Você está na página 1de 20

MATERIALITAS DAN

RISIKO AUDIT
PRESENTED BY KELOMPOK 9
Jakarta, 14 Juli 2018

MAKSI UNIV.PANCASILA

KELOMPOK 9
SEFUL KOMAR (5517220025)
HARMADINI HURRIYANTI (5517220011)
ANDITIKA MAULIDA P( 5517220001)
MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT
PENDAHULUAN MAKSI UP

Alinea tanggungjawab auditor dalam laporan auditor independen berisi dua frasa yang
berkaitan langsung dengan materialitas dan risiko.

Tanggungjawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas


laporan keuangan tersebut berdasarkan audit kami. Kami
Mengapa melaksanakan audit berdarsakan Standar Audit yang ditetapkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut
Materialitas mengharuskan kami untuk mematuhi etika serta merencanakan
dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai
dan risiko audit tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan
penting ? penyajian material.
Frasa memperoleh keyakinan memadai dimaksudkan untuk memberi informasi kepada
pengguna laporan audit bahwa auditor tidak menjamin kelayakan penyajian laporan
keuangan.
Frasa bebas dari kesalahan penyajian material dimaksudkan untuk memberi informasi
kepada pengguna laporan audit bahwa tanggungjawabauditor terbatas pada informasi
keuangan yang material saja

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT
MATERIALITAS DALAM KONTEKS AUDIT SLIDE 3
Besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi
penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau
mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan atas informasi tsb.

Definisi Kesalahan penyajian,termasuk penghilangan ,dianggap


Materialitas material bila kesalahan penyajian tersebut,secara individual
atau aggregat, diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi yang diambil berdasarkan lap.keu oleh pengguna
lap.keu tersebut.

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Tahapan dalam penerapan Materialitas
SLIDE 4

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5

Menetapkan materialitas Menentukan materialitas


untuk Laporan Keuangan Memperkirakan total Memperkirakan
pelaksanaan Membandingkan
secara keseluruhan kesalahan penyajian keseluruhan kesalahan
taksiran keseluruhan
dalam segmen dalam penyajian
dengan kebijakan awal
materialitas
Notes:
• Tahap 1&2 Merencakan
luas pengujian.
• Tahap 3,4&5 Mengevaluasi
hasil

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Faktor-faktor yang berpengaruh penetapan
Materialitas
SLIDE 5
1.Materialitas adalah asesmen yang bersifat relatif, bukan bersifat absolut atau mutlak.
• Salah saji dalam jumlah tertentu mengkin saja material bagi perusahaan kecil, tetapi
dapat saja tidak material bagi perusahaan besar. Jadi, tidak mungkin menetapkan
pedoman nilai dolar bagi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas yang dapat
diterapkan pada semua klien audit
2.Dalam melakukan asesmen materialitas memerlukan dasar tertetentu atau angka
pembanding.
• Laba bersih sebelum pajak sering kali menjadi dasar utama untuk menentukan berapa
jumlah yang material bagi perusahaan yang berorientasi laba, karena jumlah inni
dianggap sebagai item informasi yang penting bagi para pemakai.
3. Materialitas bisa dipengaruhi oleh faktor kualitatif, dalam arti salah saji secara kuantitatif
tidak material tetapi secara kualitatif material, misalnya salah saji yang disengaja dan
terpola.

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Tahapan dalam penerapan Materialitas
Menentukan Materialitas secara keseluruhan (1) SLIDE 6
Standar akuntansi dan standar
audit tidak memberikan Contoh penerapan kebijakan awal tentang materialitas pada PT .ABC
pedoman khusus tentang
materialitas. KEBIJAKAN AWAL TENTANG MATERIALITAS (DIBULATKAN)

Penentuan Materialitas MINIMUM MAKSIMUM


membutuhkan pertimbangan
profesional. PRESEN JUMLAH PRESEN JUMLAH
Sebagai langkah awal TASE RUPIAH TASE RUPIAH
penetuan materialitas untuk LABA DARI OPERASI 3 Rp221.000 6 Rp442.000
lap. keu secara ASET LANCAR 3 1.531.000 6 3.062.000
TOTAL ASET 1 614.000 3 1.841.000
keseluruhan,presentase
KEWAJIBAN LANCAR 3 396.000 6 793.000
tertentu sering diterapkan
pada suatu tolak ukur yang
dipilh

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Tahapan dalam penerapan Materialitas
Menentukan Materialitas dalam pelaksanaan (2) SLIDE 7
Penentuan Materialitas Proses penentuan materialitas pelaksanaan sering disebut sebagai
dalam pelaksanaan proses pengalokasian pertimbangan awal tentang materialitas ke
diperlukan auditor karena segmen-segmen.
auditor mengumpulkan bukti
persegmen, bukti untuk Pada umumnya praktisi mengalokasikan materialitas ke akun-akun
laporan keuangan secara neraca bukan ke akun laba rugi karena kesalahan penyajian laba rugi
keseluruhan, dan tingkat memiliki dampak yang sama pada neraca (dampak metode akuntansi
materialitas pelaksanaan berpasangan).
membantu mereka dalam
menentukan bukti audit Auditor menghadapi tiga masalah dalam mengalokasikan materialitas ke
yang tepat yang harus akun neraca.
dikumpulkan
1. Auditor memiliki ekspektasi bahwa sejumlah akun tertentu
mengandung lenih banyak salah saji daripada akun lainnya
2. Baik salah saji lebih (overstatement) maupun salah saji kurang
(understatement) harus tetap dipertimbangkan
3. Biaya audit secara relatif mempengaruhi pengalokasian ini

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Tahapan dalam penerapan Materialitas
Memperkirakan kesalahan penyajian dan membandingkan dengan kebijakan awal (3,4&5) SLIDE 8
Kesalahan penyajian
akun ada 2 tipe yaitu
kesalahan penyajian
diketahui (known Kesalahan penyajian diketahui adalah kesalahan penyajian dalam akun yang bisa
misstatement) dan ditentukan jumlahnya.
Kesalahan penyajian
diperkirakan ( likely Kesalahan penyajian diperkirakan adalah kesalahan penyajian yang timbul dari
misstatement) perbedaan pertimbangan yang dibuat auditor dengan pertimbangan manajemen dalam
menaksir akun , atau kesalahan penyajian yang didasarkan pada pengujian auditor atas
suatu sampel atau populasi.
Perhitungan Proyeksi Langsung Penaksiran Kesalahan Penyajian, diformulasikan sbb :
Kesalahan penyajian Proyeksi Langsung taksiran
bersih dalam sampel x Total Nilai Populasi
= kesalahan penyajian
Total Sampel

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Tahapan dalam penerapan Materialitas
Ilustrasi penerapan materialitas SLIDE 9

Proyeksi Langsung taksiran


Kesalahan penyajian bersih Total Nilai Populasi kesalahan penyajian ($
dalam sampel ($ 3,500) x ( $ 450,000)
= 31,500)
Total Sampel ($ 50,000)

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Risiko Audit
Model Risiko Audit SLIDE 10
Auditor menggunakan beberapa pendekatan untuk mencapai tujaun
Risiko audit adalah risiko penilain risiko kesalahan penyajian material diantaranya yaitu
yang timbul karena auditor menggunakan MODEL RISIKO AUDIT yang dinyatakan dalam
tanpa disadari tidak persamaan sbb :
memodifikasi
AR = IR X CR X DR
pendapatnya
sebagaimana mestinya, Atau
atas suatu laporan DR = AR /(IR X CR)
keuangan yang
mengandung salah saji Keterangan :
material AR = Risiko Audit
IR = Risiko Inherent
CR = Risiko Pengendalian
DR = Risioko Deteksi

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Risiko Audit
Komponen Risiko Audit SLIDE 11
Risiko Deteksi (SA 200,13 ,e): Risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor untuk
menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima tidak akan mendeteksi suatu
kesalahan penyajian yang ada dan yang mungkin material, baik secara individual maupun secara
kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya.
Risiko Inheren (SA 200,13,n) : Kerentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi, saldo
akun, atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin material, baik secara
individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya, sebelum
mempertimbangkan pengendalian internal yang terkait.
Risiko Pengendalian (SA 200,13,n): Risiko bahwa suatu kesalahan penyajian yang mungkin terjadi
dalam suatu asersi tentang suatu golongan transaksi, saldo akun,atau pengungkapan yang mungkin
material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan
penyajian lainnya,tidak akan dapat dicegah, atau dideteksi dandikoreksi, secara tepat waktu oleh
pengendalian internal entitas.

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Risiko Audit
SLIDE 12
Model risiko audit dan
pemahaman tentang
bisnis dan bidang
usaha klien

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Risiko Audit
Ilustrasi Tentang Risiko dan Bukti Audit Antar Siklus SLIDE 13

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Risiko Audit
Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko audit bisa diterima SLIDE 14
1. Seberapa jauh pengguna eksternal mengandalkan laporan keuangan auditan.
(indikatornya : ukuran entitas,distribusi kepemilikan,sifat dan jumlah
utang/kewajiban)
2. Kemungkinan klien mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit
diterbitkan. (Indikatornya : posisi likuiditas,laba(rugi) tahun-tahun lalu,metode
pendanaan,sifat operasi klien, kompetensi manajemen).
3. Evaluasi auditor tentang integritas manajemen. (perusahaan dengan
integritas rendah sering melakukan kegiatan bisnis yang memicu konflik
dengan pemegang saham,regulator dan konsumen.

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


Hubungan antara Risiko dan Bukti Audit
SLIDE 15
HUBUNGAN ANTARA RISIKO DENGAN BUKTI AUDIT

JUMLAH
RISIKO AUDIT RISIKO RISIKO RISIKO
SITUASI BUKTI
BISA DITERIMA INHEREN PENGENDALIAN DETEKSI
DIPERLUKAN
1 TINGGI RENDAH RENDAH TINGGI RENDAH
2 RENDAH RENDAH RENDAH MEDIUM MEDIUM
3 RENDAH TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
4 MEDIUM MEDIUM MEDIUM MEDIUM MEDIUM
5 TINGGI RENDAH MEDIUM MEDIUM MEDIUM

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


KASUS MATERIALITAS DAN
Section 02 RISIKO AUDIT
KASUS PT ABCD
AUDIT CASE
MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN OLEH PT. KAI SLIDE 17
Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat
meraih keuntungan sebesar Rp 6.9 M. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci, perusahaan seharusnya
menderita kerugian sebesar Rp 63 M. Komisaris PT. KAI, Hekinus Manao yang juga sebagai Direktur
Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan mengatakan,
laporan keuangan itu telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik S. Manan.

Hasil audit tersebut kemudian diserahkan direksi PT. KAI untuk disetujui sebelum disampaikan dalam rapat
umum pemegang saham, dan komisaris PT. KAI yaitu Hekinus Manao menolak menyetujui laporan
keuangan PT. KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh akuntan publik. Setelah hasil audit diteliti dengan
seksama, ditemukan adanya kejanggalan dari laporan keuangan PT. KAI tahun 2005.

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


AUDIT CASE
BEBERAPA PERMASALAHAN TERKAIT MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN SLIDE 18
• Piutang PPN. Senilai 95,2 m seharusnya dicadangkan penghapusannya th 2005 karena diragukan koletibilitasnya, namun tidak
dilakukan oleh manajemen dan tidak dikoreksi oleh auditor. Manajemen menganggap bahwa pemberian jasa yang
dilakukannya tidak terkena ppn, namun karena dirjen pajak menagih ppn tersebut, maka PT KAI menagih PPN tersebut kepada
pelanggan.
• Beban ditangguhkan yang berasal dari penuruan nilai persediaan. Saldo beban yang ditangguhkan per 31 Desember 2005
sebesar Rp 6 M yang merupakan penurunan nilai persediaan tahun 2002 yang belum di amortisasi, menurut Komite Audit
harus dibebankan sekaligus pada tahun 2005 sebagai beban usaha.
• Persediaan dalam perjalanan. Berkaitan dengan pengalihan persediaan suku cadang RP 1,4 M yang dialihkan dari satu unit
kerja ke unit kerja lainnya di lingkungan PT KAI yang belum selesai proses akuntansinya per 31 Desember 2005, menurut
Komite Audit seharusnya telah menjadi beban tahun 2005.
• Bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya (BPYBDS) dan penyertaan modal Negara (PMN). BPYBDS sebesar Rp
674,5 M dan PMN sebesar Rp 70 M yang dalam laporan audit digolongkan sebagai pos tersendiri di bawah hutang jangka
panjang, menurut Komite Audit harus direklasifikasi menjadi kelompok ekuitas dalam neraca tahun buku 2005.
• Uang muka gaji. Biaya dibayar di muka sebesar Rp 28 Milyar yang merupakan gaji bulan Januari 2006 dan seharusnya dibayar
tanggal 1 Januari 2006 tetapi telah dibayar per 31 Desember 2005 diperlakukan sebagai uang muka biaya gaji, yang menurut
Komite Audit harus dibebankan pada tahun 2005.

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


AUDIT CASE
KESIMPULAN SLIDE 19
PT.KAI merasa bahwa dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntan ekstenal banyak sekali timbul
kejanggalan secara implisit dan eksplisit. Dari laporan tersebut muncul beberapa kesalahan saji yang tidak sesuai
dengan aturan yang berlaku sehingga Komisaris komite audit tidak ingin menandatanganinya. Akuntan eksternal
tersebut tidak menjalankan tugas dengan semestinya.
Terdapat beberapa salah saji material secara disengaja yang dihasilkan dari pelaporan audit yang dikeluarkan oleh
akuntan publik. Pada kasus ini, akuntan publik diduga terlibat oleh pihak-pihak yang lain yang ingin mencari
keuntungan. Setelah ditelusuri lebih jauh, pemerintah dengan keputusan Menku nomor 500/KM.1/2007 memerintahkan
untuk mencabut izin auditor dan KAP dalam jangka waktu 10 bulan.

Seharusnya tugas seorang auditor adalah menilai besarnya kesalahan saji materialitas yang terkandung dalam
laporan keuangan dan memberikan solusi bagi pemilik perusahaan dalam kasus ini auditor internal maupun eksternal
tidak melakukan sesuatu yang menunjukan bahwa mereka adalah orang yang benar-benar mempunyai kualifikasi
sebagai seorang auditor. Kesalahan juga terdapat pada Komisaris karena ia tidak ikut terlibat pada pemilihan auditor
eksternal yang benar-benar berkualitas sehingga komisaris tidak mengerti apa yang sedang terjadi dalam proses
pengauditan. Masalah komunikasi dan pengendalian berjalan dengan buruk sehingga akuntan publik kesulitan dalam
mencari informasi yang mendalam tentang sistem apa yang PT.KAI gunakan dan apakah dengan sistem itu akan
relevan atau tidak. Selain itu juga karena pengawasan yang kurang baik mengakibatkan akuntan publik mudah
terpengaruh oleh pihak-pihak yang hanya memikirkan kepentingannya, sehingga terjadilah manipulasi laporan
keuangan yang terjadi pada kasus ini.

MAKSI UNIV.PANCASILA (2018) Kelompok 9


That’s all. Thank you very much! 
Any Questions?

MAKSI UNIV.PANCASILA 2018 KELOMPOK 9

Você também pode gostar