Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANGGA NURALAM
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SSR
Usia : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Aalamat : Surakarta
KELUHAN UTAMA
Mata
Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat udem
Conjunctiva anemis
Sklera tidak tampak ikterik
Pupil: isokor
Kesan : tampak anemis
Hidung
Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas
Septum : terletak ditengah dan simetris
Mukosa hidung : tidak hiperemis
Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan
Kesan : Dalam batas normal
Telinga
Daun telinga : normal
Lieng telinga : lapang
Membrana timpani : intake
Nyeri tekan mastoid : tidak ada
Sekret : tidak ada
Kesan : Dalam batas normal
Leher
JVP : normal
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Trakea : letak di tengah
Kesan : Dalam batas normal
Thorax
Paru-Paru
KANAN DEPAN KIRI
Ketinggalan Gerak (-), Fremitus Palpasi Ketinggalan Gerak (-), Fremitus Kiri
Normal (+) Normal (+)
SDV (normal) Ronkhi (-) , Wheezing Auskultasi SDV (normal), Ronkhi (-) halus,Wheezing
(-) (-)
KANAN BELAKANG KIRI
Ketinggalan Gerak (-), Fremitus Palpasi Ketinggalan Gerak (-), Fremitus kiri
normal normal (+)
SDV (+/+), Ronkhi (-) Wheezing (-) Auskultasi SDV (+/+), Ronkhi (-), Wheezing (-)
Reflek fisiologis Biseps (+), triceps (+) Patella (+), achilles (+) Biseps (+), triceps (+) Patella (+), achilles (+)
Kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), Kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-),
Meningeal sign
kernig (-) kernig (-)
Sensibilitas normal
Medikamentosa
- Inf. RL 20 tpm
- Inj. Ondansetron 4mg/8 jam
- inj. Omeprazol 1 fl/24jam
- Lodia 2x1
- L-Bio 2x1
- Valsartan 1x1
- Amlodopin 1x10mg
- New diatab 2 tab
- Humalog mix
- Analsik mix 3x
- Concor 1x1
TINJAUAN PUSTAKA
NEFROLITIASIS
Penyakit ginjal kronik merupakan kerusakan
ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional, dengan atau
tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG),
dengan manifestasi terdapat kelainan patologis dan
terdapat kelainan ginjal, kelainan komposisi darah
dan urin atau kelainan dalam tes pencitraan
(Kalantar, 2011).
Klasifikasi
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu
atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar diagnosis
etiologi (Kalantar, 2011). Klasifikasi atas dasar derajat penyakit
dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan mempergunakan
rumus kockcroft-Gault sebagai berikut (Kalantar, 2011):
*pada perempuan dikalikan 0.85
Derajat 1 : kerusakan ginjal dengan LFG normal atau meningkat
LFG ≥90
Derajat 2 : kerusakan ginjal dengan LFG menurun ringan LFG60-
89
Derajat 3 : kerusakan ginjal dengan LFG menurun ringan LFG30-
59
Derajat 4 : kerusakan ginjal dengan LFG menurun ringan LFG15-
29
Derajat 5 : Gagal ginjal <15 atau dialisis
Sedangkan klasifikasi penyakit ginjal kronik atas dasar
diagnosis etiologi adalah sebagai berikut (Suwitra, 2009) :
- Penyakit ginjal diabetes (diabetes tipe 1 dan 2)
- Penyakit ginjal non diabetes (penyakit autoimun, infeksi
sistemik, obat, neoplasia, penyakit pembuluh darah besar,
hipertensi, mikroangiopati, pielonefritis kronis, batu,
obstruksi, keracunan obat, ginjal polikistik)
- Penyakit pada transplantasi (rejeksi kronik, keracunan
obat,transplan glomerular.
Patofisiologi
Patofisiologi CKD pada awalnya dilihat dari penyakit yang
mendasari, namun perkembangan proses selanjutnya kurang
lebih sama. Penyakit ini menyebabkan berkurangnya massa
ginjal. Sebagai upaya kompensasi, terjadilah hipertrofi struktural
dan fungsional nefron yang masih tersisa yang diperantarai oleh
molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth factor. Akibatnya,
terjadi hiperfiltrasi yang diikuti peningkatan tekanan kapiler dan
aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat,
hingga pada akhirnya terjadi suatu proses maladaptasi berupa
sklerosis nefron yang masih tersisa. Sklerosis nefron ini diikuti
dengan penurunan fungsi nefron progresif, walaupun penyakit
yang mendasarinya sudah tidak aktif lagi (Suwitra, 2009).
Penegakan diagnosis
Gambaran Klinis:
a. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya seperti
dibetes melitus, infeksi traktus urinarius, batu
traktus urinarius, hipertensi, hiperuriksemia, lupus
eritematosus sistemik (LES), dan lain sebagainya.
Nyeri saat buang air kecil, Warna urin kemerahan
sampai coklat Urin keruh atau berbau busuk ,Mual dan
muntah Dorongan yang kuat untuk buang air kecil,
Kencing lebih sering dari biasanya Demam dan
menggigil jika disertai infeksi.
Sindrom uremia
Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia,
osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik,
gangguan keseimbangan
elektrolit(sodium, kalium, klorida).
Gambaran Lab
ada pemeriksaan urin didapatkan PH lebih dari 7,6
Sediment sel darah merah lebih dari 90%
Biakan urin bisa positif jika terjadi infeksi
leukosituria,
Ekskresi kalsium fosfor
asam urat
pada pemeriksaan Darah, Hb turun, Leukositosis,
peningkatan Kalsium , hiperbilirubinuria, fosfor, asam urat
dapat meningkat.
Gambaran Radiologis
Foto polos abdomen bisa tampak batu radio-opak
Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras
sering tidak bisa melewati filter glomerulus, disamping
kekhawatiran pengaruh kontras terhadap ginjal yang sudah
mengalami kerusakan
Pielografi antegrad atau retogrsd dilakukan sesuai indikasi
Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal
yang mengecil korteks yang menipis, danya hidronefrosis
atau batu ginjal, kista masa, kalsifikasi
Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi dikerjakan
bila ada indikasi
penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi
(Suwitra, 2009):
- Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
- Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
- Memperlambat perburukan fungsi ginjal
- Pencegahan dan terapi terhadap penyakit
kardiovaskular
- Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
- Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau
transplantasi ginjal
Perencanaan tatalaksana penyakit ginjal kronik sesuai
dengan derajatnya
Komplikasi
Kardiovaskuler
Gangguan keseimbangan asam basa
27
cairan, dan elektrolit
Osteodistrofi renal
Anemia
Prognosis
Ad vitam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam