Você está na página 1de 41

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PERNAFASAN
Muhammad Fifin Kombih , dr
 Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan
hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O 2)
kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2)
sebagai hasil sisa oksidasi.

 Proses pertukaran gas CO2 dan O2 yang terjadi di Alveolus paru-


paru

 Proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida


dalam rangka memperoleh energi
Macam-macam Pernafasan

 Berdasarkan organ yang terlibat dalam proses


Inspirasi (menghirup) dan Ekspirasi (melepas) maka
mekanisme pernafasan dibedakan atas 2 macam,
yaitu :
1.Pernafasan Dada
2. Pernafasan Perut
Pernafasan Dada
 Pernafasan dada adalah pernafasan yang melibatkan otot antar
tulang rusuk (Musculus intercostalis) . Mekanismenya sebagai
berikut :

Inspirasi :
 Otot luar antar rusuk berkontraksi --- tulang rusuk terangkat ---
rongga dada membesar --- tekanan udara di rongga dada
mengecil --- udara dari luar masuk.
Ekspirasi :
 Otot tulang antar rusuk relaksasi --- tulang rusuk kembali ke
posisi semula --- rongga dada mengecil --- tekanan udara di
rongga dada membesar --- udara dari rongga dada keluar.
PERNAFASAN PERUT
 Pernafasan perut merupakan pernafasan yang mekanismenya
melibatkan aktifitas otot diafragma yang membatasi rongga
perut dan rongga dada.

Fase Inspirasi :
 Otot difragma berkontraksi --- diafragma mendatar --- rongga
dada membesar --- tekanan udara menjadi kecil --- udara masuk.

Fase Ekspirasi :
 Otot diafragma relaksasi --- diafragma kembali ke posisi semula
--- rongga dada mengecil --- tekanan udara menjadi lebih besar ---
udara dari paru-paru keluar.
SALURAN PERNAFASAN
 Nasal
 Vestibulum nasi (rongga hidung)
 Nares posterior
 Pharynx (tekak)
 Larynx (tenggorok)
 Trachea
 Bronchus
 Paru-paru (pulmo): bronchus– bronchiolus– alveolus.
NASAL
 Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung.
Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal
sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput
lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung
dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang
mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum
nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari
tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi
Pharinx
 adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungan-nya dengan oesopagus pada ketinggian tulang
rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-
faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merupakan
gabungan sistem respirasi dan pencernaan.
 Larynx
 Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam
kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecil, dan didepan
laringofaring dan bagian atas esopagus.
Epiglotis

Cartilago yang berbentuk daun dan


menonjol keatas dibelakang dasar lidah.
Epiglottis ini melekat pada bagian
belakang Vertebra cartilago
thyroideum.

Plica aryepiglottica, berjalan


kebelakang dari bagian samping
epiglottis menuju cartilago arytenoidea,
membentuk batas jalan masuk laring
Plica Vocalis
Plica vocalis adalah dua lembar
membrana mukosa tipis yang terletak
di atas ligamenturn vocale, dua pita
fibrosa yang teregang di antara
bagian dalam cartilago thyroidea di
bagian depan dan cartilago
arytenoidea di bagian belakang.

Plica vocalis palsu adalah dua lipatan.


membrana mukosa tepat di atas plica
vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat
dalam produksi suara.
Otot-otot
 Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea,
cricoidea, dan thyroidea, yang dengan kontraksi dan relaksasi
dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-otot
tersebut di inervasi oleh nervus cranialis X (vagus).

 Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara


yang dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palatum molle, pipi,
lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis
TRACHEA
Diantara Larynx dan Bifurcatio trachea
Terdapat 16-20 cincin cartilago.

Adalah tabung fleksibel dengan


panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5
cm.
Bronkus
Percabangan saluran nafas dimulai
dari trakea yang bercabang menjadi
bronkus kanan dan kiri. Masing-
masing bronkus terus bercabang
sampai dengan 20-25 kali sebelum
sampai ke alveoli. Sampai dengan
percabangan bronkus terakhir
sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi
oleh cincin tulang rawan untuk
menjaga agar saluran nafas tidak
kolaps atau kempis sehingga aliran
udara lancar.
Alveolus
 Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini
terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh
darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli di
kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2
milimeter.
Pulmo (Paru-Paru)
Paru-paru (pulmo):
Pulmo dexter  3 lobus
Pulmo sinister  2 lobus
Apex pulmonis
Basis pulmonis
Hilus pulmonalis
Tempat keluar masuknya
bronchi, vasa darah, vasa
lymphatica dan nervi
Terdapat alveoli
Paru Kanan Paru Kiri
Fissura obliqua dan horizontalis Fissura obliqua
Lobus superior, medius dan inferior Lobus superior dan inferior
FISIOLOGI PERNAFASAN
Proses fisiologis respirasi di mana oksigen dipindahkan dari udara ke
dalam jaringan-jaringan, dan karbon dioksida dikeluarkan ke udara
ekspirasi
Ventilasi

 Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml.
Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis serta persyarafan yang
utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh saraf
frenik, yang keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.

 Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura
dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih negative (725
mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHG) sehingga udara masuk ke alveoli.

 Kepatenan Ventilasi terganutung pada faktor :

 1. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi
masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.

 2. Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan

 3. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru

 4. Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa, internal interkosa,


otot abdominal.
Perfusi Paru

 Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk


dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah
deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari
ventrikel kanan jantung.Darah ini memperfusi paru bagian
respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaan oksigen dan
karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru
merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat
fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang
besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi
penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.
Difusi

 Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke


dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi
dari darah ke dalam alveoli.
 Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi
tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi
antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan
pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi.
Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg
sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg
sehingga oksigen akan berdifusi masuk ke dalam darah.
Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45
mmHg sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan
berdifusi keluar alveoli.
Pemeriksaan Fisik Pernafasan

 Inspeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
1. Diamati bentuk thorax, apakah biasa/normal ataukah ada kelainan

2. Diamati pernapasan pasien seperti:


 Terdengar stridor inspirasi/ekspirasi
 Menghitung frekuensi pernapasan, yang normalnya 16-24x/menit dan juga ada
perbandingan frekuensi napas, dengan HR yang kira-kira 1 : 4. Napas lebih dari
24x/menit disebut Tachypnea. Bila kurang dari 16 disebut Bradipnea.
 Catat pola/irama pernapasannya. Teratur, periodic ceynes stokes, periodic biot,
Kussmaul ( cepat-dalam), Hiperventilasi (hanya dalam) atau irama satu-satu pada
pasien sebelum meninggal.
 Amati ada tidaknya Dyspnea (setiap ketidaknyamanan bernapas dalam bentuk
apapun)
 Inspeksi Tangan
 Penemuan jari tabuh atau hilangnya sudut antara kuku dengan
falang terminal. Jari tabuh berkaitan degan sejumlah gangguan
klinis, antara lain:
 Tumor intra thorak
 Jalan pintas campuran vena ke arteri (AV shunt)
 Penyakit kronis paru
 Fibrosis hati kronis
Palpasi

 Palpasi pada dinding thorax menggunakan seluruh telapak tangan


dan jari kiri dan kanan dengan maksud meraba dan merasakan
getaran dinding dada sewaktu pasien mengucapkan kata “tujuh
puluh tujuh…….” berulang-ulang.

 Getaran yang dirasakan disebut: Vocal fremitus, perabaan dilakukan


diseluruh permukaan dada (kiri, kanan, depan dan belakang).

 Umumnya pemeriksaan ini bersifat membandingkan bagian mana


yang lebih bergetar atau kurang bergetar. Pemadatan jaringan baru
(Pneumonia, keganasan) akan terasa lebih bergetar. Pleural
effusion dan pneumo thorax akan terasa kurang bergetar.
 Palpasi Dada

 Sekarang kita akan pindah ke punggung pasien untuk memeriksa dada


posterior dan ke dada depan untuk pemeriksaan dada anterior. Palpasi
adalah “meletakkan tangan”. Palpasi digunakan dalam pemeriksaan dada
untuk memeriksa hal berikut ini:

 Daerah nyeri tekan


 Kesimetrisan pergerakan dada
 Fremitus taktil
Palpasi untuk Nyeri Tekan
 Semua daerah dada harus diperiksa untuk mengetahui adanya
daerah-daerah nyeri tekan. Pukul perlahan punggung pasien
dengan kepalan tangan. Keluhan nyeri dada mungkin hanya
berasal dari muskuloskeletal dan tidak berkaitan dengan
penyakit jantung atau paru-paru.

Pemeriksaan Pergerakan Dada


 Derajat simetri pergerakan dada dapat ditentukan dengan
meletakkan tangan anda secara mendatar pada punggung
pasien dengan ibu jari sejajar dengan garis tengah kira-kira
setinggi iga ke-10 dan menarik kulit di bawahnya sedikit ke arah
garis tengah. Pasien diminta untuk menarik napas dalam dan
perhatikan gerakan tangannya. Penyakit paru setempat bisa
menyebabkan satu sisi dada bergerak lebih sedikit daripada sisi
lainnya.
Pemeriksaan Fremitus Taktil
 Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan telapak tangan pemeriksa
pada dinding dada (atau punggung) dan meminta pasien untuk mengatakan
“tujuh puluh tujuh”. Fremitus taktil dinilai dan tangan pemeriksa diletakkan
ke posisi yang sama pada sisi yang berlawanan. Fremitus taktil kemudian
dibandingkan dengan sisi yang berlawanan. Dengan menggerakkan tangan
dari sisi ke sisi, dari atas ke bawah, pemeriksa dapat mendeteksi perbedaan
penghantaran suara ke dinding dada.

Meningkat Menurun

Unilateral: Pneumothorak, Efusi pleura,


Pneumonia
Obstruksi bronkus
Bilateral : Penyakit paru obstruktif
Atelektasis (pengembangan jaringan
kronis, penebalan dinding dada (otot,
paru tidak sempurna)
lemak)
Perkusi
 Perkusi dinding thorax, dengan cara mengetuk dengan jari tengah tangan kanan
pada jari tengah-tangan kiri yang ditempelkan dengan erat di dinding dada dicelah
intercosta (kecuali pemeriksa kidal tentu sebaliknya).
 Pada praktek laboratorium dan bangsal, diminta berlatih baik sampai trampil
dengan cara yang benar.
Penilaian suara yang ditimbulkan oleh perkusi:
1. Sonor adalahsuara perkusi jaringan paru yang normal.

2. Redup adalahsuara perkusi jaringan yang lebih padat/konsolidasi paru-paru


seperti pneumonia.

3. Pekak adalahsuara perkusi jaringan yang padat seperti pada;


 Adanya cairan di rongga pleura
 Perkusi daerah jantung
 Perkusi daerah hepar

4. Hipersonor/tympany adalah suara perkusi pada daerah yang lebih berongga


kosong seperti : daerah Caverne-caverne paru, penderita asthma kronik
terutama dengan bentuk dada barrel-chest akan terdengar seperti ketukan
benda-benda kosong, bergema. Perkusi dilakukan dengan cara membandingkan
kiri-kanan pada setiap daerah permukaan thorax.
Perkusi dan Auskultasi
AUSKULTASI
 Auskultasi paru adalah mendengarkan suara pada dinding thorax
dengan menggunakn stetoskop, caranya : pasien diminta bernafas
cukup dalam dengan mulut terbuka dan letakan stetoskop secara
sistematik dari atas kebawah dengan membandingkan kiri-kanan.
Ada 3 suara yang di dengar pada pemeriksaan auskultasi :

1. Suara nafas :
 Vesicular, suara nafas vesicular terdengar di semua lapangan paru yang
normal. Barsifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi.
 broncho-vesicular, suara nafas broncho-vesicular terdengar di daerah
percabangan broncus dan trache. Jadi sekitar sternum dan region
interscapular, nadanya sedang lebih kasar di bandingkan vesicular,
inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.
 bronchial, suara nafas bronchial terdengar di daerah trachea (leher)
dan supra sternal notch. Bersifat kasar, nada tinggi/inspirasi lebih
pendek di bandingkan dengan ekspirasi.
2. Suara ucapan (= vocal resonans)

 Penderita diminta mengucapkan “tujuh puluh tujuh…” berulang-ulang setiap sesudah inspirasi
secara berbisik dengan intonasi yang sama kuat. Pemeriksa mendengarkan dengan stetoskop
secara sistematik di semua lapangan paru serta membandingkannya kiri dan kanan.

 Suara normal, perlu mengenal atau membiasakan mendengar pada orang sehat. Intensitas dan
kualitas di kiri sama dengan kanan

 Brochoponi, suara terdengar jelas ucapannya dan lebih keras dibandingkan daerah sisi lain.
Umumnya, ini akibat dari adanya proses pemadatan/konsolidasi paru.

 Pectoriloquy, suara terdengar “jauh” dan tidak jelas (= ngereyem). Bisa terdapat pada effusion
atau atelaktasis.

 Egophony, sura bergema seperti seorang yang hidungnya tersumbat(= bindeng) dan terasa
dekat. Suara semacam ini bisa didapat pada pemadatan paru yang disertai caverne/berongga-
rongga besar.

 Tidak jarang ditemui pada sebuah paru sekaligus ada daerah effusion, ada daerah konsolidasi,
mempunyai caverne ada daerah yang masih normal maka vocal resonansnya bercampur sesuai
distribusi kelainan parunya.
3. Suara tambahan

 Pada pernafasan normal tidak didapati suara tambahan. Suara tambahan menun jukan ada kelainan.
Macam-macam suara tambahan :
 Rales, bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket saat saluran-saluran halus pernfasan mengembang
pada inspirasi :
 Rales halus, terdengar “meritik” halus pada akhir inspirasi jadi pendek saja.
 Rales sedang, terdengar lebih kasar dan di tengah fase akhir inspirasi.
 Rales kasar, terdengar lebih lama, yaitu pada seluruh fase inspirasi
 Suara rales tidak hilang bila pasien disuruh batuk. Rales seringkali ditemui pada peradangan jaringan
paru (pneumonia t.b.c).

 Ronchi, ciri khas ronchi adalah pada rendah dan sangat kasar terdengar baik pada inspirasi maupun
ekspirasi. Ciri lain ronchi adalah akan hilang bila pasien disuruh batuk. Ronchi terjadi akibat
terkumpulnya cairan mucus dalam trachea atau bronchus-bronchus besar (misalnya pada edema paru).
 Wheezing, adalah bunyi musical terdengar “ngiii….ik” atau pendek ngiik. Yang bisa didapat pada fase
inspirasi dan atau ekspirasi, bahkan biasanya lebih jelas pada ekspirasi. Wheezing terjadi karena adanya
exsudat lengket tertiup aliran udara dan bergetar nyaring.
 Pleural Friction-Rub, suatu bunyi yang terdengar “kering” persis seperti suara gosokan Amplas pada
kayu. (catatan;Rales dan Ronchi terdengar “basah” karena seperti gemercik cairan), pleural friction –
rub terjadi karena peradangan pleura terdengar sepanjang fase pernapasan (inspirasi sepenuhnya).
Paling jelas suara ini terdengar di daerah posteri-lateral bawah dinding thorax.
Terima Kasih

Você também pode gostar