Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HEPATITIS B
OLEH :
Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan
vena porta. Arteri hepatica keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah
pada hati, darah yg masuk ke hati akhirnya keluar sebagai vena
hepatica. Sedangkan vena porta terbentuk dari lienalis dan vena
mensentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya ke hati, darah ini
membawa zat makanan kehati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan
usus halus.
Fungsi Hepar :
Definisi :
Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang
dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme,
obat-obatan, alkohol, maupun parasit. (Wening Sari, 2008).
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis
B,suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.Hepatitis
B akut jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan sedangkanHepatitis B kronis
bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis ataulaboratorium atau pada
gambaran patologi anatomi selama 6 bulan (Mustofa &Kurniawaty, 2013).
Etiologi hepatitis B yaitu :
Sel hati manusia merupakan target organ bagi virus Hepatitis B. Virus Hepatitis B mula-
mula melekat pada reseptor spesifik di membran sel hepar, kemudian mengalami
penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar. Virus melepaskan mantelnya di sitoplasma,
sehingga melepaskan nukleokapsid. Selanjutnya nukleokapsid akan menembus sel
dinding hati. Asam nukleat VHB akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel
pada DNA hospes dan berintegrasi pada DNA tersebut.
Proses selanjutnya adalah DNA VHB memerintahkan sel hati untuk membentuk protein
bagi virus baru. Virus Hepatitis B dilepaskan ke peredaran darah, terjadi mekanisme
kerusakan hati yang kronis disebabkan karena respon imunologik penderita terhadap
infeksi Respon imun host terhadap antigen virus merupakan faktor penting terhadap
kerusakan hepatoseluler dan proses klirens virus, makin lengkap respon imun, makin
besar klirens virus dan semakin berat kerusakan sel hati. (Mustofa Kurniawaty,2013)
woc
Manifestasi klinis Hepatitis B :
o Fase ikterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dg munculnya
gejala.
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut
ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan
menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada
alkoholik.
Penatalaksanaan :
1. Medis
a) Pencegahan :
penderita hepatitis B sampai 6 bln sebaiknya tidak donor darah
pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa
memberi pengaruh yang baik. dalam dosis 0,02ml / kg BB,
intramuskular.
b) Obat-obatan terpilih
2. Keperawatan
a) Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai gejala
pembesaran hati kenaikan bilirubin kembali normal.
b) Nutrisi yang adekuat
c) Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisahan dari
keluarga
d) Pengendalian dan pencegahan
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
a) pemeriksaan pigmen :
b) Pemeriksaan protein
c) Waktu protombin
d) Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
Radiologi
a) Rontgen
b) Kolestogram dan kalangiogram
c) Arteriografi pembuluh darah seliaka
Pemeriksaan tambahan
a) Laparoskopi
b) biopsi hati
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Identitas klien :
Jenis klelamin: banyak dialami laki2 dibandingkan perempuan karena terkait dg
beberapa faktor penyebab, pengunaan obat suntikan, homoseksual,
heteroseksual dan orang2 yang terkait hepatitis B .
Lingkungan: penularan secra horizontal telah terjadi oleh penyalah penggunaan
obat, penggunaa instrumens yang tidak steril, tusuk jarum dan tindik.
Umur : infeksi sering terjadi pada usia yang lebih tua, ditularkan secra horizontal
pd masa anak dg kontak erat penggunaan sikat gigi, pisau cukur atau berciuman
dan kontak seksual
Lanjutan…
2) Riwayat kesehatan :
a) Keluhan utama : klien merasakan mual muntah, demam, ikterus pada daerah
mata dan kulit, nyeri abdomen kanan atas.
a ) Kepala:
I: Muka normal,simetris kan dan kiri warna muka ikterik, rambut hitam,
bentuk tengkorak normal, kulit kepala normal, perdangan(-), tumor maupun
bekas luka(-)
P: massa(-), pembengkakan, nyeri (-)
b) Mata :
I: Sklera mata tampak ikterik, konjungtiva merah muda, ptosis(-)
pertumbuhan rambut bulu mata baik, reaksi pupil terhadap cahaya isokor.
P: massa(-), odem(-), nyeri tekan(-)
c ) Telinga
I: Bentuk normal,warna coklat, lesi (-), odem(-), serumen(-), kotoran maupun
perdarahan(-)
P: nyeri tekan(-).
d) Hidung:
I: lesi(-), pembengkakan(-), lubang hidung simetris.
P: nyeri tekan pada tulang hidung(-), nyeri tekan (-)
e) Mulut:
I: Mukosa bibir kering, lesi(-), warna lidah pucat, kelainan pada dasar mulut(-)
dan palut lidah atau kecacatan(-).
P: nyeri tekan(-), massa atau tumor(-)
f). Leher
I: Bentuk leher simetris,warna kulit leher ikterus, pembengkakan(-), pembesaran tiroid(-)
P: nyeri tekan(-), pembesran limfe(-)
g). Dada:
I: Bentuk dada simetris kanan dan kiri, odem(-), peradangan(-)
P: nyeri tekan(-), massa(-), kesimetrisan ekspansi dada normal.
P: Terdapat suara paru sonor pada ics 1-5
A: Terdapat suara vesikuler.
h). Perut:
I: Bentuk perut flat, lesi(-), odem(-)
A: Terdapat suara bising usus 10-12 kali/menit
P: Terdapat suara timpani
P: terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas.
i). Genetalia
I: lesi(-), peradangan(-), pertumbuhan rambut pubis merata, odem(-)
P: nyeri tekan(-), massa(-)
NIC :
1) Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
2) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering.
3) Pertahankan hyegiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan.
4) Anjurkan makan sedikit tapi sering.
5) Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak.
6) Kolaborasikan dengan advice dokter dalam pemberian obat antiemetik dan
analgesik sebelum makan atau sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
Lanjutan…
NIC :
1) Beikan informasi tentang nyeri,seperti penyebab, seberapa lama nyeri akan
berakhir.
2) Lakukan observasi nyeri yang komperhensif meliputi lokasi, karakteristik,
awitan, frekensi, intesitas atau tingkat keparahan nyeri.
3) Berikan massase punggung dan posisi yang nyaman
4) Ajarkan teknik nonfamakologi yaitu distraksi, relaksasi, terapi musik, kompres
hangat sebelum, setelah nyeri terjadi atau meningkat
5) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian analgetik
Lanjutan…