Você está na página 1de 25

ASUHAN KEPERAWATAN

HEPATITIS B

OLEH :

1) ARDLIAN LUTHFILIA ARIFIN ( 2015.02.054 )


2) AY U C H A N D A N I ( 2 0 1 5 . 0 2 . 5 6 )
3) F R E D H A A D I WA R D A N A ( 2 0 1 5 . 0 2 . 0 6 8 )
4) I C A D W I L E S TA R I ( 2 0 1 5 . 0 2 . 0 7 0 )
ANATOMI FISIOLOGI HEPAR

Hati terletak dibagian teratas dalam rongga abdomen disebelah kanan


dibawah diafragma dan hati secara luas dilindungi oleh iga-iga, berat
hati rata-rata sekitar 1500 gr 2,5% dari berat tubuh pada orang
dewasaa normal, hati dibagi menjadi 4 lobus.

Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan
vena porta. Arteri hepatica keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah
pada hati, darah yg masuk ke hati akhirnya keluar sebagai vena
hepatica. Sedangkan vena porta terbentuk dari lienalis dan vena
mensentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya ke hati, darah ini
membawa zat makanan kehati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan
usus halus.
Fungsi Hepar :

1) Fungsi vaskuler untuk menyimpan dan filtrasi darah.


2) Fungsi metabolisme :
 Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu yang
mengalir melalui saluran empedu ke saluran pencernaan.
 Tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
 Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah.
 Tempat menyimpan beberapa vitamin (vitamin A, D, E, K), mineral
(termasuk zat besi).
 Mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol.
 Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan
menyerap zat gizi penting.
 Menetralkan dan menghancurkan substansi beracun (detoksikasi) serta
memetabolisme alkohol.
 Membantu menghambat infeksi.
Konsep Hepatitis B

Definisi :
Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang
dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme,
obat-obatan, alkohol, maupun parasit. (Wening Sari, 2008).

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis
B,suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.Hepatitis
B akut jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan sedangkanHepatitis B kronis
bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis ataulaboratorium atau pada
gambaran patologi anatomi selama 6 bulan (Mustofa &Kurniawaty, 2013).
Etiologi hepatitis B yaitu :

Virus Hepatitis B adalah virus (Deoxyribo Nucleic Acid) DNA


terkecil berasal dari genus Orthohepadnavirus famili Hepadnaviridae
berdiameter 40-42 nm(Hardjoeno, 2007). Masa inkubasi berkisar
antara 15-180 hari dengan rata-rata60-90 hari (Sudoyo et al, 2009).
Bagian luar dari virus ini adalah proteinenvelope lipoprotein,
sedangkan bagian dalam berupa nukleokapsid atau core (Hardjoeno,
2007).

( Gambar 1 : Virus Hepatitis B )


Patofisiologi Hepatitis B :

Sel hati manusia merupakan target organ bagi virus Hepatitis B. Virus Hepatitis B mula-
mula melekat pada reseptor spesifik di membran sel hepar, kemudian mengalami
penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar. Virus melepaskan mantelnya di sitoplasma,
sehingga melepaskan nukleokapsid. Selanjutnya nukleokapsid akan menembus sel
dinding hati. Asam nukleat VHB akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel
pada DNA hospes dan berintegrasi pada DNA tersebut.
Proses selanjutnya adalah DNA VHB memerintahkan sel hati untuk membentuk protein
bagi virus baru. Virus Hepatitis B dilepaskan ke peredaran darah, terjadi mekanisme
kerusakan hati yang kronis disebabkan karena respon imunologik penderita terhadap
infeksi Respon imun host terhadap antigen virus merupakan faktor penting terhadap
kerusakan hepatoseluler dan proses klirens virus, makin lengkap respon imun, makin
besar klirens virus dan semakin berat kerusakan sel hati. (Mustofa Kurniawaty,2013)
woc
Manifestasi klinis Hepatitis B :

Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu:


o Fase Inkubasi
Fase inkubasi antara 15-180 hari dengan rata-rata60-90 hari.

o Fase prodromal (pra ikterik)


Timbulnya gejala ikterus, malaise umum, mialgia, artalgia, mudah lelah, gejala saluran
napas atas dan anoreksia. Diare atau konstipasi dapat terjadi, nyeri abdomen

o Fase ikterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dg munculnya
gejala.

o Fase konvalesen (penyembuhan)


Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan
abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya
nafsu makan.
Lanjutan…

Perjalanan hepatitisB kronik dibagi menjadi tiga fase penting yaitu :


1. Fase Imunotoleransi
2. Fase Imunoaktif (Clearance)
3. Fase Residual
Komplikasi :

Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut
ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan
menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada
alkoholik.
Penatalaksanaan :

1. Medis
a) Pencegahan :
penderita hepatitis B sampai 6 bln sebaiknya tidak donor darah
pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa
memberi pengaruh yang baik. dalam dosis 0,02ml / kg BB,
intramuskular.
b) Obat-obatan terpilih

2. Keperawatan
a) Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai gejala
pembesaran hati kenaikan bilirubin kembali normal.
b) Nutrisi yang adekuat
c) Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisahan dari
keluarga
d) Pengendalian dan pencegahan
Pemeriksaan Diagnostik

Laboratorium
a) pemeriksaan pigmen :
b) Pemeriksaan protein
c) Waktu protombin
d) Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
Radiologi
a) Rontgen
b) Kolestogram dan kalangiogram
c) Arteriografi pembuluh darah seliaka
Pemeriksaan tambahan
a) Laparoskopi
b) biopsi hati
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1) Identitas klien :
 Jenis klelamin: banyak dialami laki2 dibandingkan perempuan karena terkait dg
beberapa faktor penyebab, pengunaan obat suntikan, homoseksual,
heteroseksual dan orang2 yang terkait hepatitis B .
 Lingkungan: penularan secra horizontal telah terjadi oleh penyalah penggunaan
obat, penggunaa instrumens yang tidak steril, tusuk jarum dan tindik.
 Umur : infeksi sering terjadi pada usia yang lebih tua, ditularkan secra horizontal
pd masa anak dg kontak erat penggunaan sikat gigi, pisau cukur atau berciuman
dan kontak seksual
Lanjutan…

2) Riwayat kesehatan :

a) Keluhan utama : klien merasakan mual muntah, demam, ikterus pada daerah
mata dan kulit, nyeri abdomen kanan atas.

a) Riwayat penyakit sekarang : mual muntah(+), nyeri pada abdomen(+) dan


terjadi kelelahan dalam melakukan aktivitas

a) Riwayat penyakit dahulu: anggota keluarga yang juga pernah mengalami


penyakit hepatitis B dan khususnya pada ibu yang pernah menderita
hepatitis kronik.
3) Pemeriksaan fisik

a ) Kepala:
I: Muka normal,simetris kan dan kiri warna muka ikterik, rambut hitam,
bentuk tengkorak normal, kulit kepala normal, perdangan(-), tumor maupun
bekas luka(-)
P: massa(-), pembengkakan, nyeri (-)

b) Mata :
I: Sklera mata tampak ikterik, konjungtiva merah muda, ptosis(-)
pertumbuhan rambut bulu mata baik, reaksi pupil terhadap cahaya isokor.
P: massa(-), odem(-), nyeri tekan(-)
c ) Telinga
I: Bentuk normal,warna coklat, lesi (-), odem(-), serumen(-), kotoran maupun
perdarahan(-)
P: nyeri tekan(-).

d) Hidung:
I: lesi(-), pembengkakan(-), lubang hidung simetris.
P: nyeri tekan pada tulang hidung(-), nyeri tekan (-)

e) Mulut:
I: Mukosa bibir kering, lesi(-), warna lidah pucat, kelainan pada dasar mulut(-)
dan palut lidah atau kecacatan(-).
P: nyeri tekan(-), massa atau tumor(-)
f). Leher
I: Bentuk leher simetris,warna kulit leher ikterus, pembengkakan(-), pembesaran tiroid(-)
P: nyeri tekan(-), pembesran limfe(-)

g). Dada:
I: Bentuk dada simetris kanan dan kiri, odem(-), peradangan(-)
P: nyeri tekan(-), massa(-), kesimetrisan ekspansi dada normal.
P: Terdapat suara paru sonor pada ics 1-5
A: Terdapat suara vesikuler.

h). Perut:
I: Bentuk perut flat, lesi(-), odem(-)
A: Terdapat suara bising usus 10-12 kali/menit
P: Terdapat suara timpani
P: terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas.
i). Genetalia
I: lesi(-), peradangan(-), pertumbuhan rambut pubis merata, odem(-)
P: nyeri tekan(-), massa(-)

j). Alat gerak :


I: atrofi maupun hipertrofi(-), kontraktur(-), tremor (-), kelemahan(-)
P: odem(-), nyeri (-), terdapat krepitasi.
P: Kekuatan otot bisep dan trisep normal.
B). Diagnosa Keperawatan HepatitisB
1) Hipertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhdapa inflamsi hepar.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
3) Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yangmengalami inflamsi
hati dan bendungan vena porna.
4) Kerusakan intergritas kulit dan jaringan berhubungan dengan priritus
sekuder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
C ). Intervensi Keperawatan

 Hipertemi berhubungan dengan invansi virus agent dalm sirkulasi darah


sekunder terhadap inflamasi hepar
NIC :
1) Berikan informasi pada klien dan keluarga klien mengenai penyebab timbulnya
hipertermi dan tindakan yang akan dilakukan
2) Pada suhu minimal setiap 2 jam sesuai dengan kebutuhan
3) Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat untuk
mecegah dehidrasi
4) Berikan kompres hangat pada lipatan paha, aksila, dan kening.
5) Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan hanya selembar
kain
6) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian antipiretik
Lanjutan…

 nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan gangguan absorbsi dan


metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.

NIC :
1) Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
2) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering.
3) Pertahankan hyegiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan.
4) Anjurkan makan sedikit tapi sering.
5) Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak.
6) Kolaborasikan dengan advice dokter dalam pemberian obat antiemetik dan
analgesik sebelum makan atau sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
Lanjutan…

 nyeri berhubungna dengan pembengkakana hepar yang mengalami inflamasi


hati dan bendungan vena porta.

NIC :
1) Beikan informasi tentang nyeri,seperti penyebab, seberapa lama nyeri akan
berakhir.
2) Lakukan observasi nyeri yang komperhensif meliputi lokasi, karakteristik,
awitan, frekensi, intesitas atau tingkat keparahan nyeri.
3) Berikan massase punggung dan posisi yang nyaman
4) Ajarkan teknik nonfamakologi yaitu distraksi, relaksasi, terapi musik, kompres
hangat sebelum, setelah nyeri terjadi atau meningkat
5) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian analgetik
Lanjutan…

 Kerusakan intergritas kulit dan jaringan berhubungan dengan priritus sekuder


terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.

1). Pressure Management


· Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
· Hindari kerutan pada tempat tidur
· Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
· Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
· Monitor kulit akan adanya kemerahan
· Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
· Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
· Monitor status nutrisi pasien
· Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
2). Insision site care
· Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka
yang ditutup dengan jahitan, klip atau straples
· Monitor proses kesembuhan area insisi
· Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
· Bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril
· Gunakan preparat antiseptic, sesuai program
· Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka
(tidak dibalut) sesuai program
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Você também pode gostar