Você está na página 1de 15

PROTEIN

Presentasi Kimia Organik


Kelompok I
Rahmi Ardani (F1F1 11 046) Nugrahyono Muthalib (F1F1 12 113)
Asman Sadino (F1F1 12 092) Nur Af’idah Anas (F1F1 12 114)
Ayu Fitria (F1F1 12 093) Rahiswari Pramudita L. (F1F1 12 118)
Dissa Aryasanindya (F1F1 12 095) Rizky Audina Syahrir (F1F1 12 120)
Ega Rina (F1F1 12 096) Satriana Nasrun (F1F1 12 121)
Fadhil Muhammad A. (F1F1 12 099) Selvi Ratmi Kamaruddin (F1F1 12 122)
Filda Rustam (F1F1 12 100) Sri Rezki Anita (F1F1 12 125)
Karmilawati (F1F1 12 105)
La Ode Muh.Widodo (F1F1 12 108)
Muhammad Ramdan Maramis (F1F1 12 111)
Pengertian

Protein adalah senyawa organik yang kompleks dan berbobot


molekul tinggi yang sangat penting dalam sel makhluk hidup. Kata
protein berasal dari bahasa Yunani protos yang artinya “yang paling
utama”. Protein dalam sel makhluk hidup membawa cetak biru
makhluk tersebut yang diberi nama RNA dan DNA. Protein sangat
penting bagi pertumbuhan sel-sel manusia.
Struktur
Fibriler (Serat)

Yaitu protein berbentuk serabut dan tidak larut dalam pelarut-pelarut encer serta sukar diuraikan oleh enzim.
Terdiri atas rantai polipeptida memanjang dan dihubungkan satu dengan lain oleh beberapa ikatan silang hingga
membentuk serat atau serabut yang stabil. Berfungsi sebagai pelindung. Contoh : kolagen.

Globuler (Bulat dan Elips)

Protein ini larut dalam air, asam atau basa dan dalam etanol. Bentuknya umumnya bulat atau elips dan terdiri
atas rantai polipeptida berlipat. Memiliki fungsi gerak atau dinamik. Contoh : albumin, mioglobin, histon dll.
Gambar Struktur
Fungsi

Protein sebagai makromolekul (molekul besar) mampu menunjukkan

berbagai fungsi. Atas dasar peran ini maka protein dapat

diklasifikasikan sebagai berikut enzim, protein transport, protein

nutrient dan penyimpan, protein kontraktil atau motil, protein

struktural, protein pertahanan dan protein pengatur.


Sifat Fisika Kimia Protein

• Berat molekul protein sangat besar. Karena


molekulnya cukup besar, maka protein tidak
dapat berdifusi melalui membran.
• Kelarutan protein dalam berbagai pelarut
berbeda. Ada protein yang larut dalam air, ada
pula yang tidak dapat larut dalam air, tetapi
semua protein tidak larut dalam pelarut
lemak.
• Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang, akibatnya protein

akan tersisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini disebut salting out.

• Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan menggumpal.

• Protein dapat bereaksi dengan asam dan basa. Sifat asam basa protein ditentukan oleh gugus asam basa

pada gugus R–nya. Adanya gugus asam basa menyebabkan protein bersifat sebagai suatu amfotir.

• Di dalam pelarut air, protein akan membentuk koloid. Di samping itu, protein memiliki gugus hidrofilik

seperti -NH2, -COOH, -OH, sehingga disebut koloid hidrofil.


Sintesis Protein
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer

peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein

dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein

terdiri dari 2 tahapan besar yaitu :

1. Tahap transkripsi

2. Tahap translasi.
Hasil dari proses transkripsi adalah
mRNA dengan kode pasangan yang terdapat
pada rantai sense DNA. Rantai RNA yang
mengandung kode ini disebut pula dengan
kodon. Jadi mRNA adalah kodon. Setelah
proses transkripsi selesai maka m-RNA akan
segera bergerak meningggalkan inti sel
menuju sitoplasma untuk melakukan proses
selanjutnya(translasi).
Tahap Transkripsi dan Translasi
TAHAP TRANSKRIPSI

Transkriprsi adalah proses menyalin data yang terdapat pada rantai sense (3′–>5″) DNA.
Proses ini terjadi di dalam inti sel dimulai dengan pembukaan rantai DNA oleh enzim ligase.
Setelah itu penempelan enzim polimerase pada daerah promotor sekuen gen dan barulah enzim
polimerase mulai aktif menyalin kode genetik pada rantai sense DNA hingga bagian triplet basa
nitrogen yang mengandung informasi untuk mengehentikan proses menyalin.

TAHAP TRANSLASI
Translasi adalah proses proses penerjemahan kodon menjadi asam amino dan
menyambungkan setiap asam amino yang sesuai kodon dengan ikatan peptida menjadi protein.
Organel yang aktif melakukan proses penerjemahan kodon adalah ribosom. Setelah ribosom
melekat pada triplet kodon maka t-RNA yang berada di sitoplasma akan membawakan asam amino
yang sesuai pada kodon.
Pemindahan kode dari 5′-3′-mRNA
menjadi protein

Você também pode gostar