Você está na página 1de 36

Abortus

ANA PERMATASARI M
17360288

Pembimbing : dr. Raymond Ginting, Sp.OG


Epidemiologi
Estimasi kejadian abortus tercatat oleh WHO
sebanyak 40-50 juta, sama halnya dengan 125.000
abortus per hari.

Hasil studi Abortion Incidence and Service Avaibility


in United States pada tahun 2016 menyatakan
tingkat abortus telah menurun secara signifikan
sejak tahun 1990 di negara maju tapi tidak di
negara berkembang
Di Indonesia angka kematian ibu menurut Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
2007 adalah sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Dari jumlah tersebut, kematian akibat abortus tercatat
mencapai 30%.
Angka ini telah mengalami penurunan namun belum
mencapai target MDGs (MillenniumDevelopment Goals)
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (BAPPENAS,
2011).
Angka ini meningkat pada SDKI 2012 menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup.
Angka tersebut masih belum sesuai dengan kesepakatan
MDGs pada tahun 2015 yaitu 115 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka tersebut masih belum sesuai dengan
kesepakatan MDGs pada tahun 2015 yaitu 115 per
100.000 kelahiran hidup.
BATASAN USIA JANIN -
KELAYAKHIDUPAN : (WHO)
1. ABORTUS : < 20 MINGGU ATAU < 1000 GRAM
2. IMATUR : 20 - 28 MINGGU ATAU 1000 - 2500 GRAM
3. PREMATUR : 28 - 32 MINGGU (2500 - 3500 GRAM)
4. MATUR : 32 MINGGU
5. POSTMATUR : > 32 MINGGU
Faktor Faktor Abortus

Faktor Genetik
Faktor Anatomi
Faktor Endokrin
Faktor Infeksi
Faktor Imunologi
Faktor Trauma
Faktor Nutrisi dan Lingkungan
Faktor Kontrasepsi Berencana
diakibatkan oleh kariotipe dari embrio,
F. Genetik
kelainan kromosom dan mutasi gen

F. Anatomi Anomali uterus, kelainan kongenital, serviks


inkompeten
DM, Kadar progesteron yang rendah, faktor
F. Endokrin humoral terhadap imunitas desidua,
hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, dan
sindrom polikistik ovarium
F. Infeksi Infeksi janin, infeksi plasenta, infeksi kronis
endometrium

F. Genetik SLE
F. Trauma Trauma abdominal yang
berat

F. Nutrisi dan Paparan obat, bahan kimia atau


Lingkungan radiasi, merokok, alkohol dan
kafein

F. Kontrasepsi
IUD
Berencana
Patofisiologi
• Lebih dari separuhnya disebabkan oleh
anomali kromosom.

• Keguguran dini disertai perdarahan ke dalam


desidua basalis dan nekrosis jaringan sekitar,
sehingga ovum terlepas dan merangsang
kontraksi uterus yang menyebabkan ekspulsi.
Gejala klinis
• 3 gejala utama (postabortion trias) adalah
nyeri di perut bag. Bawah terutama
suprapubik yang bisa menjalar ke
punggung, bokong dan perineum;
perdarahan pervaginan; dan demam yang
tidak tinggi

• Amenorea
3 macam pembagian keguguran/ abortus
1. Berdasarkan kejadiannya
abortus spontan
abortus buatan

2. Berdasarkan pelaksananya
abortus buatan terapeutik
abortus buatan ilegal

3. Berdasarkan gambaran klinis


abortus lengkap (abortus kompletus)
abortus tidak lengkap (abortus inkompletus)
abortus mengancam (imminen)
abortus tak terhalangi (abortus insipien)
abortus habitualis
abortus dengan infeksi (abortus infeksiosus)
Missed abortion
Diagnosis
• Perdarahan pervaginam dari bercak hingga
berjumlah banyak
• Perut nyeri dan kaku
• Pengeluaran sebagian produk konsepsi
• Serviks dapat tertutup maupun terbuka
• Ukuran uterus lebih kecil dari yangseharusnya
Diagnosa
•Amenore, nyeri perut, perdarahan
Anamnesa pervaginam, demam, RPS, RPD, kebiasaan
(habituasi)

Pemeriksa •Bercak darah diperhatikan banyak, sedang atau


an Fisik sedikit
•pemeriksaan bimanual untuk menilai uterus
•Pemeriksaan pelvis untuk menilai serviks

Pemeriksaan •Pemeriksaan laboratorium berupa tes


kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu
Penunjang
bekuat, waktu perdarahan, trombosit, GDS
•Pemeriksaa USG ditemukan kantung gestasi
tidak utuh
Macam - macamabortus
Diagnosis Perdarahan Nyeri Perut Uterus Serviks Gejala Khas
Abortus Sedikit Sedang Sesuai usia Tertutup Tidak ada ekspulsi
Iminens kehamilan jaringan konsepsi

Abortus Sedang- Sedang-hebat Sesuai usia Terbuka Tidak ada ekspulsi


Insipiens banyak kehamilan jaringan konsepsi

Abortus Sedang- Sedang-hebat Sesuai usia Terbuka Ekspulsi sebagian


Inkomplit banyak kehamilan jaringan konsepsi

Abortus Sedikit Tanpa/sedikit Lebih kecil dari Terbuka/te Ekspulsi seluruh


Komplit usia kehamilan rtutup jaringan konsepsi

Missed Tidak ada Tidak ada Lebih kecil dari Tertutup Janin telah mati tapi
Abortion usia kehamilan tidak ada ekspulsi
jaringan konsepsi

Abortus Ada/tidak Ada/tidak ada Sesuai/lebih kecil Terbuka/te Terjadi tanda-


septik ada dari usia rtutup tanda infeksi,
kehamilan didapatkan
keputihan berbau
Diagnosa banding

Kehamilan Ektopik Terganggu


Perdarahan anovular pada wanita
yang tidak hamil
Abortus mola hidatidosa
Kehamilan dengan kelainan pada
serviks
Tatalaksana Umum
• Nilai keadaan umum ibu (vital sign)

• Evaluasi tanda-tanda syok (akral dingin, pucat,


takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg).
– Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok.
– Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan
kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi
mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk
dengan cepat.
Tatalaksana Umum
• Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat
dukungan emosional dan konseling kontrasepsi pasca
keguguran.

• Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus.


Tatalaksana Khusus Abortus Iminens
• Pertahankan kehamilan.
• Tidak perlu pengobatan khusus.
• Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau
hubungan seksual.

• Jika perdarahan berhenti: pantau kondisi ibu


selanjutnya pada pemeriksaan antenatal (kadar Hb
dan USG panggul serial setiap 4 minggu). Nilai ulang
bila perdarahan terjadi lagi.
• Jika perdarahan tidak berhenti: nilai kondisi janin
dengan USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab
lain.
Tatalaksana Khusus Abortus Insipiens
• Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan
risiko dan rasa tidak nyaman selama tindakan
evakuasi, serta memberikan informasi mengenai
kontrasepsi pasca keguguran.

• Jika usia kehamilan <16 minggu: lakukan evakuasi isi


uterus. Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera:
– Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15
menit kemudian bila perlu)
– Rencanakan evakuasi segera.
Tatalaksana Khusus Abortus Insipiens

• Jika usia kehamilan ≥16 minggu:


– Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan
evakuasi sisa hasil konsepsi dari dalam uterus.
– Bila perlu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl
0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per
menit untuk membantu pengeluaran hasilkonsepsi
– Berikan misoprostol
Tatalaksana Khusus Abortus Inkomplit
• Lakukan konseling.

• Jika usia kehamilan <16 minggu dengan


perdarahan berat:
– Evakuasi isi uterus. Metode yang dianjurkan adalah
aspirasi vakum manual (AVM). Kuret tajam dapat
dilakukan bila AVM tidak tersedia.
– Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan
ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit
kemudian bila perlu).
Tatalaksana Khusus Abortus Inkomplit
• Jika usia kehamilan <16 minggu dengan perdarahan
ringan atau sedang:
– Keluarkan hasil konsepsi yang tampak muncul dari ostium
uteri eksterna dengan jari atau forsepcincin.
– Rekomendasi FIGO: Misoprostol 600μg per oral dosis
tunggal atau 400μg sublingual dosis tunggal.

• Jika usia kehamilan ≥16 minggu:


– Berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk
membantu pengeluaran hasil konsepsi.
Tatalaksana Khusus Abortus Komplit
• Tidak diperlukan evakuasi.
• Lakukan konseling untuk memberikan dukungan
emosional dan menawarkan kontrasepsi pasca
keguguran.
• Observasi keadaan ibu.
• Apabila terdapat anemia lihat tatalaksana anemia pada
ibu hamil
• Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.
Tatalaksana Khusus Missed Abortion
• Lakukan konseling.

• Jika usia kehamilan <12 minggu:


– evakuasi dengan AVM atau sendok kuret.
– Rekomendasi FIGO: Misoprostol 800μg pervaginam setiap 3 jam
(maksimal x2) atau 600μg sublingual setiap 3 jam (maksimal x2)

• Jika usia kehamilan ≥12 minggu namun <16 minggu:


– pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks
sebelum dilakukan dilatasi dan kuretase. Lakukan evakuasi
dengan tang abortus dan sendok kuret.
Tatalaksana Khusus Missed Abortion

• Jika usia kehamilan 16-22 minggu:


– lakukan pematangan serviks.
– Lakukan evakuasi dengan infus oksitosin 20 unit dalam 500
ml NaCl 0,9%/Ringer laktat dengan kecepatan 40
tetes/menit hingga terjadi ekspulsi hasilkonsepsi.
– Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi kembali
sebelum merencanakan evakuasi lebih lanjut.
Tatalaksana Khusus Abortus Septik
• Bila terdapat tanda-tanda abortus septik maka
berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam
untuk 48 jam
– Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6jam
– Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
– Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
Tatalaksana Pasca Evakuasi
• Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30 menit selama
2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruangrawat.

• Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan


untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium.

• Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut


abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa
kadar hemoglobin setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan
kadar Hb >8 g/dl, ibu diperbolehkan pulang.

• Kontrasepsi pasca keguguran dapat dilihat pada materi kontrasepsi


Komplikasi

 perdarahan
Perforasi
syok
Infeksi
Efek anathesi
Disseminated Intravascular
Coagulopathy (DIC)
PROGNOSIS
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi
aborsi spontan sebelumnya

Você também pode gostar