Sood R. Concise book of medical laboratory and technology: methods &
interpretations. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2015 Corbett JV, Banks AD. Laboratory tests and diagnostic procedures : with nursing diagnoses . 8th ed. New Jersey: Pearson Education. 2013 Tujuan pemeriksaan • Menilai kecukupan oksigenasi • Menilai kecukupan ventilasi • Menilai status asam-basa dengan mengukur komponen respiratorik & non-respiratorik Alasan menggunakan darah arteri dibandingkan darah vena • Darah arteri memberikan sampel baik campuran darah dari berbagai tempat ditubuh. Darah vena di ekstremitas hanya memberikan informasi sebagian besar pada ekstremitas tersebut. Metabolisme di ekstremitas dpt berbeda dgn metabolism seluruh tubuh. Perbedaan ini semakin jelas pada: Kondisi shock, dimana ekstremitas dingin & hipoperfusi Exercise lokal ekstremitas, misalnya mengepal & membuka tangan Infeksi lokal ekstremitas Darah dari Central Venous Catheter (CVC) biasanya campuran tdk lengkap darah vena dari berbagai tempat ditubuh. Sampel yg benar-benar campuran keseluruhan darah vena harus diambil dari ventrikel kanan/ arteri pulmonal, namun masih tdk memberikan informasi ttg seberapa baik paru mengoksigenasi darah. • Darah arteri memberikan informasi tambahan ttg seberapa baik paru mengoksigenasi darah Jika konsentrasi O2 arteri normal (fungsi paru baik), tetapi konsentrasi O2 vena campuran rendah, dapat disimpulkan bahwa jantung & sirkulasi bermasalah Pengukuran O2 dari CVC dapat menunjukkan apakah jaringan mendapat oksigen, tetapi tidak membedakan apakah O2 dari jantung atau paru. Jika konsentrasi O2 CVC rendah, artinya; Paru tidak mengoksigenasi arteri dgn baik, sehingga konsentrasi darah vena rendah, atau Jantung tidak mengalirkan darah dgn baik, sehingga jaringan tubuh mengambil lbh banyak O2 dalam satu siklus jantung Karena darah mengalir lambat. Akibatnya konsentrasi O2 vena rendah Syarat tempat pengambilan darah arteri • Aliran darah kolateral tersedia • Superficial atau mudah dijangkau • Jaringan periarterial harus non-sensitive
Arteri yg memenuhi syarat diatas yaitu A. radialis, A. brachialis & A.
femoralis Prosedur pengambilan darah arteri • Tempatkan pasien dalam posisi duduk atau supinasi • Elevasi pergelangan tangan dengan bantal kecil & minta pasien untuk mengekstensi jari (agar pergelangan tangan fleksi & arteri radialis bergerak mendekat ke permukaan) • Palpasi arteri hingga mendapat denyut yg kuat • Swab area tersebut dgn antiseptic • Opsional: anestesi area sekitar dgn lidocaine agar tidak sakit saat usaha pertama mengambil sampel darah gagal • Tusukkan jarum 20G atau 21G dengan sudut 30° (syringe terlebih dahulu diisi heparin) • Ambail darah sebanyak 3-5ml • Tarik jarum, tutup tempat bekas tusukan & tekan selama minimal 2 menit • Putar syringe agar darah bercampur heparin • Jika sampel tdk akan diperiksa dalam 15-20 mnt, letakkan dalam tempat berisi air es sampai waktunya di analisa Simbol gas darah • Huruf besar digunakan sebagai symbol primer darah: C = konsentrasi gas dalam darah S = persen saturasi Hb dengan CO2 atau O2 Q = volume darah QT = volume darah per unit waktu P = tekanan gas atau tekanan parsial gas dalam campuran gas atau dalam darah • Huruf kecil digunakan untuk menentukan asal darah: v = darah vena a = darah arteri c = darah kapiler s = darah shunt Simbol gas darah • Kombinasi symbol: PO2 = tekanan parsial oksigen PvO2 = tekanan parsial oksigen dalam vena PaO2 = tekanan parsial oksigen dalam arteri PCO2 = tekanan parsial karbon dioksida PaCO2 = tekanan parsial karbon dioksida dalam arteri PvCO2 = tekanan parsial karbon dioksida dalam vena SO2 = persen saturasi oksigen SaO2 = persen saturasi oksigen dalam arteri SvO2 = persen saturasi oksigen dalam vena TCO2 = Total karbon dioksida Nilai normal gas darah arteri SO2 • Merupakan rasio jumlah O2 dalam Hb dibandingkan potensi maksimum Hb dalam mengikat O2. • Mengukur hubungan Hb dan O2, tetapi tidak menunjukkan jumlah O2 dalam arteri • Kapasitas O2 = jumlah maksimum O2 yg dapat diikat Hb • Gabungan penilaian saturasi O2, PO2 & Hb dapat menentukan jumlah O2 dalam jaringan (oksigenasi jaringan) Prosedur: Ambil sampel darah arteri a. Ukur dengan oximeter (spektrometri) b. Hitung menggunakan rumus Jumlah O2 • Nilai normal darah arteri: 15-22 volume% (Volume% = volume persentase = mL/100 mL darah) • 1 gram Hb dapat mengikat 1,34 mL O2, sedangkan 100mL plasma darah dapat membawa hingga 0,3 mL O2. • Prosedur: Ambil sampel darah arteri Gunakan rumus: jumlah O2 = SaO2 × Hb × 1.34 + PaO2 × 0.003 • Implikasi Klinis: Penurunan O2 arteri disertai peningkatan CO2 arteri dapat disebabkan PPOK, pasien dgn komplikasi respiratorik post-operative, flail chest, kifoskoliosis, gangguan neuromuscular & hipoventilasi obesitas. PO2 • Pengukuran tekanan yg dihasilkan O2 dalam plasma darah • Menilai efektivitas paru untuk memperdarahi oksigen • Prosedur: Ambil sampel darah arteri Sebagian darah dimasukkan ke mesin Analisa gas darah & tekanan O2 diukur dgn polarographic electrode (Clark electrode) • Implikasi Klinis: Peningkatan: Penurunan PO2 dengan PCO2 Polisitemia normal atau menurun: Hiperventilasi pd sampel Edema pulmonal darah arteri Infiltrasi paru difus Penurunan: Emboli paru Anemia Sirkulasi ekstrakorporeal Dekompensasi jantung postoperative O2 atmosfer insufisien PPOK Penyakit paru restriktif Hipoventilasi krn penyakit neuromuscular PCO2 • Tes untuk megukur tekanan yg dihasilkan CO2 yg terlarut dalam darah dan proporsional terhadap tekanan CO2 dalam alveolus. Biasanya digunakan untuk mendeteksi abnormalitas respiratorik & menentukan status asam- basa darah. • Dengan sampel darah arteri, dapat diketahui seberapa baik udara bertukar dgn darah pada paru. • Prosedur: 1. Ambil sampel darah arteri 2. Jangan paparkan darah ke udara 3. Sejumlah darah dimasukkan ke blood gas analyzer & tekanan CO2 diukur dgn silver-silver chloride electrode (Severinghaus electrode) Implikasi Klinis: • Peningkatan PCO2 biasanya berhubungan dgn hipoventilasi, sebaliknya, jika menurun maka berhubungan dgn hiperventilasi. • Penyebab penurunan PCO2: hipoksia Gugup Gelisah emboli pulmonal kehamilan • Penyebab peningkatan PCO2: penyakit paru obstruktif (PPOK, emfisema) penurunan fungsi pusat pernapasan (trauma kepala, anestesi) Pickwickian syndrome (jarang) TCO2 • Nilai normal darah arteri: 24–30 mEq/L • Mengukur status asam-basa darah • CO2 diukur dari: CO2 terlarut Total H2CO3 HCO3¯ Karbon dioksida karbamino Total CO2 = HCO3¯ + 0.03 × PCO2 Implikasi Klinis: Faktor Interferensi: • Peningkatan: • Obat yg bisa meningkatkan/ Muntah berat menurunkan: Emfisema Nitrofurantoin Aldosteronisme Salicylates Diuretik mercurial • Obat yg bisa menurunkan: • Penurunan: Dimercaprol (BAL) Diare berat Kelaparan Lipomul oil injection Gagal ginjal akut Methicillin. Toksisitas salisilat Asidosis diabetic Diuretik klorotizaid pH Darah • Prosedur: • Ambil sampel darah arteri • Metode direk: sebagian kecil darah dimasukkan ke mesin gas darah & pH dikur • Metode indirek: Menggunkan rumus Henderson-Hasselbalch Implikasi Klinis: • Umumnya pH turun pd asidosis • Alkalosis metabolic: peningkatan asam & naik pada Defisiensi potassium alkalosis krn kehilangan asam Hipokloremia • Asidosis metabolic: Muntah Gagal ginjal Pemberian steroid berlebih Ketoasidosis pd kelaparan & diabetes Pemberian sodium bikarbonat Asisosis laktat Intoksikasi aspirin Olahraga berat • Alkalosis respiratorik: Anemia Penyakit paru akut Keracunan CO Infark miokard Emboli paru akut Gagal jantung akut & kronik Shock CF dewasa • Asidosis respiratorik: Hamil trimester ketiga ARDS Psikosis, neurosis Gagal napas Penyakit SSP Faktor Interferensi EDTA • Obat yg bisa meningkatkan: Methyl alcohol Potassium oxalate Paraldehyde Sodium bicarbonate Salicylates Sodium oxalate Sodium citrate • Obat yg bisa menurunkan: Acetazolamide Ammonium chloride Ammonium oxalate Calcium chloride Base Excess/ Deficit • Nilai normal ± 3 mEq/liter • Tes untuk menentukan penatalaksaan gangguan asam-basa melaui basec escess atau deficit • Jumlah konsentrasi buffer anion dalam darah. Buffer anion tsb adalah bikarbonat (HCO3¯) dalam plasma & eritosit, Hb, protein plasma & eritosit • Jumlah total buffer anion = 45 – 50 mEq/L, atau 2x lipat jumlah HCO3¯ (24 - 28 mEq/L) • Prosedur: Hasil didapat dari pengukuran pH, PaCO2 & hematocrit Nilai tsb dimasukkan ke nomogram & hasil base excess/deficit dapat terbaca • Implikasi Klinis: Negatif/ base deficit (dibawah 3mEq/L) menunjukkan asidosis metabolic krn: intake makanan mengandung asam organic/non-organic asam laktat ketoasidosis Positif/ base excess (diatas 3mEq/L) menunjukkan alkalosis metabolik Mesin Pengukur Gas Darah