Você está na página 1de 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN :

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI


HALUSINASI
Oleh : Komaryati, S. Kep., Ners.
ASKEP PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI
PERSEPSI HALUSINASI
PENGERTIAN
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi: merasakan
sensori palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghiduan

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa


stimulus yang nyata, artinya klien menginterpretasikan
sesuatu yang nyata tanpa stimulus / rangsangan dari luar
PROSES TERJADINYA HALUSINASI

1. RENTANG RESPON KOPING ( Proses Informasi Dalam Otak)

Masukan Informasi Proses di Otak Respon


Perilaku
Sensori Internal  Perhatian pada  Proses Kognitif
Biokimia informasi yg masuk
 Persepsi
Emosi  Daya ingat
 Respon Emosi
Sensori Eksternal  Pembelajaran
 Diskriminasi  Gerakan
Penglihatan
informasi Motorik
Pendengaran
 Interpretasi  Respon Sosial
Perabaan
 Pengorganisasian
Pengecapan
informasi menjadi
Pengciuman
respon
Rentang Respon Neurobiologik

Adaptif Maladaptif

Pikiran logis  Kadang – kadang  Waham


proses pikir terganggu
Persepsi Akut  Halusinasi
 Ilusi
Emosi Konsisten  Kerusakan
dgn pengalaman  Emosi berlebihan proses emosi
Perilaku cocok  Perilaku yang tidak  Perilaku tdk
biasa terorganisasi
Hubungan sosial
harmonis  Menarik diri  Isolasi sosial
TAHAPAN HALUSINASI
 Ada 4 tahapan dengan masing-masing karakteristik
dan perilakunya (Depkes,2000) :

TAHAP I
TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU
Tahap I  mengalami ansietas,  Menyeringai atau tertawa
Memberi rasa kesepian, rasa bersalah dan yang tidak sesuai
nyaman ketakutan  Menggerakkan bibirnya
Tingkat ansietas  mencoba berfokus pada tanpa menimbulkan suara
sedang pikiran yang dapat  Gerakan mata yang cepat
Secara umum menghilangkan ansietas  Respon verbal yang
halusinasi  pikiran dan pengalaman lambat
 suatu sensori masih ada dalam  Diam dan dipenuhi
kesenanga kontrol kesadaran sesuatu yang mengasyikkan
n NONPSIKOTIK
TAHAP II
TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU

TAHAP II Pengalaman sensori  terjadi peningkatan


 Menyalahkan menakutkan denyut jantung, TD &
 tingkat Merasa dilecehkan oleh Respirasi
kecemasan berat pengalaman sensorinya  Perhatian dengan
Secara umum, Mulai merasa kehilangan lingkungan berkurang
halusinasi kontrol  konsentrasi terhadap
menyebabkan Menarik diri dari orang lain pengalaman sensorinya
antipati NONPSIKOTIK  kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi
dengan realitas
TAHAP III
TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU

TAHAP III Klien menyerah dan Perintah halusinasi


Mengontrol menerima pengalman ditaati
Tingkat
sensorisnya Sulit berhubungan
kecemasan berat Isi halusinasi menjadi atraktif dengan orang lain
Pengalaman Kesepian bila pengalaman Perhatian terhadap
sensoris sensori berakhir lingkungan kurang atau
(halusinasi) tidak PSIKOTIK hanya beberapa detik
dapat ditolak lagi Tidak mampu
mengikuti perintah dari
perawat, tampak tremor
dan berkeringat
TAHAP IV
TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN

TAHAP IV Perilaku panik


Klien sudah dikuasai Resiko tinggi
halusinasinya mencederai
Klien panik Agitasi atau kataton
Tidak mampu
berespon terhadap
lingkungan
PROSES KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN
 Faktor Predisposisi.
° Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan mengalami hambatan dan
hubungan interpersonal terganggu  individu akan
mengalami stress dan kecemasan.
° Faktor Sosiokultural
Berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan
seorang merasa disingkirkan oleh kesepian terhadap
lingkungan tempat klien dibesarkan.
° Faktor Biokimia
Dengan adanya stress yang berlebihan dialami Individu
 tubuh akan menghasilkan zat yang dapat bersifat
halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan
Dimetytranferase (DMP)
Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak
harmonis
+ peran ganda yang bertentangan yang
diterima anak  stress dan kecemasan
yang tinggi  gangguan orientasi
realitas.
° Faktor genetik
Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia
belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan
bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan
Faktor Presipitasi

 Yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu


sebagai tantangan, ancaman/ tuntutan yang
memerlukan energi ekstra untuk koping.
 Adanya rangsang lingkungan yang berulang seperti
partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama
diajak komunikasi, objek yang ada di lingkungan,
suasana sepi/isolasi  pencetus terjadinya
halusinasi
 karena hal tersebut dapat meningkatkan stress
dan kecemasan  merangsang tubuh
mengeluarkan zat halusinogenik.
Tanda Dan Gejala
Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif
Halusinasi Pendengaran  Bicara atau ketawa sendiri  Mendengar suara atau kegaduhan
 Marah-marah tanpa sebab  Mendengar suara yg mengajak
 Mengarahkan telinga ke arah tertentu bercakap-cakap
 Menutup telinga  Mendengar suara yg menyuruh
melakukan sesuatu yg berbahaya

Halusinasi Penglihatan  Menunjuk-nunjuk kearah tertentu Melihat bayangan, sinar bentuk


 Ketakutan kepada sesuatu yg tdk geometris, bentuk kartoon, melihat
jelas hantu atau monster
Halusinasi Penghidu  Menghidu seperti sedang membaui Membaui bau – bauan seperti bau
bau – bauan tertentu darah, urine, fases kadang2 bau itu
 Menutup hidung menyenangkan
Halusinasi Pengecap  Sering meludah Merasakan rasa seperti darah, urine
 Muntah atau fases

Halusinasi Perabaan  Menggaruk – garuk permukaan kulit Menyatakan ada serangga di


permukaan kulit
Merasa tersengat listrik
PEDOMAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
JIWA
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

Deskripsi Data Mayor Data Minor


Gangguan Subyektif : Subyektif :
persepsi dimana • Mengatakan • Menyatakan kesal
individu mendengar suara • Menyatakan senang
bisikan / melihat dengan suara-suara
merasakan bayangan Obyektif :
adanya stimulus Obyektif : • Menyendiri
melalui panca • Bicara sendiri • Melamun
indera tanpa • Tertawa sendiri
adanya • Marah tanpa sebab
rangsangan nyata
PENGKAJIAN
 Perilaku
 Respon klien terhadap halusinasi dapat
berupa curiga
 ketakutan
 perasaan tidak aman
 gelisah dan bingung
 prilaku merusak diri
 kurang perhatian
 tidak mampu mengambil keputusan serta
tidak dapat membedakan keadaan nyata dan
tidak nyata
DIAGNOSA

 Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi


 Isolasi Sosial : Menarik Diri
 Resti Perilaku Kekerasan
 Resti Mencederai diri (BD)
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
Perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN
TGL
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
1 2 3 4 5

Gangguan Sensori Pasien Stelah …, pertemuan S.P 1


Persepsi Halusinasi 1. Pasien Mengenali halusinasi pasien dapat 1. Bantu pasien
yg di alaminya menyebutkan isi, waktu, mengenal halusinasi :
2. Pasien dapat mengontrol
frekuensi, si- tuasi  Isi
halusinasinya pencetus, perasaan dan
 Waktu terjadinya
mampu memperagakan
3. Pasien mengikuti progrm  Frekuensi
cara dalam mengontrol
pengobatan secara optimal halusinasi  Situasi Pencetus
 Perasaan saat terjadi
halusinasi
2. Latih Mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik.
Tahapan tindikannya
meliputi :
 Menjelaskan cara
menghardik halusinasi
Lanjutan………………………………………..
DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN
TGL
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

1 2 3 4 5

 Memperagakan cara
menghardik
 Meminta pasien
memperagakan ulang
 Memantau penerapan
cara ini, beri
penguatan perilaku
pasien
3. Memasukan dalam
jadwal kegiatan
pasien

Setelah …. Pertemuan S.P. 2


pasien mampu menyebutkan 1. Evaluasi kegiatan yg
kegiatan yg sudah dilakukan lalu (SP 1)
dan mampu memperagakan 2. Melatih berbicara /
cara bercakap – cakap bercakap dgn orang
dengan orang lain lain saat halusinasi
muncul
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Lanjutan………………………………………..
DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN
TGL
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

1 2 3 4 5

Setelah …… Pertemuan S.P. 3


pasien mampu mnyebutkan 1. Evaluasi Kegiatan yg
kegiatan yg sudah dilakukan lalu (SP. 1 & 2 )
dan mampu menuat jadwal 2. Melatih kegiatan agar
kegiatan sehari – hari & halusinasi tdk muncu:
mampu memperagakannya
Tahapannya :
 Menjelaskan
pentingnya aktivitas
yg teratur u/
mengatasi halusinasi
 Mendiskusikan
aktivitas yg biasa
dilakukan oleh pasien
 Melatih pasien
melakukan aktivitas
 Menyusun jadwal
aktivitas sehari-hari
sesuai dgn aktivitas
yg telah dilatih (dari
bangun pagi sampai
tdr mlm)
 Memantau
pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan
penguatan terhadap
perilaku pasien yg (+)
Lanjutan………………………………………..
DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN
TGL
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
1 2 3 4 5

Setelah …… Pertemuan S.P. 4


pasien mampu mnyebutkan 1. Evaluasi Kegiatan yg
kegiatan yg sudah dilakukan lalu (SP. 1, 2 & 3 )
dan mampu menyebutkan 2. Tanyakan program
manfaat dari program pengobatan.
pengobatan
 Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pd
gangguan jiwa.
 Jelaskan akibat bila
tidak digunakan
sesuai program
 Jelaskan akibat bila
putus obat
 Jelaskan cara
mendapatkan obat /
berobat
3. Jelaskan pengobatan
(5 B)
4. Latih pasien minum
obat
5. Masukan dalam
jadwal
Lanjutan………………………………………..
DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL KEPERAWATAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

1 2 3 4 5

Keluarga : Setelah …… S.P. 1


Dapat merawat pasien di Pertemuan keluarga 1. Identifikasi masalah keluarga
rumah dan menadi sistem mampu menjelaskan dalam merawat pasien.
pendukung yg efektif untuk tentang halusinasi 2. Jelaskan tentang halusinasi
pasien  Pengertian halusinasi
 Jenis halusinasi yg dialami
pasien
 Tanda & gejala halusinasi
 Cara mwrawat pasien
halusinasi ( cara
berkomunikasi, pemberian
obat & pemberian aktivitas
kpd pasien)
 Sumber-sumber pelayanan
kesehatan yg bisa dijangkau
3. Bermain peran cara merawat
4. Rencana tindak lanjut
keluarga , jadwal keluarga u/
merawat pasien
Lanjutan………………………………………..
DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL KEPERAWATAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

1 2 3 4 5

Setelah …… Pertemuan S.P. 3


klg mampu menyebutkan 1. Evaluasi kemampuan klg
kegiatan yg sudah (SP. 2)
dilakukan dan mampu 2. Latih klg merawat pasien
memperagakan cara
3. RTL keluarga / jadwal klg
merawat pasien serta
mampu membuat RTL untuk merawat pasien

Setelah …… Pertemuan S.P. 4


klg mampu menyebutkan 1. Evaluasi kemampuan klg
kegiatan yg sudah 2. Evaluasi Kemampuan
dilakukan dan mampu Pasien.
melaksanakan Follow Up
3. RTL keluarga :
rujukan
 Follow Up
 Rujukan
Evaluasi
 Apakah tujuan tercapai ?
 Apakah intervensi diteruskan ?
 Perlukah intervensi dimodifikasi ?
 Apakah muncul masalah baru ?

Você também pode gostar