Você está na página 1de 24

Kasus II

Anggota Kelompok
 Akhirul •Isra Sabrina
 Alifah Rifka •Lieza A
 Balqis K Nabila •Natasya P
 Donna S •Prinastiti Setiawati

 Ezra Basaria •Safinah Aulia


Kasus
Identifikasi Masalah
 Pengusaha dan istrinya meninggal di kamar dan terkunci di dalam
 Anak curiga  melapor ke pak RT  polisi
 Kedua orang tersebut tiduran di tempat tidur dan mati
 Tidak ada tanda perkelahian
 Kamar rapih
 Tidak ada luka
 Tidak ada barang hilang
 Tidak ada barang mencurigakan
 Penyidik ditelpon oleh petugas asuransi terkait klaim asuransi jiwa
Analisis Masalah
Aspek hukum
&
Prosedur Medikolegal
Permintaan sebagai saksi ahli
 Pasal 179 (1) KUHAP
 Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter
atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan
 Pasal 224 KUHP
 Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang dengan
sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus dipenuhinya,
diancam dalam perkara pidana dengan penjara paling lama 9 bulan
Alat bukti sah
 Pasal 183 KUHAP
 Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindakan pidana benar-
benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya
Kejahatan terhadap tubuh dan jiwa manusia
 Pasal 89 KUHP
 Membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan.
Undang-undang yang berkaitan dengan tindak kekerasan atau penganiayaan sehingga
menyebabkan kematian :
 Pasal 338 KUHP
 Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan pidana penjara paling lama 15 tahun
 Pasal 339 KUHP
 Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh sesuatu perbuatan pidana, yang
dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudahkan pelaksanaannya,
atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal
tertangkap tangan ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara
melawan hukum diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu
paling lama 20 tahun
 Pasal 340 KUHP
 Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa
orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati
atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 25 tahun
 Pasal 345 KUHP
 Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam
perbuatan itu, atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri.
 Pasal 354 KUHP
1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama 8 tahun
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama 10 tahun
Pemeriksaan TKP
 Kapan kali terakhir orang bertemudengan korban?
 Apakah terdapat sisa obat/ sisa bubuk/ pembungkus obat/ alat
suntik?
 Apakah korban ada penyakit semasa hidupnya?
 Bagaimana deskripsi keadaan pintu kamar yang terkunci?
 Mengambil semua barang-barang bukti yang mencurigakan
untuk ditelaah menjadi alat bukti
Interpretasi
 Korban ditemukan dalam posisi tiduran ditempat tidur
 Tidak ditemukannya tanda tanda kekerasan pada tubuh korban
 Tidak ditemukannya luka pada tubuh korban
 Kamar tertata rapi dan tidak ada barang yang hilang
 Kamar terkunci di dalam
Kemungkinan : Keracunan
 Keracunan Sianida
1. Masuk ke tubuh melalui saluran pencernaan ( Garam sianida ); Pernapasan (
Cyanogen/Uap HCN ); Kulit (HCN cair dan nitril organik)
2. Setelah masuk ke dalam tubuh sebagai CN bebas, maka tidak langsung
terikat dengan Hb. Sianida akan menginaktifkan beberapa enzim oksidatif
yang menyebabkan HbO2 tidak dapat berdisosiasi melepaskan O2 ke jaringan
sehingga timbul anoksia jaringan.
3. Sianida secara refleks merangsang pernafasan sehingga pernafasan menjadi
semakin cepat.
Pemeriksaan Medis :
1. Tercium bau amandel yaitu dengan menekan dada mayat sehingga akan
keluar gas dari mulut dan hidung
2. Sianosis pada wajah dan bibir, busa keluar dari mulut, dan lebam mayat
berwarna merah terang, karena darah vena kaya akan HbO2.
Keracunan Karbon Monoksida
1. Karbon monoksida diserap melalui paru dan sebagian besar diikat
oleh Hb secara reversible
2. Konsentrasi CO dalam udara lingkungan dan lamanya inhalasi
menentukan kecepatan timbulnya gejala-gejala atau kematian.
Pemeriksaan Medis
1. Ditemukan lebam mayat berwarna merah muda terang, yang
tampak jelas saat kadar COHb mencapai 30% atau lebih
2. Ditemukan eritema dan vesikel/bula pada kulit dada, perut, muka,
atau anggota gerak badan, baik ditempat yang tertekan maupun
yang tidak tertekan.
Pemeriksaan Medis
PEMERIKSAAN LUAR

 Meliputi sesuatu yang terlihat, tercium, maupun teraba, baik


terhadap benda yang menyertai mayat, pakaian, perhiasan, sepatu
dan lain-lain, juga terhadap tubuh mayat itu sendiri.
 Sistematika pemeriksaan dilakukan dengan cara:
1. Label mayat
2. Tutup mayat
3. Bungkus mayat
4. Pakaian
5. Perhiasan
6. Benda disamping mayat
7. Tanda kematian lebam mayat, kaku mayat, suhu tubuh mayat,
pembusukan, mumifikasi dan adipocere.
PEMERIKSAAN LUAR
8. Identifikasi umum identitas mayat
9. Identifikasi khusus seperti tato, jaringan parut,
callus/kapalan, kelainan pada kulit.
10. Pemeriksaan rambut
11. Pemeriksaan mata
12. Pemeriksaan daun telingan dan hidung
13. Pemeriksaan mulut dan rongga mulut
14. pemeriksaan alat kelamin
PEMERIKSAAN LUAR
15. Pemeriksaan lain:
 Tanda pembendunga
 Sianosis
 Edema atau sembab
 Pada kulit, bekas suntikan
 Bercak atau berkas serpihan pecahan kaca, dll
16. Pemeriksaan terhadap tanda-tanda kekerasan/luka letak
luka, jenis luka, bentuk luka, arah luka, tepi luka, sudut luka,
ukuran luka, sekitar luka.
17. Pemeriksaan terhadap patah tulang.

Teknik autopsi forensik bagian Kedokteran Forensik FK UI hal 12-20


PEMERIKSAAN DALAM
Dilkakukan untuk melihat organ-organ dalam dengan cara
pembedahan jenazah, seperti organ jantung, paru-paru, otak,
pencernaan dan organ lainnya sesuai dengan indikasi kasus.
Visum et Repertum
Jenis-jenis visum et repertum:

- Visum hidup
a. Visum luka
b. Visum perkosaan
c. Visum Psikiatrik

- Visum mati (Visum Jenazah)


Visum et Repertum

Ketentuan umum:
g. Ditandatangani dan diberi nama jelas
a.Diketik di atas kertas berkepala surat instansi h. Berstempel instansi pemeriksa tersebut
pemeriksa I. Diperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan
b.Bernomor dan bertanggal j. Hanya diberikan kepada penyidik peminta visum et
c.Mencantumkan kata ”Pro Justitia” di bagian atas repertum. Apabila ada lebih dari satu instansi
kiri (kiri atau tengah) peminta, misalnya penyidik POLRI dan penyidik
POM, dan keduanya berwenang untuk itu, maka
d.Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan kedua instansi tersebut dapat diberi visum et
benar repertum masing-masing asli.
e.Tidak menggunakan singkatan, terutama pada k. Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuana
waktu mendeskripsikan temuan pemeriksaan rsip pada umumnya, dan disimpan sebaiknya hingga
f.Tidak menggunakan istilah asing 20 tahun.
Visum et Repertum
Terdiri dari 5 bagian tetap, sebagai berikut:
1. Pro Justitia
Terletak di bagian atas, yang menjelaskan bahwa visum dibuat khusus untuk tujuan peradilan.
2. Pendahuluan
Bagian ini menerangkan nama dokter pembuat, institusi kesehatannya, instansi penyidik peminta
beserta nomor dan tanggal surat permintaan, tempat dan waktu pemeriksaan, serta identitas korban
yang diperiksa.
3.Pemberitaan
Bagian ini berjudul "Hasil Pemeriksaan" dan berisi hasil pemeriksaan medis korban.
4. Kesimpulan
Bagian ini berisi pendapat dokter berdasarkan keilmuannya mengenai yang di temukan dari korban.
5. Penutup
Bagian ini berisikan kalimat baku "Demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya
bedasarkan krilmuan saya dan dengan mengungat sumpah sesuai dengan KItab Undang-undang
Hukum Acara Pidana."
Interpretasi
Asuransi

Asuransi adalah perjanjian dengan nama


penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima permi untuk memberikan
penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin diderita akibat suatu peristiwa tidaak pasti
Unsur-unsur yang harus ada pada asuransi
 Subyek hukum (penanggung dan tertanggung)
 Persetujuan bebas antara penanggung dan tertanggung
 Benda asuransi dan kepentingan tertanggung
 Tujuan yang ingin dicapai
 Resiko dan premi
 Evenemen (peristiwa yang tidak pasti) dan ganti kerugian
 Syarat-syarat yang berlaku
 Polis asuransi

Você também pode gostar