Você está na página 1de 27

ANALGETIKA

 “Pain is alarm protection tell us that


something wrong in our body”.
 NYERI adalah gejala penyakit atau
isyarat bahaya tentang terjadinya
gangguan di jaringan seperti radang,
infeksi atau kejang otot .
 Pada keadaan sakit, tubuh merasakan
nyeri. Nyeri merupakan mekanisme
pertahanan tubuh
 Nyeri adalah perasaan tidak
menyenangkan yang dirasakan oleh
penderita, sehingga keluhan tersebut
merupakan tanda dan gejala yang tidak
terlalu sulit dikenali secara klinis namun
penyebabnya bervariasi.
PROSES TERJADINYA NYERI
 Sel-sel jaringan yang rusak akan
melepaskan mediator nyeri dan akan
sampai ke ransangan pada reseptor
nyeri yang terdapat di ujung-ujung saraf
perifer yg diteruskan menjadi
Rangsangan nyeri ke pusat nyeri di otak
besar.
Penggolongan nyeri berdasarkan
lokasi asalnya :
 Nyeri somatik adalah nyeri yang
berlokasi di sekitar otot atau kulit,
umumnya berada di permukaan tubuh.
 Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi di
dalam rongga dada atau rongga perut.
 Nyeri neuropatik terjadi pada saluran
saraf sensorik
Analgetik adalah …..

 Zat-zat yang dapat mengurangi atau


menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran.
Berdasarkan daya kerja farmakologisnya
analgetika dikelompokan menjadi 2 :
 Analgetika opioid
 NSAID/Non--Steroidal Antiinflamatory
Drugs
Analgetika opioid

 Mengurangi nyeri dan menimbulkan


euforia dengan berikatan pada reseptor
opioid di otak, yaitu reseptor (mu),
(kappa), dan d (delta)
 Obat analgetik opioid : morfin,metadon,
meperidin (petidin),fentanil, buprenorfiin,
dezosiin, butorfanol, nalbufin, nalorfin,
dan pentazosin
Morfin

 Mekanisme Kerja Efek analgetik :


* dengan mengurangi persepsi nyeri di otak
(meningkatkan ambang nyeri)
* mengurangi respon psikologis terhadap nyeri
(menimbulkan euforia),
* menyebabkan mengantuk/tidur (efek sedatif)
walau ada nyeri.
 Diberikan secara per oral, injeksi IM, IV, SC, dan per
rektal, durasinya rata-rata 4-6 jam.
 Diindikasikan untuk nyeri berat yang tak bisa dikurangi
dengan analgetika non-opioid atau obat analgetik
opioid lain yang lebih lemah efeknya.
Metadon
 Mempunyai efek analgetik mirip morfin, tetapi
tidak begitu menimbulkan efek sedatif.
 Diberikan secara per oral, injeksi IM, dan SC
 Dieliminasi dari tubuh lebih lambat dari morfin
(waktu paruhnya 25 jam)
 Diindikasikan untuk analgetik pada nyeri
hebat, dan juga digunakan untuk mengobati
ketergantungan heroin.
Meperidin (petidin)
 Menimbulkan efek analgetik, efek euforia, efek
sedatif, efek depresi nafas dan efek samping
lain seperti morfin, kecuali konstipasi.
 Efek analgetiknya muncul lebih cepat daripada
morfin, tetapi durasi kerjanya lebih singkat,
hanya 2-4 jam.
 Diindikasikan untuk obat pra-operatif pada
waktu anestesi dan untuk analgetik pada
persalinan.
Fentanil

 Merupakan opioid sintetik, dengan efek


analgetik 80x lebih kuat dari morfin,
tetapi depresi nafas lebih jarang terjadi.
 Diberikan secara injeksi IV, dengan
waktu paruh hanya 4 jam dan dapat
digunakan sebagai obat praoperatif saat
anestesi.
analgesik nonopioid
 Obat analgesik nonopioid mampu meringankan
atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran
dan tidak menimbulkan ketagihan.
 Obat ini banyak digunakan pada nyeri ringan
sampai sedang yang penyebabnya beraneka
ragam, seperti: nyeri kepala, gigi, otot dan sendi
Penggolongan analgetik berdasar
derivatnya :
 Derivat para-aminofenol : Parasetamol
 Derivat Asam Salisilat : asetosal, salisilamid
dan benorilat
 Derivat asam propionat : ibuprofen, ketoprofen
 Derivat Asam fenamat : asam mefenamat
 Derivat asam fenilasetat : diklofenak
 Derivat asam asetat indol : indometasin
 Derivat pirazolon : fenilbutazon
 Derivat oksikam : piroksikam
NSAID

Obat-obat ini bekerja melalui 2 cara:


1. Mempengaruhi sistem prostaglandin,
yaitu suatu sistem yang
bertanggungjawab terhadap timbulnya
rasa nyeri.
2. Mengurangi peradangan,
pembengkakan dan iritasi yang
seringkali terjadi di sekitar luka dan
memperburuk rasa nyeri
Aspirin (asam asetilsalisilat atau asetosal)

 Mempunyai efek analgetik, anitipiretik, dan


antiinflamasi.
 Efek samping utama : perpanjangan masa perdarahan
( mengapa ?? ) hepatotoksik (dosis besar) dan iritasi
lambung.
 Diindikasikan pada demam, nyeri tidak spesifik seperti
sakit kepala, nyeri otot dan sendi (artritis rematoid).
 Aspirin juga digunakan untuk pencegahan terjadinya
trombus (bekuan darah) pada pembuluh darah
koroner jantung dan pembuluh darah otak --- Dosis
rendah
 Aspirin bekerja dengan menghambat
prostaglandin yaitu dengan menghambat
enzim siklooksigenase (prostaglandin
sintase) secara irreversible.
 Pada dosis yang tepat, obat ini akan
menurunkan pembentukan prostaglandin
maupun tromboksan A2 tetapi tidak
menghambat leukotrien.
 Dosis terapi salisilat yang digunakan
untuk analgesik dan antipiretik biasanya
sangat sedikit menimbulkan efek
samping.
 Tetapi penggunaan dosis besar pada
anak-anak dapat menimbulkan
toksisitas.
 Gejalanya antara lain kehausan,
berkeringat, penglihatan kabur, tinitus,
nausea, vomitus dan menyebabkan
perubahan keseimbangan asam basa.
 Efek samping yang paling sering terjadi adalah
tukak lambung atau tukak peptid yang kadang-
kadang disertai anemi sekunder akibat
perdarahan saluran pencernaan. Keadaan ini
terjadi melalui 2 mekanisme yaitu iritasi local
dan iritasi atau perdarahan lambung yang
bersifat sistemik melalui penghambatan
biosintesis PGE2 dan PGI2.
Asetaminofen (parasetamol)

 Merupakan penghambat prostaglandin


yang lemah.
 Parasetamol mempunyai efek analgetik
dan antipiretik,tetapi kemampuan
antiinflamasinya sangat lemah.
 Intoksikasi akut parasetamol adalah N-
asetilsistein, yang harus diberikan dalam
24 jam sejak intake parasetamol.
Ibuprofen

 Mempunyai efek analgetik, antipiretik,


dan antiinflamasi,namun efek
antiinflamasinya memerlukan dosis lebih
besar.
 Efek sampingnya ringan, seperti sakit
kepala dan iritasi lambung ringan.
Asam mefenamat

 Mempunyai efek analgetik dan


antiinflamasi, tetapi tidak memberikan
efek antipiretik.
Diklofenak

 Diberikan untuk antiinflamasi dan bisa


diberikan untuk terapi simtomatik jangka
panjang untuk artritis rematoid dan
osteoartritis.
Indometasin

 Mempunyai efek antipiretik, antiinflamasi


dan analgetik sebanding dengan aspirin,
tetapi lebih toksik.
Piroksikam

 Hanya diindikasikan untuk inflamasi


sendi.
Fenilbutazon

 Hanya digunakan untuk anti infllamasi


dan mempunyai efek meningkatkan
ekskresi asam urat melalui urin, sehinga
bisa digunakan pada artritis gout.

Você também pode gostar