Você está na página 1de 31

OLEH :

RAJU K
KULIAH DIV KMB 2019
- sindroma klinik
- ditandai oleh : - penurunan PCV
- penurunan kadar Hb
- penurunan jumlah Ery
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit
atau hemoglobin (protein pembawa O2) dari nilai
normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang
cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke
jaringan menurun
Sumsum tulang

SDM

Reticuloendothelial system

PIGMEN EMPEDU ZAT BESI Protein globin


Erythropoiesis
Gejala klinis
Hb rendah  oksigen <<  gangg. Jaringan
 Palpitasi
 takikardi
 Pusing
 berkunang-kunang
 lemah, mudah capek
ANEMIA
|
Apakah anemia
BERBAHAYA?
|
| | | |
Kerja Oksigen Sembuh Mobilisasi
jantung jaringan luka tertunda
naik turun tertunda |
| | | |
Decomp Hipoksia Jahitan Produktifitas
cordis rusak turun
LOS naik
1. Perdarahan
2. Hemolitik ( AIHA )
3. Kegagalan sumsum tlg ( ANEMIA APLASTIK )

1. Hipokrom mikrositer ( MCH menurun-MCV menurun )


2. Normokrom normositer ( MCH-MCV normal )
3. Hiperkrom makrositer ( MCH meningkat-MCV
meningkat )
Anemia normositik normokrom. Anemia normositik
normokrom disebabkan oleh karena perdarahan akut,
hemolisis, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik
pada sumsum tulang. Terjadi penurunan jumlah eritrosit
tidak disertai dengan perubahan konsentrasi hemoglobin
(Indeks eritrosit normal pada anak: MCV 73 – 101 fl,
MCH 23 – 31 pg , MCHC 26 – 35 %), bentuk dan
ukuran eritrosit
Anemia makrositik hiperkrom Anemia dengan ukuran
eritrosit yang lebih besar dari normal dan hiperkrom karena
konsentrasi hemoglobinnya lebih dari normal. (Indeks
eritrosit pada anak MCV > 73 fl, MCH = > 31 pg, MCHC = >
35 %). Ditemukan pada anemia megaloblastik (defisiensi
vitamin B12, asam folat), serta anemia makrositik non-
megaloblastik (penyakit hati, dan myelodisplasia)
Anemia mikrositik hipokrom Anemia dengan ukuran
eritrosit yang lebih kecil dari normal dan mengandung
konsentrasi hemoglobin yang kurang dari normal. (Indeks
eritrosit : MCV < 73 fl, MCH < 23 pg, MCHC 26 - 35 %).
Penyebab anemia mikrositik hipokrom: 1) Berkurangnya
zat besi: Anemia Defisiensi Besi. 2) Berkurangnya
sintesis globin: Thalasemia dan Hemoglobinopati. 3)
Berkurangnya sintesis heme: Anemia Sideroblastik
Mean Corpuscular Hemoglobin

merupakan salah satu jenis pemeriksaan


yang ada pada darah, di mana akan dinilai
massa dari hemoglobin dari satuan sel darah
merah yang ada di tubuh.
Anemia Chart
1. Terhadap penyebabnya

2. Transfusi darah pada perdarahan akut dan

Anemia Kronik Progesif

3. Terhadap kemungkinan kegagalan faal

jantung
SUATU KEADAAN DIMANA TERJADI
Hb < 13.2 gr/dl (pria) atau < 11.7 gr/dl (wanita)
BERHUBUNGAN DEFISIENSI ZAT Fe.

AS : PREVALENSI < 1% pria usia < 50 TH


2-4% pada pria usia diatas 50 tahun
9-11% pada wanita usia subur
57% pada wanita menopause

INDONESIA : ??
limposit

Anemi Defisiensi Fe, Hipokrom Mikrositer + anisositosis


ETIOLOGI ANEMI DEFISIENSI Fe

Keseimbangan negatif zat Fe


• intake zat Fe yang rendah
• jumlah Fe yang hilang
meningkat
1. Mengatasi penyebabnya
2. Memberikan diet yang kaya kalori, protein dan zat Fe
3. Memberikan preparat besi sebagai berikut :
Pemberian zat Fe

Preparat per-oral Preparat per-enteral

-Sulfas Ferrosus 4 x 1 tab •Diberikan bila ada


-Ferrous Fumarat 4 x 1 tab tanda- tanda intolerasi
-Ferrous Glukonat 3 x 1 tab dari saluran makanan.
Pemberian dilanjutkan 4-6 •Contoh preparatnya :
bulan setelah HB normal Iron Dextran, Iron Gluconat
Iron Sucrose (Venofer)
1. Penyuluhan intensif higiene dan sanitasi

2. Progam pendidikan gizi

3. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat

4. Menanamkan pengertian anemia

5. Iron fortification
I. Keluhan – gejala klinis : II. Kelainan Laboratorium :

1.Keluhan : anemia,perdarahan 1. Darah tepi pansitopenia


dan demam
2.fisik :anemia , ptekhiae-ekhimosis 2. Aspirasi sumsum tulang
tak ada hepatosplenomegali hipoplasia
dan limadenopati

III.Penyebab terbanyak
Obat-obatan ( kemo, klorampenikol )
Radiasi
Imunologi
Beberapa penyakit yang tak jelas penyebabnya
1. Penanganan suportif :

-Transfusi PRC atau trombosit konsentrat

- Antibiotik

2. Hormon androgen : oxymetholon 2 mg/kg BB/hari

3. Dapat dicoba pemberian prednison 40-80 mg/hari

selama 4 minggu

4. Cari sebabnya dan bila diketahui hentikan


Penyebab :
A. Penyebab Intrakorpuskuler
1. Kelainan membran dari sel darah merah (sickle cell dll)
2. Kekurangan enzim ( G6PD )
3. Kelainan hemoglobin ( Thalasemia )

B. Penyebab Ekstrakorpuskuler
1. Anemia hemolitik otoimun ( AIHA )
2. Akibat penyakit sistemik (limfoma)
3. Akibat obat-obatan (MALARIA)
4. Anemia hemolitik pada bayi - inkompatibilitas ABO
TENTUKAN :

a. apakah benar penderita tersebut anemia

hemolitik

b. apakah penyebab dari anemia hemolitik


A. Anemia dan Retikulositosis ( perdarahan )

B. Anemia dan Ikterus ( sirosis hepatis )

C. Metastasis ke sumsum tulang

D. Myoglobinuria
1. Pencegahan syok : -jaga keseimbangan cairan dan
- cegah terjadinya gagal ginjal akut
2. Splenektomi ( kel.membrane )
3. Hormon steroid (AIHA)
4. Transfusi darah (suportif-Thalasemia)
5. Infeksi, bahan kimia, bahan fisika segera diberantas
6. Penyakit dasar diobati
Anemia, Ikterus, organomegali
dan gejala klinik dari penyakit dasarnya

Hemolisa yang lebih berat bisa terjadi :

demam menggigil mual muntah


nyeri perut nyeri dada nyeri punggung

Anemia yang berat dapat menimbulkan :

kelemahan mengantuk gagal jantung limpa teraba


1. KLINIS : - Anemia , Ikterus , hepatomegali/splenomegali

- tanda penyakit dasar (SLE)

2. LABORATORIUM :

- Anemi normokrom – normositer, polikromasi

eritrosit berinti fragmentasi

- Retikulositosis ( normoblast )

- Urobilinuria dan hemoglobinuria

- Tes Coomb’s positif


1. Bila mungkin mengobati penyebabnya

2. Kortikosteroid

3. Splenektomi

4. Imunosupresip misalnya Cytoxan atau Azathioprin

5. Hati-hati memberikan transfusi eritrosit


Masalah Kep
 Perubahan perfusi
jaringan
 Intoleran aktivitas
 Gangg. Rasa nyaman
 Dst..

30

Você também pode gostar