Você está na página 1de 31

INHOUSE TRAINING

KOMITE PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI RS


13 FEBRUARI 2018
1
 UUD NEGARA RI TAHUN 1945
 UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG

KESEHATAN
 UU NO 44 TAHUN 2009 TENTANG RS

2
 Peningkatan kasus-2 penyakit infeksi
(new emerging, emerging- dan re-
emerging diseases)
 RS dan Fas. Yan. Kes lainnya harus
mampu memberikan pelayanan yg
bermutu, akuntabel serta
meminimalkan risiko infeksi kepada
nakes, pengunjung dan pasien RS
 KLB unpredictable

 Gambaran mutu yan RS


3
Endogenous Exogenous

Self infection Cross infection

HAI

Autogenous Environmental

5
Meningkatkan mutu layanan RS dan
fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
Melindungi nakes & masy dari
penularan penyakit menular
(Emerging Infectious Diseases)
Menurunkan angka penularan HAIs
(Hospital Acquired Infections)

9
 SK Menkes No 270/MENKES/2007 ttg Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fas Yankes Lainnya
 SK Menkes No 382/Menkes/2007 ttg Pedoman PPI
di RS dan Fas. Yankes Lainnya
 SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 ttg SPM
RS
 SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08
ttg Pembentukan Komite PPI RS & Tim PPI RS
utk memutus siklus penularan, dan
melindungi petugas, pasien dan pengunjung di
fasyankes
 Instrumen akreditasi

11
1. Setiap RS & Fas. Yan Kes lainnya harus melaksanakan
PPI

2. Pelaksanaan PPI yang dimaksud sesuai dgn :


• Pedoman Manajerial PPI di RS & Fas. Yan. Kes
Lainnya (SK Menkes no.270/Menkes/SK/III/2007)
• Pedoman PPI di RS & Fas. Yan. Kes Lainnya(SK
Menkes no.382/Menkes/2007) serta
• Pedoman PPI lainnya yang dikeluarkan oleh
Kemkes RI (SE Dirjen Bina Yanmed
No.HK.03.01/III/3744/08 ttg Pembentukan Komite PPI
RS & Tim PPI RS

3. Direktur RS dan Fas. Yan. Kes lainnya membentuk :


1.Komite PPI
2.Tim PPI 12
KEBIJAKAN KEMKES (Lanjutan)

4. Komite dan Tim PPI mempunyai tugas, fungsi


dan kewenangan yg jelas.
5. Setiap RS dan Fas Yan Kes lainnya wajib
memiliki IPCN (Infection Prevention and
Control Nurse).
6. Pelaksanaan program PPI di evaluasi secara
berkala

13
DIREKTUR UTAMA /
DIREKTUR

KOMITE
PPI DIREKTORAT DIREKTORAT KOMITE LAIN

TIM PPI

14
DIREKTUR

KOMITE PPI
•Ketua
•Wakil Ketua

SEKRETARIS / IPCN

TIM PPI ANGGOTA KOMITE


•IPCO.
•IPCN •IPCO.
•IPCLN •SMF Dalam
•SMF Bedah.
•SMF Anak
•SMF Obsgyn
•SMF Anasthesi
•SMF Paru.
•Laboratorium.
•Farmasi
•CSSD
•Laundry
•IPSRS
•House Keeping
•K3
•Petugas kamar jenazah
•Gizi
•Keperawatan
1. Ketua : Dokter (IPCO/Infection
Prvention and Control
Officer)
2. Sekretaris : IPCN
3. Anggota :
 Dokter wakil dari tiap SMF
 Dokter ahli epidemiologi
 Dokter Mikrobiologi/Patologi klinik BUAT
 Petugas Lab PROGRAM
 Petugas farmasi PPI
 Perawat PPI/IPCN
 Petugas CSSD
 Petugas Laundry
 Petugas IPSRS/Maintenance
 Petugas Sanitasi
 Petugas House keeping
 Petugas K-3 RS
 Petugas Kamar Jenazah
KRITERIA:
1. Mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti Diklat dasar PPI.

• Ketua, sebaiknya dokter (ICD), berminat,


peduli, memiliki pengetahuan, pengalaman,
mendalami masalah infeksi, mikrobiologi klinik,
atau epidemiologi klinik.
• Wakil Ketua
• Sekretaris, sebaiknya perawat senior (ICN),
disegani, berminat, mampu memimpin, aktif.
• Anggota

17
Tim PPI terdiri dari Perawat PPI IPCN dan
1 (satu) dokter PPI setiap 5 (lima) Perawat PPI.

RS diwajibkan memiliki IPCN purna waktu,


dgn rasio 1 (satu) IPCN utk tiap 100 - 150 TT.
IPCN dpt dibantu beberapa IPCLN (Infection
Prevention and Control Link Nurse) dari tiap
Unit.

18
Antara lain :
1. Membentuk Komite & Tim PPIRS dgn SK.
2. Mendukung penyelenggaraan upaya PPI
3. Menyediakan fasilitas sarana, prasarana dan
anggaran.
4. Menentukan kebijakan PPI .
5. Mengesahkan SOP utk PPIRS.
6. Mengevaluasi kebijakan PPI atas saran
Komite PPIRS

19
Antara lain :
• Membuat dan mensosialisasikan kebijakan
PPI - RS.
• Melakukan investigasi dan penanggulangan
masalah / KLB infeksi nosokomial bersama
tim PPI.
• Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yg
sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi
yg menggunakan.
• Menerima laporan Tim PPI & membuat
laporan kepada Direktur.
20
 MANAJEMEN
Isolation Precaution :
kebersihan tangan, APD, kes karyawan, PL,
penatalaksanaan linen, penempatan
pasien,
hygiene respirasi, praktek menyuntik yg
aman, pemeliharaan fisik dan sarana dll
 TEKNIS

SOP

21
 Monitoring
◦ Dilakukan oleh IPCN, IPCLN
◦ Dilakukan setiap hari  check list
◦ Ada fomulir
 Evaluasi
◦ Dilakukan oleh Tim PPIRS  setiap 1 bulan
◦ Dilakukan oleh Komite PPIRS  setiap 3 bulan
 Pelaporan
◦ Laporan tertulis kepada Direktur  1 bulan
◦ Laporan rutin  harian, mingguan, bulanan,
triwulan, semester, tahunan.

22
SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 ttg
SPM RS :
1. Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
(standar 75%)
2. Tersedianya Alat Pelindung Diri
(standar 60%)
3. Terlaksananya kegiatan pencatatan
dan pelaporan infeksi nosokomial
di RS (standar 75%)

23
Agar semua RS segera menindaklanjuti :
 Kepmenkes No: 270/Menkes/SK/III/2007
tentang “Pedoman Manajerial PPI di RS &
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya” , serta
 Kepmenkes No : 382/Menkes/SK/III/2007
tentang “Pedoman PPI di RS dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya”
dengan membentuk Komite PPI dan
Tim PPI di RS.

24
 Memperpendek waktu pasien berada di
fasyankes dengan mempercepat pelayanan
 Membuat SOP terkait upaya PPI
 Diklat bagi petugas PPIRS dan sosialisasi SOP
 Menyediakan APD yang sesuai dan siap pakai

bagi petugas dan pasien


 MCU berkala bagi petugas yang dicurigai

terinfeksi / bekerja di wilayah infeksi


 Monev

25
 Program PPI mrpkn program yg sangat penting untuk
mendukung keselamatan pasien, petugas &
pengunjung thd kemungkinan terjadinya HAIs (Hospital
Acquired Infections).
 Setiap RS & fasilitas kes. lainnya wajib melaksanakan PPI
 karena mendukung keberhasilan pelayanan
kesehatan di seluruh bidang pelayanan di RS
 Untuk keberhasilan program PPI, RS hrs memiliki IPCN
purna waktu
 Perlu pembentukan Tim PPI sebagai pelaksana program
 Perlu kerjasama internal RS (antar SMF) dan eksternal
antar RS, Dinkes , profesi dan stakeholder terkait
lainnya.  c/ In House Training, Monev

30
31

Você também pode gostar