Você está na página 1de 28

ALJABAR LINEAR

4351622518

Chandra Novtiar S.Si., M.Si.


chandramathitb07@gmail.com
085794801125

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
Referensi
 H.Anton and C.Rorres, Aljabar Linear Elementer Versi
Aplikasi Edisi Kedelapan Jilid 1, Jakarta, Erlangga,
2004.
SUB POKOK PEMBAHASAN
1. Matriks, Operasi Baris Elementer dan Sistem
Persamaan Linear
2. Ruang Euclid, Ruang Vektor dan Subruang
3. Bebas linear dan bergantung linear
4. Basis dan Dimensi
5. Ruang baris dan ruang kolom, Ruang Hasil Kali
Dalam dan Basis Ortonormal
6. Koordinat dan Perubahan Basis
7. Transformasi dan Similaritas

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
MATRIKS DAN OPERASINYA
Sub Pokok Bahasan
1. Matriks dan Jenisnya
2. Operasi Matriks
3. Operasi Baris Elementer

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
1. PENGERTIAN MATRIKS

Definisi
Sebuah matriks adalah sebuah susunan bilangan berbentuk persegi panjang . Bilangan-
bilangan dalam susunan tersebut disebut entri dari matriks. Entri di baris i dan kolom j
dinotasikan dengan aij

Ukuran dari matriks ditentukan oleh banyaknya baris dan kolom yang
terkandung didalamnya.

Secara umum, matriks m x n ditulis  a11 a12  a1n 


a a  a 
 21 22 2n 

     
 
am1 am 2  amn 

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
 a11 a12  a1n  Baris pertama
 
 a21 a22  a2 n 
A
    
 
a  am n  Unsur / entri /elemen ke-mn
 m1 am 2
(baris m kolom n)

Kolom kedua

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
2. JENIS-JENIS MATRIKS
 Matriks persegi panjang
Sebuah matriks dengan jumlah baris dan kolom tidak sama( yakni matriks mxn dengan
m≠n).
Contoh :
 0 8 1 3
 
B  1 7 9 8
7 9 7 0
 
 Matriks persegi
Sebuah matriks dengan jumlah baris dan kolom sama ( yakni matriks nxn).
Contoh :

2 1 0
 
B  1 2 1
0 1 2
 

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
 Matriks segitiga
a. Matriks Segitiga Atas
Matriks yang semua unsur di bawah unsur diagonal pada kolom yang
bersesuaian adalah nol.
Contoh:
 5 9 3 
E   0 1 7 

 0 0 8 

b. Matriks Segitiga Bawah


Matriks yang semua unsur di atas unsur diagonal pada kolom yang
bersesuaian adalah nol.
Contoh:

 2 0 0 
F   5 1 0 

 3 0 2 

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
 Matriks diagonal
Matriks bujur sangkar dimana setiap unsur yang bukan merupakan unsur diagonal
adalah nol.

 3 0 0 
D   0 2 0 

 0 0 1 

 Matriks Identitas
Matriks diagonal dimana setiap unsur diagonalnya adalah satu.

 1 0 0 
I   0 1 0 

 0 0 1 
Program Studi Pendidikan Matematika
STKIP Siliwangi Bandung
 Transpos Matriks
Matriks yang diperoleh dengan menukar baris matriks menjadi kolom seletak, atau
sebaliknya.

Notasi AT (hasil transpos matriks A)


Contoh :
 2 1 
   2 3 -1 
A 3 -2  maka A 
T

 -1   1 -2 0 
 0 
Jika matriks A = AT maka matriks A dinamakan matriks simetri.
Contoh
 2 1  2 1
 maka A  
T
A   
 1 3   1 3 

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
Sifat-sifat transpos matriks:
a. ((A)T)T = A
b. (A + B)T = AT + BT
c. (A - B)T = AT - BT
d. (kA)T =kAT, k merupakan skalar
e. (AB)T = BTAT

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
3. OPERASI-OPERASI MATRIKS

1. Penjumlahan Matriks
2. Perkalian Matriks
• Perkalian skalar dengan matriks
• Perkalian matriks dengan matriks
3. Operasi Baris Elementer (OBE)

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
PENJUMLAHAN MATRIKS

Syarat : Ukuran (ordo) harus sama.


Contoh :

a.
 a b  e f   ae b f 
g 
 c
 d   h   c  g d  h 

b.  1 2  5 6  6 8
 7   
 3
 4   8   10 12 

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
PERKALIAN MATRIKS
 Perkalian Skalar dengan Matriks
Contoh : p q   kp kq 
k  
r s   kr ks 

 Perkalian Matriks dengan Matriks


Misalkan A berordo pxq dan B berordo mxn
Syarat : A X B  haruslah q = m
hasil perkalian AB berordo pxn
B X A  haruslah n = p
hasil perkalian BA berordo mxq
Contoh :  p s 
 a b c   q 
Diketahui A    dan B   t 
 d e f  2 x3  r u  3 x 2
Program Studi Pendidikan Matematika
STKIP Siliwangi Bandung
Maka hasil kali A dan B adalah :
 p s
a b c     ap+bq+cr as+bt+cu 
AB     q t    
ds+et+fu 2x2
 d e f 2 x3  r u   dp+eq+fr 
 3 x 2
Misalkan A, B, C adalah matriks berukuran sama
dan ,  merupakan unsur bilangan Riil,
Maka operasi matriks memenuhi sifat berikut :
1. A+B=B+A
2. A+(B+C)=(A+B)+C
3.  ( A + B ) = A + B
4. ( +  ) ( A ) = A + A
Program Studi Pendidikan Matematika
STKIP Siliwangi Bandung
Contoh :
Diketahui matriks :
 2 1 
 
A 3 -2 
 -1 
 0 
Tentukan
a. A AT
b. AT A

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
 2 3 -1 
maka A 
T

 1 -2 0 
 2 1  2 3  5 4 -2 
 
-1   
AAT   3    4 13 -3 
-2   1 - 2 0 
 -1



-2 -3 1 
0  
sedangkan
 2 1  
 2 3 -1    14 -4 
A A
T
 3 -2   
 1 -2 0   -4 5
 -1 0 

Program Studi Pendidikan Matematika


STKIP Siliwangi Bandung
Latihan:
Let
 3 0 1 4 2
4  1
A   1 2 , B  dan
C 
 0 2  3 1 5 
 1 1

Tentukan (untuk no 1 – 4) :
1. AB
2. 3CA
3. (AB)C
4. (4B)C + 2C
Program Studi Pendidikan Matematika
STKIP Siliwangi Bandung
Misalkan
2 1 0  3  2 0
   
D1 2 1  dan E  0 1 0
0 1 2   4 4 1
   

5. Tentukan D + E2 (Petunjuk : E2 = EE)


6. Tentukan 3(DE)T juga 3DTET and 3ETDT.
Yang manakah yang memiliki hasil yang sama?
Jelaskan alasannya?
4. Operasi Baris Elementer
 Operasi Baris Elementer :Teknik dasar untuk menyelesaikan
suatu SPL dengan mengganti SPL yang
diberikan dengan suatu SPL baru yang memiliki himpunan solusi sama
tetapi lebih mudah diselesaikan. SPL baru ini secara umum diperoleh
dengan menerapkan tiga jenis operasi, yang dinamakan Operasi Baris
Elementer (OBE):

1. Pertukaran Baris
2. Perkalian suatu baris dengan konstanta tak nol
3. Penjumlahan hasil perkalian suatu baris dengan
konstanta tak nol (seperti butir 2) terhadap baris
yang lain.
 OBE ke 1
 -3 -2 -1   1 2 3 
A   1 2 3  b1  b2 ~  - 3 -2 -1 

 0 2 4   0 2 4 
Baris pertama (b1) ditukar
dengan baris ke-2 (b2)
 OBE ke-2

 4 -4 0 -4   1 -1 0 -1 
A   0 7  b1 ~  0 7 
1
2 1 2 1
4
 2 -1 1 3   2 -1 1 3 

Perkalian Baris pertama (b1)


dengan bilangan ¼
 OBE ke-3
 1 -1 0 -1   1 -1 0 -1 
 
A   0 2 1 7   2b1  b3 ~  0 2 1 7 
 2 - 1 1 3   0 1 1 5 

Perkalian (–2) dengan b1 lalu


tambahkan pada baris ke-3 (b3)
Beberapa definisi yang perlu diketahui :

1  1 1 3

B  0 0 3 1 
0 0 0 0
 Baris pertama dan ke-2 dinamakan baris tak nol, karena
pada kedua baris tersebut memuat unsur tak nol.
 Bilangan 1 pada baris pertama dan bilangan 3 pada baris
ke-2 dinamakan unsur pertama tak nol pada baris
masing-masing.
 Bilangan 1 (pada baris baris pertama kolom pertama)
dinamakan satu utama.
 Baris ke-3 dinamakan baris nol, karena setiap unsur pada
baris ke-3 adalah nol.
Sifat matriks hasil OBE :
1. Pada baris tak nol maka unsur tak nol pertama adalah
1 (dinamakan satu utama).
2. Pada baris yang berturutan, baris yang lebih rendah
memuat 1 utama yang lebih ke kanan.
3. Jika ada baris nol (baris yang semua unsurnya nol),
maka ia diletakkan pada baris paling bawah.
4. Pada kolom yang memuat unsur 1 utama, maka unsur
yang lainnya adalah nol.

Matriks dinamakan esilon baris jika


dipenuhi sifat 1, 2, dan 3 (Proses Eliminasi Gauss)
Matriks dinamakan esilon baris tereduksi jika
dipenuhi semua sifat
(Proses Eliminasi Gauss-Jordan)
Contoh :  1 -1 0 -1 
 
Tentukan matriks esilon baris tereduksi dari A   0 2 1 7
 2 3 
 -1 1

Jawab :  1 -1 0 -1 
 
A ~  2b1  b3  0 2 1 7
 0 1 5 
 1

 1 -1 0 -1 
 
~ b2  b3  0 1 1 5 
 0 2 1 7 

26

 1 -1 0 -1 
 
A~  2b2  b3  0 1 1 5 
 0 0 -3 
 -1
 1 -1 0 -1 
 
 b3 ~  0 1 1 5
 0 0 1 3 

 1 -1 0 -1 
 
 b3  b2 ~  0 1 0 2
 0 3 
 0 1

 1 0 0 1 
 
b2  b1  0 1 0 2 
 0 3 
 0 1
Perhatikan hasil OBE tadi :
 1 0 0 1 
 
 0 1 0 2 
 0 
 0 1 3 
Setiap baris mempunyai satu utama.
Tidak setiap kolom memiliki satu utama, karena jumlah
baris lebih sedikit dari jumlah kolom
(kolom 4 tidak mempunyai satu utama)
Latihan
Diketahui :

 2 1 0   3 2 0 
4 1    
A B  dan C   0 1 0
  1 2 1 
0 2  0   4 4 1 
 1 2   

Tentukan matriks bentuk eselon baris tereduksi dari A, B, dan


C

Você também pode gostar