lebih lanjut ,dan ahirnya terbentuk
endapan hitam merkurium (ii) sulfida (b)
Reaksi-reaksi ion bismut (III) Reaksi-reaksi ini dapat
dipelajari dengan larutan bismut (III) nitrat 0,2M, yang
mengandung kira-kira 3-4 persen asam nitrat.

1. Hidrogen sulfida (gas larutan air jenuh): endapan


hitam bismut sulfida:
2Biᵌ⁺ + 3H₂S → Bi₂S₃↓ + 6H⁺
Endapan tak larut dalam asam encer dingin dan dalam
amonium sulfida. Asam klorida pekat yang mendidih
melarutkan endapan, pada mana gas hidrogen sulfida
dibebaskan.
Bi₂S₃↓ + 6HCl → 2Biᵌ⁺ + 6Cl⁻ + 3H₂S↑
Asam nitrat encer panas melarutkan bismut sulfida, dan
meninggalkan belerang dalam bentuk endapan putih :
Bi₂S₃↓ + 8H⁺ + 2NO⁻₃ → 2Biᵌ⁺ + 3S↓ + 2NO↑ + 4H₂O
TEMBAGA, Cu (Ar: 63.54)
Reaksi Ion Tembaga

Hidrogen Sulfida (gas atau larutan-air jenuh): endapan hitam,


tembaga (II) sulfida :

Cu² + H₂S → CuS + 2H⁺

larutan harus asam (1M dalam asam klorida) untuk memperoleh


endapan kristal yang mudah disaring. Tanpa adanya asam, atau dalam
larutan yang hanya sedikit sekali asam, diperoleh endapan koloid yang
hitam kecoklatan. Dengan menambah sedikit asam dan mendidihkan,
dapat tercapai koagulasi (penggumpalan).
Endapan tak larut dalam asam sulfat encer (1M) mendidih
(perbedaan dari kadmium), dalam natrium hidroksida, natrium sulfida,
amonium sulfida, dan hanya sedikit sekali larut dalam polisulfida.
Kadmium adalah logam putih
keperakan,yang dapat di tempa dan
diliat.melebur pada suhu 321 derajat
celcius,melarut dengan lambat dengan
Asamencer dengan melepaskan hidrogen.
sulfidanya tak larut dan membentuk larutan
kuning khas
ARSENIK, As(Ar : 74,920)
Larutan dinatrium hidrogen arsenat
Na2HAsO4.7H2 0,1 M dapat di pakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi ini. Larutan harus
mengandung sedikit asam klorida encer.

Hidrogen sulfida tak terjadi endapan


segera dengan adanya asam klorida
encer. Jika aliran gas di teruskan,
campuran arsenik (III) sulfida As2S3 dan
belerang mengendap dengan lambat.
Pengendapan akan lebih cepat dalan
larutan panas:
AsO43- + H2S  AsO33- + S + H2O
2AsO33- + 3H2S + 6H+  As2S3  + 6H2O
STIBIUM, Sb (Ar : 121,75)

Stibium adalah logam putih keperakan


yang mengkilap, dan melebur pada 630oC.
Stibium tak larut dalam asam klorida dan
dalam asam sulfat encer. Dalam asam sulfat
pekat yang panas ia melarut perlahan-lahan
dengan membentuk ion stibium (III)
Sb2S3 + 3S2-  2SbS33-
2SbS33- + 6H+  Sb2S3 + H2S
Sb2S3 + 4S2-  2SbS43- + S32-
SbS43- + 6H+  Sb2S5 + 3H2S
S22- + 2H+  H2 + 2S
Timah adalah logam putih perak, yang dapat ditempa dan liat
pada suhu biasa, tetapi pada suhu rendah menjadi getas karena berubah
menjadi suatu modifikasi alotropi yang berlainan. Ia meleleh pada
suhu 231,8℃.
Reaksi ion timah dengan Hidrogen sulfida

1. Timah (II) sulfida


endapan coklat timah (II) sulfida, SnS, dari larutan yang tak
terlalu asam. Endapan larut dalam As.klorida pekat, tapi tidak larut
dalam lar. Ammonium-sulfida yang tak berwarna, dengan
membentuk tiostanat.

Sn2+ + H2S  SnS (endapan) + 2H+


SnS(endapan) + S22-  SnS32-
Sns32- + 2H+  SnS2(endapan) + H2S(gas)
2. Timah (IV) Sulfida

endapan kuning timah (IV) sulfida, SnS2, dari


larutan asam encer. Endapan larut dalam
as.klorida pekat.

Sn4+ + 2H2S  SnS2(endapan) + 4H+


SnS2(endapan) + S2-  SnS32-
SnS2(endapan) + 2S32-  SnS32- + S32-
SnS32- + 2H+  SnS2(gas) + H2S(endapan)
Membedakan SnS dan SnS2

[SnCl4]2-(aq) + H2S(aq) <==> SnS(s) + 2H+(aq) + 4Cl-(aq)

[SnCl6]2-(aq) + 2H2S(aq) <==> SnS2(s) + 4H+(aq) + 6Cl-(aq)

Você também pode gostar