Você está na página 1de 9

Tugas

Sejarah
Oleh :
Feroza Darvika
Titi Yulia
SMAN 1 Sumbar
Semarang dan
Jejak-Jejak
Belanda
Semarang merupakan
kota pesisir tempat
kapal-kapal dagang
dari berbagai belahan
dunia datang dan
pergi sejak abad ke-8,
tak terkecuali Belanda.
Dan inilah ‘warisan’
mereka.
Lawang Sewu

• Lawang Sewu merupakan bangunan megah di


pusat kota (simpang lima) yang menjadi
landmark Semarang. Namanya berasal dari
bahasa Jawa (“lawang” berarti “pintu”, “sewu”
artinya “seribu”) dan merupakan gambaran
masyarakat lokal terhadap bangunan bergaya
art-deco tersebut. Pada zaman Belanda, nama
resminya adalah Het Hoofdkantoor van de
Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij
(Kantor Pusat Perusahaan Kereta Api Swasta
NIS).
Lawang Sewu

• Ciri khas arsitektur Eropa pada Lawang Sewu


dapat terlihat dari kejauhan. Ia terdiri dari tiga
bangunan utama yang terhubung dengan jembatan-
jembatan. Di sisi bangunan, terlihat pintu-pintu
ukuran besar berjajar rapi. Ia juga memiliki
menara kembar. Dari sisi interior, nuansa Eropa
hadir melalui langit-langit ruangan yang menjulang,
lorong-lorong panjang antar ruang, dan jendela-
jendela yang membuka ke dalam dari arah atas.
Dengan penggunaan kayu jati dan trembesi untuk
pintu dan jendela-jendelanya, Lawang Sewu
menyiratkan kemegahan masa lalu
Kota Lama

• Sejarah Kota Lama bermula ketika Kerajaan


Mataram memberikan Semarang kepada VOC
lewat perjanjian yang ditandatangani pada 15
Januari 1678. VOC lantas membangun benteng
bernama Vijfhoek yang digunakan sebagai
tempat perlindungan orang Belanda sekaligus
pusat kegiatan militer. Seiring dengan
perkembangan Semarang, pembangunan meluas
hingga berdirilah perumahan, perkantoran,
serta gedung-gedung pemerintahan. Dulu, Kota
Lama memiliki julukan “little Holland”.
Kota Lama

• Salah satu bangunan menarik – dan tertua – di


sana adalah Gereja Blendhuk. Nama aslinya
Nederlandsch Indische Kerk, dan berusia lebih
dari 250 tahun. Sebutan “blendhuk” yang
memiliki arti “kubah” disematkan karena
bangunannya memiliki kubah merah yang
terbuat dari tembaga. Gereja Blendhuk masih
digunakan untuk aktivitas keagamaan hingga
kini.
Museum Kereta Api Ambarawa

• Museum ini dulunya merupakan stasiun – bernama


Willem 1 Train Station – yang digunakan untuk
memobilisasi pasukan Belanda. Ambarawa, kala
itu, memang merupakan areal militer. Fungsi
tersebut berubah setelah pada 1976 stasiun ini
diubah menjadi museum kereta api, lengkap
dengan 21 koleksi kereta uap yang menjadi daya
tarik utama. Beberapa kereta di sana memiliki
nilai sejarah tinggi. C28, salah satunya. Kereta
buatan Jerman ini sempat membantu presiden
Soekarno mengungsi dari Jakarta ke Yogyakarta
pada 1946. (Bayu Maitra)
Terima Kasih

Você também pode gostar