oleh Corynebakterium diphteriae yan g berasal dari mukosa hidung, kulit d an lesi lain dari organ yang terinfeksi ETIOLOGI Corynebacterium diphteriae batan g gram negatif PATOFIOLOGI Kuman berkembang biak pada saluran naf as atas ( vulva, kulit, mata jarang terjad i Kuman membentuk pseudo membrane da n melepaskan exotoksin Exotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan terjadinya miokarditis dan t imbul paralisis otot – otot pernafasan mengenai jaringan saraf • Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fu ngsi pseudo membrane pada laring dan tr achea Menyebabkan kondisi yang fatal ( Kematian ) Corynebacterium diptheriae kontak langsung dengan orang yg terinfeksi / barnga yang terkontaminasi
Masuk ke dlm tubuh melalui sal. Pencernaan / pernafasan
Aliran sistemik
Masa inkubasi 2 – 5 hari
Mengeluarkan toxin
Nasal Tonsil / Faringeal Laring
Peradangan mukosa Tenggorokan sakit,demam,
Hidung ( Flu, sekret Anorexia,lemah,membran Berwarna putih/abu,toxemia,syok Demam,suara Hidung serosa ) Serak,batuk,sesak Septik,linfadenitis Komplikasi 1. Miokarditis minggu ke 2 2. Neutritis 3. Nefritis 4. Bronchopneumonia 5. Paralisis Manifestasi klinik “ * Khas adanya pseudo membran * Nasal Peradangan mukosa Hidung ( Flu,sekret Hidung serosa ) * Tonsil Tenggorokan sakit, demam,Anorexia, lemah, membran Berwarna putih / abu, syok, toxemia, Septik,linfadenitis ( Bul’s neck ) * Laring Demam, suara serak, batuk, sesak, Obstruksi sal. Nafas, sianosis PENATALAKSANAAN : 1. Pemberian oksigen 2. Terapi cairan 3. Perawatan isolasi 4. Obat Antibiotik PENATALAKSANAAN PERAWATAN a. Identitas : 80 % terjadi pada umur < 15 th b. Rps : Demam tidak terlalu tinggi badan lesu, nyeri kepala, Anorexia, pilek ?, sesak napas ?, suara serak ?, nyeri menelan. c. Rpd : Infeksi saluran nafas ? d. Riwayat kontak dengan keluarga ? e. Riwayat imunisasi DPT / DT ? f. Riwayat sosial ekonomi - Overcrowding ? - Status nutrisi ? PEMERIKSAAN FISIK a. Pada diptheria tonsil - faring - Malaise - Suhu tubuh > 38,9 º c - Pseudomembran ( putih kelabu ) melekat dan menutup tonsil dan dinding faring - Bulneck b. Diptheriae laring - Stridor - Suara parau - Batuk kering - Pada obstruksi laring yang berat terdpt retraksi suprasternal, sub costal dan supraclavicular c. Diptheriae hidung - Pilek ringan - Sekret hidung serosanguinus mukopurulen - Lecet pada nares dan bibir atas - Membran putih pada septum nasi. DIAGNOSA KEPERAWATAN YG MUNCUL 1. Gangguan pemenuhan oksigen berhubungan de ngan penumpukan pseudomembran pada jalan nafas. 2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan den gan nyeri telan, anoreksia. 3. Resiko terjadi komplikasi obstruksi jalan nafas, miokarditis berhubungan dengan efek eksotok sin DIAGNOSA 1 Tujuan : Pola nafas normal Intervensi : 1. Atur posisi ekstensi 2. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit 3. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam 4. Bila sesak bertambah puasakan 5. Jaga kelembaban udara dengan menggunakan nebulizer DIAGNOSA 2 Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Intervensi : 1. Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat 2. Beri diit TKTP sesuai kondisi. Hari I : bubur halus Beslag hilang : bubur kasar Keluhan kurang : makanan biasa 3. Libatkan orang tua 4. Sedikit tapi sering 5. Timbang BB setiap hari DIAGNOSA 3 Tujuan : Tidak terjadi komplikasi Intervensi : 1. Observasi tanda-tanda obstruksi jalan nafas, tanda-tanda vital minimal 2 jam. 2. Berikan istirahat mutlak 10 – 14 hari 3. Lakukan pemeriksaan ECG sesuai advis 4. Kolaborasi pemberian ADS sedini mungkin 5. Kolaborasi pemberian terapi antibiotika sesuai advis CARA PEMBERIAN ADS 1. TEST ADS ADS 0,05 CC murni dioplos dengan aquades 1 CC. Diberikan 0,05 CC intracutan Tunggu 15 menit indurasi dengan garis tengah 1 c m (+) 2. CARA PEMBERIAN Test Positif BESREDKA Test Negatif secara DRIP/IV Drip/IV 200 CC cairan D5% 0,225 salin. Ditambah ADS sesu ai kebutuhan. Diberikan selama 4 sampai 6 jam observasi gejala c ardinal. Rencana dan Tindakan keperawatan se suaikan dengan diagnosa keperawa tan diatas Perencanaan Px Pulang 1. Jelaskan terapi yg diberikan dosi s dan efek samping obat 2. Melakukan immunisasi jika belum 3. Menekankan pentingnya kontrol ula ng 4. Informasi jika terdpt tanda terjadi k ekambuhan