Você está na página 1de 27

Malaria

Pandu Dian Wicaksono


1510211031

Fakultas Kedokteran
UPN “Veteran” Jakarta
Definisi
• Penyakit demam infeksi yang endemic di banyak daerah
beriklim hangat di dunia, disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium, yang merupakan parasit pada sel darah merah
(Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28)
• Malaria is a potentitally life-threatening disease caused by
infection with Plasmodium protozoa, transmitted by an
infective female Anopheles mosquito (Medscape)
https://www.cdc.gov/malaria/travelers/about_maps.html http://www.who.int/malaria/en/
Annual Parasite
Infodatin malaria 2016
Incidence
Endemisitas Malaria
di Indonesia
Infodatin malaria 2016
Plasmodium
• Species Plasmodium • Falciparum dan vivax banyak ditemukan di
1. Plasmodium Falciparum Indonesia
2. Plasmodium vivax • Malariae dapat ditemukan di beberapa
3. Plasmodium ovale provinsi seperti Lampung, NTT dan Papua
4. Plasmodium malariae
• Ovale pernah ditemukan di NTT dan Papua
5. Plasmodium knowlesi
• Knowlesi pernah dilaporkan ada di Kalimantan
pada 2010, dimana sebelumnya hanya
menginfeksi hewan primate/ monyet, hingga
saat ini masih diteliti
http://hermes.ffn.ub.es/~oscar/Biologia/Malaria/
Permenkes No. 5 th 2013
Catatan
• Masa Inkubasi: rentang waktu sejak seporozoit masuk ke tubuh
manusia hingga timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan
demam

• Masa prepatent adalah rentang


waktu sejak sporozoit masuk ke
tubuh manusia hingga parasit
dideteksi dalam eritrosit dengan
pemeriksaan mikroskopik.

Permenkes No. 5 th 2013


Gejala Klinis
• Headache • Athralgia
• Cough • Myalgia
• Fatigue • Paroxysm of fever, shaking chills,
• Malaise and sweats (depending on
species)
• Shaking chills
Less Common Symptoms Severe Malaria Manifest
• Anorexia and Lethargy • Cerebral Malaria
• Nausea and Vomiting • Severe anemia
• Diarrhea • Respiratory abnormalities
• Jaundice • Renal Failure
Trias Malaria
a. Periode dingin: mulai menggigil, kulit dingin dan kering, penderita
sering membungkus diri dengan selimut dan seluruh tubuh bergetar,
pucat hingga sianosis, pada anak dapat terjadi kejang. Periode ini
berlangsung 15-60 menit diikuti dengan meningkatnya temperature.
b. Periode panas: kulit memerah, terasa panas dan kering, nadi dan
suhu tubuh meningkat. Periode ini berlangsung lebih lama hingga 2
jam lebih kemudian diikuti keadaan berkeringat.
c. Periode berkeringat: penderita berkeringat, suhu tubuh turun
drastic, merasa lelah dan sering tertidur . Periode ini berlangsung
selama 2-4 jam
Keadaan Klinik dalam perjalanan infeksi
• Serangan primer: mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai terjadi
serangan paroksismal yang dapat terjadi dalam jangka waktu pendek
atau panjang
• Periode laten: periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia. Umumnya
terjadi diantara dua keadaan paroksismal
• Recrudescence: berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa
8 minggu setelah berakhirnya serangan primer  disebut juga short
term relapse
• Recurrence: berulangnya gejala klinik setelah 24 minggu berakhirnya
serangan primer  karena hipozoit
Patogenesis
• Demam: timbul bersamaan dengan pecahnya skizon yang
mengeluarkan bermacam antigen. Antigen merangsang leukosit
mengeluarkan sitokin (TNF dan IL-6) yang dibawa ke hipotalamus dan
menimbulkan gejala demam
 P. falciparum (36-48 jam) demamnya bisa tiap hari
 P. Vivax & Ovale (48 jam) demamnya memiliki selang waktu satu hari
 P. Malariae (72 jam) demamnya memiliki selang waktu 2 hari
• Anemia: terjadi karena pecahnya eritrosit yang terinfeksi maupun
yang tidak terinfeksi
 P. vivax & ovale hanya menginfeksi sel darah merah muda yang jumlahnya
hanya 2% dari keseluruhan
 P. Malariae  hanya menginfeksi sel darah merah tua yang jumlahnya hanya
1% dari keseluruhan
 P. falciparum  menginfeksi semua jenis sel darah merah
• Malaria Berat: P. falciparum memiliki patomekanisme khusus yang
menyebabkan eritrosit yang terinfeksi akan mengalami proses
sekuestrasi dan pada permukaannya membentuk knob yang berisi
antigen P. falciparum
Diagnosis
Diagnosa pasti malaria ditegakkan apabila ditemukan parasite
malaria dalam darah
Pemeriksaan Lab
1. Pemeriksaan dengan mikroskop (gold standard)  membuat
sediaan darah tebal dan tipis
2. Pemeriksaan dengan RDT: berdasarlam deteksi antigen parasite
menggunakan metode immunokromatografi

3. Pemeriksaan dengan PCR dan Sequensing DNA: untuk membedakan


re-infeksi dan rekrudensi
4. Pemeriksaan penunjang lain:
• Pengukuran Hb dan HT
• Hitung jumlah leukosit dan trombosit
• Kimia darah lain
• Urinalisis
Pengobatan
Saat ini yang digunakan pada program nasional adalah derivate
artemisin dengan golongan aminokuinolin, yaitu:
1. Kombinasi tetap (FDC) yang terdiri dari Dihydroartemisin dan
Piperakuin (DHP)  1 tab FDC mengandung 40 mg DH dan 320 mg
P, diberikan peroral selama 3 hari dengan range dosis tunggal (DH:
2-4 mg/ kgBB; P: 16-32 mg/kgBB).
2. Artesunat – Amodiakuin yang ada pada program pengendalian
malaria dengan 3 blister, tiap blister terdiri dari 4 tab Artesunat
@50 mg dan 4 tab amodiakuin 150 mg.
A. Malaria Tanpa Komplikasi
Upaya Pengendalian &
Pemberantasan
• Pemakaian Kelambu & repellant
• Pengendalian vector (Rational, Effective, Efisien, Suintainable,
Affective, Affordable)
1. Larvaciding
2. Biological control
3. Manajemen lingkungan
4. Penyemprotan dinding rumah dengan insektisida
Referensi
• Permenkes No. 5 th 2013
• Medscape
• Diagnostik Parasitologi Kedokteran
• Portal Garuda
• NCBI
• CDC
• Riskesdas 2013
• Infodatin Pusdatin 2016
• Buku Saku Malaria Kemenkes

Você também pode gostar