Você está na página 1de 32

Dr.dr. Nani Iriani Djufri, Sp.T.H.T.K.

L (K), FICS
FAKTOR LOKAL FAKTOR SISTEMIK
 TRAUMA  HIPERTENSI
 NEOPLASMA  GGN. PEMBEKUAN
 Deviasi Septum DARAH
 Reaksi inflamasi  Obat-obatan
lokal: alergi,
infeksi, polip,  Osler-Weber-Rendu
iritasi  Lainnya: alkoholisme,
 Benda asing demam tifoid,
demam rematik, ggn.
kardiovaskuler
10% Kasus IDIOPATIK
 Epistaksis anterior  Epistaksis posterior,
berasal dari Pleksus berasal dari arteri
sphenopalatina dan arteri
Kiesselbach/ Little’s ethmoid posterior yang
area, sumber disebut pleksus
perdarahan paling Woodruff’s.
sering dijumpai pada  Perdarahan cenderung
anak-anak. lebih berat dan jarang
berhenti sendiri, sehingga
 Perdarahan dapat dapat menyebabkan
berhenti sendiri anemia, hipovolemi dan
(spontan) dan dapat syok.
dikendalikan dengan  Sering ditemukan pada
tindakan sederhana. pasien dengan penyakit
kardiovaskular
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi
epistaksis :
 menghentikan perdarahan,
 mencegah komplikasi
 mencegah berulangnya epistaksis.
Epistaksis Aktif
RESUSITASI
(Jika Diperlukan)
Pemeriksaan Klinis
RA & RP
Nasoendoskopi jika tersedia

IDENTIFIKASI SUMBER PERDARAHAN

HENTIKAN PERDARAHAN

Kauterisasi Sumber Perdarahan

Tidak Berhasil Berhasil

Tampon Hidung AB Topikal, vaselin


(anterior, posterior, antero-posterior) (Naseptin cream)
Nasehat
Tindakan Selesai
Tampon Hidung
(anterior, posterior, antero-posterior)

Angkat Tampon
Dekongestan Topikal Dgn / Tanpa
Kauterisasi

Perdarahan Kembali Tidak Ada Perdarahan

Pertimbangkan Transfusi TERAPI KAUSA Tindakan Selesai

Tampon Kembali Intervensi Bedah


Ligasi Arteri
SMR/ Septoplasti
Angiografi/Embolisasi
Perdarahan Septum Ringan
 Asal dari pleksus Kiesselbach
 Banyak pada anak
 Berhenti spontan
 Cara sederhana
 Duduk
 Tenang
 Pijat hidung
 10 menit
 Sumber perdarahan TIDAK TAMPAK
 Bekuan darah bersihkan HISAP dengan
suction
 Tampon kapas adrenalin 1/10.000 + lidokain 2
% VASOKONSTRIKSI
 Berhenti sementara LOKALISIR sumber
perdarahan
 TIDAK BERHASIL  NASOENDOSKOPI (jika
tersedia)
 Pilihan Utama: KAUTERISASI
 Perak Nitrat 30-50%
 “Albothyl”
 Kauter elektrik

 Daerah yang dikauter


 Pleksus Kiesselbach
 Mukosa sumber perdarahan
 Mukosa area foramen sfenopalatina
 Arteri sfenopalatina
 Kauterisasi / Ligasi
 Ujung terdistal suplai
pembuluh darah rongga
hidung
Menurunkan tekanan &
aliran darah melalui
arteri & cabang
anastomosis
 Teknik lebih mudah
 Epistaksis
tdk berhenti
 NasoEndoskopi tdk tersedia --> Bagan Alur

Epistaksis Aktif

Pemeriksaan Klinis
RA & RP
Nasoendoskopi jika tersedia

IDENTIFIKASI SUMBER PERDARAHAN

HENTIKAN PERDARAHAN

Kauterisasi Sumber Perdarahan

Tidak Berhasil Berhasil

Tampon Hidung AB Topikal, vaselin


(anterior, posterior, antero-posterior) (Naseptin cream)
Nasehat
Tindakan Selesai
Tampon gulung / kapas
vaselin-betadin / BIPP
Murah
Abrasi/laserasi mukosa waktu
memasang & mengangkat
Tidak nyaman
Buat tampon posterior Masukkan katerer dr hidung ke
mulut
Ikat tampon dan tarik

Letakkan tampon di nasofaring


 Kateter foley
 Balon isi udara /air
 Fiksasi dgn tampon anterior
 Tekanan tdk merata  menutup
koana
Menginduksi
bekuan darah
fisiologis ~
agregasi platelet
aktif
Balon u/
menekan
perdarahan
 Ligasibiasanya dilakukan tepat dibagian
distal a. tiroid superior untuk melindungi
suplai darah ke tiroid dan memastikan
ligasi a. karotis eksterna. Tindakan ini
dapat dilakukan dibawah anestesi lokal.
 Ligasiarteri maksilaris interna dapat
dilakukan dengan pendekatan transantral.
Pendekatan ini dilakukan dengan anestesi
lokal atau umum lalu dilakukan insisi
Caldwell – Luc dan buat lubang pada fosa
kanina.
 Perdarahan yang berasal dari bagian
superior konka media paling baik diterapi
dengan ligasi a. etmoidalis anterior atau
posterior, atau keduanya. Ligasi dilakukan
pada tempat arteri keluar melalui foramen
etmoidalis anterior dan posterior yang
berada pada sutura frontoetmoid.
 Embolisation of the internal
maxillary artery is effective
and safe.
 It was initially reserved for
patients in whom surgery
failed, although recent
literature supports
embolisation as first-line
treatment in specified cases
because of safer procedures
and increased experience
 Sesuai
dengan ETIOLOGI
 Mencegah REKURENSI
 Krim AB
 Kontrol hipertensi
 Rujukan dini ke Hematologi
 Terapi bedah spesifik: SMR / septoplasti,
dermoplasti, ekstirpasi tumor

Você também pode gostar