Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2. Pencegahan Sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan
subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka
dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong).
3. Pencegahan Tersier
Merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya
disekolah luarbiasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif
atau dektrukstif. Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan
pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi
frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan Retardasi mental.
Penatalaksanaan
Dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara
individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal
mungkin
Melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak
terutama kemampuan kognitifnya,dokter anak untuk memeriksa
fisik anak,menganalisis penyebab,dan mengobati penyakit atau
kelainan yang mungkin ada,pekerja social diperlukan untuk menilai
situasi keluarganya.
Melibatkan ahli saraf bila anak juga menderita epilepsi,cerebral
palsy
Melibatkan psikiater bila anak menunjukkan kelainan tingkah laku
atau bila orangtuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga
Melibatkan ahli rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang
perkembangan motorik dan sensoriknya
Melibatkan ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan
bicaranya atau untuk merangsang perkembangan bicaranya serta
diperlukan guru pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang
retardasi mental.
Next..............
Bagi orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya
dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan serta diperlukan
kerjasama yang baik antara guru dengan orang tuanya,agar tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam strategi penanganan anak di sekolah dan di rumah,anggota
keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak tidak diejek atau dikucilkan
Masyarakat perlu diberikan penerangan tentang retardasi mental agar mereka dapat
menerima anak tersebut dengan wajar
Diberikan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan taraf IQ-nya mereka
digolongkan yang mampu didik untuk golongan retardasi mental ringan dan yang
mampu dilatih untuk anak dengan retardasi mental sedang
Sekolah khusus untuk anak retardasi mental adalah SLB-C di sekolah ini diajarkan
juga keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri dikemudian
hari diajarkan pula tentang baik buruknya suatu tindakan tertentu sehingga mereka
diharapkan tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji sperti
mencuri,merampas,kejahatan seksual
Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti
pemeriksaan kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap tumbuh
kembangnya.
Masalah nutrisi juga perlu mendapat perhatian
Komplikasi
1. Serebral palcy
2. Gangguan kejang
3. Gangguan kejiwaan
4. Gangguan konsentrasi /hiperaktif
5. Defisit komunikasi
6. Konstipasi
Perencanan Pulang dan Perawatan di Rumah
1. Rujuk anak dan keluarga ke lembaga dan ahki yang dapat memberi
bantuan khusus sehubungan dengan perawatan anak serta
perawatan dan hygene gigi
2. Rujuk keluarga ke lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk
konseling genetik, bantuan keuangan, peralatan adaptif, dan
layanan-layanan pendukung
3. Bekerja sama dengan kelurga dalam membentuk dan
mengimplementasikan renacana perbaikan perilaku
4. Fasilitas pembelajaran keterampilan yang benar dalam hal sosial,
kemasyarakatan, komunikasi, keamamanaan masyarakat, dan
menghindari orang asing ,serta perkembangan minat berhubungan
dengan kelompok sebaya dan bersantai dan berekreasi.
5. Fasilitas keikutsertaan anak dalam program sekolah, program
rekreasi, dan lingkungan masyarakat.
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat Kesehatan (Riwayat kesehatan sekarang, Riwayat kesehatan
dahulu, Riwayat prenatal, Riwayat perinatal, Riwayat post natal, Riwayat
kesehatan keluarga, Riwayat sosial)
4. Pengkajian pola fungsional gordon (Persepsi dan pola manajemen
kesehatan, Nutrisi – Pola Metabolic, Pola Eliminasi, Aktivitas – Pola
Latihan, Pola Istirahat – Tidur, Pola Kognitif – Persepsi, Persepsi Diri –
Pola Konsep Diri, Pola Peran – Hubungan, Sexualitas, Koping – Pola
Toleransi Stress, Nilai – Pola Keyakinan)
5. Pemeriksaan fisik
6. Pengkajian perkembangan anak
7. Pemeriksaan diagnostik
Diagnosa Keperawatan