Você está na página 1de 58

APLIKASI BUNDLE

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


IADP, ISK, VAP, IDO
Bundles

 Sekumpulan cara yang terstruktur untuk


meningkatkan perawatan terhadap pasien
 Untuk memudahkan petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada pasien
yang berisiko terjadi infeksi
 Harus dilakukan oleh semua orang yang
memberikan pelayanan perawatan terhadap pasien
dan dilakukan secara bersama – sama pada setiap
pasien.
PENCEGAHAN IADP
BERDASARKAN BUNDLE
Pengertian/ Konsep
• Kolonisasi :
Terdapatnya mikroorganisme dalam darah tetapi tidak disertai dengan
adanya tanda – tanda klinis
• Bacterimia = Infeksi Aliran Darah (IAD):
Hasil kultur darah menunjukan positive adanya mikroorganisme dan
disertai dengan tanda klinis seperti demam, menggigil, hipotensi
• Primary BSI
Infeksi aliran darah primer yang terjadi akibat dari IV divices disertai
adanya tanda klinis (merah, seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan,
ulkus sampai eksudat purulen atau mengeluarkan cairan bila ditekan ) tapi
tidak ada infeksi ditempat lain
• Secondary BSI
Infeksi aliran darah primer yang terjadi akibat dari IV divices disertai
adanya tanda klinis, tapi ada infeksi ditempat lain
Termasuk central-line BSI
menurut NHSN
• Aorta,Pulmonary artery ,
• Superior vena cava ,
• Inferior vena cava ,
• Brachiocephalic veins,
• Internal jugular veins ,
• Subclavian veins,
• External iliac veins ,
• Common iliac veins,
• Femoral veins,
• In neonates :the umbilical artery/vein.
Pathophysiology of Catheter-Related Infection

Infusates/
All sources of infection
drugs
are potential targets
for prevention
hub/lines

catheter Dressing
hematogeneous skin

Critically ill patient: 2-4 vascular access devices


Populasi yang Berisiko
• Semua pasien yang menggunakan alat intravaskuler dalam
waktu > 2 X 24 jam
• Faktor risiko adalah :
– Lamanya terpasang kateter
– Lamanya hari perawatan
– Kondisi penurunan daya tahan tubuh (immunocompromised)
– Malnutrisi
– Luka bakar
– Luka operasi tertentu
• Pasien memiliki setidaknya satu dari tanda-tanda atau gejala
berikut: demam (> 38oC), menggigil, atau hipotensi
dan
Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi di
tempat lain
dan
• komensal umum (yaitu, diphtheroid [Corynebacterium spp. C.
diphtheriae tidak], Bacillus spp. [bukan B. anthracis],
Propionibacterium spp., staphylococcus koagulase-negatif
[termasuk S. epidermidis], viridans kelompok streptokokus,
Aerococcus spp., dan Micrococcus spp.) yang dikultur dari dua atau
lebih kultur darah diambil pada kesempatan terpisah
• Pasien ≤ usia 1 tahun memiliki setidaknya satu dari tanda-tanda atau gejala
berikut: demam (> 38oC) hipotermia(<36oC), apnea, atau bradikardi
• dan
Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi di tempat lain
• dan
komensal umum (yaitu, diphtheroid [Corynebacterium spp. tidak C.
diphtheriae], Bacillus spp. [tidak B. anthracis], Propionibacterium spp.,
staphylococcus koagulase-negatif [termasuk S. epidermidis], viridans
kelompok streptokokus, Aerococcus spp., Micrococcus spp.) yang dikultur
dari dua atau lebih kultur darah diambil pada kesempatan terpisah
PENCEGAHAN IADP
BERDASARKAN BUNDLE
Pencegahan IADP Berdasarkan Bundle
HAND HYGIENE

ENAM LANGKAH
KEBERSIHAN TANGAN
Operator dan asisten
Topi ( non steril ): menutupi seluruh rambut
Maker ( non steril) : menutupi seluruh mulut dan hidung
Gaun ( steril)
Sarung tangan ( steril )

Menutupi seluruh kepala dan badan pasien


dari atas sampai bawah dengan steril drape
• Berdasarkan data klinik chlorhexidine antiseptik kulit lebih efektif
dibanding dengan antiseptik kulit yang lain seperti povidone-
iodine.
• CDC guidelines
– untuk mencegah intravascular catheter-related infections chlorhexidine lebih
disukai untuk cutaneous antisepsis,
– tincture of iodine, an iodophor, or 70% alcohol merupakan alternatif
• Prepare the skin at the insertion site with chlorhexidine 2% in 70%
isopropyl alcohol.
• Aplikasikan antiseptik paling sedikit 30 detik
• Biarkan antiseptik mengering sebelum di insersi lebih kurang 2
menit
• CDC merekomendasikan subclavian site, daripada
jugular or femoral sites, untuk nontunneled central
venous catheter pada pasien dewasa
• Klinisi sebaiknya mempertimbangkan resiko komplikasi
infeksi, dan komplikasi mekanikal seperti
pneumothorax, hemothorax, thrombosis, air
embolism, catheter misplacement, subclavian artery
puncture, and subclavian vein stenosis or puncture
ketika seleksi area penusukan
Tujuan: menurunkan hari pemakaian kateter sentral
 Setiap hari kaji ulang, keperluan kateter masih indikasi
apa tidak, adanya tanda-tanda infeksi
 Segera lepas jika tidak diperlukan
 Bila pemasangan kateter central dalam situasi emergency
dimana tidak terjamin kesterilannya , maka kateter harus
diganti dalam 48 jam
 Semua kateter harus diganti jika diduga ada infeksi
Penggunakan vial multi dosis
 Dinginkan dalam kulkas vial multi dosis yang dibuka, bila
direkomendasikan oleh pabrik .
 Bersihkan karet penutup vial multi dosis dengan alkohol
sebelum menusukkan alat ke vial
 Gunakan alat steril setiap kali akan mengambil cairan dari
vial multi dosis , dan hindari kontaminasi alat sebelum
menembus karet vial.
 Buang vial multi dosis bila sudah kosong, bila dicurigai atau
terlihat adanya kontaminasi, atau bila telah mencapai
tanggal kadaluarsa.
Kesalahan-kesalahan pada pemasangan
kateter intravena
Kesalahan-kesalahan pada pemasangan
kateter intravena
PENCEGAHAN VAP
BERDASARKAN BUNDLE
PENGERTIAN VAP
Di definisikan sebagai nosokomial pneumonia
yang terjadi setelah 48 jam pada pasien yang
terpasang ventilasi mekanik baik melalui pipa
endotrachea /tracheostomi

GUIDE LINES FROM CDC 2008


Bacteria masuk ke saluran pernapasan
bawah melalui tiga cara:
– Aspirasi mikroorganisme dari oropharingeal dan
saluran GI ( penyebab terbanyak)
– Inokulasi langsung/Direct inoculation
– Inhalasi bakteri
 Klinikal
– Demam
– Temperature > 38 0 C atau < 35 o C
– Sputum purulent
– Batuk , dyspnoe atau tachypnoe
– Suara nafas ; rales ,/bronchial

 X ray
– Infiltrat baru persisten atau progresif

 Laboratorium
– Leukosit > 12000/mm3 atau < 4000/mm3
– Kulture aspirasi trakheal ≥ 10 5 ppm/ ml
– Perubahan hasil analisa gas darah (↓ O2sats, , ↑ O2 requirement.)

NHSN 2008•
PencegahanVAP
• Menerapkan Bundle VAP
– Kebersihan tangan
– Posisi pasien
– Kebersihan mulut
– Manajemen sekresi oropharingeal dan trakheal
– Pengkajian setiap hari “ sedasi dan ekstubasi”
– Peptic Ulcer Prophylaxis
– DVT Prophylaxis
• Posisi 30 – 45 º C
setiap saat, kecuali ada
kontra indikasi
HOB 30 - 45 Degrees
Menjaga kebersihan mulut pasien
secara rutin, dengan cara :
 Menyikat gigi setiap 12 jam untuk
mencegah terjadinya plaque
 Membersihkan mulut setiap 2- 4 jam
 Gunakan oral antiseptik yang bebas dari
alkohol (chlorhexidin 0.2 %)
• Pengisapan lendir jika
diperlukan
• Lakukan tindakan aseptik
• Gunakan cairan steril
untuk membersihkan jika
kateter dimasukkan
kembali ke ETT
• Sebaiknya dengan sistem
tertutup
• Gunakan APD
Sebelum melakukan
intubasi laringoscope
blade terlebih dahulu
di alkoholise
Secepat mungkin
extubasi, tetapi
hindari re-intubasi
PENCEGAHAN ISK
BERDASARKAN BUNDLE
Pengertian Infeksi Saluran Kemih
Catheter associated urinary tract infection
(CA-UTI)

Terjadi setelah pemasangan urine


kateter ≥ 2 x 24 jam

(48 jam)
Kriteria ISK Simptomatis
ISK Simptomatis harus memenuhi paling sedikit 1 kriteria :
 Demam ( temp > 38.° c )
 Nikuria ( anyang – anyangan )
 Polakisuria
 Dysuria
 Nyeri supra pubik
 Biakan urin porsi tengah (midstream) > 105cfu/mL
dengan jenis tidak > 2 jenis
 Kuman positip dari urin pungsi supra pubik tanpa
melihat jumlah kuman
Kriteria ISK Simptomatis
• Pada pasien ≤ 1 th didapat paling sedikit 1 gejala sebagai
berikut, tanpa ada penyebab lainnya :
 Demam (>38° C)
 Hipotermia (< 37° C)
 Bradikardi < 100 / mnt
 Letargia
 Vomiting
Dan ditemukan salah satu dari hasil di bawah ini :
Hasil urin kultur 105 cfu/mL dengan tidak > dari 2 jenis
kuman
Kultur urin 2x berturut-turut terdapat kuman
flora normal yang sama mis. S.saprophyticus, S.epidermidis dg
jumlah kuman > 105 cfu/ mL
KOMPONEN BUNDLE
UTI
1. Kaji Kebutuhan:
 Hati – hati dalam menentukan pemasangan kateter
 Pertimbangkan untuk pemakaian kondom atau
pemasangan intermitten
 Pemasangan kateter hanya jika betul- betul
diperlukan seperti pada retensi urine, obstruksi
kemih, kandung kemih neurogenik, pasca bedah
urologi, untuk memonitor output yang ketat
Segera lepas kateter jika sudah tidak diperlukan
PELEPASAN KATETER URINE !
Foley Catheters Cause:
• Infections 
• Length of Stay 
• Cost $$
• Patient Discomfort 
• Antibiotic Usage 
2. Hand hygiene
• Segera lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
pemasangan kateter serta setelah
memanipulasi kateter

• Pakailah sarung tangan jika memanipulasi kateter atau


pengosongan urine bag
3.Insertion Technique:
• Gunakan teknik aseptik saat pemasangan kateter, (
sarung tangan steril, tirai, cairan antiseptik yang
tepat, dan membersihkan bagian meatus uretra).

• Kembangkan Balon dengan jumlah air yang


direkomendasikan pabrik.
Set steril
4. Catheter Maintenance
• Fiksasi Kateter untuk mencegah gerakan dan trauma pada
meatus.
• Selalu meletakan urine bag lebih rendah dari kandung
kemih.
• Tidak meletakan urine bag dilantai
• Periksa slang sesering mungkin jangan sampai terlipat
( kingking).
• Menjaga sistem drainase tertutup.
• Gunakan penampung pembuangan urine untuk satu pasien
satu alat
• Gunakan teknik aseptik untuk mendapatkan spesimen.
Pemeliharaan
 Pertahankan indwelling kateter sistem
drainage tertutup
Pemeliharan
 Letakkan urine bag > rendah dari
kandung kemih dan buang tiap 8 jam
(per shift)/ bila penuh
5. Catheter Care
• Lakukan perawatan perineal sehari-hari dan setiap
selesai buang air besar.
• Gunakan kateter terkecil yang mencapai drainase
• Tidak ada penggunaan krim atau serbuk di daerah
perineum
• Irigasi kandung kemih & pemakaian antibiotika
tidak dapat mencegah infeksi saluran kemih
Peralatan
Kateter urin
6. Catheter Removal
• Kateter segera lepas jika tidak diperlukan. Lepas
atau ganti semua kateter dalam waktu 24 jam
masuk ke rumah sakit.

• Lepas atau ganti kateter jika pasien timbul gejala


PENCEGAHAN IDO
BERDASARKAN BUNDLE
6/3/14
Metode pencukuran rambut dan resiko
infeksi

Method Infection Rate

Razor 1.3%

Clipper 0.4%

Ko, Lazenby, 1991


Clinical Study
• Studies done by Seropian & Reynolds

• Time of shaving vs Infection rate

• The longer the time between the shave & the operation, the
greater the infection rate

Seropian & Reynolds: “Wound infection after preoperative depilatory


vs razor preparation,” American Journal of Surgery 121 (March 1971) 251-254
6/3/14
Berikan Antibiotik 1 jam sebelum insisi

6/3/14
Kesimpulan
• Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi
berdasarkan bundle dapat menurunkan insiden
rate infeki yang terjadi akibat pemasangan alat

Você também pode gostar