Você está na página 1de 20

ALIRAN DI DALAM

PIPA(SALURAN)
1. Abi Primanjaya (20160220001)
2. Naafi Ramadhan (20160220021)
3. Riski Karunia M (20160220025)
4. Rizky Camtona (20160220026)
Kerugian Head Sepanjang Lurus Berdiameter Konstan

 Aliran Laminer
Dari persamaan umum energi untuk fluida incompressible yaitu:

2 2
P1 V1 P1 V2
+ + z1 + h𝑝 − = + z + h1 + hL
γ 2g γ 2g 2

Bila dianggap aliranya uniform (luas penampang tetap), maka V1 = V2 = 𝑉. maka untuk pipa lurus besranya
kerugian head dihitung dengan menggunakan persamaan.
Di mana L = panjang pipa lurus
32.μ.LV
V = kecepatan aliran ; D = diameter pipa ℎ𝐿 =
γ.D²
μ = viskositas dinamik ; 𝛾 = bobot spesifik fluida

Besarnya kerugian head ini disebut juga kerugian mayor.


Kerugian Head Sepanjang Lurus Berdiameter Konstan

 Aliran Turbulen

Pada aliran turbulen, besarnya kerugian mayor dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach:
L.V² Di mana f = faktor koefesien tahanan gesekan pipa untuk pipa yang permukaannya halus,
ℎ𝐿 = 𝑓.
𝐷. 2𝑔 besarnya harga f dihitung secara pendekatan sebagai berikut :

Persamaan Blasius untuk Persamaan prandlt untuk Khusus untuk aliran laminer
bilangan Reynold antara 3000- bilangan Reynold >3000 koefisien tahanan f dihitung
100000 dengan menggunakan
persamaan :

0,316 1 64
f = Re1Τ = 2 log 𝑅𝑒 𝑓 − 0,8 f = Re
4 √𝑓
Kerugian Head Sepanjang Lurus Berdiameter Konstan

 Untuk pipa yang permukaannya kasar (tidak halus), besarnya harga f ditaksir dengan menggunakan
diagram Moody gambar 5.1 dan gambar 5.2. pada gambar 5.1 absinya (bagian bawah) merupakan
kuantitas bilangan reynold Re, sedangkan ordinatnya (bagian kiri) merupakan koefisien gesekan f. Notasi
Ks menyatakan faktor equifalent sand roughness (dari hasil pengujian Nikuradse).
Diagram Moody (Hubungan koefisien Tahanan versus Re)
[Roberson J.A,Crowe C.T, Engineering Fluid Mechanics]
Diagram Moody (Hubungan koefisien kekerasan dari berbagai jenis pipa) [Roberson J.A,Crowe
C.T, Engineering Fluid Mechanics]
Kerugian Head Sepanjang Lurus Berdiameter Konstan

 Setiap kurva yang tergambar adalah untuk harga kekasaran relatif (relative roughness) Ks /D tertentu
dari pipa, yag dinyatakan pada ordinat kanan. apabila harga kecepatan V tidak diketahui maka bilangan
Re tidak dapat dihtung. dalam kasus demikian digunakan parameter Ref1ൗ2 yang dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan.

D3൘2
Re f1ൗ2 = (2𝑔. hL / L) 1ൗ2
𝑣

 Kurva berbagai harga Ref1ൗ2 diplot dari atas miring kekanan dan harganya dicantumkan pada abis
diplot dari atas miring kekanan dan harganya dicantumkan pasa absis bagan atas. pada gambat 5.2 harga
kekasaran relatif Ks /D dapat ditaksir untuk berbagai diameter pipa D dan berbagai jenis pipa atau harga
Ks
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada Fitting

 Sistem pipa tidak hanya terdiri dari bagian pipa yang lurus dan dengan luas penampang (diameter) yang
seragam, tetapi juga meliputi bagian pemasukan (inlet atau entrance), bagian pengeluaran (outlet),
belokan-belokan (bends), bagian pipa dengan pengecilan penampang(contraction), bagian pipa dengan
pembesaran penampang (expansion), maupun bagian-bagian lain berupa fitting yang meliputi berbagai
jenis katup, sambungan T (TEE), dll. semua bagian-bagian di atas menimbulkan kerugian head tambahan
(karena terjadinya separasi aliran dan turbulensi) yang harus diperhitungkan, yang disebut juga kerugian
minor.

 Kerugian head pada bagian-bagian tersebut diperhitungkan dengan menggunakan persamaan :

h 𝑉²
Dimana V = kecepatan aliran
L=K 2𝑔
K = kofesien kerigian
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada Fitting

 Aliran Pada bagian Pemasukan Pipa (inlet atau Etrance)

Bila bagian masuk pipa bentuknya melengkung (well rounded) sebagaimana pada gambar 5.3, naka
boundary layer akan berkembang mulai bagian masuk pipa sampai mencapai posisi pada jarak tertentu Le .
harga Le . Untuk aliran laminer jauh lebih kecil (mendekati 0,05 D) dibanding untuk akiran turbulen
(mendekati 50 D)
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada Fitting

 Bila bagian masuk pipa bentuknya siku (patah, mendadak) maka aliran akan mengalami separasi segera
setelah memasuki pipa,seperti ditunjukan gambar 5.4 dalam kondisi ini streamline mula-mula akan
menjadi konvergen, kemudian divergen, yang menyebabkan terjadinya turbulensi serta kerugian head yang
cukup besar.
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada Fitting

 Aliran Pada Belokan Pipa

Pada bagian belokan pipa (elbow) aliran mengalami separasi di sekitar bagian dalam belokan sebagaimana
ditunjukan pada gambar 5.5. kondisi ini mengakibatkan kerugian head.
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada
Fitting

Besarnya koefesien kerugian pada belokan untuk aliran turbulen terutama


dipengerahui oleh bentuk belokan untuk aliran turbulen terutama dipengaruhi
oleh bentuk belokan, dalam hal ini ditentukan oleh faktor r/d (di mana r =
radius belokan dan d = diameter pipa). pada tabel koefesien kerugian di
halaman berikut dapat diketahui bahwa untuk belokan 90⁰ melengkung
(smooth bend) harga terkecil untuk koefesien kerugian 𝐾𝑏 yaitu 0,21 adalah
untuk r/d = 4.
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada Fitting

 Koefesien Kerugian Pada Berbagai Transisi dan Fittings

Pada tabel 5.1 dapat diketahui besarnya koefesien kerugian head untuk berbagai keadaan transisi
maupun untuk berbagai fittings. pada tabel tersebut koefesien kerugian K diberi notasi yang berbeda
untuk masing-masing kondisi transisi atau fitting, yaitu:

K𝑒 = koef. kerugian pada bagian masuk pipa

K𝑐 = koef. kerugian pada bagian kontraksi

K𝐸 = koef. Kerugian pada bagian ekspansi

K𝑏 = koef. Kerugian pada belokan

K𝑉 = koef. kerugian pada katup (valve)

K𝑡 = koef. kerugian pada sambungan T


Sistem Pipa

 Sistem Dengan Dilengkapi Pompa

Tinjau suatu seperti gambar 5.6 berikut

Pada sistem aliran tersebut diatas (gambar 5.6) head dihasilkan/diberikan oleh sebuah pompa sentrifugal.
Sistem Pipa

 Dalam hal ini, besarnya head merupakan fungsi dari debit aliran (discharge) sebagaimana dinyatakan dengan kurva head versus
discharge pada gambar 5.7 (merupakan kurva karakteristik dari pompa untuk kecepatan / putaran pompa tertentu). Sehingga
untuk menentukan /mengetahui debit aliran dari sistem diperlukan penyelesaian secara simultan atas persamaan atau kurva
(head-debit) dari sistem dengan persamaan atau kurva (head-debit) dari pompa (gambar 5.7).
Sistem Pipa

 Penyelesaiannya akan menghasilkan kondisi kerja (operasi) dari sistem (system operating point) yang
dinyatakan oleh titik potong kedua kurva. pada sistem seperti pada gambar 5.6 air dialirkan dari reservoir
lain dengan tinggi permukaan 𝑍2 (lebih tinggi) dengan menggunakan pompa. persamaan energinya
adalah:
2 2
P1 V1 P1 V2
+ + z1 + h𝑝 − = + + z2 +hL
γ 2g γ 2g

 Untuk setiap debit aliran (discharge) tertentu dari sistem dibutuhkan kuantitas head pompa yang sesuai
untuk menjamin aliran tersebut. dari gambar 5-7 dapat diketahui bahwa jika debit aliransi sistem
dinaikan.
Sistem Pipa

 maka kebutuhan head dari sistem untuk menjamin aliran tersebut juga naik (ditunjukan kurva
sistem). sementara itu, dari kurva karakteristik pompa, diketahui jika head yang dihasilkan pompa
diturunkan maka debitnya akan naik (memperbesar). sebagaimana telah dijelaskan, kedua kurva
berpotongan pada suatu titik yang menyatakan kondisi kerja dari sistem (dengan harga head dan
debit tertentu). besarnya head yang dihasilkan pompa adalah untuk mengatasi kerugian head yang
terjadi pada sistem.
Sistem Pipa

 Pipa-Pipa sejajar

Apabila pada sistem terdapat pencabangan menjadi dua bagian pipa yang sejajar, kemudian bertemu lagi sebagaimana pada
gambar 5.8, maka persoalnya adalah menentukan pembagian laju aliran di antara kedua pipa yang sejajar tersebut.
Sistem Pipa

 Karena beda tekanannya sama, maka kerugian head pada kedua bagian pipa tersebut harus sama. jadi
hL1 = hL2

𝐿1 .𝑉12 𝐿2 .𝑉22
𝑓 = 𝑓2
𝐷1 . 2𝑔 𝐷2 . 2𝑔

𝑉1 𝑓 .𝐿 .𝐷 𝑉1 𝑓2 .𝐿2 .𝐷1
² = 𝑓2 𝐿2 𝐷1 = ½
𝑉1 1. 1. 2 𝑉2 𝑓1. 𝐿1. 𝐷2

 Jika f1 dan f2 diketahui maka laju aliran pada masing-masing bagian pipa dapat ditentukan.
Pipa (saluran) Dengan penampang Tidak Berbentuk Lingkaran

 Untuk pipa (saluran) dengan penampang yang tidak berbentuk lingkaran besarnya kerugian head
dihitung dengan rumus yang didasarkan pada rumus Darcy-Weisbach, yaitu:

Dimana : A = luas penampang pipa L.V²


ℎ𝐿 = 𝑓
P = perimeter basah (wetted perimeter) 4. 𝐴 / 𝑝. 2𝑔

Jika rasio A/P didefinisikan sebagai radius hidrolik R, maka persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai
berikut;
L.V² Jadi dalam hal ini, diameter D pada rumus Darcy-Weisbach
ℎ𝐿 = 𝑓
4. 𝑅. 2𝑔 digantikan dengan 4R. Demikian pula diberlakukan untuk
menghitung bilangan Reynold Re dan kekasaran relatif Ks /D
menjadi Ks /4R.

Você também pode gostar