Você está na página 1de 14

DOSEN:

Ns. Nehru Nugroho S.Kep M.Kep

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Ade Bayu Saputra
2. Gita Andita Sari
3. Indah Permata Sari
4. Kurnia Seftiani
5. Made Lisa Sugiharti
6. Nimas Faiddah Lailiyah
7. Nuzula Fitri
8. Ulfa Meita Permata
9. Winda Aprilia
Latar belakang

Arthritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit sistematik


yang bersifat progresif, yang cenderung menjadi kronis dan
menyerang sendi serta jaringan lunak.

Dampak dari penyakit rematik adalah terganggunya


aktivitas karena nyeri, tulang menjadi keropos, terjadi
perubahan bentuk tulang
Konsep Dasar Penyakit Rematoid Artritis
Pengertian
Artritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat progresif, yang
cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan lunak. Karakteristik
artritis rheumatoid adalah radang cairan sendi (sinovitis inflamatoir) yang persisten,
biasanya menyerang sendi-sendi perifer dengan penyebaran yang simetris (Junaidi,
2013).
Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi sistemik yang kronis dan terutama
menyerang persendian, otot-otot, tendon, ligamen, dan pembuluh darah yang ada
disekitarnya. (Kowalak, 2011).
Etiologi
Penyebab utama dari kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab arthtritis reumatoid, yaitu :
 Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non hemolitikus
 Endokrin
 Autoimun
 Metabolic
 Faktor genetik serta faktor pemicu
Kelainan yang dapat terjadi pada suatu arthtritis reumatoid yaitu :
 Kelainan pada daerah artikuler
 Stadium I (stadium sinovitis)
 Stadium II (stadium destruksi)
 Stadium III (stadium deformitas)
 Kelainan pada jaringan ekstra-artikuler
Pada jaringan ekstra-artikuler akan terjadi perubahan patologis, yaitu:
 Pada otot terjadi miopati
 Nodul subkutan
Pembuluh darah perifer terjadi proliferasi tunika intima pada pembuluh darah
perifer dan lesi pada pembuluh darah arteriol dan venosa
Terjadi nekrosis fokal pada saraf
Terjadi pembesaran limfe yang berasal dari aliran limfe sendi
(Nurarif dan Kusuma, 2013).
Gejala-gejala konstitusional
 Poliarhtritis simetris
 Kekakuan di pagi hari selama lebih dari
satu jam, dapat bersifat generalisata
tetapi terutama menyerang sendi-sendi.

 Arhtritis erosif
Patofisiologi
Pemahaman mengenai anatonomi normal dan fisiologi persendian diartrodial
atau sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi penyakit
reumatik. Fungsi persendian sinovial memilki kisaran gerak tertentu kendati
masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi-
sendi yang dapat digerakkan.
Pada sendi sinovial yang normal, kartilago artikuler membungkus ujung
tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk
gerakkan. Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan
mensekresi cairan ke dalam ruangan antar tulang. Fungsi dari cairan sinovial
ini yaitu sebagai peredam kejut (shock absorber) dan pelumas yang
memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat.
Sendi merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering terkena
inflamasi. Meskipun memilki keankearagaman mulai dari kelainan yang
terbatas pada satu sendi hingga kelainan multisistem yang sistemik, semua
penyakit rematik meliputi inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu
yang bisa terjadi sekaligus.
Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) akan meningkat


 Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis reumatoid
terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai pada pasien lepra, TB paru, sirosis
hepatis, penyakit kolagen dan sarkoidosis
 Leukosit normal atau meningkat sedikit
 Trombosit meningkat
 Kadar albumin serum turun dan globulin
 Jumlah sel darah merah dan komplemen C4 menurun
 Protein C-reaktif dan antibodi antinukleus (ANA) biasanya positif
 Laju sedimentasi eritrosit meningkat menunjukkan inflamasi
 Tes aglutinasi lateks menunjukkan kadar igG atau igM
 Pemeriksaan sinar-X
Penatalaksanaan
Tujuan utama dari program penatalaksanaan perawatan adalah sebagai
berikut :
Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.
Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari
penderita.
Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.
Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain.

 Penatalaksanaan Keperawatan
 Pendidikan
 Istirahat
 Latihan Fisik dan Termoterapi

Penatalaksanaan Medikamentosa
Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Penggunaan DMARD
Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik Mobilisasi pada Rematoid
Artritis
Pengkajian
Riwayat Keperawatan Sekarang

Riwayat Keperawatan Penyakit yang Pernah di Derita


Kemampuan Fungsi Motorik dan Fungsi Sensorik
Kemampuan Mobilitas

Kemampuan Rentang Gerak


Perubahan Intoleransi Aktivitas
Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi
Analisa Data
Berikut beberapa tipe data dalam pengumpulan suatu data, yaitu :
 Data Subyektif
 Data Objektif
Dan terdiri dari tiga karakteristik data adalah sebagai berikut :
 Lengkap
 Akurat dan Nyata
 Relevan
Sumber data primer
Sumber data sekunder
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi (NANDA
dalam Potter & Perry, 2006) yaitu:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kesejajaran tubuh yang
buruk dan penurunan mobilisasi.
2. Risiko cedera yang berhubungan dengan ketidaktepatan mekanika tubuh,
3. ketidaktepatan posisi dan ketidaktepatan pemindahan yang buruk.
4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan statis
sekresi paru dan ketidaktepatan posisi tubuh.
5. Gangguan integritas kulit atau risiko gangguan integritas kulit
yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi, tekanan permukaan
kulit, dan gaya gesek.
6. Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterbatasan
mobilisasi, risiko infeksi dan retensi urin.
7. Inkontinensia total yang berhubungan dengan perubahan pola eliminasi
dan keterbatasan mobilisasi.
8. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi
dan ketidaknyamanan.
Diagnosa Perencanaan
Rasional
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut NOC : 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui perkembangan

Kontrol Nyeri Menunjukkan secara komprehensif nyeri dan tanda-tanda nyeri


berhubungan sehingga dapat
Kontrol nyeri dibuktikan termasuk lokasi, karakteristik,
dengan proses menentukan intervensi
dengan indikator: durasi, frekuensi, kualitas dan
yang akan diberikan
peradangan pada 1. Mengenali kapan nyeri terjadi faktor presipitasi
2. Membantu dalam membuat
2. Menggambarkan faktor 2. Observasi reaksi nonverbal
telinga diagnosa dan kebutuhan
penyebab dari ketidaknyamanan
terapi
3. Melaporkan perubahan 3. Evaluasi pengalaman nyeri 3. Mengetahui cara penangan
terhadap gejalan nyeri pada masa lampau nyeri yang biasa dilakukan
professional kesehatan 4. Kontrol lingkungan yang oleh pasien.
4. Melaporkan gejala yang tidak dapat mempengaruhi nyeri 4. Menghindari faktor yang
terkontrol pada professional seperti suhu ruangan, akan membuat nyeri pasien

kesehatan pencahayaan dan kebisingan semakin bertambah

Dengan level: 5. Kurangi faktor presipitasi 5. Menghindari nyeri


bertambah
1. Tidak pernah menunjukkan nyeri
6. Membantu pasien
2. Jarang menunjukkan 6. Ajarkan tentang teknik non
mengurangi nyeri
3. Kadang-kadang menunjukkan farmakologi, Kompres hangat
7. Membantu pasien
4. Sering menunjukkan 7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri dengan
5. Secara konsisten mengurangi nyeri tidakan non obat.
menunjukkan 8. Kolaborasikan dengan dokter 8. Menentukan tindakan yang
Nilai yang diharapkan 4 sampai 5 jika ada keluhan dan tindakan akan diberikan selanjutnya
nyeri tidak berhasil
Setelah 1. Kaji kemampuan dan tingkat 1. Membantu dalam mengantisipasi dan
Defisi
dilakukan penurunan dalam skala 0-4 untuk merencanakan pertemuan kebutuhan
t
asuhan melakukan ADL individual
peraw
keperawatan 2. Hindari apa yang tidak dapat 2. Menghindari klien dari keadaan cemas
atan diharapkan dilakukan klien dan bantu bila dan ketergantungan untuk mencegah
diri tingkat perlu frustasi dan harga diri klien rendah

berhu kenyamanan 3. Ajarkan dan dukung klien selama 3. Dukungan pada klien selama aktivitas
pasien baik aktivitas kehidupan sehari-hari dapat
bunga
dengan kriteria 4. Rencanakan tindakan untuk meningkatkan perawatan diri
n
hasil : mengatasi keterbatasan 4. Klien akan mampu melihat dan
denga
1. Cemas pasien penglihatan seperti tempatkan memakan makanan, akan mampu
n berkurang makanan dan peralatan dalam suatu melihat keluar masuknya orang
berhu 2. Stress pasien tempat, dekatkan tempat tidur keruangan

bunga berkurang kedinding 5. Modifikasi lingkungan diperlukan untuk


3. Depresi pasien 5. Modifikasi lingkungan mengompensasi ketidakmampuan
n
berkurang 6. Gunakan pagar disekeliling tempat fungsi
denga
4. Posisi tubuh baik tidur 6. Memberibantuan dalam mendorong diri
n
7. Kaji kemampuan komunikasi untuk untuk bangun tanpa bantuan orang lain
gangg buang air kecil, kemampuan 7. Ketidakmampuan komunikasi dengan
uan menggunakan urinal, pispot. perawat dapat menimbulkan masalah

neuro Antarkan ke kamar mandi bila pengosongan kandung kemih oleh


kondisi memungkinkan karena masalah neurogenik
musk
8. Pemberian supositoria dan pelumas 8. Pertolongan utama terhadap fungsi
ular
feses/pencahar bowel atau buang air besar.
9. Konsultasi ke dokter terapi okupasi 9. Untuk mengembangkan terapi dan
Hambatan Setelah 1. Kaji mobilitas yang ada dan 1. Mengetahui tingkat kemampuan
observasi peningkatan klien dalam melakukan aktivitas
mobilitas dilakukan
kerusakan. Kaji secara teratur 2. Meningkatkan koordinasi dan
fisik asuhan fungsi motoric ketangkasan, menurunkan
berhubunga keperawatan 2. Lakukan program latihan yang kekakuan otot dan mencegah
meningkatkan kekuatan otot kontraktur bila otot tidak
n dengan diharapkan
seperti ROM digunakan
penurunan pergerakan
3. Lakukan latihan postural. 3. Latihan postural untuk melawan
kekuatan pasien baik 4. Ajarkan teknik berjalan khusus kecenderungan kepala dan leher
otot, dengan kriteria seperti ajarkan untuk tertarik kedepan dan kebawah
berkosentrasi pada berjalan 4. Teknik berjalan khusus dapat
kekakuan hasil:
tegak, memandang lurus juga dipelajari untuk
sendi dan  Keseimbangan kedepan, dan menggunakan mengimbangi gaya berjalan
gangguan tidak terganggu cara berjalan dengan dasar menyeret dan kecenderungan

neuromusku  Cara berjalan lebar (misalnya berjalan tubuh condong kedepan


dengan kaki terpisah) 5. mandi hangat dan masase
lar. baik
5. Anjurkan mandi hangat dan membantu otot-otot rileks saat
 Gerakan otot masase otot. melakukan aktivitas pasif dan
normal 6. Kolaborasi dengan ahli aktif dan mengurangi nyeri otot
fisioterapi untuk latihan fisik akibat spasme yang
 Gerakan sendi
klien mengakibatkan kekakuan
normal
7. Melakukan periode istirahat 6. Peningkatan kemampuan dalam
 Dapat berjalan yang sering untuk membantu mobilisasi ekstremitas dapat

dengan baik pencegahan frustasi dan ditingkatkan dengan latihan fisik


kelelahan. oleh tim fisioterapi
 Dapat bergerak
8. Instruksikan pasien untuk 7. Frustasi dan kelelahan akan
dengan mudah mengulangi gerakan setiap kali memperburuk keadaan pasien

Você também pode gostar