Você está na página 1de 28

TUGAS KEPERAWATAN ANAK II

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS

“AUTISME”

OLEH :
KELOMPOK 2
(KELAS B 11-A)

COK ISTI NOVIA TRISNA ANGGA D (183222903)


GUSTI AYU INDAH PUSPA RANNI (183222908)
I GUSTI AYU YUSTINA (183222912)
I KADEK APRIANA (183222913)
I MADE DWI SATWIKA WIRA PUTRA (183222914)
LUH AYU ARINI (183222917)
LUH PUTU EVA BUDIANTINI (183222918)
MADE SURYA MAHARDIKA (183222920)
NI KADEK YOPI ANITA (183222924)
NI KETUT VERA PARASYANTI (183222927)
NI LUH SUTAMIYANTI (183222933)
NI MADE DESY ARDANI (183222934)
NI MADE SRI DAMAYANTI (183222936)
NI PUTU ITA MARTARIANI (183222941)
NI PUTU RISKI DAMAYANTI (183222943)
NI PUTU RITA LAKSMI (183222944)
NI WAYAN SUMARNI (183222949)
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun diseluruh dunia, kasus autisme
mengalami peningkatan.Dalam penelitian yang
dirangkum Synopsis of Psychiatryawal 1990-an, kasus
autisme masih berkisar pada perbandingan 1:2.000.
Di Indonesia sering kali cukup sulit mendapatkan
data penderitaauitis, ini karena orangtua anak yang
dicurigai mengidap autism sering kali tidak
menyadari gejala-gejala autisme pada anak
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan
penyakit autisme?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Agar penulis mampu mempelajari konsep penyakit
Autisme, sehingga mampu mencapai hasil yang
terbaik dalam mengatasi masalah pada
pasiendengan Autisme.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep penyakit Autisme.
2. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
dengan Autisme.
1.4 Manfaat
Manfaaat yang diperoleh dalam penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui konsep penyakit autisme
dan asuhan keperawatan pada pasien dengan autisme
2.1 Konsep Autisme
Definisi Autisme
Istilah autis pertama kali diperkenalkan Leo
Kanner seorang psikiater dari Harvard (Kanner,
Autistic Disturbance Of Effective Contact) pada tahun
1943. Autis merupakan kelainan perilaku dimana
penderita hanya tertarik pada aktivitas mentalnya
sendiri (seperti melamun atau berhayal).
Etiologi Autisme
Seiring dengan berkembangnya jaman yang
semakin csnggih ditemukan penyebab autisme antara
lain gangguan neurobiologis pada susunan saraf pusat
(otak). Biasanya gangguan ini terjadi 3 bulan pertama
masa kehamilan, bila pertumbuhan sel-sel otak
dibeberapa tempat tidak sempurna.
Ada beberapa faktor penyebab autisme yaitu:
1. Faktor psikologis
Saat ini, hampir setiap anak mengenal media elektronik visual
seperti televise, computer dan playing station. Banyak kasus
dimana ketika anak berinteraksi dengan media elektronik visual
ini mereka jadi lupa waktu dan asyik dengan dunianya
2. Faktor biologis
 Vaksin ysg mengandung thimerosal : thimerosal adalah zat
pengawet yang digunakan diberbagai vaksin
 Virus : (toxoplasmosis, toxo, cytomegalo, rubella dan herpes)
atau jamur (candida) yang ditularkan ibu ke janin.
 Genetic
 Makanan
3. Faktor Kimiawi
 Bisa juga karena selama hamil sang ibu mengonsumsi atau
menghirup zat yang sangat polutif, yang meracuni janin.
 Folic Acid : zat ini bisa diberikan kepada wanita hamil untuk
mencegah cacat fisik pada janin.
4. Faktor Fisika
 Radiasi pada janin bayi
Manifestasi Klinis Autisme
 Hambatan interaksi sosial
 Hambatan dalam komunikasi ucapan dan bukan
ucapan (Bahasa tubuh dan isyarat)
 Kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas
Pemeriksaan Penunjang
 Kkl Bila terdapat gangguan pendengaran harus
dilakukan beberapa pemeriksaan Audio gram dan
Typanogram.
 EEG untuk Pemeriksaan gelombang otak yang
menunjukkan gangguan kejang, diindikasikan pada
kelainan tumor dan gangguan otak.
 MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CAT Scans
(Computer Assited Axial Tomography) sangat
menolong untuk mendiagnosis kelainan struktur otak
 Pemeriksaan genetic dengan melalui pemeriksaan
darah adalah untuk melihat kelainan genetik
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pekerjaan , latar
belakang pendidikan, suku/bangsa status perkawinan, tanggal pengkajian
2. Riwayat kesehatan
 Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Pada kehamilan ibu pertumbuhan dan perkembangan otak janin terganggu.
 Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
Dilihat dari faktor keluarga apakah keluarga ada yang menderita autisme.
3. Riwayat kehamilan
Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya autism
 Prenatal
Adakah penyakit penyerta selama kehamilan seperti HT, penyakit jantung
dll. Bagaimana keadaan kehamilan ibu, diperiksakan atan tidak?
 Intranatal
Bagaimana proses persalianan ibu dan cara persalinan ibu?
 Postnatal
Adakah masalah kesehatan pada bayi dan ibu setelah proses persalianan?
Seperti Hpp pada ibu, sepsis neonatum pada bayi?
4.Psikososial
 Menarik diri dan tidak responsif terhadap orang tua

 Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem

 Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan objek

 Perilaku menstimulasi diri

 Pola tidur tidak teratur

 Permainan stereotip

 Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang


lain
 Tantrum yang sering
Neurologis
 Respons yang tidak sesuai dengan stimulus

 Tidak mampu menangis ketika lapar

Gastrointestinal
 Penurunan nafsu makan

 Penurunan berat badan


Menurut Gordon data dapat dikelompokkan menjadi 11
konsep yang meliputi:
1. Persepsi Kesehatan – Pola ManajemenKesehatan
Mengkaji kemampuan pasien dan keluarga melanjutkan
perawatan di rumah.
2. Pola nutrisi – Metabolik
Beberapa diet telah disarankan untuk mengurangi
beberapa gejala autisme. Hingga kini belum ada riset yang
mengkompirmasikan keefektipannya. Diet bebas gluten
dan kasien adalah yang sangat umum ditemui. ( gluten
adalah tepung gandum ,rye, dan barly sedangkan kasien
ada dalam produk susu).
3. Pola Eliminasi
Tidak masalah pola eliminasi pada pasien dengan autis
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Pada anak-anak yang mengalami autisme mereka lebih
sering untuk melakukan aktifitas yang menjadi rutinitas
yang dilakukan untuk setiap harinya,
5. Pola Persepsi Kognitif
Menjelaskan tentang fungsi penglihatan, pendengaran,
penciuman, daya ingatan masa lalu dan ketanggapan
dalam menjawab pertanyaan
6. Pola Tidur dan Istirahat
Tidak masalah pola tidur dan istirahat pada pasien dengan
autis
7. Konsep Diri dan PersepsiDiri
Menjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body
image, body comfort, Ketidakmampuan untuk
membedakan batas-batas tubuh diri sendiri dengan orang
lain,
8. Peran dan Pola Hubungan
Tidak suka dipegang
9.Pola Reproduktif danSexual
Pola ini bertujuan menjelaskan fungsi sosial sebagi
alat reproduksi.
10. Pola Pertahanan Diri, Stress dan Toleransi
Adanya faktor stress lama, efek hospitalisasi, masalah
keuangan, rumah, Ketidakmampuan untuk
memisahkan kebutuhan fisiologis dan emosi diri
sendiri
11. Pola Keyakinan dan Nilai
Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam
melaksanakan agama yang dipeluk dan
konsekuensinya dalam keseharian
Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan komunikasi verbal dan non verbal
2. Hambatan interaksi sosial
3. Perubahan sensasi sensori
Intervensi Keperawatan
Hambatan komunikasi verbal
Definisi : penurunan, kelambatan, atau ketiadaan kemampuan
untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan
sistem symbol
Batasan Karakteristik
 Tidak ada kontak mata
 Tidak dapat bicara
 Kesulitan mengekspresikan pikiran secara verbal (afasia, disfasia,
apraksia,m disleksia)
 Kesulitan menyusun kalimat
 Kesulitan menyusun kata-kata (afonia, dislalia, disartria)
 Kesulitan memahami pola komunikasi yang biasa
 Kesulitan menggunakan ekspresi wajah
 Disorientasi orang
 Disorientasi ruang
 Disorientasi waktu
 Tidak bicara
 Dipsnea
 Ketidakmampuan bicara dalam bahasa pemberi asuhan
 Ketidakmpuan menggunakan ekspresi tubuh
 Ketidakmampuan menggunakan ekspresi wajah
Faktor berhubungan
 Ketiadaan orang terdekat

 Perubahan konsep diri

 Perubahan sistem saraf pusat

 Defek anatomis (mis: celah palatum, perubahan


neuromuskular pada sistem pengheliatan,
pendengaran, dan apparatus fonotari)
 Tumor otak

 Harga diri rendah kronik

 Perubahan harga diri


NOC
 Anxiety self control
 Coping
 Sensory function: hearing & vision
 Fear sef control

Kriteria Hasil :
 Komunikasi: penerimaan, intrepretasi dan ekspresi pesan lisan, tulisan, dan
non verbal meningkat
 Komunikasi ekspresif (kesulitan berbicara) : ekspresi pesan verbal dan atau
non verbal yang bermakna
 Komunikasi reseptif (kesutitan mendengar) : penerimaan komunikasi dan
intrepretasi pesan verbal dan/atau non verbal
 Gerakan Terkoordinasi : mampu mengkoordinasi gerakan dalam
menggunakan isyarat
 Pengolahan informasi : klien mampu untuk memperoleh, mengatur, dan
menggunakan informasi
 Mampu mengontrol respon ketakutan dan kecemasan terhadap
ketidakmampuan berbicara
 Mampu memanajemen kemampuan fisik yang di miliki
 Mampu mengkomunikasikan kebutuhan dengan lingkungan sosial
NIC
Communication Enhancement : SpeechDeficit
 Gunakan penerjemah , jika diperlukan
 Beri satu kalimat simple setiap bertemu, jika diperlukan
 Konsultasikan dengan dokter kebutuhan terapi bicara
 Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan untuk
mengulangi permintaan
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Berdiri didepan pasien ketika berbicara
 Gunakan kartu baca, kertas, pensil, bahasa tubuh, gambar, daftar
kosakata bahasa asing, computer, dan lain-lain untuk memfasilitasi
komunikasi dua arah yang optimal
 Ajarkan bicara dari esophagus, jika diperlukan
 Beri anjuran kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan alat
bantu bicara (misalnya, prostesi trakeoesofagus dan laring buatan
 Berikan pujian positive jika diperlukan
 Anjurkan pada pertemuan kelompok
 Anjurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk memberi stimulus
komunikasi
 Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan informasi
(bahasa isyarat)
 Communication Enhancement : Hearing Deficit
 Communication Enhancement : VisualDeficit
 Anxiety Reduction
 Active Listening
Hambatan Interaksi Sosial
 Definisi : Insufiensi atau kelebihan kuantitas atau
ketidakefektifan kualitas pertukaran sosial
Batasan Karakteristik
 Ketidaknyamanan dalam situasi social
 Disfungsi interaksi dengan orang lain
 Laporan keluarga tentang perubahan interaksi (mis,
gaya, pola)
 Ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan rasa
keterikatan social yang memuaskan (mis, rasa memiliki,
perhatian, minat, berbagi cerita)
 Ketidakmampuan menerima rasa keterikatan social
yang memuaskan (mis, rasa memiliki, perhatian, minat,
berbagi cerita
 Penggunaan perilaku interkasi social yang tidak efektif
Faktor yang berhubungan
 Ketiadaan orang terdekat

 Kendala komunikasi

 Deficit tentang cara meningkatkan kebersamaan


(mis, pengetahuan, keterampilan)
 Gagguan proses pikir

 Kendala lingkungan

 Hambatan mobilitas fisik

 Gangguan konsep diri

 Ketidaksesuaian sosiokultural

 Isolasi terapeutik
NOC
 Self esteem, situational
 Communication impaired verbal
Kriteria hasil :
 Lingkungan yang suportif yang bercirikan hubungan
dan tujuan anggota keluarga
 Menggunakan aktivitas yang menenangkan, menarik
dan menyenangkan untuk meningkatkan
kesejahteraan interaksi social dengan orang,
kelompok, atau organisasi
 Memahami dampak dari perilaku diri pada interkasi
social
 Mendapatkan atau meningkatkan keterampilan
interaksi social, kerjasama, ketulusan dan saling
memahami
 Mengungkapkan keinginan untuk berhubungan
dengan orang lain
 Perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial anak
sesuai dengan usianya
NIC
 Socialization Enhancement
 Buat interaksi terjadwal
 Dorong pasien ke kelompok atau program keterampilan
interpersonal yang membantu meningkatkan pemahaman tentang
pertukaran informasi atau sosialisasi, jika perlu
 Identifikasi perubahan perilaku tertentu
 Berikan umpan balik positif jika pasien berinteraksi dengan orang
lain
 Fasilitas pasien dalam memberi masukan dan membuat
perencanaan
 Anjurkan bersikap jujur dan apa adanya dalam berinteraksi
dengan orang lain
 Bantu pasien meningkatkan kesadaran tentang kekuatan dan
keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain
 Gunakan teknik bermain peran untuk meningkatkan
keterampilan dan teknik berkomunikasi
 Minta dan harapkan adanya komunikasi verbal
 Self – Esteem Enhancement
 Family Process Maintenance
 Complex Relationship Building
Gangguan persepsi sensori : (spesifik, visual,
auditori, kinestetik, pengecapan, taktil,
penciuman)

Berhubungan dengan:
 Perubahan sensori persepsi
 Stimulus lingkungan berlebih
 Stress psikologis
 Perubahan penerimaan sensori, transmisi,
dan atau integrasi
NOC
 Sensori function : hearing

 - Sensori function : vision

 - Sensori function : taste and smell

Kriteria hasil:

 Menunjukan tanda dan gejala persepsi dan


sensori baik : penglihatan, pendengaran, makan,
dan minum baik.
 Mampu mengungkapkan fungsi persepsi
dan sensori dengan tepat
NIC
 neurologik monitoring :
 Monitor tingkat neurologis
 Monitor fungsi neurologis klien
 Monitor respon neurologis
 Monitor reflek-reflek meningeal
 Monitor fungsi sensori dan persepsi : penglihatan,
penciuman, pendengaran, pengecapan, rasa
 Monitor tanda dan gejala penurunan neurologis klien

 Eye Care :
 Kaji fungsi penglihatan klien
 Jaga kebersihan mata
 Monitor penglihatan mata
 Monitor tanda dan gejala kelainan penglihatan
 Monitor fungsi lapang pandang, penglihatan, visus
klien

 Monitoring Vital Sign :
 Monitor TD, Suhu, Nadi dan pernafasan klien
 Catat adanya fluktuasi TD
 Monitor vital sign saat pasien berbaring, duduk atau
berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, Nadi, RR sebelum dan setelah aktivitas
 Monitor kualitas Nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernafasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernafasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, brakikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

Você também pode gostar