Você está na página 1de 15

REFERAT

“SUDDEN DEAFNESS”
Heidy Natalia Nivaan
112014311
FK UKRIDA
Anatomi Telinga
Sudden Deafness

• tuli yang terjadi secara tiba- • gangguan pendengaran


tiba, bersifat sensorineural sensorineural yang lebih
dan penyebabnya tidak besar dari 30 dB lebih dari 3
dapat langsung diketahui, frekuensi yang berdekatan
biasanya terjadi pada satu pada audiometric dan terjadi
telinga dalam periode 3 hari
Epidemiologi
• AS  5-20 kasus tuli mendadak per 100.000 penduduk per
tahun
• (Hadjar E) Jakarta 1999 - 2001 terdapat 262 pasien tuli
mendadak  6,24% dari seluruh penderita ketulian dan 10%
dari tuli sensorineural dan 36% dari penderita tuli akibat
kelainan vaskuler.
Etiologi
• Infeksi virus
• Iskemia koklea
• Trauma kepala pajanan bising yang keras
• Perubahan tekanan atmosfir
• Penyakit autoimun
• Obat ototoksik
• Penyakit Meniere
• Masalah sirkulatorik
• Neuroma akustik
Patogenesis
• 17-33% penderita tuli • Gangguan vascular. Fungsi
mendadak baru menderita koklea sensitive terhadap
penyakit virus. Pemeriksaan perubahan suplai darah.
histopatologis tulang Gangguan vaskuler koklea
temporal, gambaran akibat thrombosis, embolus,
kehilangan sel rambut dan penurunan aliran darah atau
sel penyokong, atrofi vasospasme adalah etiologi
mebran tektoria, atrofi stria tuli mendadak
vaskularis dan kehilangan
neuron sesuai dengan
kerusakan akibat virus
Diagnosis
• Anamnesis
– Kehilangan pendengaran tiba-tiba, biasanya atu telinga
yang tidak jelas penyebabnya, berlangsung dalam waktu
kurang dari 3 hari
– Pasien biasanya mengingat dengan jelas kapan tepatnya
mereka kehilangan pendengaran. Pasien seperti mendengar
bunyi ‘klik’ atau “pop” kemudian pasien kehilangan
pendengaran
– Gejala pertama berupa tinnitus, beberapa jam bahkan
beberapa hari sebelumnya bisa didahului oleh infeksi virus,
trauma kepala, obat-obat ototoksik, dan neuroma akustik
– Pusing mendadak – Riwayat infeksi virus
(vertigo) merupakan seperti mumps, campak,
gejala awal terbanyak herpes zoster, CMV,
dari tuli mendadak yang influenza B
disebabkan oleh iskemik – Riwayat hipertensi
koklear dan infeksi virus, – Riwayat penyakit
dan vertigo akan metabolik, misalnya DM
lebihhebat pada penyakit
meniere, tapi tidak atau – Telinga terasa penuh,
bahkan jarang ditemuka biasanya pada penyakit
pada tuli mendadak meniere
akibat neuroma akustik – Riwayat bepergian
dan obat ototoksik dengan pesawat atau
– Mual dan muntah menyelam ke dasar laut
– Demam tinggi dan – Riwayat trauma kepala
kejang dan bising keras
PF

• Pada pemeriksaan fisik dengan otoskop tidak ditemukan


kelainan pada telinga yang sakit
• Tes penala  Didapatkan Rinne positif, Weber lateralisasi ke
telinga yang sehat, Swabach memendek. Kesan : tuli
sensorineural
• Audiometri nada murni  Didapatkan tuli sensorineural
ringan sampai berat
PP
• Audiometri khusus
– Tes SISI (Short Increment Sensitivity Index) dengan skor
100% atau kurang dari 70%
– Tes Tone Decay atau tes kelelahan negative. Kesan : bukan
tuli retrokoklea
• Audiometri tutur (speech audiometry)
– SDS (Speech Discrimination Score) : kurang dari 100%.
Kesan : Tuli sensorineural
• Audiometric Impedans
- Timpanogtram tipe A (normal), reflex stapedius ipsilateral
negative atau positif sedangkan kontalateral postif.
Kesan : tuli sensorineural koklea
• BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) :
menunjukan tuli sensorineural ringan sampai berat
• Pemeriksaan Laboratorium
– Hitung sel darah lengkap
– LED
– Faal hemostasis dan faktor koagulasi (PTT)
– Kultur bacteria
– Elektrolit pada kadar glukosa
– Kolesterol dan trigliserida
– Uji fungsi tiroid
– Tes autoimun seperti antibody antinuclear dan reumatik
– ENG (Electronistagmografi)
– Radiologi (arteriografi)
Penatalaksanaan
• Terapi untuk tuli mendadak • Disertai dengan pemberian
adalah ; tablet vasodilator oral tiap hari
• Prednison 4 x 10 mg (2 tablet),
• Tirah baring (total bed rest). tapering off tiap 3 hari (hati-
Istirahat mental dan fisik selam hati pada penderita DM)
2 minggu untuk • Vitamin C 500 mg 1x1
menghilangkan atau tablet/hari
mengurangi stress yang • Neurobion 3x1 tablet/hari
berpengaruh pada kegagalan • Diet rendah garam dan rendah
neurovaskuler kolesterol
• Inhalasi oksigen 4x15 menit (2
• Vasodilatasi yang cukup kuat liter/menit), obat antivirus
misalnya dengan pemberian sesuai dengan virus penyebab
Complamin injeksi • Terapi oksigen hiperbarik
– 3 x 1200 mg (4 ampul) selama 3 hari
– 3 x 900 mg (3 ampul) selama 3 hari
– 3x 600 mg (2 ampul) selama 2 hari
– 3 x 300 mg (1 ampul) selama 3 hari
• Evaluasi fungsi pendengaran dilakukan setiap minggu selama
1 bulan. Kallinen et al (1997) mendefiniskan perbaikan
pendengaran pada tuli mendadak adalah sebagai berikut :
– Sangat baik, apabila perbaikan >30 dB pada 5 frekuensi
– Sembuh, apabila perbaikan ambang pendengaran <30 dB
pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 100 Hz, 200 Hz, dan
dibawah 25 dB pada frekuensi 4000 Hz
– Baik, apabila rerata perbaikan 10-30 dB pada 5 frekuensi
– Tidak ada perbaikan, apabila terdapat perbaikan <10 dB
pada 5 frekuensi
Prognosis
• Prognosis tuli mendadak tergantung pada beberapa faktor,
yaitu kecepatan pemberian obat. Respon 2 minggu pengobatan
pertama, usia, derajat tuli saraf dan adanya faktor-faktor
predisposisi. Pada umumnya makin cepat diberikan
pengobatan makin besar kemungkinan untuk sembuh. Bila
telah lebih dari 2 minggu kemungkinan sembuh menjadi lebih
kecil. Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap, tetapi dapat
juga tidak sembuh.

Você também pode gostar