Você está na página 1de 50

Sistem Penglihatan

Pengertian Lanjutan…

 Katarak adalah suatu keadaan patologik


lensa di mana lensa rnenjadi keruh akibat
hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein
lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan
metabolisme normal lensa yang dapat timbul
pada berbagai usia tertentu
Klasifikasi

 Katarak dapat dibedakan menjadi:


 Katarak Kongenital
 Katarak yang didapat
 Katarak yang disebabkan penyakit sistemik
 Katarak Senil
Klasifikasi Lanjutan…

 Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi


dalam :
 katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di
bawah 1 tahun
 katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas
1 tahun dan di bawah 40 tahun
 katarak presenil, yaltu katarak sesudah usia 30 - 40
tahun
 katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada
usia lebih dari 40 tahun
Katarak Kongenital

 Katarak kongenital merupakan kekeruhan


lensa yang didapatkan sejak lahir, dan terjadi
akibat gangguan perkembangan embrio
intrauterin. Biasanya kelainan ini tidak
meluas mengenai seluruh lensa
Katarak Kongenital Lanjutan…

 Letak kekeruhan sangat tergantung pada


saat terjadinya gangguan metabolisme serat
lensa
 Katarak kongenital yang terjadi sejak
perkembangan serat lensa terlihat segera
setelah bayi Iahir sampai berusia 1 tahun
Katarak Kongenital Lanjutan…

 Katarak ini terjadi karena gangguan


metabolisme serat-serat lensa pada saat
pembentukan serat lensa akibat infeksi virus
atau gangguan metabolisme jaringan lensa
pada saat bayi masih di dalam kandungan,
dan gangguan metabolisme oksigen.
Katarak yang didapat

Katarak yang didapat karena faktor external


tubuh manusia
 Traumatik
 Peniup gelas
 Radiasi (Sinar x dg tingkat 200 rad pd anak dan
300 rad pada dewasa)
 Listrik
Katarak yang didapat krn trauma

 Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma


tumpul atau trauma tajam yang menembus kapsul
anterior.
 Tindakan bedah pada katarak traumatik dilakukan
setelah mata tenang akibat trauma tersebut.
 Bila pecahnya kapsul mengakibatkan gejala
radang berat, maka dilakukan aspirasi secepatnya
Katarak yang disebabkan penyakit sistemik

 Katarak yang disebabkan karena pengaruh


penyakit yang diderita
 Diabetes
 Pengguna steroid
 komplikata
Katarak krn peny sistemik komplikata
 Katarak komplikata terjadi akibat gangguan
keseimbangan susunan sel lensa oleh faktor
fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan
kejernihan lensa.
 Katarak komplikata dapat terjadi akibat
iridosiklitis, koroiditis, miopia tinggi, ablasio
retina, dan glaukoma.
 Katarak komplikata dapat terjadi akibat
kelainan sistemik yang akan mengenai kedua
mata atau kelainan lokal yang akan mengenai
satu mata
Katarak Senil

 Katarak senil biasanya mulai pada usia 50


tahun, kecuali bila disertai dengan penyakit
lainnya seperti diabetes melitus yang akan
terjadi lebih cepat.
 Kedua mata dapat terlihat dengan derajat
kekeruhan yang sama ataupun berbeda.
 Proses degenerasi pada lensa dapat terlihat
pada beberapa stadium katarak senil.
Katarak Senil Lanjutan…

 Pada katarak senil akan terjadi degenerasi


lensa secara perlahan-lahan.
 Tajam penglihatan akan menurun secara
berangsur-angsur.
 Katarak senil merupakan katarak yang
terjadi akibat terjadinya degenerasi serat
lensa karena proses penuaan
Stadium Katarak Senil
1. Stadium insipien,
 di mana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa.
 Kekeruhan lensa berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang
tidak teratur.
 Pasien akan mengeluh gangguan penglihatan seperti melihat
ganda dengan satu matanya.
 Pada stadium ini., proses degenerasi belum menyerap cairan
mata ke dalam lensa sehingga akan terlihat bilik mata depan
dengan kedalaman yang normal, iris dalam posisi biasa disertai
dengan kekeruhan ringan pada lensa.
 Tajam penglihatan pasien belum terganggu.
Stadium Katarak Senil Lanjutan…
2. Stadium imatur,
 lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke
dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung.
 terjadi pembengkakan lensa

 terjadi miopisasi akibat lensa mata menjadi cembung 


pasien menyatakan tidak perlu kacamata sewaktu membaca
dekat.
 Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong ke depan, bilik
mata dangkal dan sudut bilik mata akan sempit atau tertutup.
 Pada stadium ini dapat terjadi glaukoma sekunder.

 Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau shadow test akan


terlihat bayangan iris pada lensa. Uji bayangan iris positif.
Stadium Katarak Senil Lanjutan…

3. Stadium matur
 merupakan proses degenerasi lanjut lensa.
 terjadi kekeruhan seluruh lensa.
 Tekanan cairan di dalam lensa sudah dalam keadaan
seimbang dengan cairan dalam mata sehingga
ukuran lensa akan menjadi normal kembali.
 Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi normal,
bilik mata depan normal, sudut bilik mata depan
terbuka normal, uji bayangan iris negatif.
 Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat hanya
tinggal proyeksi sinar positif
Stadium Katarak Senil Lanjutan…
4. Stadium hipermatur
 terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa
dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam dalam
korteks lensa (katarak Morgagni).
 Pada stadium ini jadi juga degenerasi kapsul lensa
sehingga bahan lensa ataupun korteks yang cair keluar
dan masuk ke dalam bilik mata depan.
 Pada stadium matur akan terlihat lensa yang lebih kecil
daripada normal, yang akan mengakibatkan iris tremulans,
dan bilik mata depan terbuka.
 Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh
lensa telah keruh sehingga stadium ini disebut uji
bayangan iris pseudopositif.
 Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan timbul
reaksi jaringan uvea berupa uveitis.
 Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan
bilik mata sehingga timbul glaukoma fakolitik.
Classification according to maturity

Immature Mature

Hypermature Morgagnian
Etiologi

 Penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini


dapat :
 Primer, berdasarkan gangguan
perkembangan dan metabalisme dasar
lensa
 Sekunder, akibat tindakan pembedahan
lensa,
 Komplikasi penyakit lokal ataupun umum.
Patofisiologi

 Lensa mengandung 3 komponen


anatomis:
 Nukleus  zone sentral

 Korteks  perifer

 Kapsul anterior dan posterior


 Nukleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan dg
bertambahnya usia
 Perubahan fisik (perubahan pd serabut
halus multiple (zunula) yg memanjang dari
badan silier kesekitar daerah lensa) 
hilangnya tranparansi lensa
 Perubahan kimia dlm protein lensa 
koagulasi  mengabutkan pandangan
 Terputusnya protein lensa disertai influks air
kedalam lensa
 Usia meningkat  Penurunan enzim
menurun  degenerasi pd lensa
Faktor yg mempengaruhi kejadian
katarak

 Radiasi sinar ultra violet B,


Obat-obatan, alkohol, merokok,
diabetes, dan asupan vitamin
antioksidan yg kurang dlm
jangka waktu lama
Manifestasi Klinik

 Data subyektif
 Visus menurun
 Silau
 Data objektif
 Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil
 Bila lensa sudah opak  cahaya terpendar tdk pada retina
 pandangan kabur atau redup
 Silau dan susah melihat pd malam hari
 Pupil tampak kekuningan, abu-abu dan putih.
Penatalaksanaan
 Ada 2 macam tekhnik pembedahan katarak
 Ekstraksi katarak intrakapsuler (ICCE)
 Ekstraksi jenis ini merupakan tindakan dengan cara lensa dikeluarkan
bersama-sama dengan kapsul lensanya dengan memutus zonula zinnii yang
telah pula mengalami degenerasi.
 Ekstraksi katark ekstrakapsuler (ECCE)  98 %
keberhasilan
 Pada EKEK dilakukan pengeluaran nucleus lensa dengan cara membuka
kapsul anterior, dengan meninggalkan kapsul posterior tetap pada tempatnya.
 Fakoemulsifikasi  penemuan terbaru pd ekstrakapsuler
 Merupakan teknik ekstrakapsular yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk
mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm)

 Kaca mata apakia


 Lensa kontak
 Implan lensa okuler (IOL)
Extracapsular cataract extraction
1. Anterior 2. Completion of
capsulotomy incision

3. Expression of 4. Cortical cleanup


nucleus

5. Care not to aspirate


posterior capsule 6. Polishing of posterior
accidentally capsule, if appropriate
Extracapsular cataract extraction ( cont. )

7. Injection 8. Grasping of IOL and


of coating with viscoelast
viscoelastic substance
substance

9. Insertion of inferior 10. Insertion of superior


haptic and optic haptic

11. Placement of haptics


into capsular bag
and not into ciliary 12. Dialling of IOL into
sulcus horizontal position
Phacoemulsification
1. Capsulorrhexis 2. Hydrodissection

3. Sculpting of nucleus 4. Cracking of nucleus

5. Emulsification of 6. Cortical cleanup and


each quadrant insertion of IOL
Pendidikan pasien setelah pembedahan katarak

 Pembatasan aktivitas
Diperbolehkan
 Menonton televisi; membaca bila perlu, tp jangan terlalu
lama
 Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi

 Pada awal mandi waslap selanjutnya menggunakan bak


mandi atau pancuran
 Tidak boleh membungkuk pd wastafel atau bak mandi;
condongkan sedikit kepala kebelakang saat mencuci
rambut
 Tidur dengan perisai pelindung mata logam
pada malam hari; mengenakan kacamata pada
siang hari
 Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring
tidak boleh telengkup
 Aktivitas dengan duduk
 Mengenakan kacamata hitam untuk
kenyamanan
 Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu
dari lantai
Dihindari (paling tidak selama 1 minggu)
 Tidur pd sisi yg sakit
 Menggosok mata; menekan kelopak untuk menutup
 Mengejan saat defekasi
 Memakai sabun mendekati mata
 Mengangkat benda yg lebih dari 7 Kg
 Hubungan seks
 Mengendarai kendaraan
 Batuk, bersin, dan muntah
 Menundukkan kepala sampai bawah pinggang, melipat
lutut saja dan punggung tetap lurus untuk mengambil
sesuatu dari lantai
 Diagnosa keperawatan
 Adapun diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan pada klien pre
dan post op katarak adalah sebagai berikut :
 Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan perdarahan intra
okuler, kehilangan vitreous.
 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur infansi
bedah pengangkatan katarak.
 Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori/status organ indera lingkungn secara terapeutik


dibatasi. Ditandai dengan menurunnya ketajaman gangguan penglihatan
, perubaham respon terhadap rangsangan
 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis,

pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi,


salah interpretasi informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan
kognitif. Ditandai dengan pertanyan atau peryataan salah konsepsi,
takakurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah
GLAUKOMA
PENGERTIAN GLAUKOMA

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam


bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada
saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan.
Terdapat 4 jenis glaukoma:
· Glaukoma Sudut Terbuka
· Glaukoma Sudut Tertutup
· Glaukoma Kongenitalis
· Glaukoma Sekunder.
Keempat jenis glaukoma ditandai dengan
peningkatan tekanan di dalam bola mata dan
karenanya semuanya bisa menyebabkan
kerusakan saraf optikus yang progresif.
PENYEBAB

Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor
aqueus.
Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati
pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran.
Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi
keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.

Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus


dan retina di bagian belakang mata.
Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya
mati.

Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta
pada lapang pandang mata.
Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang
pandang sentral.
Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
GEJALA

GLAUKOMA SUDUT TERBUKA

Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka,
tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat.
Secara bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan
menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang
progresif.

Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan jika tidak
diobati pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang,
menyebabkan kebutaan.

Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi
pada anak-anak.
Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita
diabetes atau miopia.
Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat
jika diderita oleh orang kulit hitam.
Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan
gejala.
Lama-lama timbul gejala berupa:
- penyempitan lapang pandang tepi
- sakit kepala ringan
- gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di
sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan).

Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang


menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi
lain ketika penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan
terowongan).

Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah


terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor


aqueus terhalang oleh iris.

Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup,


tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau
obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena
terhalang oleh iris.
Iris bisa menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor
aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara
mendadak.

Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil
atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu.
Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara
alami akan melebar di bawah cahaya yang redup.
Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan:
- penurunan fungsi penglihatan yang ringan
- terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya
- nyeri pada mata dan kepala.
Gejala tersebut berrlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya
serangan lebih lanjut.

Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara


mendadak dan nyeri mata yang berdenyut.
Penderita juga mengalami mual dan muntah.
Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah.
Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang.

Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi


serangan tersebut bisa berulang.
Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang
penderita.
Angle closure glaucoma

The iris is
Covering the
Trabecular
Meshwork
Secondary to
Entrapment
Of fluids
Behind the
iris
GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat:


· Infeksi
· Peradangan
· Tumor
· Katarak yang meluas
· Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik
anterior.

Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis.


Penyebab lainnya adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata,
pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata.
Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuler.

GLAUKOMA KONGENITALIS

Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan
perkembangan pada saluran humor aqueus.
Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan.
PENGOBATAN

Glaukoma sudut terbuka

Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.


Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol,
carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi
pembentukan cairan di dalam mata.

Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan


pengaliran cairan dari bilik anterior.
Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol
(untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).

Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya
tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk
meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan
pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
Glaukoma sudut tertutup

Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan


menghentikan serangan glaukoma.
Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya
acetazolamide).

Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris


tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta
blocker.

Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta


inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan
manitol intravena (melalui pembuluh darah).
Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah
serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara
permanen.
Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan
pembedahan untuk membuat lubang pada iris.

Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati
meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.

Glaukoma sekunder

Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.


Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan
obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.

Glaukoma kongenitalis

Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan


pembedahan.
PENCEGAHAN

Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma


sudut terbuka.
Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi
penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.

Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut


tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan
jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi untuk
mencegah serangan akut.

=
 Diagnosa keperawatan
 Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan
mual dan muntah. .
 Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan
penerimaan;gangguan status organ ditandai dengan kehilangan
lapang pandang progresif. .
 Ansitas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya
nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai
dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan
kejadian hidup.
 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis,
dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang
mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan ;pertanyaan,
pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi
komplikasi yang dapat dicegah.

Você também pode gostar