Você está na página 1de 15

ABNORMALITAS

Pembimbing : Dr. dr. Edison, MPH

A . A Program Magister Ilmu Biomedik FK Universitas Andalas


n i c a
i M o
S i t t
d r.
P E N DA H U LU A N
Abnormal adalah hal-hal yang tidak lazim dan tidak sering
terjadi.
Normal adalah suatu keadaan yang pada umumnya terjadi
(normal adalah umum).

• Kelemahan dari normalitas adalah tidak adanya dasar biologis untuk


digunakan sebagai petunjuk baku ke arah abnormalitas.
• Penentuan nilai normal atau abnormal sering berstandar pada
distribusi kekerapan (mean, median dan sebarannya).

2
Untuk memisahkan observasi-observasi yang
dianggap perlu tindakan dan yang bisa
dikesampingkan. Observasi yang dianggap
normal biasanya dinyatakan “dalam batas-
TUJUAN batas normal”, “tidak menonjol” atau
“tidak berperan”. Hasil-hasil yang abnormal
dimasukkan dalam sebuah daftar “kesan”
atau “diagnosis” dan kemudian dipakai
sebagai dasar tindakan selanjutnya.

3
BAGAIMANA CARA
MEMBEDAKAN
NORMAL DARI
YANG ABNORMAL ?
DIPERLUKAN PENGUKURAN KLINIS :

• Skala (Cara menyatakan pengukuran) 


Nominal, Ordinal, Interval, Rasio
• Sifat Pengukuran  Data “Keras” & Data
“lunak”
• Kualitas Pengukuran  Reliabilitas
(Keandalan) & Validitas (kesahihan)
Skala Nominal : Skala yg hanya bisa
ditempatkan kedalam kategori tanpa aturan
S KA L A tertentu

P E N G U KU RA N Skala Ordinal : Skala yg mengandung beberapa


tingkatan / ranking, namun jarak tingkatan tidak
bisa dikuantifikasi.

Skala Interval : Skala memiliki satuan


pengukuran yang sama. Bisa ditentukan interval
dan nilai angka nol (0) tidak mutlak.

Skala Rasio : Skala yang secara kuantitatif


memiliki angka nol (0) mutak.

5
S I FAT P E N G U K U R A N

DATA KERAS DATA LUNAK


 Data yang didapat dengan kontrol kualitas  Data yang lebih subjektif karena
yang ketat, karena menggunakan alat ukur memerlukan interpretasi yang lebih sering
mesin yang canggih. menimbulkan bias atau variabilitas.
 Hasil biasanya cepat dan akurat.  Contoh : keluhan pasien (misalnya nyeri),
atau hasil PP yang memerlukan hasil
 Biasanya hasil dala skala kontinu dgn
interpretasi (misalnya penilaian infiltrat
sistem digital/komputer. pada rontgen thorax).
 Jarang ada kesalahan perhitungan dari
pemeriksa.

6
Tingkat KEANDALAN Tingkat KESAHIHAN
dimana pengukuran VA L I D I TA S
dimana pengukuran
fenomena yang relatif data dilakukan dengan
stabil diulang-ulang R E L I A B I L I TA S cara membandingkan
dan hasilnya bisa dengan standar baku.
berdekatan. Nama lain
dari reliabilitas adalah
reprodusibilitas dan
presisi.

KU A L I TA S P E N G U KU RA N

7
DISTRIBUSI

Data yg diukur dengan skala interval


1 seringkali digambarkan sbg DISTRIBUSI 4 Ti p e D i s t r i b u s i
FREKUENSI.
• Distribusi aktual (yang sebenernya)
Distribusi Frekuensi  jumlah/proporsi
• Distribusi normal ( Gaussian)
dari kelompok orang tertentu yg
menunjukkan hasil pengukuran yg
berlainan

2 Distribusi frekuensi sebaiknya diringkas. 5


Distribusi Aktual
• Proporsi kelompok dengan nilai
Ada 2 sifat dasar untuk meringkasnya :
pengukuran berbeda
• Kecenderungan sentral
• Bentuk seperti bel asimetris
• Dispersi
• unimodal

D i s t r i b u s i N o rm a l
Kecenderungan Sentral (Gaussian)
3 • Bagian tengah distribusi  mean, median, 6 • Distribusi dari pengukuran berulang-ulang
modus. dari satu objek fisik yg sama & memakai
Dispersi instrumen yg sama.
• Penyebaran dari nilai  range, deviasi • Bentuk kurva seperti bel simetris
standar, persentil • unimodal

8
Distribusi
Aktual

Contoh
Kurva
Distribusi
Normal

Contoh
Kurva
• Setiap konsultasi dalam praktek
kedokteran klinik bertujuan untuk
menentukan apakah benar bahwa gejala-
gejala & tanda serta hasil uji diagnostik
yg dialami pasien itu normal atau tidak.
• Hal ini perlu dipertimbangkan sebelum

KRITERIA
melakukan tindakan lebih lanjut seperti
investigasi, pengobatan dan observasi.
• Terdapat beberapa kriteria yg dapat
ABNORMALITAS digunakan untuk membantu para klinisi
dlm menentukan batas-batas normal
& abnormalitas.
• Kriteria ini tidak berhubungan satu dan
lainnya, sehingga bila kita menganggap
abnormal menurut kriteria yg satu, akan
dianggap normal oleh kriteria yg lain.
K R I T E R I A A B N O R M A L I TA S

1 ABNORMAL SEBAGAI SESUATU YANG TIDAK WAJAR


Dalam kllinik, normal biasanya dianggap sebagai sesuatu yang paling banyak muncul atau dalam kondisi biasa. Apa saja
yg sering muncul, dinyatakan normal dan apa yang jarang muncul disebut abnormal (istilah statistik). Perlu diusahakan
lebih spesifik dengan istilah matematika. Cara yang dilakukan adalah dengan adanya titik batas (cut off point) antara
normal & abnormal, yaitu semua harga > 2 SD dianggap ABNORMAL. Dengan asumsi distribusi yg diteliti mendekati
distribusi Gaussian 2,5 % dr obs akan tampak pd masing2 ekor distribusi.

2 ABNORMAL YANG ADA HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT


Kriteria ini didasarkan pada distribusi dari pengamatan-pengamatan yang dilakukan terhadap orang-orang sehat maupun
orang sakit. Dalam hal ini erat kaitannya dengan Sensitivitas & Spesifisitas. Dimana Sensitivitas merupakan proporsi dari
orang-orang yg benar-benar sakit, yg kemudian dikategorikan sebagai keadaan abnormal berdasarkan uji atau tes.
Sedangkan Spesifisitas merupakan proporsi dari orang-orang yg benar-benar sehat atau normal.

3 ABNORMAL SEBAGAI HAL YANG BIS A DIOBATI


Kesulitan dalam membedakan normal & abnormal dengan menggunakan kriteria tertentu mengarahkan pada keadaan
tertentu ketika sesuatu yang bermasalah bagi seseorang namun asimptomatik, maka pengukuran itu abnormal bila
pemberian pengobatan memberikan hasil yang bermanfaat.

12
REGRESSION TO THE MEAN
Bila klinisi menghadapi hasil pemeriksaan yang abnormal, mereka cenderung mengulangi
pemeriksaan tersebut. Seringkali hasil pemeriksaan yang kedua mendekati normal. Mengapa terjadi
demikian ?
Penderita-penderita dipilih karena mereka menunjukkan adanya nilai ekstrim dlm suatu distribusi
yang dapat diharapkan, umumnya hal itu akan menunjukkan hasil yg kurang ekstrim pada
pengukuran berikutnya, Hal ini terjadi semata-mata karena variasi acak dan disebut regression to the
mean.

13
PEMBATASAN NORMAL DAN ABNORMAL SECARA
KLINIS TIDAKLAH MUDAH. OLEH KARENA ITU
DIBUTUHKAN PENGUKURAN KLINIS YANG HASIL

KESIMPULAN DATANYA HARUS BERSIFAT RELIABLE DAN VALID.


SERTA DAPAT DITAFSIRKAN BEBAS & MEMENUHI
SALAH SATU KRITERIA ABNORMALITAS.

14
THANK YOU!
ANY QUESTIONS?

Você também pode gostar