Você está na página 1de 24

Kewajiban dokter dalam proses

peradilan
Latar Belakang
• Undang-Undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman pasal 6 ayat 2 yang
menyatakan “Tiada seorang juapun dapat dijatuhi pidana,
kecuali apabila pengadilan karena alat pembuktian yang
sah menurut Undang-Undang mendapat keyakinan bahwa
seseorang yang dianggap dapat bertanggung jawab, telah
bersalah atas perbuatan yang dituduhkan atas dirinya”.

• UU No.14 Tahun 1970→ pengumpulan bukti harus


dilakukan selengkap mungkin→ ada masalah yang berada
di luar kemampuan penyidik→ perlu bantuan ahli termasuk
dokter
Latar belakang
• Permintaan bantuan tenaga ahli pada:
– tahap penyidikan disebutkan pada pasal 120 ayat (1)
yang menyatakan: “Dalam hal penyidik menganggap
perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli / orang yg
memiliki keahlian khusus”.
– tahap pemeriksaan persidangan, disebutkan pada
pasal 180 ayat (1) yang menyatakan: “Dalam hal
diperlukan u/ menjernihkan duduknya persoalan yg
timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat
minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar
diajukan bahan baru oleh yg berkepentingan”.
• Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai
seorang saksi ahli adalah (Prakoso, 1987) :
• Syarat obyektif.
a. Sehat, dewasa, tidak dibawah perwalian,
sebagaimana (pasal 171KUHAPidana).
b. Tidak boleh ada hubungan keluarga
dengan terdakwa, baik pertalian darah atau
karena perkawinan, dan bukan orang yang
bekerja atau yangmendapat gaji dari
terdakwa (pasal 168 KUHAPidana).
• 2. Syarat Formil
• Saksi ahli harus disumpah menurut aturan
agamanya, untuk memberi keterangan yang
sebenarnya, sebagai-mana diatur dalam pasal
120 ayat (2) KUHAPidana, pasal 179 ayat (2)
Kewajiban Saksi Ahli
a. Didasarkan pasal 159 ayat (2) KUHAPidana
saksi ahli wajib menghadap ke persidangan
setelah dipanggil dengan patut.
b.Didasarkan pasal 160 KUHA Pidana, saksi ahli
wajib ber-sumpah menurut agamanya untuk
memberi keterangan yang sebenarnya.
Cara memberikan keterangan ahli.
• Apabila saksi ahli telah datang ke Pengadilan sesuai
dengan tanggal pemanggilannya,
1.melaporkan kedatangannya kepada panitera
pengadilan, lalu menunggu gilirannya untuk dipanggil
memasuki ruang sidang.
2.Di ruang sidang saksi ahli duduk berhadapan dengan
hakim,
3.Setiap pertanyaan yang diajukan oleh jaksa, pengacara
atau terdakwa kepada saksi ahli harus melalui hakim.
4.Semua jawaban yang diberikan harus jelas, tidak
berbelit, menggunakan bahasa Indonesia yang baik,
mudah dipahami,
Hak sebagai saksi ahli :
• Didasarkan pasal 229 KUHAP, saksi ahli yang
telah hadir berhak mendapat penggantian
biaya menurut Undang-undang yang berlaku.
Bantuan dokter pada penyidik
• Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP).
• Pemeriksaan korban hidup
• Pemeriksaan korban mati
• Penggalian mayat
• Menentukan umur seorang korban / terdakwa.
• Pemeriksaan jiwa seorang terdakwa
• Pemeriksaan barang bukti lain (trace evidence).
DASAR HUKUM
• Dalam hal demikian maka bantuan seorang ahli sangat penting
diperlukan dalam rangka mencari kebenaran materiil selengkap-
lengkapnya bagi para penegak hukum tersebut.
• u/ permintaan bantuan tenaga ahli pada tahap penyidikan
disebutkan pada KUHAP pasal 120 ayat (1), yg menyatakan :
“Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat
orang ahli / orang yg memiliki keahlian khusus”.
• u/ permintaan bantuan keterangan ahli pada tahap pemeriksaan
persidangan, disebutkan pada KUHAP pasal 180 ayat (1) yg
menyatakan : “Dalam hal diperlukan u/ menjernihkan duduknya
persoalan yg timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang
dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan
bahan baru oleh yg berkepentingan”.
JENIS BANTUAN AHLI

• Membuat terang suatu perkara pidana,


mengumpulkan bukti-bukti yang memerlukan
keahlian khusus.
• Memberikan petunjuk yang lebih kuat mengenai
pelaku tindak pidana.
• Membantu hakim dalam menjatuhkan putusan
dengan tepat terhadap perkara yang
diperiksanya.
SANKSI BAGI DOKTER YANG MENOLAK
PERMINTAAN PENYIDIK
• Pasal 216 KUHP :
1. Barangsiapa dengan sengaja tidak menurut perintah atau
permintaan keras, yang dilakukan menurut peraturan
Undang-undang oleh Pegawai Negeri yang diwajibkan
mengawasi atau oleh pegawai negeri yang diwajibkan
atau yang dikuasakan mengusut atau memeriksa tindak
pidana. Demikian juga barangsiapa dengan sengaja
mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
suatu pekerjaan yang diusahakan oleh salah seorang
pegawai negeri itu untuk menjalankan suatu peraturan
undang-undang, dipidana dengan pidana penjara paling
lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak
sembilan ribu rupiah
SANKSI BAGI DOKTER YANG MENOLAK
PERMINTAAN PENYIDIK
• Pasal 216 KUHP :
2. Yang disamakan dengan pegawai negeri yang tersebut
dalam bagian pertama ayat diatas ini ialah semua
orang yang menurut peraturan undang-undang selalu
atau sementara diwajibkan menjalankan suatu jabatan
umum apapun juga.
3. Kalau pada waktu melakukan kejahatan itu belum lagi
dua tahun sesudah pemidanaan yang dahulu menjadi
tetap karena kejahatan yang sama itu juga, maka
pidana itu dapat ditambah sepertiganya.
ALASAN SAH TIDAK MENJADI SAKSI
AHLI
• Keluarga sedarah dalam garis lurus keatas /kebawah
sampai derajat ketiga dari terdakwa / yg bersama-
sama sebagai terdakwa.
– Saudara dari terdakwa / yg bersama-sama sebagai
terdakwa, saudara ibu atau bapak, juga mereka yg
mempunyai hubungan k/ perkawinan dan anak-
anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga.
– Suami / istri terdakwa meskipun sudah bercerai
atau yg bersama-sama sebagai terdakwa.
Perundang-undangan dan peraturan yang berkaitan
dengan pekerjaan dokter dalam membantu
peradilan:

• Pasal 1(28) KUHAP • Pasal 136 KUHAP


• Pasal 120 KUHAP • Pasal 160 KUHAP
• Pasal 133 KUHAP • Pasal 161 KUHAP
• Pasal 134 KUHAP • Pasal 162 KUHAP
• Pasal 135 KUHAP • Pasal 170 KUHAP
Pasal 1(28) KUHAP
• Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan
oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang
hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu
perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.
Pasal 120 KUHAP

(1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat


minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki
keahlian khusus

(2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau


mengucapkan janji dimuka penyidik bahwa ia akan
memberikan keterangan menurut pengetahuannya
yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan karena
harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya
yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat
menolak memberi kan keterangan yang diminta
Pasal 133 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik utk kepentingan peradilan menangani
seorang korban baik luka, keracunan atau mati yg diduga krn
peristiwa yg merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kpd ahli kedokteran
Kehakiman atau Dokter dan atau ahli lainya.
(2) Permintaan ket. Ahli spt yg dimaksud dlm pasal 1 dilakukan scr
tertulis, yg dlm surat itu disebutkan dgn tegas untuk
pemeriksaan luka, pemeriksaan mayat & atau pemeriksaan
bedah mayat.
(3) Mayat yg dikirim kpd ahli kedokteran kehakiman atau Dokter pd
RS hrs diperlakukan scr baik dgn penuh penghormatan pd
mayat tsb & diberi label yg memuat identitas mayat, dilakukan
dgn diberi cap jabatan yg diletakkan pd ibu jari kaki atau bagian
lain bdn mayat.
Pasal 134 KUHAP
• Ayat 1:
Dalam hal sangat diperlukan di mana untuk keperluan
pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari,
penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
keluarga korban.

• Ayat 2:
Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan
sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu
dilakukannya pembedahan tersebut.

• Ayat 3:
Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun
dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahu tidak
ditemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-
undang ini.
Pasal 135 KUHAP
• Dalam hal penyidik untukkepentingan
peradilan perlumelakukan penggalian
mayat,dilaksanakan menurut
ketentuansebagaimana dimaksud dalam
pasal133 ayat (2) dan pasal 134 ayat
(1)undang-undang ini
Pasal 136 KUHAP
• Semua biaya yang dikeluarkan untuk
kepentingan pemeriksaan sebagaimana
dimaksud dalam Bagian Kedua Bab XIV
ditanggung oleh negara
Pasal 160 KUHAP
(1)…..
(2)…..
(3) Sebelum memberikan keterangan, saksi wajib
mengucapkan sumpah atau janji menurut
agamanya masing-masing,bahwa ia akan
memberikan keterangan yang sebenarnya dan tidak
lain daripada yang sebenarnya
(4) Jika pengadilan menganggap perlu,seorang saksi
atau ahli wajib bersumpah atau berjanji sesudah
saksi atau ahli itu selesai memberikan keterangan
Pasal 161 KUHAP
(1) Dalam hal saksi atau ahli tanpa alasan yang sah menolak
untuk bersumpah atau berjanji sebagaimana dimaksud
dalam pasal 160 ayat (3) dan ayat (4),maka pemeriksaan
terhadapnya tetap dilakukan, sedang ia dengan surat
penetapan hakim ketua sidang dapat dikenakan sandera
ditempat rumah tahanan negara paling lama empat belas
hari
(2) Dalam tenggang waktu penyanderaan tersebut telah
lampau dan saksi atau ahli tetap tidak mau disumpah atau
mengucapkan janji,maka keterangan yang telah diberikan
merupakan keteranganyang dapat menguatkan keyakinan
hakim
Pasal 162 KUHAP
(1) Jika saksi sesudah memberi keterangan dalam
penyidikan meninggal dunia atau karena halangan
yang sah tidak dapat hadir disidang atau tidak
dipanggil karena jauh tempat kediaman atau
tempat tinggalnya atau karena sebab lain yang
berhubungan dengan kepentingan negara, maka
keterangan yang telah diberikannya itu dibacakan
(2) Jika keterangan itu sebelumnya telah diberikan
dibawah sumpah, maka keterangan itu disamakan
nilainyadengan keterangan dibawah sumpah yang
diucapkan di sidang

Você também pode gostar