Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SRI HANDAYANI
APA ITU POST PARTUM ?
Konsep lama
Konsep baru
a. Temperatur
24 jam pertama akan meningkat Bila > 24 jam dan menetap dalam 2
38 C karena dehidrasi, hari suhu 38 C sepsis puerperalis
perubahan hormonal dan atau mastitis. Endometritis, infeksi
eksersi otot selama melahirkan tractus urinarius, infeksi lain
Lanjutan ….
b. Nadi / Pulse
6 – 8 hari post partum terjadi Nadi cepat hipovolume,
bradikardi karena penurunan hemorrhagi. Cemas, infeksi atau
cardiac out put dan stroke penyakit jantung
volume, Nadi : 50 - 70 x/mnt
masih dianggap normal, nadi
akan kembali normal dalam 3
bln post patum
c. Respirasi Hipoventilasi – hipotensi gejala
Akan kembali normal dalam penyerta blok anestesi
periode post partum
Volume darah 5,5 ltr antepartum → 5 ltr persalinan → 4,5 ltr pada minggu ke-1 →
4 ltr minggu ke-3
Hematokrit Hemokonsentrasi (pada hari ke-3-15 pasca persalinan) perdarahan >20%
volume, maka dapat terjadi hemodelusi
Eritrosit Hamil; bertambah 30% dibandingkan tidak hamil, postpartum:
bertambah 15% dibandingkan tidak hamil
Leukosit Leukositosis pada persalinan & awal nifasPada persalinan kadar
leukosit>10.000 belum dianggap infeksi. Pada ibu hamil kadar leukosit
sekitar 20.000-25.000, bila>25.000 telah terjadi infeksi
Cardiac output 80% peningkatan segera setelah persalinan dan kembali normal dalam
beberapa hari
CVP Meningkat segera setelah persalinan, kembali normal dalam beberapa
hari
PH Alkalosis respiratorik pada saat kehamilanAsidosis metabolik pada saat
awal persalinan sampai nifas
Glucosa menurun
C. Sistem Pernapasan
d. Sistem Perkemihan
Kontraksi miometrium
Uterus 90% massa terberatnya terdiri dari miometrium
sehingga proses pengecilan uterus sebagian besar terjadi di
miometrium dan sel-selnya menjadi lebih sedikit serta
beberapa serabut miometrium terfagositosis sehingga menjadi
kecil.
Pemberian uterotonika (ergometrin, orgonivimaleat) ditujukan
untuk mempercepat terjadinya involusi, dipergunakan sebagai
terapi pada kasus subinvolusi. Subinvolusi : involusi yang
terhambat
Kerja enzim proteolitik terhadap sitoplasma sel
miometrium
e. Dinding Abdomen
Hari I PP otot tidak mampu menampung isi, tampak seperti
masih hamil ajarkan senam nifas
f. Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur menjadi ciut
dan pulih kembali, kadang uterus jatuh ke belakang dan
menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum kendor.
g. Perubahan Payudara
Komunikasi
Peran sexual
Memeriksa
Bicara
Letakkan di dada
Reaksi bayi bangun, muka merah, mata berbinar
seolah-olah melihat
Bonding attachment dapat melibatkan ayah
Komplikasi bonding attachment :
Pada ibu yang mengalami persalinan resiko tinggi
dan komplikasi akan kontradiksi bonding
attachment, karena : sakit sehingga bayi dituduh
sebagai penyebab, komplikasi sehingga berpisah
dengan bayi
Kecemasan tinggi : bayi dibenci, benci diri dan benci
dengan suami
Attachment merupakan prioritas I
Adaptasi Sibling
Memperkenalkan bayi kepada keluarga
terutama pada kakaknya
Orang tua harus mampu membagi kasih
sayang perhatian pada semua anak
Reaksi cemburu sering sekali terjadi pada
kakaknya, terutama jika bayi menyita
waktu dan perhatian
Cara adaptasi sibling
Menjenguk ke rumah sakit
Telepon
2. Pemantauan involusi
Dilakukan dengan meraba tinggi fundus uteri (TFU) dan
melihat perubahan warna lochia, dipantau setiap hari
2 minggu / 15 hari post-partum : 1 jari diatas os simpisis pubis
40 hari post-partum, tidak teraba sama sekali
dapat terjadi gangguan involusi (subinvolusi) karena produk
kehamilan yang tertinggal, infeksi, nutrisi yang kurang baik
(terutama protein), anemia, atau pada multigravida, dimana
fungsi uterus tidak sebaik sebelumnya
3. Perawatan perineum dan perlukaan persalinan
Perlu dijaga agar luka bekas episiotomi tetap kering
dan bersih, dengan cara ditutup dengan pembalut,
jika sudah terasa lembab atau basah langsung
diganti (minimal 2 kali sehari)
Perlu diberi antiseptik lokal dan antibiotik topikal
(golongan sulfat) untuk mencegah infeksi sekunder
Perlu pengawasan tiap hari
Luka jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan
sembuh dalam 5-7 hari
4. Pengawasan fungsi miksi dan defekasi
Biasanya dalam 2 hari ibu postpartum belum bisa
BAB, karena :
Rektum kosong karena menjelang persalinan
dilakukan enema
Ibu takut jongkok karena takut merasa nyeri dan
kawatir jahitan episiotominya robek
BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.
Bila sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi berak
keras dapat diberikan laksan per-oral atau per-
rektal.
Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
Miksi hendaknya dapat dilakukan sendiri
secepatnya.
Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing
karena sfinter uretra ditekan kepala janin dan
spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama
persalinan, juga karena adanya edema kandung
kemih yang terjadi selama persalinan.
Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing,
sebaiknya dikateterisasi untuk mengistirahatkan
otot kandung kencing. Mobilisasi secepatnya,
kadang dapat mengatasi masalah ini.
5. Mobilisasi dan latihan
Setelah melahirkan ibu harus istirahat, tidur terlentang selama
8 jam pasca persalinan.
Setelah itu boleh miring kekanan dan kekiri untuk mencegah
terjadinya trombosis dan tromboemboli.
Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk, hari ke-3 boleh jalan.
Mobilisasi diatas mempunyai variasi, tergantung komplikasi
persalinan nifas dan sembuhnya luka-luka.
Latihan mobilisasi ini baik bagi ibu untuk mencegah komplikasi
jika ibu berbaring terus.
Setelah partus ibu suka merasa sakit jika tidur miring karena
rahim berada diluar panggul sehingga ikut berpindah-pindah
ketika ibu melakukan gerakan.
Hal tersebut dapat diatasi dengan memakai gurita. Perlu
diperhatikan gurita bermanfaat langsung pada saat rahim
masih besar, karena gurita ini berfungsi untuk fiksasi perut si
ibu.
Setelah 4 bulan rahim sudah kembali berada di dalam panggul,
jadi tidak perlu lagi difiksasi.
Ibu perlu malakukan latihan otot perut dan panggul
dengan cara sebagai berikut:
Tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot
perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan
angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai 5
kemudian rilex. Ulangi sebanyak 10 kali.
Untuk melatih kekuatan otot jalan lahir dan dasar panggul
dengan cara berdiri dengan tungkai tidak tegang. Kerutkan
dubur tahan dalam hitungan 1 sampai 5 kemudian
kendorkan dan ulangi latihan tersebut sebanyak 5 kali.
Kedua latihan tersebut dimulai dengan mengerjakan 5 kali
latihan untuk setiap kali gerakan. Setiap minggu naikkan
jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6
setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan
sebanyak 30 kali.
6. Perawatan payudara dan proses laktasi,
dilakukan perawatan kebersihan, massage
Perawatan payudara harus sudah dimulai sejak masa
kehamilan, supaya puting susu lemas, tidak keras dan
kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.