Você está na página 1de 42

Analisa Situasi HIV/ AIDS

Di Jawa Timur

Dinas Kesehatan Jawa Timur


ANALISA SITUASI HIV/ AIDS
DI JATIM s/d DES 2014

ESTIMASI
HIV (+): ODHA
26.433 JATIM:
57.321
AIDS:
12.606

MENINGGAL:
3.508
HIV/AIDS  MASIH MENJADI ANCAMAN…..
• Faktor Penularan utama melalui:
o Heteroseksual (78,11 %)
o NAPZA/ IDU ( 13,27%)
• Rasio:
o Laki-laki : 7.864 (62,38 %)
o Wanita : 4.742 (37,62 %)
• Anak < 15 th = 615 (4,87%)
• Berdasarkan pekerjaan sebanyak
2.187 (17,35% ) adalah Ibu RT >
PSK 844 (6,69 %)
• Ibu Hamil HIV = 828 dan di ART
632
• Bayi lahir dari ibu Hamil HIV (+)
= 534
• Bayi lahir di Tes 145 diantaranya
HIV+ 77 , Meninggal 20 bayi
Jumlah kasus HIV;kasus AIDS dan kasus kematian AIDS
di Jawa Timur kondisi s/d Desember 2014
6000
HIV
AIDS 5110
5000
Mati 4830

4000
3346
3244
3000 2646 2594
2250
2000 1513 1779
1691
1131 1148
1235 1149
1000 1108
1119
788
422 553 333 362 396 353
197
11 25 59100121 203 342 465 140
0 2 0 1 0 32 0 1 32 2 3 3 121193220 303
2 7 5 28 46 76
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14
TAHUN
Jml Kasus AIDS di Prov. Jatim Berdasarkan
Kelompok Umur s/d Desember2014

>60 172

55 - 59 276

50 - 54 564

45 - 49 925

40 - 44 1463

35 - 39 1862

30 - 34 2783

25 - 29 2854

20 - 24 1116

15 - 19 152

10 - 14 17

5-9 108

0-4 338

0 500 1000 1500 2000 2500 3000


Jml Kumulatif Kasus AIDS di Jatim Berdasarkan Jenis Pekerjaan s/d
Desember2014
Manager 1
Pilot/Pramugari 2
1Turis 5
Prof Medis 14
Seniman 36
Pelaut 67
TNI-POLRI 71
NAPI 92
PNS 159
Non Medis Profesional 169
Siswa 178
Petani 393
Supir 487
Buruh 747
PSK 844
Lain 1331
Karyawan 1468
Tdk Tahu 2148
Ibu RT 2187
Wiraswasta 2231
0 500 1000 1500 2000 2500
Jml Kasus AIDS Berdasar Tempat Tinggal di Prov. Jatim
s/d Desember 2014
2500

2030
2000

1500

1116
1000
749 755 775
570 582 599
495 547 554
500 412
340
218 224 254 257 272 275

0
Jml Kasus AIDS Berdasar Tempat Tinggal
di Prov. Jatim s/d Desember 2014
250
217

200
174

150 141

113 114
106
95
100 83
78 80
70 72
63

41 45 45
50 35
16 18

0
Prosentase Kasus AIDS Berdasar Faktor Risiko
di Prov. Jatim s/d Desember 2014 (N=12.606)
80.00 78.16

70.00

60.00

50.00

40.00

30.00

20.00
13.25

10.00
3.67 3.70
0.32 0.91
0.00
Lain Bisek Perinatal Homo IDU Hetero
PAYUNG HUKUM
PROGRAM HIV/AIDS
Peraturan Perundangan HIV
• UU No 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
• UU 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
• UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM
• UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika
• UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
• Peraturan Presiden No 75 tahun 2006
• Permenko Kesra selaku ketua KPA Nas No 02 thn 2007
• Instruksi Menteri Kesehatan RI nomor : 72/MENKES/INST/II/1988
tentang kewajiban melaporkan penderita dengan gejala AIDS.
• SK Menkes No 567/ Menkes/ SK/ VII/ 2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengurangan Dampak Buruk NAPZA
• Perda No. 5 Tahun 2004 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan
HIV/AIDS di Jawa Timur
Peraturan Perundangan HIV
• KepMenKes Nomor: 622/MENKES/SK/ VII/1992 tentang
Kewajiban Pemeriksaan HIV Pada Donor Darah.
• KepMenKes No. 832/X/2006 tentang Penetapan Rumah Sakit
Rujukan bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan Standar
Pelayanan Rumah Sakit Rujukan ODHA dan satelitnya
• KepMenKes Nomor 494/Menkes/SK/2006 tentang Penetapan
Rumah Sakit dan Satelit Uji Coba PTRM Serta Pedoman PTRM.
• SK Menteri Kesehatan No. 1190 tahun 2004 tentang Pemberian
Gratis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan Obat Anti Retroviral
(ARV) dan SK Menkes no.83 / 2004.
• SK Menkes No 1507 tahun 2005 tentang Pedoman Pelayanan
Konseling dan Tes HIV Sukarela
• PerSK Gubernur tentang Pembubaran Lokalisasi.
• SE PPIA dan SE 129 Tahun 2013 Pengendalian HIV AIDS &IMS
• Permenkes N0. 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV AIDS
TUJUAN UMUM

Meningkatnya pengendalian
HIV-AIDS dan IMS secara
berhasil-guna dan berdaya-guna
dalam rangka mencapai
derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya
TUJUAN KHUSUS
1. Menurunnya jumlah kasus baru
HIV serendah mungkin (target
jangka panjang: zero new infection)

2. Menurunnya tingkat diskriminasi


serendah mungkin (target jangka
panjang: zero discrimination)

3. Menurunnya angka kematian AIDS


serendah mungkin (target jangka
panjang: zero AIDS related deaths)
KEBIJAKAN NASIONAL
1. Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan pengembangan
kapasitas.
2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan profesionalisme
dalam pengendalian HIV-AIDS dan IMS.
3. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pengendalian HIV-
AIDS dan IMS.
4. Meningkatkan jangkauan pelayanan
5. Mengutamakan program berbasis masyarakat.
6. Meningkatkan jejaring kerja, kemitraan dan kerja sama.
7. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya.
8. Mengutamakan promotif dan preventif.
9. Memprioritaskan pencapaian sasaran MDG’s, komitmen
nasional dan internasional
STRATEGI PENGENDALIAN
PROGRAM HIV/AIDS
Pemberdayaan
masyarakat swasta
dan madani

Mengutamakan
Manajemen upaya promotif-
Pengendalian preventif

Pengobatan,
pemeriksaan Pembiayaan
penunjang

Pengembangan
dan pemberdayaan
SDM
Permenkes No. 21 Tahun 2013
PERMENKES 21 TAHUN 2013
Dalam rangka mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDG) yang ke-6,
terkait dengan pengendalian HIV dan AIDS yaitu mengendalikan penyebaran dan
mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS serta mewujudkan akses
terhadap pengobatan AIDS bagi semua yang membutuhkan pada tahun 2015,
maka perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

Memperkuat Upaya Promkes Pencegahan


Pemerintah Daerah agar meningkatkan dan memperluas promosi kesehatan
Kampanye Aku Bangga Aku Tahu (ABAT)
Dinas Kesehatan kabupaten/kota agar meningkatkan layanan Infeksi Menular
Seksual di Puskesmas yang dalam wilayah kerjanya terdapat hotspots(daerah
pelacuran dan atau penggunaan napza), upaya pencegahan HIV melalui transmisi
seksual (PMTS), dengan meningkatkan penemuan kasus/skrining rutin,
pengobatan
Agar pemberian kondom sebagai alat pencegahan penularan iMS dan HIV
menjadi bagian dari paket pengobatan IMS, ARV, layanan terapi rumatan,
metadon, dan layanan alat suntik steril
PERMENKES 21 TAHUN 2013
Upaya Perluasan Konseling dan Tes HIV.
 Peningkatan diagnosis dini
melalui penawaran tes HIV melalui Tes dan Konseling Inisiatif
Petugas(TKIP/PITC), sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat se gera
mendapatkan akses layanan
 Agar dianjurkan tes HIV kepada semua :
1. Ibu hamil di daerah dengan prevalensi HIV tinggi
2. Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS)
3. Pasangan ODHA
4. Pasien TB; Pasien Hepatitis
5. Warga binaan Lapas/Rutan
6. Pada populasi kunci dan orang yang masih berperilaku berisiko agar
dilakukan tes
7. HIV ulang (retesting) minimal setiap 6 bulan sekali
PERMENKES 21 TAHUN 2013
Upaya, Perawatan, Dukungan dan Pengobatan:
 Penilaian dalam akreditasi
Puskesmas dan Rumah Sakit memasukkan layanan HIVAIDS sebagai
bagian dari standar Pelayanan di RS
 Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/kota agar segera
memperluas pelaksanaan Layanan Komprehensif
Berkesinambungan(LKB) dan menerapkan SE PPIA
 Inisiasi dini ART
tanpa melihat nilai CD4, dapat diberikan kepada Ibu Hamil
HIV(+),pasien koinfeksi TB, LSL,pasien koinfeksi Hepatitis B dan
C, WPS, Penasun, ODHA yg pasangan tetapnya memiliki status HIV
(-) &tidak menggunakan kondom secara konsisten.
Diharapkan Pemerintah Daerah/Rumah Sakit dapat membebaskan
biaya untuk pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan Rapid
Test HIV, Viral Load, dan pemeriksaan CD4 guna memudahkan akses
ODHA untuk pengobatan ARV.
KEGIATAN PENGENDALIAN
HIV-AIDS & IMS BIDANG KESEHATAN
Advokasi dan Pengembangan Jejaring kerja
Aspek legal sumber daya dan partisipasi
sosialisasi manusia masyarakat

Pengamanan Program
Pengendalian
Logistik darah donor dan pengurangan
IMS
produk darah dampak buruk

Pencegahan Perawatan,
Kewaspadaan Konseling dan
penularan HIV dukungan dan
universal tes HIV
dari ibu ke anak pengobatan

Surveilans
Pengelolaan epidemiologi dan Monitoring dan Sistem
Logistik pengembangan evaluasi pembiayaan
sistem informasi
Framework Layanan Komprehensif
Berkesinambungan
COMMUNITY
KOMISI
ORGANIZER AIDS
PENANGGULANGAN
(KPA)

Fasyankes Fasyankes
Primer
Sekunder
PUSKESMAS
RS Kab/Kota
KADER

Masyarakat

PBM:
LSM, Ormas,
Kelompok Orsos, Relawan
Fasyankes Dukungan
PBR:
Tersier Keluarga ODHA
RS Provinsi

COMMUNITY
ORGANIZER
6 6Pilar
Pilar dalam
dalam LKB
LKB
• Koordinasi dan kemitraan dg semua
PILAR 1 pemangku kepentingan di setiap lini

PILAR 2 • Peran Aktif ODHA dan Keluarga

• Pelayanan terintegrasi dan terdesentralisasi


PILAR 3 sesuai kondisi epidemiologi setempat

• Paket layanan HIV komprehensif yang


PILAR 4 berkesinambungan

PILAR 5 • Sistem rujukan dan jejaring kerja

PILAR 6 • Akses layanan terjamin


JEJARING DIAGNOSIS HIV

• Rujukan • Menawarkan tes


1. LSM Spesimen (KTIP) pada:
2. Kader 1. Ibu Hamil
Penjangkauan 2. Pasien TB
• Mengajak: 3. Pasien IMS
1. Ibu Hamil 4. MARP
2. Pasien TB • Meminta untuk
3. Pasien IMS pada pasien dg
4. MARP 1. Tanda HIV
5. Orang dg: 2. Gejala HIV
• Tanda HIV
• Gejala HIV
JEJARING PENGOBATAN HIV

DUKUNGAN
KADER DUKUNGAN

LSM LSM KADER


Peran Komunitas (1)
Penjangkauan

Populasi
Kunci PL
• WPS, LSL, Waria, LSM
Penasun, LBT LAYANAN KDS
VCT & IMS
Populasi
Umum KADER

• IRT, Bumil,
Remaja, Lain-
lain
Peran Komunitas dalam Penjangkauan
• Tujuan:
• Meningkatkan Pengetahuan
• Meningkatkan akses layanan VCT dan IMS.
• Membongkar iceberg phenomenon
• Menurunkan kasus baru HIV dan IMS melalui promosi
pencegahan.

• Kegiatan:
• Intervensi Perubahan Perilaku
• Promosi alat pencegahan
• Rujukan ke layanan VCT dan IMS
Community Organizer (CO)
• Siapa CO?
– Kader atau Petugas Lapangan yang telah mendapat
pelatihan Pengorganisasian Masyarakat (CO)
• Tujuan:
– Meningkatkan kesadaran , kemauan, dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat.
– Meningkatkan demand for testing.
• Apa tugasnya?
– Pengorganisasian pikiran Masyarakat paham masalah
secara kritis.
– Membangun kesepakatan
– Membangun mekanisme aksi dan pengawasan.
– Menghubungkan masyarakat dengan layanan kesehatan.
Peran Komunitas (2)

Populasi
Kunci PL
• WPS, LSL, Waria, LSM
Penasun, LBT LAYANAN KDS
VCT/CST
Populasi PS KS

Umum KADER

• IRT, Bumil,
Remaja, Lain-
lain
Kader/WPA
Peran Komunitas dalam Dukungan ODHA

• Tujuan: • Kegiatan:
• Penerimaan Status • Kunjungan Rumah
• Akses Layanan CST • Kunjungan ke Fasyankes
• Kepatuhan Minum Obat • Pertemuan KDS di
• Pencegahan Positif Fasyankes/di Luar
Fasyankes
• Rujukan ke Fasyankes
• Perawatan Odha di
rumah / Komunitas
Triple FDC
KEBIJAKAN
LOGISTIK PROGRAM
Obat IO, IMS,
ARV Reagen Diagnostik HIV-IMS

• Obat ARV  100%


ditanggung pemerintah • SE Dirjen PP&PL no.
HK.02.03/D III.2/823/2013
pusat berdasarkan Surat
Kep. Menteri Kesehatan No. • Cost sharing dengan Pemda
1190/Menkes/SK/X/2004

190/Menkes/SK/X/2004 menetapkan bahwa kelangsungan


pemberian OAT & ARV gratis oleh pemerintah pusat dalam hal
ini Dit Jen P2PL melalui APBN dan dana hibah luar negeri
CASCADE PENGOBATAN ARV KUMULATIF s/d DESEMBER 2014
Sumber data : Masuk Perawatan HIV+=
24.089
46 Klinik CST Aktif
31 %
Jawa Timur
69 %
Belum Memenuhi syarat
Memenuhi syarat medis untuk di ART
medis untuk di ART 7,576
16513

75 % 25 %
Belum Pernah menerima ART
Pernah menerima = 4174
18% ART=12.339
Meninggal 8%
Rujuk keluar
2192 22 % 50 %
2% 977
Lolos follow-up Aktif Menghentikan atau stop
menerima 293
2766 ART6111
74 %
24 % 2%
Original 1st line
Substituted Switched 2nd line
4530 1st line
126
1455
PENGGUNAAN REJIMEN ARV JANUARI-DESEMBER 2014
PROVINSI JAWA TIMUR
ODHA Yang Memerlukan ART( Estimasi 2012) 57321
Masuk Perawatan HIV 24089
Memenuhi Syarat Untuk ART 16513
Pernah Menerima ART 12339
Masih Aktif Dengan ART 6111
Meninggal dunia s/d akhir bulan ini 2192
Lolos follow-up > 3 bulan s/d akhir bulan ini 2766
adherence >95% 4217
adherence 80-95% 293
adherence < 80% 229
Rejimen lini ke-1 orisinal 4530
Substitusi rejimen lini ke-1 1455
Switch ke rejimen lini ke-2 126
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000
Layanan (RS) KT – HIV DI Jawa Timur

: BELUM ADA LAYANAN KT-HIV


Layanan (PUSKEMAS) KT – HIV
DI Jawa Timur

: BELUM ADA LAYANAN KT-HIV


Layanan RS RUJUKAN ARV DI Jawa Timur

: BELUM ADA LAYANAN PDP


TETAP BERJUANG

TERIMA KASIH

Você também pode gostar