Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1 1
Hukum Acara Peradilan Agama
Apa dan
bagaimana
beracara di
PA ???
12
Pengertian Hukum Acara Perdata
Prof. DR. Wiryono Projodikuro, SH. : HAP adalah rangkaian peraturan-
peraturan yang memuat bagaimana orang harus bertindak di muka
pengadilan dan cara bagaimana pengadilan harus bertindak satu sama
lain untuk melaksanakan berjalannya peraturan-peraturan hukum
perdata.
Drs. Mukti Arto, SH., M.Hum. Hukum Acara Peradilan Agama adalah
semua kaidah hukum yang menentukan dan mengatur cara
bagaimana melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata
agama sebagaimana yang diatur dalam hukum perdata agama dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
14
DASAR HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA
Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus
suatu perkara yang diajukan kepadanya dengan dalih bahwa hukum
tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya. Dalam bidang hukum acara peradilan agama, hakim wajib
menggali, mengikuti, dan memahami nilai2 hukum yang hidup dan rasa
keadilan yang tidak menyimpang dari syari’ah Islam.
PERKAWINAN
KEWARISAN
WASIAT
KEWENANGAN
PENGADILAN HIBAH
AGAMA WAKAF
SHADAQAH
EKONOMI ISLAM
116
1.Izin beristri lebih dari seorang (Poligami)
2.Izin melangsungkan perkawinan bagi
orang yang belum berusia 21 tahun, dalam
hal orang tua wali, atau keluarga dalam
garis lurus ada perbedaan pendapat.
3.Dispensasi kawin
4.Pencegahan perkawinan
5.Penolakan perkawinan oleh Pegawai
Pencatat Nikah.
117
6. Pembatalan perkawinan
7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami
dan istri
8. Perceraian karena talak
9. Gugatan perceraian
10. Penyelesaian harta bersama
11. Penguasaan anak
12. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan
dan pendidikan anak, bila Bapak yang
bertanggungjawab tidak mematuhinya.
118
13. Penentuan kewajiban memberi biaya
penghidupan oleh suami kepada bekas
istri atau penentuan suatu kewajiban
bagi bekas istri
14. Penentuan kewajiban memberi biaya
penghidupan oleh suami kepada bekas
istri atau penentuan suatu kewajiban
bagi bekas istri.
15. Putusan tentang sah atau tidaknya
seorang anak.
119
16. Putusan tentang pencabutan kekuasaan
orang tua
17. Pencabutan kekuasaan wali
18. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh
pengadilan dalam hal kekuasaan
seorang wali dicabut.
19. Penunjukan seorang wali dalam hal
seorang anak yang belum cukup umur
18 tahun yang ditinggal kedua orang
tuanya.
120
20. Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta
benda anak yang dibawah kekuasaannya.
21. Penetapan asal usul seorang anak dan penetapan
pengangkatan anak berdasarkan hukum Islam.
22. Putusan tentang hal penolakan pemberian
keterangan untuk melakukan perkawinan
campuran.
23. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang
terjadi sebelum UU. Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan dan dijalankan menurut
peraturan yang lain.
121
1. Bank Syari’ah
2. Lembaga Keuangan mikro syari’ah
3. Asuransi syari’ah
4. Reasuransi syari’ah
5. Reksa dana syari’ah
6. Obligasi syari’ah dan surat berharga berjangka
menengah syari’ah
7. Sekuritas syari’ah
8. Pembiayaan syari’ah
9. Dana pensiun lembaga keuangan syari’ah, dan
10. Bisnis syari’ah
122
HARTA BAWAAN DAN HARTA BERSAMA
1. Terjadinya perkawinan harta bawaan suami atau istri
tetap berada dalam kekuasaan masing masing pihak
Pasal 86 ayat 1 KHI, kecuali adanya kesepakatan
untuk menjadikan harta bersama.
2. Perbedaan perjanjian perkawinan dgn taklik talak :
Perjanjian perkawinan menyangkut mengenai harta
kekayaan; sedangkan
Taklik talak mneyangkut mengenai kewajiban suami
terhadp istri.
3. Perjanjian perkawinan dibuat pada waktu atau
sebelum perkawinan dilangsungkan (Pasal 29 ayat 1
UU. No.1/1974). Berlaku sejak perkawinan
dilangsungkan (pasal 29 ayat 3 UU No.1/1974). 123
4. Berdasarkan pasal 29 ayat 4 UU No.1/1974, selama
perkawinan berlangsung perjanjian tersebut tidak dapat
dirubah, kecuali kedua belah pihak ada persetujuan
untuk merubah dan perubahan itu tidak boleh
merugikan pihak ketiga.
124
6. Wujud harta bersama dalam perkawinan, berdasar-
kan pasal 35 UU No.1/1974 ada dua jenis harta
dalam perkawinan:
Harta yang diperoleh selama perkawinan menjadi
harta bersama.
132
3. TAHAP PENDAFTARAN PERKARA
Calon Penggugat/Pemohon kemudian menghadap ke
Meja II dengan menyerahkan surat gugatan/ per-
mohonan dan SKUM yang telah dibayar terseb,
tugas Meja II :
a. Memberi Nomor pada surat gugatan/permohonan
sesuai dengan nomor yang diberikan Kasir, sebagai
tanda telah mendaftar dan petugas Meja II
membubuhkan paraf
b. Menyerahkan satu berkas gugatan/permohonan
yang telah terdaftar bersama 1 lembar SKUM
kepada Penggugat/Pemohon.
c. Mencatat surat gugatan/permohonan ke buku
register induk.
d. Memasukkan surat gugatan/permohonan ke Map
perkara dan menyerahkan kepada wakil Panitera
untuk disampaikan kepada Ketua PA melalui
Panitera.
133
4. TAHAP PENETAPAN MAJELIS HAKIM (PMH)
Selambat-lambatnya 7 hari, Ketua PA menunjuk
Majelis Hakim untuk memeriksa, mengadili
perkara dalam sebuah “ Penetapan Majelis
Hakim”
Pasal 121 HIR/145 RBg jo. Psl 93 UU No.7/1989
139
MEJA III
TUGAS POKOK :
1. Menerima berkas perkara yang telah diputus dan telah
diminutasi
2. Menyusun dan menjahit berkas perkara sebagai bundel A
3. Atas perintah Majelis, melanjutkan perintah pemberitahuan
kepada pihak-pihak yang tidak hadir dalam sidang pembacaan
putusan
4. Membuat catatan pada surat putusan/penetapan dan
salinannya dengan perkembangan zaman berkenaan dengan
putusan/penetapan tsbt.
5. Menghitung dan menetapkan tanggal kekuatan hukum setiap
putusan/penetapan serta tangal terjadinya perceraian
6. Mempersiapkan akta cerai dan memberitahukan kepada para
pihak tentang telah terjadinya perceraian
7. Menyerahkan salinan put/penetapan dan akta cerai kepada
para pihak
8. Mengirim salinan putusan/penetapan kepada instansi yang
terkait.
140
9. Menyerahkan kembali berkas bundel A yang dimintakan
verzet kepada Majelis Hakim yang mengadilinya.
10. Menerima memori/kontra memori banding, Kasasi dan PK
11. Memerintahkan kepada jurusita/JSP untuk
memberitahukan kepada para pihak tentang pernyataan
banding, kasasi, PK, memori dan kontra memori, surat-
surat lain dari para pihak lawan dalam perkara yang
bersangkutan
12. Menyusun dan menjahit berkas bundel B untuk keperluan
banding, kasasi dan PK
13. Mempersiapkan pengiriman berkas banding, kasasi dan PK
14. Memberitahukan kepada meja II segala hal yang perlu
dicatat dlm regstr
15. Memberitahukan kepada kasir yang bertalian dengan biaya
perkara
16. Menyerahkan berkas perkara yang telah dijahit dan telah
selesai kepada Panitera Muda Hukum untuk diarsipkan,
dibuat data dan dilaporkan.
141
Prosedur Penerimaan Perkara Banding
152
SUSUNAN PERSIDANGAN
153
Pembagian Tugas Hakim dalam Persidangan
Surat Edaran Mahkamah Agung RI No.22 Tahun 1969
154
Tugas pokok Panitera Pengganti/Pantera Sidang
Panitera Sidang terdiri dari Panitera, Panitera Muda, Panitera Pengganti, atau
petugas yang ditunjuk untuk itu
155
Tugas Pokok Jurusita/Jurusita Pengganti
1. Menyampaikan surat panggilan, pengumuman2, teguran2
dan pemberitahuan putusan Pengadilan menurut cara2
berdasarkan ketentuan UU.
2. Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Ketua
pengadilan, Ketua Majelis/Majlis Hakim, dan Panitera
3. Membuat berita acara penyitaan
4. Melakukan penyitaan atas perintah Ketua Pengadilan dan
dengan teliti melihat lokasi batas2 tanah yang disita beserta
surat2nya.
5. Melakukan tugas pelaksanaan putusan dan membuat berita
acara yang salinan resminya disampaikan kepada pihak2
yang berkepentingan.
6. Melakukan penawaran pembayaran uang titipan pihak
ketiga serta membuat berita acaranya.
7. Melaksanakan tugas di wilayah pengadilan yang
bersangkutan 156
Mekanisme Pemeriksaan
Perkara dalam Persidangan
I. Mediasi/ Perdamaian
II. Pembacaan Surat Gugatan/Permohonan
III. Jawaban Tergugat/Termohon
IV. Replik dari Penggugat/Pemohon
V. Duplik dari Tergugat/Termohon
VI. Pembuktian
VII. Musyawarah Majelis dan Pembacaan
Putusan
157
UPAYA PERDAMAIAN :
1. Melalui mediasi
3. Mengangkat hakam
158
PENGGUGAT TERGUGAT
Perdamaian
GUGATAN JAWABAN
REPLIK DUPLIK
PEMBUKTIAN
KESIMPULAN
MUSYAWARAH MAJELIS
PUTUSAN AKHIR
159
Keabsahan pemanggilan pihak
yang berperkara merupakan syarat
mutlak yang harus dipenuhi untuk
dapat dilanjutkannya persidangan
Pasal 55 UU No.50/2009 perubahan Kedua UU
No.7/1989 jo. Psl.26 PP No.9/1975
160
Kehadiran para pihak
Kehadiran para pihak/wakilnya adalah
keharusan dalam hukum acara persidangan, jika
tidak demikian maka perkara bisa menjadi gugur
atau diputus dengan verstek.
Namun demikian kehadiran para pihak itu
sendiri merupakan hak yang dimiliki apakah ia
akan hadir di persidangan atau tidak.
161
I. Mediasi
PENGERITAN
Mediasi adalah Cara penyelesaian sengketa
melalui proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh
mediator. (Pasal 1 ayat 7 Perma No.1 Thn 2008)
163
Karakteristik Mediasi
Perpanjangan atau pengembang proses
negoisasi
Intervensi dari pihak ketiga (mediator) yang
netral dan dapat diterima kedua belah pihak
Pihak ketiga tersebut (mediator) tidak
berwenang membuat keputusan
Pihak ketiga tersebut (mediator) membantu para
pihak untuk mencapai atau menghasilkan
kesepakatan yang dapat diterima para pihak.
164
Dasar Hukum Mediasi
165
Lembaga-lembaga atau badan yang menyediakan
jasa mediasi di Indonesia
167
Syarat menjadi Mediator
Pada asasnya tiap mediator bersertifikat
Kecuali di wilayah hukum Pengadilan
Tingkat Pertama tidak ada mediator
terdaftar bersertifikat, hakim tanpa
sertifikat boleh menjadi mediator
Sertifikat diperoleh dari pelatihan oleh
lembaga yang terakreditasi di MARI
Pasal 5 Perma No.1 Tahun 2008
168
Hak para pihak memilih mediator
Hakim bukan pemeriksa perkara
Advokat atau akademisi hukum
Profesi non hukum
Hakim Majelis pemeriksa Perkara
169
BATAL DEMI HUKUM
173
II. Melakukan Perdamaian
174
PENGERTIAN PERDAMAIAN
Suatu persetujuan di mana kedua belah pihak dengan
menyerahkan, menjanjikan atau menahan suatu barang,
mengakhiri suatu sengketa yang sedang bergantung atau
mencegah timbulnya suatu perkara, dan persetujuan perdamaian
tidak sah melainkan harus dibuat secara tertulis. (Pasal 1851
KUHPerdata).
Apabila pada hari sidang yang telah ditetapkan kedua belah pihak
yang berperkara hadir dalam persidangan maka Majelis Hakim
berusaha mendamaikan pihak-pihak yang berperkara tersebut. Jika
dapat dicapai perdamaian maka pada hari persidangan hari itu
juga dibuatkan putusan perdamaian dan kedua belah pihak
dihukum untuk mentaati persetujuan yang telah disepakati itu.
Putusan perdamaian tersebut telah mempunyai kekuatan hukum
tetap dan dapat dilaksanakan eksekusi sebagaimana putusan
biasa, namun putusan perdamaian tersebut tidak dapat diajukan
banding ke pengadilan tingkat banding. (Pasal 130 HIR / 154 RBg.)
175
Dasar Hukum Perdamaian
1. Al-Qur’an Surat Al Hujarat ayat 9 “Jika dua
golongan orang yang beriman bertengkar maka
damaikanlah mereka…”
2. HIR Pasal 130 / RBg Pasal 154
3. Pasal 65 dan 82 UU No.7 Tahun 1989 / UU
No.50 Tahun 2009
4. Pasal 39 UU Nomor 1 Tahun 1974
5. Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9/1975.
178
Nilai Kekuatan Perdamaian
Akta Perdamaian berisi menghukum kedua belah
pihak untuk memenuhi isi perdamaian yang
telah dibuat antara mereka
Akta Perdamain mempunyai kekuatan hukum
yang sama dengan putusan hakim dan dapat
dieksekusikan.
Akta perdamaian dicatat dalam register induk
perkara yang bersangkutan pada kolom putusan
Akta perdamaian tidak dapat dimintakan
banding, kasasi ataupun Peninjauan Kembali.
Terhadap akta perdamaian tidak dapat diajukan
gugatan baru lagi
179
Perdamaian dalam Perkara Perceraian
Upaya damai dalam perkara perceraian adalah mendamaikan pihak-
pihak yg bersengketa utk menghentikan perseng-ketaannya dgan
mengupayakan tidak terjadinya perceraian.
Pada sidang pertama dalam upaya perdamaian, pihak principal
(suami-isteri) harus datang secara pribadi, kecuali apabila salah satu
pihak berkediaman di luar negeri dan tidak dapat datang menghadap
secara pribadi, maka dapat diwakili oleh kuasanya yang secara
khusus dikuasakan untuk itu.
Upaya perdamaian perceraian dengan alasan perselisihan dan
pertengkaran yg terus menerus, bersifat imperative yang diwajibkan
oleh hukum kepada para hakim yang memeriksa, mengadili dan
memutus perkara perceraian. Upaya damai secara optimal.
Upaya perdamaian perceraian dengan alasan zina, cacat badan atau
sakit jiwa yang berakibat tidak dapat melaksanakan kewajibannya,
sifat usaha damai yang dilakukan oleh hakim tetap harus dilakukan
karena hal itu merupakan suatu kewajiban tetapi tidk dituntut secara
optimal. Hal mana sebagai kewajiban moral bukan kewajiban
hukum.
Produk perdamaian dalam perkara perceraian adalah Penetapan,
dimana pihak yang mengajukan gugatan/permohonan mencabut
perkaranya karena telah terjadi perdamaian/islah/rukun
kembali dalam membina rumah tangga. 180
Perdamaian di luar sidang
181
Mekanisme perdamaian perkara perceraian
Pasal 82 UU No.7/1989
1. Pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian
hakim berusaha untuk mendamaikan kedua belah
pihak
2. Pada sidang perdamaian dalam perkara perceraian
para pihak harus hadir secara in person, kecuali
apabila salah satu berada di luar negeri, dan tidak
dapat datang menghadap secara in person dapat
diwakili oleh kuasanya yang secara khusus dikuasakan
untuk itu.
3. Apabila kedua belah pihak bertempat tinggal di luar
negeri maka Penggugat/Pemohon pada sidang
perdamaian tersebut harus menghadap secara in
person
4. Selama perkara belum diputuskan, usaha perdamaian
dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan. 182
Perdamaian pada Pengadilan Tk. Pertama
183
Perdamaian pada Pengadilan tingkat
banding atau kasasi
185
Pembacaan Surat Gugatan/Permohonan
190
IV. Jawaban Tergugat/Termohon
Pihak Tergugat/Termohon diberi kesem-
patan untuk membela diri dan mengajukan
segala kepentingannya terhadap Penggu-
gat/Pemohon melalui Majelis Hakim dalam
persidangan
Dalam hal tergugat menjawab gugatan,
ada beberapa kemungkinan yang dapat
diajukan Tergugat bersama-sama dalam
jawabannya :
1) Eksepsi,
2) Tuntutan Provisi,
3) Jawaban Terhadap pokok perkara,
4) Mengajukan gugat balik (rekonpensi). 191
Jawaban Tergugat/Termohon
Jawaban Tergugat/Termohon terdiri dari 2 macam,
Jawaban yang tidak langsung mengenai pokok
perkara yang disebut eksepsi (tangkisan), dan
Jawaban yang mengenai pokok perkara (Verweer ten
principle).
Maksud pengajuan eksepsi agar hakim menetapkan
gugatan/permohonan tidak diterima atau ditolak.
Dalam penerapannya, eksepsi dibagi 2 macam yaitu :
1. Eksepsi Formil (Prosessual eksepsi)
2. Eksespsi tentang materi gugatan/permohonan
(Materiil eksepsi).
192
Eksepsi formil adalah eksepsi yang
berdasar pada hukum formil (hukum acara)
yang berlaku.
Materiil Eksepsi Yaitu Eksepsi yang
diajukan pihak Tergugat/Termohon
berdasarkan hukum materiil atau eksepsi
yang langsung mengenai materi perkara
atau bantahan terhadap pokok perkara.
193
Eksepsi Formil meliputi beberapa bentuk, yaitu :
1. Eksepsi mengenai Kewenangan Absolut (eksepsi
absolut/attributief exceptie)
Maksud Eksepsi absolut pernyataan ketidakwenangan
suatu pengadilan untuk menerima, memeriksa, mengadili
dan memutus suatu perkara yang sebenarnya menjadi
kewenangan pengadilan lain dalam lingkungan peradilan
yang berbeda.
Eksepsi absolut dapat diajukan di setiap saat dn di setiap
tahap pemeriksaan, walaupun tidak diminta oleh pihak
Tergugat/Termohon, namun hakim secara ex officio harus
menyatakan dirinya tidak berwenang memeriksa perkara
tersebut (Pasal 134 HIR)
Bila Eksespsi diterima maka putusan dinyatakan dalam
secara negatif bahwa pengadilan tidak berwenang
Bila eksepsi ditolak maka ada putusan sela yg menyata-
kan eksepsi ditolak. Atau diputus bersamaan dengan
pokok perkara dlm putusan akhir. Upaya Hukumnya
Banding. (Pasal 136 HIR/162 HIR). 194
2. Eksepsi Mengenai Kompetensi Relatif (Pasal 118 &
133 HIR dan 142 & 159 RBg.)
Eksepsi Relatif/distributief eksepsi adalah
ketidakwenangannya suatu pengadilan untuk menerima,
memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang
sebenarnya menjadi kewenangan pengadilan lain dalam
lingkungan peradilan yang sama.
Eksepsi relatif harus diajukan pada sidang pertama atau
pada kesempatan pertama dan eksepsi dimuat bersama-
sama dengan jawaban.
Dalam perkara perceraian, jika perkara perceraian diajukan
ke Pengadilan Agama yang tidak berwenang maka hakim
secara ex officio harus menyatakan diri tidak berwenang,
hal ini dimaksudkan untuk melindungi hak isteri. (Psl 66 &
73 UU No.7/1989).
Bila eksepsi ini disetujui, gugatan tidak dapat diterima. Bila
eksepsi tidak disetujui maka diputus dalam putusan sela
atau bersama-sama dalam putusan akhir.
Upaya hukum banding. 195
Macam-macam Eksepsi Relatif
Eksepsi nebis in idem (eksepsi van gewijsde zaak)
Suatu perkara tidak dapat diputus 2 kali sehingga suatu
perkara yang sama antara pihak-pihak yang sama pula,
tidak dapat diputus lagi.
Eksepsi diskualifikator,
Menyatakan bahwa Penggugat tdk mempunyai hak utk
mengajukan gugatan/permohonan, atau kemungkinan
salah penggugat menentukan tergugat baik mengenai
orangnya dan / ataupun identitasnya.
Eksepsi Obscurlible
Adanya kekaburan surat gugatan yang diajukan, keka-
buran bisa jadi karena tidak dapat dipahami mengenai
susunan kalimatnya, formatnya, atau hubungan satu
dengan lainnya tidak saling mendukung bahkan
bertentangan.
196
Macam-macam eksepsi Materil
Prematoir Eksepsi, yaitu eksepsi yang
menyatakan bahwa tuntutan Penggugat
belum dapat dikabulkan karena belum
memenuhi syarat menurut hukum.
108
Macam-Macam Alat Bukti
Menurut ketentuan ada beberapa macam alat bukti :
1. Surat
2. Saksi
diatur dlm Psl. 164
3. Persangkaan
HIR / Psl. 284 RBg)
4. Pengakuan
5. Sumpah
Selain alat bukti tsb, masih ada lagi alat bukti lain
yaitu :
1. Descente (185 HIR)
2. Saksi ahli (154 HIR)
3. Pengetahuan hakim (178 (1( HIR). 109
Pengertian alat-alat bukti
Surat adalah sgl sesuatu yg memuat tanda bacaan
utk mencurahkan isi hati atau untuk
menyampaikan buah pikiran. Surat dalam segi
yuridis disebut jg dengan akta.
Surat sebagai bukti ada 2 macam yaitu :
- akta
- bukan akta
Akta dibagi menjadi 2: - akta otentik
- akta di bawah tangan.
Akta authentik adalah akta yang dibuat oleh atau
dihadapan pejabat berwenang (Psl 1868 BW)
Akta dibawah tangan adalah akta yg dibuat untuk
menjadi bukti tanpa bantuan pejabat.
110
Syarat2 Formil akta otentik :
1. Bersifat Partai, dibuat atas kehendak dan
kesepakatan sekurang2nya 2 phk , atau ada
juga yag sepihak, seperti KTP. IMB
2. Dibuat oleh atau dihadapan pejabat
3. Memuat tanggal, hari dan tahun pembuatan
4. Ditandatangani pejabat yang membuat
Akta yg dibuat oleh pejabat disebut acte ambtelijk
Akta yg dibuat dihadapan pejabat disbut partij acte
111
Syarat2 Materiil akta otentik :
1. Isinya berhubungan langsung dengan apa yang
disengketakan di pengadilan.
2. Isinya tidak bertentangan dengan hukum,
kesusilaan, agama dan ketertiban umum.
3. Pembuatannya sengaja untuk dipergunakan
sebagai alat bukti.
• Batas minimal pembuktian akta autentik :
Mempunyai nilai pembuktian yg sempurna
(volleged) dan mengikat (bindende). Bila ada
bukti lawan (tegen bewijs) sehingga ia lumpuh,
maka akta autentik tsbt jatuh menjadi alat bukti
permulaan, jadi + alat bukti lagi
112
Akta di bawah tangan
Syarat formil
1. Bersipat partai
2. Pembuatannya tidak dihadapan pejabat atau tidak ada
campur tangan pejabat atas pembuatannya.
3. Harus bermaterai
4. Ditandatangani 2 belah pihak, kalau cap jempol harus
disahkan oleh pejabat atau notaris bahwa ia kenal atau
diperkenalkan dengan orang yang bercap jempol tsbt.
Syarat materiil akata di bawah tangan
1. isi akta di bawah tangan berkaitan lagsng dengan
apa yang diperkarakan
2. isinya tidak bertentangan dengan hkm, kesusilaan,
agama dan ketertiban umum
3. sengaja dibuat untuk alat bukti. 113
Nilai pembuktikan akta di bawah
tangan
Nilai pembuktian akta di bawah tangan
sama dengan akta autentik jika isi dan
tanda tangan diakui oleh pihak lawan, jika
isi dan tanda tangan yang ada dalam akta
tersebut disangkal oleh pihak lawan maka
akta tersebut nilainya kekuatan
pembuktian sbgai alat bukti permulaan.
114
Pengertian Saksi
Saksi adalah orng yg memberikan keterangan dimuka sidang
dgn memenuhi syarat2 tertentu ttg sesuatu peristiwa yg ia
lihat, dengar dan ia alami.
Syarat-syarat formil saksi:
1. Dewasa
2. Sehat
3. Tidak ada hub. keluarga sedarah maupun semenda dgn pihak
berperkara kecuali undang2 menentukan lain.
4. Tidak ada hub. perkawinan meskipun telah bercerai.
5. Tidak ada hub. kerja kecuali undang2 menetukan lain.
6. Sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
7. Menghadap di persidangan.
8. Memberikan keterangan secara lisan.
115
Syarat - Syarat materil saksi
1. Menerangkan apa yang dilihat, dengar dan
alami sendiri
2. Mengetahui sebab-sebab terjadinya peristiwa
atau keadaan yang diterangkan
3. Bukan merupakan pendapat atau kesimpulan
4. Saling bersesuaian satu sama lain
5. Tidak bertentangan dengan akal sehat
Persangkaan :
Kesimpulan yg ditarik dari suatu peristiwa yg telah dikenal
atau diangap terbukti, bersifat tidak langsung.
(hakim/Undang-undang)
Pengakuan :
Pernyataan seseorang tentang sesuatu peristiwa atau
kejadian bersifat sepihak dan tidak memerlukan persetujuan
pihak lain.
Ada 3 macam pengakuan yaitu :
1. Pengakuan murni-- diakui semua dalil lawan
2. Pengakuan dgn kualifikasi pengakuan dibarengi syarat
3. Pengakuan klausula
117
SUMPAH
Sumpah adalah suatu pernyataan yang khidmat diberikan
atau diucapkan pada waktu memberi janji atau keterangan
dengan mengingat akan sifat Maha Kuasa dari Tuhan yang
percaya bahwa siapa yang memberikan keterangan atau
janji yang tidak benar akan dihukum oleh-Nya.
Sumpah merupakan tindakan yg bersifat relegius yang
digunakan dalam persidangan di pengadilan.
Macam-macam sumpah
Sumpah Pelengkap/tambahan/suppletoireed
Sumpah Pemutus (decissoireed)
Sumpah Penaksir (aestimatoir, schattingeed)
Sumpah Li’an
118
Sumpah pelengkap
Psl 155 HIR/182 RBg dikatakan bahwa hakim
karena jabatannya dapat memerintahkan
sumpah kepada pihak yang berperkara untuk
melengkapi salah satu pihak yang berperkara
untuk melengkapi alat bukti yang sudah ada
supaya perkara dapat diselesaikan atau supaya
dapat menetapkan sejumlah uang yang akan
diperkenankan.
Dalam praktek, harus dibuat dalam putusan sela
119
Syarat formil sumpah supplatoir
Sumpah tersebut untuk melengkapi atau
menguatkan pembuktian yang sudah ada tetapi
belum mencapai batas minimal pembuktian
Bukti yg sudah ada baru bukti permulaan
Para pihak sudah tidak mampu lagi menambah
alat bukti yang lain.
Sumpah dibebankan atas perintah Hakim dan
diucapkan di depan sidang secara in person atau
oleh kuasa dengan surat kuasa istimewa.
120
Syarat Materiil Sumpah pelengkap
Isi lafadz sumpah harus mengenai
perbuatan yang dilakukan sendiri oleh
pihak yang berperkara atau yang
mengucapkan sumpah tersebut
Isi sumpah harus harus berkaitan dengan
pokok perkara dan tidak bertentangan
dengan hukum, agama, kesusilaan, dan
ketertiban umum
121
Sumpah Pemutus/Decissoireed
Adalah sumpah penentu (psl 156 HIR/183 R.Bg.)
Jika tidak ada sesuatu keterangan yang
menguatkan gugtan atau jawaban atas gugatan
itu, maka salah satu pihak dapat meminta
supaya pihak lain bersumpah di muka hakim.
Sumpah pemutus dibebankan kepada salah satu
pihak walaupun sama sekali tida ada bukti ,
pembebanan tersebut atas permohonan salah
satu pihak yang berperkara.
122
Syarat meteriil sumpah pemutus
Isi lafal sumpah harus mengenai
perbuatan yang dilakukan sendiri atau
yang dilakukan bersama-sama oleh kedua
belah pihak yang berperkara
Isi sumpah harus mempunyai hubungan
langsung dengan pokok perkara yang
disengketakan.
123
Syarat formil sumpah pemutus
Sumpah pemutus harus atas permintaan
salah satu pihak yang berperkara
Pembebanan sumpah pemutus harus atas
permintaan salah satu pihak yang
berperkara.
Sumpah pemutus diucapkan di
persidangan secara in person atau oleh
kuasa dengan surat kuasa istimewa.
124
Nilai kekuatan pembuktian sumpah
pelengkap dan sumpah pemutus
Mengandung nilai pembuktian yang sempurna,
mengikat dan menentukan atau memaksa.
Oleh karena itu mutlak dapat berdiri sendiri
tanpa bantuan alat bukti yang lain.
Kekuatan pembuktiannya daoat dilumpuhkan
dengan putusan pidana yang telah berkekuatan
hukum tetap atas dasar bahwa sumpah yang
dilakukan adalah sumpah palsu.
125
Sumpah Penaksir
Psl 155 HIR/ 182 RB.g/ 1940 KUHPer
Adalah sumpah yang diperintahkan oleh Hakim
karena jabatannya kepada Penggugat untuk
menentukan uang ganti rugi.
Aplikasinya : Penggugat terlebih dahulu
membuktikan bahwa ia mempunyai hak atas
ganti kerugian dari suatu yang dituntut.
Nilai Pembuktian sumpah penaksir sama dengan
sumpah pelengkap dan sumpah pemutus
126
Sumpah Li’an
Pasal 87-88 UU No.7/1989
Apabila permohonan atau gugatan cerai dilakukan
dengan alasan salah satu pihak melakukan zina,
sedangkan Pemohon atau Penggugat tidak dapat
melengkapi bukti2 dan Termohon atau tergugat
menyanggah alasan tersebut, maka hakim karena
jabatannya dapat menyuruh Pemohon atau Penggugat
bersumpah.
Termohon atau Tergugat diberi kesempatan pula untuk
meneguhkan sanggahannya dengan cara yang sama.
Apabila sumpah dilakukan oleh pihak suami maka
penyelesaiannya dapat dilaksanakan dengan SUMPAH
LIAN.
Jadi Sumpah lian adalah khusus dalam perkara
permohonan talak dengan alasan isteri berbuat zina.
127
Syarat Formil Sumpah Lian
Tuduhan Isteri berbuat zina tercantum
atau dibuat secara kronologis dalam surat
gugatan/permohonan
Isteri menyanggah tuduhan suami bahwa
dirinya telah berbuat zina dengan laki-laki
lain
Sumpah lian dilaksanakan atas perintah
Hakim yang memeriksa perkara tersebut.
128
Syarat Materil Sumpah Lian
Suami tidak dapat melengkapi bukti-bukti atas
tuduhan zina terhadap isterinya
Sumpah suami diucapkan dalam sidang yang
dihadiri oleh isteri
Sumpah suami dibalas pula dengan isteri yang
disampaikan dalam sidang pengadilan
Sumpah mula’anah (saling melaknat) menurut
teks sumpah yang sudah ditentukan
129
Tata cara sumpah lian (Pasal 127 KHI)
132
IX. Musyawarah Majelis
Sifat Musyawarah Majelis dalam bentuk
rapat tertutup dan rahasia.
Bila terjadi tidak mencapai kata mufakat
bulat, maka pendapat hakim yang berbeda
wajib dimuat dalam putusan (The setting
of opinion).
Dalam musyawarah Majelis, yang menge-
mukakan terlebih dahulu hakim anggota
yang junior kemudian baru hakim anggota
yang senior dan terakhir Hakim Ketua/
Ketua Majelis.
133
X. Pembacaan Putusan
Pembacaan putusan dalam sidang yang terbuka
untuk umum.
Hakim menyampaikan segala pendapatnya
tentang perkara itu dan menyimpulkannya
dalam amar putusan sebagai akhir
persengketaan.
Suatu putusan baru mempunyai arti, apabila
putusan hakim itu mempunyai kekuatan
eksekutorial, yaitu kekuatan untuk dilaksanakan
apa yang ditetapkan dalam putusan itu secara
paksa.
134
PUTUSAN
Pengertian
• Putusan adalah suatu pernyataan yang oleh hakim
diucapkan dalam persidangan dan bertujuan untuk
mengakhiri sekaligus menyelesaikan suatu perkara
atau sengketa atau perselisihan para pihak, dalam
perkara kontensius.
• Penetapan adalah keputusan pengadilan atas perkara
perkara permohonan/voluntair yang tidak terdapat
sengketa. contoh pengesahan nikah, pengangkatan
wali, penetapan ahli waris.
Putusan atau Penetapan adalah kesimpulan suatu
pemeriksaan perkara yang didasarkan pada
pertimbangan, apa hukum yang harus dinyatakan
oleh Majelis Hakim melalui pengucapannya di muka
sidang yang terbuka untuk umum dalam mengakhiri
suatu persengketaan. 135
Susunan dan isi putusan
1. Kepala putusan, yang terdiri dari :
Judul, PUTUSAN
143
g. Gugatan telah lampau waktu (daluwarsa).
Gugatan yang diajukan oleh Penggugat telah
melampaui waktu yang telah ditentukan UU.
Contoh pembatalan nikah karena ada ancaman
kepada pihak isteri. Bila ancaman telah berhenti
dan batas 6 bulan lewat maka hak pembatalannya
menjadi gugur
h. Pengadilan tidak berwenang mengadili, maka
gugatan dinyatakan tidak dapat diterima atau NO.
i. Gugatan dihentikan (aan hanging)
Penghentian gugatan disebabkan karena adanya
perselisihan kewenangan mengadili antara PA dan
PN.
144
2. Gugatan dikabulkan.
3. Gugatan ditolak
4. Gugatan didamaikan
5. Gugatan digugurkan
6. Gugatan dibatalkan
145
III. DILIHAT DARI JENISNYA
1. Putusan Sela.
Putusan yang diadakan sebelum hakim memutuskan
perkaranya demi untuk mempermudah kelanjutan
pemeriksaan perkara.
Putusan diucapkan oleh Ketua Majelis dan harus
dimuat dalam Berita Acara Persidangan.
2. Putusan Praeparatoir.
Putusan sela guna mempersiapkan putusan akhir,
tanpa ada pengaruhnya atas pokok perkara atau
putusan akhir. Contoh, putusan untuk menggabungkan
dua perkara atau untuk menolak diundurkannya
pemeriksaan saksi.
146
3. Putusan Interlucotoir.
Putusan yg isinya memerintahkan pembuktian dan dapat mem-
pengaruhi putusan akhir. Contoh putusan untuk memeriksa
saksi-saksi atau pemeriksaan setempat.
4. Putusan Insedentil
putusan yang berhubungan dengan insiden, seperti putusan
yang bertujuan untuk menghentikan prosedur biasa, contoh
putusan yang membolehkan seseorang ikut serta dalam
suatu perkara (vriwaring, voeging dan tussenkomst).
5. Putusan Provisi.
Putusan yang menjawab tuntutan provisionil, yaitu permintam
para pihak yang bersangkutan agar untuk sementara diadakan
tindakan pendahuluan. MisaInya : Perkara cerai talak, dimana
istri menunut nafkah yang dilalaikan suami, sedangkan istri
sangat membutuhkan nafkah lahir dari suaminya tersebut.
5. Putusan akhir.
Setelah tahap pemeriksaan perkara selesai, maka hakim men-
jatuhkan putusan terhadap perka yang diperiksanya. 147
SITA DAN PENYITAAN
PENGERTIAN :
SITA dan PENYITAAN merupakan tindakan paksa yang
dilakukan hakim terhadap suatu barang untuk diletakkan
atas permintaan Penggugat supaya gugatannya tidak sia-sia
apabila memperoleh kekuatan hukum tetap.
Dengan demikian, suatu benda/barang yg disita tsbt berada
dalam status pengawasan yaitu tidak boleh a) disewakan,
b) diperjualbelikan, c) ditukar, d) diasingkan, dan
e)dianggunkan. dan terhadap barang yang yang telah disita
tidak dapat disita lagi untuk yang kedua kalinya oleh
Pengadilan.
151
Ciri-ciri Revindicatoir Beslag (RB)
Dilakukan atas permintaan Penggugat
terhadap milik Penggugat yang saat ini
dikuasai oleh Tergugat
Penyitaan tersebut dilaksanakan atas benda
yang dikuasai oleh Tergugat secara tidak
sah atau melawan hukum atau juga
Tergugat tidak berhak atasnya.
Objek sita revindikatoir ini hanya terbatas
pada benda bergerak saja.
152
2. Sita Eksekusi (Executorial Beslag)
153
Ciri-ciri Sita Eksekusi :
165
UPAYA HUKUM
Pengertian :
Upaya hukum adalah upaya yang diberikan undang-undang
kepada seseorang atau badan hukum untuk dan dalam hal
tertentu melawan putusan hakim.
Dasar Pemikiran :
Ius curia novit -- namun hakim juga insan biasa yg tdk lepas
dari kekhilafan dan kesalahan, meskipun ia telah berusaha
untuk menghindar dari kekhilapan dan kesalahan tersebut.
Dan karena itulah dlm pelaksanaannya, tidk semua putusan
yang dijatuhkan mutlak sudah benar dan adil, namun masih
terbuka kemungkinan ada yang merasa bahwa putusan
yang dijatuhkan oleh hakim tidak memenuhi rasa keadilan.
Adanya Pengadilan Tinggi Agama, Mahkamah Agung sebgai
lembaga peradilan untuk mengadakan koreksi terhadap
putusan hakim Pengadilan bawahnya yang dirasa tidak adil
atau tidak sesuai dengan peraturan hukum yg berlaku.
166
MACAM-MACAM UPAYA HUKUM
A. UPAYA HUKUM BIASA
1. VERZET (PERLAWANAN)
2. BANDING
3. KASASI
B. UPAYA HUKUM LUAR BIASA
1. PENINJAUAN KEMBALI ( PK )
2. DERDEN VERZET
167
Upaya hukum biasa adalah perlawanan
terhadap putusan verstek berupa verzet,
banding dan kasasi, pada asasnya upaya hukum
ini menangguhkan eksekusi, (pengecualian
adalah apabila ada putusan tersebut dijatuhkan
dengan ketentuan dapat dilaksanakan terlebih
dahulu / uitvoerbaar bij vorraad, maka eksekusi
tetap berjalan).
Upaya Hukum Luar Biasa pada asasnya tidak
menangguhkan eksekusi, baik dalam denden
verzet (perlawan pihak ketiga) maupun dalam
Peninjauan Kembali terhadap putusan yang
telah berkekuatan hukum tetap.
168
UPAYA HUKUM BIASA
A. VERZET
1. Verzet merupakan upaya perlawanan atas putusan verstek.
2. Perlawanan Verstek dapt diajukan dlm tenggang waktu 14 hari
sejak pemberitahuan putusan diterima Tergugat secara langsung
(in person)
3. Bila putusan itu tdk langsung diberitahukan kpd Tergugat sendiri
dan pada saat aanmaning (teguran) Tergugat hadir, tenggang
waktu perlawanan adalah 8 hari sejak dilakukan aanmaning (Pasal
129 HIR/153 RBg)
4. Dan apabila Tergugat tidak hadir pada saat aanmaning, maka
tenggat waktunya adalah hari kedelapan sesudah sita eksekusi
dilaksanakan (pasal 129 ayat 2 jo. Pasl 196 HIR dan pasal 153
ayat 2 jo. Pasal 207 RBg). Dan perkara verzet sama dengan nomor
perkara putusan verstek.
5. Perkara verzet dapat dilakukan walaupun ketidakhadiran Tergugat
dalam proses sidang verstek tidak memiliki alasan yang
dibenarkan hukum. 169
6. Pemeriksaan perkara verzet diperiksa secara keseluruhan yang
dilakukan secara biasa (Psl 129 ayat 3 HIR, Psl 153 ayat 3 RBg)
7. Pengajuan perlawan verzet dilakukan sama pada pendaftaran
perkara biasa.
8. Apabila dalam pemeriksaan verzet pihak Penggugat asal
(Terlawan) tidak hadir, maka pemeriksaan dilanjutkan secara
contradictoir, akan tetapi bila Tergugat asal (Pelawan) yang tidak
hadir maka dijatuhkan putusan verstek yang keduakalinya. Atas
putusan verstek yang dijatuhkan keduakalinya ini tidak dapat
diajukan perlawanan (verzet kembali), tetapi bisa diajukan upaya
hukum banding. (Psl 129 ayat 5 HIR, pasal 153 ayat 5 RBg).
9. Dalam hal Penggugat mengajukan permohonan banding atas
putusan verstek dan Tergugat mengajukan verzet, maka
permohonan verzet Tergugat harus dianggap banding. Jika
diperlukan pemeriksaan tambahan, Pengadilan tk. Banding dengan
putusan sela dapat memerintahkan pengadilan tk.I untuk melakukan
pemeriksan tambahan yang berita acaranya dikirim ke pengadilan
tk. Banding.
170
B. UPAYA HUKUM BANDING
Adalah permintaan atau permohonan yg diajukan oleh
salah satu atau oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
perkara, agar penetapan atau putusan yg dijatuhkan
pengadilan tk.I diperiksa ulang dalam pemeriksaan tk.
Banding oleh Pengadilan Tinggi Agama.
Dasar hukum Pasal 61 UU No.7/1989 telah diubah
keduakalinya dengan UU No.50/2009
“Atas penetapan dan putusan yang Pengadilan Agama
dapat dimintakan banding oleh yang berperkara, kecuali
apabila undang-undang menentukan lain”.
Kewenangan Pengadilan Tinggi Agama mengadili
perkara dalam tk. Banding adalah kewenangan
memeriksa ulang suatu perkara yang telah diputus oleh
PA sbg Pengadilan Tk.I dengan memeriksa
keseluruhan perkara yg bersangkutan. 171
Putusan dan Penetapan Yang Tidak Dapat
Dimintakan Banding :
174
5. Pembayaran ongkos banding
pembayaran ongkos syarat formil
yang membayar pemohon banding
6. Kalau syarat formil telah terpenuhi, registrasi ke
kepaniteraan, membuat akta banding, dan melampirkan
akta banding dalam berkas perkara sebagai bukti akta
atau bukti bagi PTA ttg adanya permohonan banding
7. Jurusita menyampaikan permohoanan banding ke pihak
lawan. Para pihak menyampaikan memori dan kontra
memori banding ke dalam berkas dan disampaikan.
8. Menyampaikan pemberitahuan inzage, selambat-
lambatnya dalam 14 hari dari tanggal permohonan
banding.
175
9. Penyampaian memori dn kontra memori banding menyam-
paikan memori dan kontra memori banding, serta inzage
bukanlah syarat formil permohonan banding, namun
merupakan HAK.
Tenggang waktu penyampaian memori banding tidak
terbatas waktunya, kapan saja bisa disampaikan selama
perkara belum diputus.
Harus diberitahu dlm bentuk relaas tentang adanya
memori banding kpd pihak lawan, tujuannya pihak lawan
dpt menyanggah memori dengan kontra memori banding
harus memberitahu dengan relas kontra memori banding
kepada pemohon banding
semua memori dan kontra memori banding
dilampirkan/disatukan dalam berkas perkara.
10. 1 bulan sejak tanggal permohonan banding, berkas perkara
harus sudah dikirim ke pengadilan tingkat banding
176
Pemeriksaan Tingkat Banding
1. Dilakukan berdasarkan berkas, tidak ada hubungan
hakim dengan pihak secara langsung, ciri
pemeriksaan secara rasional & realistik
2. Pemeriksaan Tambahan :
a. berdasarkan putusan sela
b. pemeriksaan tambahan dpt dilaksanakn sendiri
oleh Pengadilan Tinggi Agama
c. diperintahkan ke Pengadilan yang memeriksa dan
memutus pada tingkat pertama
3. Pemeriksaan dengan Majelis min 3 orang hakim
tinggi, kecuali UU menentukan lain.
177
KEWENANGAN PEMERIKSAAN TK. BANDING
I. Dari segi putusan:
1. putusan akhir. mengakhir sengketa secara keseluruhan
eksepsi bila putus dengan putusan akhir bisa dibanding, bila
masih berjalan tidak bisa dibanding.
2. Pengabulan atau penolakan sita jaminan tidak bisa dibanding,
karena bukan putusan akhir
3. Tidak bisa diajukan banding terhadap putusan provisi. Karena
putusannya tidak menyangkut pokok perkara.
Ruang lingkup pekerjaan
Untuk barang meliputi : jenis, jumlah, spesifikasi teknis
barang, dan distribusi
Untuk jasa konsultan meliputi : kuantitas, dan kualifikasi
tenaga ahli dan pendukung yang dibutuhkan (pendidikan
dan pengalaman), serta lama penugasan yang
keseluruhannya dituangkan dalam TOR/KAK
Untuk jasa pemborongan/jasa lainnya meliputi : kuantitas
dan spesifikasi teknis
178
II. Putusan banding tidak boleh melampaui kewenangan
mengadili
III. Putusan formil yang tidak berdasar kompetensi
IV. Banding meliputi kepentingan para pihak seperti
perkara waris
V. Permohonan banding tergugt tidak boleh
menguntungkan Penggugat
VI. Permohonan banding yang disebut tidak memenuhi
syarat formil- di NO, yaitu :
a. Permohonan banding melampaui tenggang waktu
b. Tidak melaksanakan pembayaran ongkos banding
c. Permohonan banding ditandatangani oleh orang
yang tidak berhak.
179
UPAYA HUKUM KASASI
Kasasi memecahkanmembatalkan casser
Bilamana suatu permohonan kasasi terhadap putusan
pengadilan di bawahnya diterima oleh MA maka hal
itu berarti bahwa putusan tersebut dibatalkan MA
karena dianggap mengandung kesalahan dalam
penerapan hukumnya.
Putusan dpt dibatalkan di Mahkamah Agung, karena :
1. Tdk berwenang / malampaui batas wewenang
2. Salah menerapkan hukum yang berlaku
3. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan yang
mengancam kelalaian itu dengan batalnya
putusan yang bersangkutan. 180
PEMERIKSAAN TK. KASASI, batas-batasannya :
1. Memeriksa dan memutus tentang tidak berwenang
atau malampaui batas wewenang pengadilan tk.
bawah dn memeriksa dn memutus suatu perkara.
2. Memeriksa dan mengadili kesalahan penerapan
atas pelanggaran hukum yang dilakukan
pengadilan tingkat bawah dalam memeriksa dan
memutus perkara. (salah penerapan hukumnya)
3. Memeriksa dan mengadili disebabkan karena ada
kelalaian tentang syarat-syarat yang wajib dipenuhi
menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku,
181
Tata Cara Pengajuan Kasasi
Pemohon kasasi menyatakan kehendaknya
ke pengadilan agama yang memutus
perkaranya, 14 hari dari putusan banding
diberitahukan kepada ybs.
Pemohon kasasi menghadap meja I yang
mejelaskan dan menaksir panjar perkara–
SKUM bayar via bank.
Kasir menandatangani SKUM-Lunas.
Setelah itu Panitera membuat akta
permohonan kasasi.
182
Permohonan kasasi dicatat oleh Meja II dalam register
buku induk
Paling lama 7 hari diberitahukan ke pihak lawan melalui
jurusita.
selambat2nya 14 hari 14 hari permohonan kasasi dicatat
dalam register buku induk, maka pemohon kasasi wajib
menyampaikan memori kasasi yang memuat alasan-
alasannya. Bila lewat waktu maka Ketua PA mengeluarkan
penetapan bahwa permohonan kasasi tidak diterima.
Selamabat-lambatnya 30 hari setelah memori kasasi
diserahkan, maka meja III wajib memberitahukan kepada
pihak lawan melalui jurusita dengan menyerahkan pula
salinan memori kasasi tersebut.
Pihak lawan berhak mengajukan kontra memori kasasi
terhadap memori kasasi selambat-lambatnya dlm
tenggang waktu 14 hari sejak tanggal diterimanya memori
kasasi.- selambat-lambanya 30 hari sejak diterimanya
kontra memori kasasi , berkas bundel A dan B di kirim ke
Mahkamah Agung.
183
UPAYA HUKUM LUAR BIASA
Peninjauan Kembali adalah pemeriksaan kembali putusan
pengadilan yg telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap
Masalah yang terjadi bila ada PK :
1. Unsur manusiawi– kekhilafan
2. Unsur kebohongan
3. Unsur ditemukan alat bukti baru
4. Dua putusan yg sama objek, subjek dn pokok perkaranya.
PK kewenangan mutlak MA
Yang berhak mengajukan PK : pihak secara in person, ahli
waris mereka, kuasa yang diberik kuasa khusus untuk itu.
Permohonan PK hanya 1 kali
PK tidak menangguhkan eksekusi
Pencabutan permohonan PK adalah hak. 184
Alasan permohonan PK
Putusan berdasarkan kebohongan
Ditemukan bukti2 baru yang menentukan
Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut
atau lebih dari yg dituntut
Pihak dan hal-hal yang sama
Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan
hakim atau suatu kekeliruan semata.
Tenggang waktu PK
Batas tenggang waktu mengenai alasan kebohongan 180 hari
terhitung sejak tanggal diketahui kebohongan
Jika kebohongan itu sampai pidana dengan dijatuhkan
putusan, maka 180 sejak putusan tsebut BHT
Bila alasan novum, 180 hari dari tanggal diketemukan surat2
bukti tersebut.
185
Upaya hukum Derden verzet
Derden Verzet Perlawanan pihak
ketiga
186
EKSEKUSI
Eksekusi adalah hal menjalankan putusan
pengadilan yang sudah berkekuatan hukum
tetap. putusan eksekutorial.
Putusan pengadilan yg dieksekusi adlh putusan
pengadilan yg mengandung perintah kepada
salah satu pihak untuk membayar sejumlah
uang, atau juga pelaksanaan putusan hakim
yang memerintah-kan pengosongan benda
tetap sedangkan pihak yg kalah tidak mau
melaksanakan putusan tersebut secara suka
rela sehingga diperlukan usaha paksa dari
pengadilan untuk melaksanakannya.
Putusan yang mempunyai eksekutorial yang
mengadung amar comdenatoir. 187
Asas-asas yang perlu diketahui
dalam pelaksanaan eksekusi
1. Putusan pengadilan harus sudah
berkekuatan hukum tetap
2. Putusan tidak dijalankan secara sukarela
3. Putusan mengadung amar
comdemnatoir
4. Eksekusi di bawah pimpinan Ketua
Pengadilan.
188
Macam-macam/Jenis Eksekusi
189
Dalam praktek di Peradilan Agama
1. Eksekusi riil atau nyata, yang meliputi
penyerahan, pengosongan, pembongkaran,
pembagian, dan melakukan sesuatu.
2. Eksekusi pembayaran sejumlah uang
melalui lelang atau executorial verkoop.
dengan cara menjual lelang barang milik
debitur.
Eksekusi pembayaran sejumlah uang Berarti
Tergugat diperintahkan utk membayar atau
melunasi sejumlah uang kepada
Penggugat. 190
Tata cara eksekusi riil
Permohonan pihak yang menang.
Penaksiran biaya eksekusi
Melaksanakan peringatan (Aan maning)
1. Melakukan sidang insidental yang dihadiri oleh
Ketua PA, Panitera dan pihak yang kalah
2. Memberi peringatan u/ melakukan putusan
hakim dalam jangka waktu 8 hari
3. Membuat berita acara Aan maning
Bila pihak yang di aan maning tidak hadir telah
dipanggil secra resmi dan patut dan
ketidakhadirannya tidak dapat
dipertanggungjawabkan, maka Ketua PA dapat
langsung mengeluarkan surat penetapan perintah
eksekusi kepada Panitera / Jurusita.
191
Mengeluarkan surat perintah eksekusi,
dengan ketentuan :
perintah eksekusi berupa penetapan
Perintah ditujukan kepada Panitera/
Jurusita
disebut dengan jelasnomor perkara dan
objek yang akan dieksekusi
perintah eksekusi dilakukan ditempat
letak barang dan tidak boleh dibelakang
meja.
isi perintah eksekusi supaya dilaksanakan
sesuai amar putusan
Pelaksanaan eksekusi riil.
192
Dalam praktek di Peradilan Agama
1. Mengeluarkan penetapan sita ekskusi
2. Mengelurakan perintah eksekusi
3. Pengumuman lelang
4. Permintaan lelang
5. Pendaftaran permintaan lelang
6. Penetapan hari lelang
7. Penentuan syarat lelang dan floor price
8. Tata cara penawaran
9. Pembeli lelang dan menentuakan pemenang
10. Pembayaran harga lelang.
193
Lelang eksekusi putusan PA
Lelang eksekusi adalah lelang yang
dilakukan untuk melaksanakan putusan
hakim sesuai dengan amar yang telah
ditetapkan, termasuk dalam rangka
eksekusi grose akta.
Dalam praktek peradilan agama barang
dijual dulu lalu kemudian hasil penjualan
itu dibagi sesuai dengan amar putusan PA.
194
Lelang dilihat dari segi fungsinya
Memberikan pelayanan penjualan barang secara
lelang yang bersifat cepat, efesien, aman dan dapat
mewujudkan harga yang wajar kepada masy. atau
penguasa yang bermaksud barangnya dilelang atau
juga kepada peserta lelang.
Memberikan pelayanan penjualan yang bersifat paksa
atau eksekusi baik menyangkut bdg pidana, perdata,
ataupun perpajakan dlm rgk mendukung terwujudnya
keadilan dalam masyarakat
Memberikan pelayanan penjualan dalam rangka
mengamankan barang2 yang dimiliki atau dikuasai
oleh negara termasuk barang milik BUMN atau BUMD
Mengumpulkan penerimaan negara dalam bentuk bea
lelang dan uang miskin.
195
Lembaga Lelang
Lembaga lelang merupakan lembaga
penjualan di muka umum yang dipimpin
oleh pejabat lelang dengan cara
penawaran harga secara terbuka atau.
lisan dan atau tertutup/tertulis yang
didahului dengan pengumuman lelang
kepada seluruh masyarakat.
196
Keuntungan Lelang dengan
penjualan biasa
Adil, karena penjualan lelang bersifat terbuka
(transparan dan objektif)
Aman, karena penjualan lelang disaksikan,
dipimpin dan dilaksanakan oleh pemerintah yang
bersifat indefenden
Tepat dan efesien, krn lelang didahului dengan
pengumuman lelang peserta dapat kumpul pada
saat hari lelang dan pembayaran secara tunai.
Mewujudkan harga yang wajar.
Memberikan kepastian hukum. Ada berita acara
pelaksanaan lelang yg disebut risalah lelang
sebagai akta autentik.
197
Hak-hak pemohon penjual baramg
202
Pengertian istilah hadhonah
Hadhonah adalah pemeliharaan anak yang
belum mampu berdiri sendiri, biaya
pendidikannya dan pemeliharaannya dari
segala yang membahayakan jiwanya.
203
Eksekusi putusan hadhanah