(P1337420715003) 2. Ira Dwi Pratiwi (P1337420715015) 3. Hidayatul Faizzah (P1337420715018) 4. Anggraeni Beti Dwi Lestari (P1337420715019) 5. Nurul Nginayati (P1337420715020) 6. Nur Hidayah (P1337420715022) 7. Umi Rofiatun Rojabtiyah (P1337420715026) 8. Risti Famarista Canda (P1337420715035) 9. Dewi Yulita Sari (P1337420715036)
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG TAHUN 2018 Apa itu Inform Consent? Informed consent adalah pernyataan setuju dari pasien yang diberikan dengan bebas dan rasional, sesudah mendapatkan informasi dari dokter dan sudah dimengerti olehnya. (Guwandi, Informed Consent & Informed Refusal, (Jakarta: Fak. Kedokteran UI, 2006), hlm. 1) Istilah informed consent menurut KKI 5 adalah Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi yang mempunyai arti persetujuan pasien atau yang sah mewakilinya atas rencana tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau dokter gigi, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan. Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi adalah pernyataan sepihak dari pasien dan bukan perjanjian antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, sehingga dapat ditarik kembali setiap saat. Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi merupakan proses sekaligus hasil dari suatu komunikasi yang efektif antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, dan bukan sekedar penandatanganan formulir persetujuan. (Konsil Kedokteran Indonesia, Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, (Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia, 2006), hlm. 1 ) Apa saja peraturan perundangan untuk persetujuan tindakan medik “bersifat umum” ? Peraturan perundangan untuk persetujuan tindakan medik “bersifat umum” :
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/Men.Kes/Per/IX/1989
tertanggal 4 September 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik. 2. Fatwa pengurus IDI Nomor : 319/PB/A.4/88 tertanggal 22 Februari 1988 tentang informed consent. 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 749.a/Men.Kes./Per/XII/1989 tertanggal 2 Desember 1989 tentang Rekam Medis / Medical Record. 4. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tertanggal 17 September 1992 tentang kesehatan Mengapa Informed consent harus dibuat? Inform consent harus di buat :
Karena dalam suatu tindakan diperlukan persetujuan maka sudah
menjadi keharusan bagi dokter atau sarana kesehatan untuk selalu membuat Informed consent. Apalagi berkas rekam medis menyediakan satu lembar sebagai lembar persetujuan tindakan medis. Keharusan adanya informed consent secara tertulis yang ditandatangani oleh pasien sebelum dilakukannya tindakan medik dilakukan di sarana kesehatan seperti rumah sakit atau klinik karena erat kaitannya dengan pendokumentasiannya ke dalam catatan medik (medical record). Dengan demikian, rumah sakit turut bertanggungjawab apabila tidak terpenuhinya persyaratan informed consent, maka dokter yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi administrasi. (Veronika Komalawati, Peranan Informed Consent dalam Transaksi Terapeutik Suatu Tinjauan Yuridis, Persetujuan dalam Hubungan Dokter dan Pasien, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), hlm. 180 ) Bagaimana persetujuan dapat dianggap sah ? Persetujuan dianggap sah apabila :
1. Pasien telah diberi penjelasan/ informasi
2. Pasien atau yang sah mewakilinya dalam keadaan cakap (kompeten) untuk memberikan keputusan atau persetujuan 3. Persetujuan harus diberikan secara sukarela Bagaimana format inform concent ? Format inform consent RUMAH SAKIT ………………………………. Jalan ……………………………………………. Telp. ……………………………………………. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : ______________________________________________________ Umur/Jenis Kelamin : __________________________/Laki-laki/Perempuan* Alamat : ______________________________________________________ Bukti diri/KTP : ______________________________________________________ Menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan PERSETUJUAN Untuk dilakukan tindakan medik berupa: __________________________________________ Terhadap diri saya sendiri*/Anak*/Isteri*/Suami*/Ayah*/Ibu* saya dengan Nama : ______________________________________________________ Umur/Jenis Kelamin : __________________________/Laki-laki/Perempuan* Alamat : ______________________________________________________ Dirawat di : ______________________________________________________ Nomor Rekam Medik : ______________________________________________________ Yang tujuan, sifat dan perlunya tindakan medik tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya dan upaya mengatasinya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya. Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Yogyakarta, Tgl ____Bulan__________Tahun_____
Perawat Yang Membuat Pernyataan Tanda Tangan Tanda Tangan
Nama Lengkap Nama Lengkap
Apa Tujuan Inform Consent ? Tujuan dari Informed Consent menurut J. Guwandi adalah :
1) Melindungi pasien terhadap segala tindakan medis yang
dilakukan tanpa sepengetahuan pasien 2) Memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap akibat yang tidak terduga dan bersifat negatif, misalnya terhadap risk of treatment yang tak mungkin dihindarkan walaupun dokter sudah mengusahakan semaksimal mungkin dan bertindak dengan sangat hati-hati dan teliti. Apa isi Inform Consent ? Isi inform consent :
Isi informasi mencakup keuntungan dan kerugian tindakan
medis yang direncanakan, baik diagnostik, terapeutik maupun paliatif. Informasi biasanya diberikan secara lisan, tetapi dapat pula secara tertulis (berkaitan dengan informed consent). Siapa saja yang berhak menandatangani inform consent ? Yang berhak menandatangani inform consent :
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten.
Ditinjau dari segi usia, maka seseorang dianggap kompeten apabila telah berusia 18 tahun atau lebih atau telah pernah menikah. Sedangkan anak-anak yang berusia 16 tahun atau lebih tetapi belum berusia 18 tahun dapat membuat persetujuan tindakan kedokteran tertentu yang tidak berisiko tinggi apabila mereka dapat menunjukkan kompetensinya dalam membuat keputusan. Apa saja bentuk inform consent ? Ada dua bentuk Informed consent yaitu: (1) Dengan pernyataan (expression), dapat secara lisan (oral) dan secara tertulis (written): Expressed consent adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan, bila yang akan dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa. Sebaiknya pasien diberikan pengertian terlebih dahulu tindakan apa yang akan dilakukan. (2) Dianggap diberikan, tersirat (implied) yaitu dalam keadaan biasa atau normal dan dalam keadaan gawat darurat : Implied consent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat, tanpa pernyataan tegas. Isyarat persetujuan ini ditangkap dokter dari sikap pasien pada waktu dokter melakukan tindakan, misalnya pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium, pemberian suntikan pada pasien, penjahitan luka dan sebagainya. Implied consent berlaku pada tindakan yang biasa dilakukan atau sudah diketahui umum.