Você está na página 1de 19

ANAMNESIS DAN

PEMERIKSAAN FISIS
Oleh: Dr. David Kaunang, Sp.A
ANAMNESIS
 Memberi informasi tentang diagnosis,
informasi tentang derajat kelainan atau
penyakit, informasi tentang etiologi &
informasi ttg interaksi kel jtg anak dgn
keluarganya
 Informasi yg mengarah kepd diagnosis:
riwayat penyakit, saat timbulnya sianosis,
keterangan dokter yg merujuk tentang saat
terdengarnya bising jantung
 Informasi tentang derajat kelainan:
derajat ggn pertumbuhan, sianosis,
berkurangnya toleransi latihan, kekerapan
infeksi saluran napas berulang, komplikasi
neurologis
 Informasi tentang Etiologi:
riwayat keluarga, kel genetik (Sindrom
Kartagener, Sindrom Marfan, Sindrom Down)
 Informasi tentang interaksi kelainan jantung
anak dengan keluarga:
status sosek keluarga (pddkan, penghasilan
ortu, jmlh anak, tanggungan keluarga,
sumber dana utk pengobatan pasien,
persepsi ortu & keluarga thdp peny psn 
 penting dlm tatalaksana (rencana pem
rutin & khusus, pemberian obat, rencana
kateterisasi serta operasi yg mungkin
diperlukan
PEMERIKSAAN FISIS
 Pasien besar, urutan pem fisis dpt dilakukan
seperti pd org dewasa, namun pd bayi &
anak kecil urutan perlu dimodifikasi sesuai
dgn usia & karakteristik pasien  prinsipnya
harus diperoleh informasi yg akurat ttg
keadaan fisis pasien tanpa melihat urutan
pemeriksaannya
 Pola pertumbuhan anak:
tinggi badan, berat badan, lingkar kepala,
lingkar lengan atas
 Keadaan umum:
- Dengan inspeksi dan anamnesis
- Dicatat terdptnya dismorfia, wajah yg khas,
kesan penampakan sakit, kesadaran, status
gizi, pucat sianosis, ikterus, apakah pasien
dalam keadaan distres, gelisah atau tenang,
kooperatif, apakah terdapat gerakan
involunter, tremor atau paresis
- Dinilai perkembangan mental pasien, sikap
terhadap ortu, sikap ortu terhadap pasien
- Cara pasien berjalan, duduk atau berbaring
 pasien berusaha mencari posisi nyaman
 gagal jtg lebih nyaman bila duduk atau
berbaring setengah duduk, perikarditis lebih
suka duduk bungkuk (utk kurangi rasa sakit),
hipoksia akut, edema paru, tamponade
jantung bernapas cepat & gelisah
 Terdapatnya kel bawaan atau sindrom
tertentu:
kel kromosom & rubella sering diserta peny
jtg bawaan
 Kulit dan selaput lendir:
sianosis, pucat (anemia berat)  sebabkan
gagal jtg
 Pemeriksaan nadi:
- Harus dilakukan pd keempat ekstremitas
(kedua a. radilais atau a brakialis pd bayi &
pd kedua a. dorsalis pedis (atau a. femoralis
pd bayi), Koarktasio aorta  nadi di lengan
teraba kuat sedangkan nadi di femoralis
atau dorsalis pedis sulit diraba
- Frekuensi nadi
 Pengukuran tekanan darah:
- Diukur pd ke-4 ektremitas, bisa hanya
satu ekstremitas bila nadi keempat
ekstremitas teraba normal dan ekual
(dipilih lengan atas kanan) sampai
- Manset sesuai dgn lebar 2/3 sampai ¾
panjang lengan atau tungkai atas  manset
terlalu sempit hasil pengukuran lebih tinggi
dp sebenarnya, manset terlalu lebar hasil
pengukuran lebih rendah  5 cm (0-1 thn);
7 cm (1-5 thn); 9,5 cm (5-12 thn); 12,5 cm
(> 12 thn)
- Niliai normal TD bayi dan anak sangat
bergtg kepd umur  makin tua makin tinggi
 Neonatus (50-75 / 30-45 mmHg); 1-12
bln (60-90 / 40-70); 1-3 thn (75-100/50-75)
4-8 thn (80-115 / 50-75), 9-15 thn (85-125 /
50-80)
 Pulsasi vena:
- Tekanan vena jugularis  secara kasar
gambarkan tek atrium kanan keculai bl ada
obstruksi vena kava superior (sindrom vena
kava superior)
- Pasien dibaringkan setengah duduk dgn
sudut 30-60o, bergantung pd tingginya tek
vena. Vena jugularis dikosongkan, bila
perlu sedikit ditekan disebelah proksimal,
kemudian tekanan dilepaskan. Diukur jarak
vertikal puncak undulasi v. kava superior pd
atrium kanan, yg ± sesuai dgn angulus
Ludovici, jarak tsb merupakan tek v jugularis,
dinyatakan dlm cm air

 Pemeriksaan Jantung
- Inspeksi:
asimetri atau kel bentuk dada ( pektus
ekskavatum, pektus karinatum), bulging
dada kiri, dada membulat (PH),
penonjolan dada yg difus (hipertrofi
biventrikular berat & berlgsg lama), iktus
kordis iktus kordis (sulit pd neonatus & anak
gemuk)

- Palpasi:
getaran bising (thrill), detak pulmoanl
(pulmonary tapping) pd bunyi jtg II yg keras
(PH), lifting (hiperaktivitas ventrikel kiri)
sebelah lateral garis mid-klavikular kiri,
heaving (hiperaktivitas ventrikel kanan)
parasternal kiri bawah & subxifoid),
getaran bising suprasternal (stenosis aorta,
stenosis trunkus, stenosis pulmonal), nadi
teraba kuat di suprasternal (AI, trunkus
arteriosus, PDA, fistula (A-V)

- Perkusi:
tentukan pembesaran dan kontur jantung
(pasien dewasa), by & anak kecil tdk
berikan informasi yg akurat mengenai besar
& btk jtg oleh karena ukurannya yg kecil
♥ Auskultasi:
- Bunyi jantung (Bj) I  Penutupan katup
mitral & trikuspid (M1 mendahului T1)
- Bj II  Penutupan katup Aorta & pulmonal
(A2 mendahulaui P2)
- Bj III  bernada rendah, didengar dgn sisi
sungkup stetoskop, normal sampai dewasa
muda;
terjadi akibat vibrasi dinding ventrikel pd saat
arus darah yg masuk ke ventrikel melebihi
kemampuan distensi ventrikel;
terdengar di apeks bl berasal dari ventrikel
kiri misalnya pd VSD atau MI;
terdengar di parasternal bawah bila berasal
dari ventrikel kanan (ASD)  Bila gagal
jantung dgn takikardia maka Bj III terdengar
keras sehingga terdengar irama derap (gallop
rhytm) protodiastolik
- Bj IV  terjadi bersama dgn kontraksi atrium
yakni sesaat sebelum Bj I;
Selalu berarti patologis;
bernada rendah sehingga (low pitched)
sehingga dapat dibedakan dari split Bj I yg
bernada tingi;
split jauh lebih jelas di dengar dengan sisi
membran sdgkan Bj IV lbh jelas dgn sungkup
Bila Bj IV mengeras & takikardia (+) akan
terdengar sbg irama derap presistolik;
irama derap dpt terdengar akibat Bj III & IV
yg menyatu pd keadaan takikardia (irama
derap sumasi = summation gallop)
- Klik ejeksi  dianggap sbg Bj;
terdengar pd awal sistole serta berhbngan
dgn dilatasi Ao atau PA;
terdengar dekat dgn Bj I shg srg dianggap
sbg split Bj I;
klik akibat dilatasi Ao (stenosis, TF, atau
trunkus arteriosus) terdengar di tepi sternum
kiri, tdk berubah dgn respirasi;
klik akibat dilatasi PA terdengar di tepi kiri
sternum & berubah dgn respirasi 
menegras pada ekspirasi & melemah pd
inspirasi;
klik midsistolik di apeks yg mendahului bising
sistolik-akhir terdp pd prolaps katup mitral

 Bising:
- Bising sistolik  antara Bj I & II (ejeksi
sistolik, pansistolik, sistolik dini, sistolik
akhir)
- Bising diastolik  antara Bj II & I (diastolik
dini, mid diastolik pendek, diastolik panjang)
- Bising sistolik & diastolik  bising kontinu
 PDA, AP window, fistula AV, venous hum
(dengung vena);
To and fro murmur  terdapat pd fase
sistolik & diastolik tetapi komponen sistolik
berbentuk ejeksi, berhenti sebelum Bj II
sdgkan komponen diastoliknya mengikuti Bj
II  kombinasi AS & AI atau PS & PI
- Intensitas atau derajat bising
- Pungtum maksimum
- Penjalaran

Você também pode gostar