• tuli yang terjadi secara tiba- • gangguan pendengaran
tiba, bersifat sensorineural sensorineural yang lebih dan penyebabnya tidak besar dari 30 dB lebih dari 3 dapat langsung diketahui, frekuensi yang berdekatan biasanya terjadi pada satu pada audiometric dan terjadi telinga dalam periode 3 hari Epidemiologi • AS 5-20 kasus tuli mendadak per 100.000 penduduk per tahun • (Hadjar E) Jakarta 1999 - 2001 terdapat 262 pasien tuli mendadak 6,24% dari seluruh penderita ketulian dan 10% dari tuli sensorineural dan 36% dari penderita tuli akibat kelainan vaskuler. Etiologi • Infeksi virus • Iskemia koklea • Trauma kepala pajanan bising yang keras • Perubahan tekanan atmosfir • Penyakit autoimun • Obat ototoksik • Penyakit Meniere • Masalah sirkulatorik • Neuroma akustik Patogenesis • 17-33% penderita tuli • Gangguan vascular. Fungsi mendadak baru menderita koklea sensitive terhadap penyakit virus. Pemeriksaan perubahan suplai darah. histopatologis tulang Gangguan vaskuler koklea temporal, gambaran akibat thrombosis, embolus, kehilangan sel rambut dan penurunan aliran darah atau sel penyokong, atrofi vasospasme adalah etiologi mebran tektoria, atrofi stria tuli mendadak vaskularis dan kehilangan neuron sesuai dengan kerusakan akibat virus Diagnosis • Anamnesis – Kehilangan pendengaran tiba-tiba, biasanya atu telinga yang tidak jelas penyebabnya, berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari – Pasien biasanya mengingat dengan jelas kapan tepatnya mereka kehilangan pendengaran. Pasien seperti mendengar bunyi ‘klik’ atau “pop” kemudian pasien kehilangan pendengaran – Gejala pertama berupa tinnitus, beberapa jam bahkan beberapa hari sebelumnya bisa didahului oleh infeksi virus, trauma kepala, obat-obat ototoksik, dan neuroma akustik – Pusing mendadak – Riwayat infeksi virus (vertigo) merupakan seperti mumps, campak, gejala awal terbanyak herpes zoster, CMV, dari tuli mendadak yang influenza B disebabkan oleh iskemik – Riwayat hipertensi koklear dan infeksi virus, – Riwayat penyakit dan vertigo akan metabolik, misalnya DM lebihhebat pada penyakit meniere, tapi tidak atau – Telinga terasa penuh, bahkan jarang ditemuka biasanya pada penyakit pada tuli mendadak meniere akibat neuroma akustik – Riwayat bepergian dan obat ototoksik dengan pesawat atau – Mual dan muntah menyelam ke dasar laut – Demam tinggi dan – Riwayat trauma kepala kejang dan bising keras PF
• Pada pemeriksaan fisik dengan otoskop tidak ditemukan
kelainan pada telinga yang sakit • Tes penala Didapatkan Rinne positif, Weber lateralisasi ke telinga yang sehat, Swabach memendek. Kesan : tuli sensorineural • Audiometri nada murni Didapatkan tuli sensorineural ringan sampai berat PP • Audiometri khusus – Tes SISI (Short Increment Sensitivity Index) dengan skor 100% atau kurang dari 70% – Tes Tone Decay atau tes kelelahan negative. Kesan : bukan tuli retrokoklea • Audiometri tutur (speech audiometry) – SDS (Speech Discrimination Score) : kurang dari 100%. Kesan : Tuli sensorineural • Audiometric Impedans - Timpanogtram tipe A (normal), reflex stapedius ipsilateral negative atau positif sedangkan kontalateral postif. Kesan : tuli sensorineural koklea • BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) : menunjukan tuli sensorineural ringan sampai berat • Pemeriksaan Laboratorium – Hitung sel darah lengkap – LED – Faal hemostasis dan faktor koagulasi (PTT) – Kultur bacteria – Elektrolit pada kadar glukosa – Kolesterol dan trigliserida – Uji fungsi tiroid – Tes autoimun seperti antibody antinuclear dan reumatik – ENG (Electronistagmografi) – Radiologi (arteriografi) Penatalaksanaan • Terapi untuk tuli mendadak • Disertai dengan pemberian adalah ; tablet vasodilator oral tiap hari • Prednison 4 x 10 mg (2 tablet), • Tirah baring (total bed rest). tapering off tiap 3 hari (hati- Istirahat mental dan fisik selam hati pada penderita DM) 2 minggu untuk • Vitamin C 500 mg 1x1 menghilangkan atau tablet/hari mengurangi stress yang • Neurobion 3x1 tablet/hari berpengaruh pada kegagalan • Diet rendah garam dan rendah neurovaskuler kolesterol • Inhalasi oksigen 4x15 menit (2 • Vasodilatasi yang cukup kuat liter/menit), obat antivirus misalnya dengan pemberian sesuai dengan virus penyebab Complamin injeksi • Terapi oksigen hiperbarik – 3 x 1200 mg (4 ampul) selama 3 hari – 3 x 900 mg (3 ampul) selama 3 hari – 3x 600 mg (2 ampul) selama 2 hari – 3 x 300 mg (1 ampul) selama 3 hari • Evaluasi fungsi pendengaran dilakukan setiap minggu selama 1 bulan. Kallinen et al (1997) mendefiniskan perbaikan pendengaran pada tuli mendadak adalah sebagai berikut : – Sangat baik, apabila perbaikan >30 dB pada 5 frekuensi – Sembuh, apabila perbaikan ambang pendengaran <30 dB pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 100 Hz, 200 Hz, dan dibawah 25 dB pada frekuensi 4000 Hz – Baik, apabila rerata perbaikan 10-30 dB pada 5 frekuensi – Tidak ada perbaikan, apabila terdapat perbaikan <10 dB pada 5 frekuensi Prognosis • Prognosis tuli mendadak tergantung pada beberapa faktor, yaitu kecepatan pemberian obat. Respon 2 minggu pengobatan pertama, usia, derajat tuli saraf dan adanya faktor-faktor predisposisi. Pada umumnya makin cepat diberikan pengobatan makin besar kemungkinan untuk sembuh. Bila telah lebih dari 2 minggu kemungkinan sembuh menjadi lebih kecil. Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh.