Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TONSILITIS KRONIS
Disusun oleh :
Della Maulida Khaerunnisa
01.211.6360
Sejak 2 bulan yang lalu, penderita mengeluh nyeri pada saat menelan.
Keluhan dirasakan terutama jika penderita memakan makanan padat yang
keras serta makanan makanan yang mengandung vetsin dan minyak. Keluhan
disertai rasa mengganjal pada tenggorokan, batuk yang tidak disertai dahak,
sesak napas dan tidur mengorok dan gangguan tidur karena sesak. Nyeri yang
menjalar sampai ke telinga disangkal penderita. Keluhan tidak disertai demam,
air liur yang banyak hingga menetes keluar, sukar membuka mulut, mulut
berbau dan suara serak. Karena keluhan tersebut penderita berobat ke
Poliklinik RSISA
Keluhan serupa pertama kali dirasakan penderita sejak 1 tahun yang
lalu dan keluhan hilang timbul. Keluhan dirasakan terutama setelah penderita
makan makanan yang pedas, berminyak atau terlalu dingin. Penderita
kemudian berobat ke dokter umum dan dinyatakan menderita sakit amandel.
Penderita diberi obat tetapi tidak ingat nama, jenis dan dosis obat yang
diberikan. Setelah keluhan dirasakan berkurang penderita tidak meneruskan
pengobatannya.
Riwayat bersin berulang, keluar cairan dari hidung (beringus) dan
hidung tersumbat disangkal. Riwayat sakit kepala saat bangun tidur, rasa
penuh di wajah, menelan ingus disangkal. Riwayat sakit telinga ataupun keluar
cairan dari telinga disangkal. Riwayat alergi disangkal.
Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,7 ºC
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala dan Leher
Kepala : Mesosefal
Wajah : Simetris, deformitas (-)
Leher : dbn
Mata
Conjungtiva Anemis (-/-)
Sclera Ikterik (-/-)
Secret (-/-)
Membran Timpani AD AS
Bentuk dbn
Massa (-)
Deformitas (-)
Radang (-)
STATUS LOKALISATA
B. Hidung & Sinus Paranasal
Sinus Paranasal
Ukuran T2 T2
Pemeriksaan darah
rutin: Hb, Leukosit,
Ht, Trombosit
RESUME
Seorang wanita berusia 38 tahun, datang ke Poli THT RSI Sultan Aung
Semarang dengan keluhan utama nyeri saat menelan (odinophagia). Sejak 2 minggu
sebelum masuk Rumah sakit, penderita mengeluh nyeri saat menelan, terutama jika
memakan makanan yang keras serta memakan makanan yang mengandung vetsin dan
minyak. Rasa mengganjal pada tenggorokan dan batuk tanpa dahak diakui oleh
penderita. Sesak napas, tidur mengorok dan gangguan tidur karena sesak juga diakui
oleh penderita.
Keluhan serupa pertama kali dirasakan penderita sejak 1 tahun yang lalu dan
keluhan dirasakan hilang timbul oleh penderita. Keluhan dirasakan terutama setelah
penderita makan makanan yang pedas, berminyak atau cuaca terlalu dingin. Penderita
kemudian berobat ke dokter umum dan didiagnosis tonsilitis. Penderita diberi obat tetapi
tidak ingat nama, jenis dan dosis obat yang diberikan. Setelah keluhan dirasakan
berkurang, penderita tidak meneruskan pengobatannya. Riwayat rhinitis (-), Riwayat
sinusitis (-), Riwayat otitis (-), Riwayat alergi (-), Riwayat penyakit TB (-)
RESUME
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan yang sama diakui sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat sakit tenggorokan berulang disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat maag disangkal
Hasil Pemeriksaan :
Leher : dbn
Telinga : dbn
Hidung : Rinoskopi Anterior
RESUME
Rinoskopi Anterior
Ukuran T2 T2
Tonsilitis Akut
Tonsilitis Akut
DIAGNOSA KERJA
Tonsilitis Kronis
TERAPI
Medikamentosa
Antibiotik : Viccilin 2 x 150 mg
Analgetik : Paracetamol 3 x 500 mg
Non Medikamentosa
Istirahat yang cukup
Diet makanan lunak
Peningkatan higiene mulut
EDUKASI
1. Nasopharynx
2. Oropharynx
3. Laryngopharynx
Struktur pada Oropharynx
Mikrobiologi
Histopatologi
D
I
A
G
N
O
S
I
S
Diagnosis Banding
Tonsillitis difteri
Angina Plaut Vincent (stomatitis ulseromembranosa)
Faringitis
Faringitis Leutika
Faringitis Tuberkulosis
Penatalaksanaan
Non
medikamentosa tonsilektomi
medikamentosa
Indikasi Tonsilektomi
a. Serangan tonsillitis lebih dari 3x pertahun walaupun telah mendapat terapi yang adekuat
b. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan
orofacial
c. Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan napas, sleepapneu,
gangguan menelan, gangguan berbicara dan cor pulmonale.
d. Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak berhasil hilang
dengam pengobatan
f. Tonsillitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A Streptokokus beta hemolitikus
• gangguan perdarahan
• risiko anestesi yang besar
• penyakit berat
• Anemia
• infeksi akut yang berat
Teknik Operasi Tonsilektomi
Diseksi: Dikerjakan dengan menggunakan Boyle-Davis mouth gag, tonsil dijepit
dengan forsep dan ditarik ke tengah, lalu dibuat insisi pada membran mukus. Dilakukan
diseksi dengan disektor tonsil atau gunting sampai mencapai pole bawah dilanjutkan
dengan menggunakan senar untuk menggangkat tonsil.
Guilotin: Tehnik ini sudah banyak ditinggalkan. Hanya dapat dilakukan bila tonsil
dapat digerakkan dan bed tonsil tidak cedera oleh infeksi berulang.
Elektrokauter: Kedua elektrokauter unipolar dan bipolar dapat digunakan pada tehnik
ini. Prosedur ini mengurangi hilangnya perdarahan namun dapat menyebabkan
terjadinya luka bakar.
Laser tonsilektomi: Diindikasikan pada penderita gangguan koagulasi. Laser KTP-512
dan CO2 dapat digunakan namun laser CO2 lebih disukai.tehnik yag dilakukan sama
dengan yang dilakukan pada tehik diseksi.
Komplikasi Tonsilektomi
Immediate and Delayed Hemorrhage
Postoperative Airway Compromise :Jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh terlepasnya
bekuan-bekuan, terlepasnya jaringan adenotonsillar, post operasi edema oropharingeal,
atau hematom retropharyngeal.
Dehidrasi
Pulmonary Edema : Disebabkan oleh pembebasan secara tiba-tiba jalan napas yang
obstruksi karena hipertropi adenotonsillar yang lama, mengakibatkan penurunan
mendadak tekanan intratoracal, peningkatan volume darah paru, dan peningkatan tekanan
hidrostatik yang dapat terjadi segera atau beberapa jam setelah pembebasan jalan napas.
Nasopharyngeal Stenosis : komplikasi yang jarang dari jaringan parut
Eustachian Tube Dysfunction
Aspiration Pneumonia : jarang terjadi, biasanya akibat aspirasi dari bekuan darah
KOMPLIKASI
Abses peritonsil
Abses parafaring.
Abses intratonsilar.
Tonsilolith (kalkulus tonsil
Kista tonsilar.
Fokal infeksi dari demam rematik dan glomerulonephritis.
Prognosis
Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari
dengan beristrahat dan pengobatan suportif. Menangani
gejala-gejala yang timbul dapat membuat penderita
Tonsilitis lebih nyaman. Bila antibiotika diberikan untuk
mengatasi infeksi, antibiotika tersebut harus dikonsumsi
sesuai arahan demi penatalaksanaan yang lengkap, bahkan
bila penderita telah mengalami perbaikan dalam waktu yang
singkat. Gejala-gejala yang tetap ada dapat menjadi
indikasi bahwa penderita mengalami infeksi saluran nafas
lainnya, infeksi yang sering terjadi yaitu infeksi pada
telinga dan sinus. Pada kasus-kasus yang jarang, Tonsilitis
dapat menjadi sumber dari infeksi serius seperti demam
rematik atau pneumonia
LELLY KURNIA F (01.210.6207)