dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan, minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam organik dan asam mineral. Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat dalam gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka makan. Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem pencernaan manusia dan hewan. Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan pembersih lantai Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri lambung (antasid) Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku pupuk urea Di bidang kesehatan, prinsip reaksi asam-basa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit seperti maag, sengatan lebah, dan sengatan tawon. Sakit maag disebabkan kelebihan asam yang diproduksi lambung sehingga menyebabkan iritasi di selaput lender lambung. Di dalam lambung, makanan digiling kembali menjadi bentuk yang lebih kecil untuk dialirkan ke duodenum (bagian awal dari usus kecil). Lambung dapat memproduksi asam lambung yang mengandung asam klorida dan pepsin (hormone pencernaan). Asam tersebut berfungsi mengatur pencernaan makanan. Meskipun asam klorida bersifat korosif, asam klorida tidak merusak lapisan lambung karena tubuh manusia dikaruniai Tuhan lapisan mukosa yang berfungsi melindungi lambung dan alat pencernaan lainnya dari kekorosifan asam. Jadi, dalam kondisi normal, asam diperlukan untuk membantu pencernaan dalam mengolah makanan. Jika produksi asam di lambung berlebih, menyebabkan lapisan mukosa berlubang sehingga lambung menjadi luka. Prinsip reaksi asam dan basa juga dapat digunakan untuk mengobati sengatan lebah dan tawon. Berdasarkan hasil penelitian, sengatan lebah mengandung campuran asam amino, asam formiat, asam klorida, dan asam fosfat. Adapun sengatan tawon mengandung senyawa basa. Dengan mengetahui jenis senyawa yang terkandung dalam sengatan lebah dan tawon, kita dapat memprediksi cara mengobati sengatan lebah dan tawon. Asam yang terkandung dalam sengatan lebah dapat dinetralkan dengan mengoleskan senyawa basa, seperti sabun ke kulit yang tersengat. Adapun basa yang terkandung dalam sengatan tawon dapat dinetralkan dengan menambahkan senyawa asam, seperti asam cuka. Keasaman tanah berkaitan dengan kesuburan. Semakin asam tanah tersebut, semakin berkurang kesuburannya. Tanah yang bersifat asam dikenal dengan istilah tanah masam. Tanah yang bersifat asam dapat disuburkan kembali dengan cara menaburkan kapur dolomite yang mengandung CaCO3 dan MgCO3 ke dalam tanah. CaCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah hingga membentuk Ca(OH)2. Adapun MgCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah sehingga membentuk Mg(OH)2. Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 merupakan senyawa basa yang dapat menetralkan sifat asam pada tanah. Titrasi asam-basa (Dewi Lidiawati, Dinar, Elsa, Hariati, Mustofa Mansyur, Serly Yufianti, Srirahayu, 2012) Tujuan percobaan Melakukan titrasi asam basa menggunakan indikator. Alat dan bahan Alat Pipet volume 10 mol Erlenmeyer 3 buah berfungsi sebagai tempat penyimpanan larutan Corong berfungsi untuk membantu memasukan larutan ke dalam buret Buret 10 ml berfungsi untuk menitrasi larutan Statif dan Klem berfungsi sebagai pemegang buret Botol semprot Batang pengaduk Bahan Larutan HCl 0,1 M Larutan NaOH 0,2 M Indikator phenolftalein Kertas lakmus Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,2 M Dengan menggunakan pipet ukur 10 ml. Memasukan 10 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam labu Erlenmeyer. Mengukur pH dengan indikator kertas lakmus. Menambahkan 3 tetes indikator phenolftalein. Mencatat keadaan awal (skala) dalam buret. Teteskan 1ml larutan NaOH dari buret ke dalam larutan HCl denagn hati-hati. Mengukur pH larutan Melanjutkan titrasi sampai perubahan dari tidak berwarna menjadi merah muda. Mengukur ph larutan. Mencatat keadaan akhir buret dan volume NaOH yang dipakai Menambahkan lagi 1 ml larutan NaOH dari buret dan mengukur pH larutan , dan mengulangi titrasi paling sedikit dua kali. Basa
Netral pH
Asam
0 5,1 10,1 15,1 20,1 25,1 30,1 35,1 40,1
Volume NaOH(ml) Pada percobaan ini digunakan sampel asam klorida yang akan dihitung kadar keasamannya dengan menggunakan larutan baku NaOH. NaOH digunakan sebagai larutan standar dalam penentuan kadar asam, karena NaOH merupakan basa kuat. Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah indikator phenolftalain yang digunakan dalam penentuan senyawa asam yang ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi pink.indikator phenolftalain digunakan dalam penentuan asam karena trayek pH untuk indikator phenolftalein yaitu 8,3-10,0. Larutan asam klorida yang telah ditambahkan 3 tetes phenolftalain berubah warna menjadi pink dan bersifat asam. Kemudian ditambahkan NaOH sampai larutan berubah menjadi ungu sebanyak 5,1 ml dan bersifat netral. Pada saat penambahan 5,1 ml NaOH larutan bersifat netral karena jumlah mol ion OH- yang ditambahkan kelarutan sama dengan jumlahmol ion H+ yang semula ada. Kemudian ditambahkan 1ml NaOH dan lautan bersifat basa karena jumlah mol OH- lebih banyak dibandingkan jumlah mol ion H+. Maka pada akhir titrasi larutan bersifat basa. Tirasi pertama volume NaOH yang digunakan sebanyak 6,10ml. Keadaan awal buret yaitu 0,00,keaadaan akhir sebanyak 17,50ml. NaOH yang digunakan sebanyak 18,5ml. Pada setiap titrasi(1-3) keadaan awalnya bersifat asam,setelah ditambah 3 tetes phenolftalain,kemudian ditambah NaOH bersifat netral,dan ditambahkan 1ml NaOH sehingga keadaan akhirnya bersifat basa.