Você está na página 1de 18

ANALISA GEMPA PALU DAN

LOMBOK

Kelompok 1 :
• Rizky Maulidiyah (151810201001)
• Ervina Ikke Septiyas Putri (161810201014)
• Vica Fibyana (161810201027)
• Dwi Marta Ardiyanti (161810201069)
TOPOGRAFI SULAWESI DAN LOKASI GEMPA
GEMPA PALU
Pulau Sulawesi terletak pada zona pertemuan diantara tiga pergerakan lempeng
besar yaitu pergerakan lempeng Hindia-Australia dari selatan, lempeng Pasifik dari
arah timur, dan lempeng Asia bergerak relative pasif ke tenggara. Pulau Sulawesi
di himpit oleh empat lempeng. Proses tumbukan lempeng di daerah Sulawesi
menyebabkan daerah sulawesi memiliki empat buah lengan dengan proses tektonik
yang berbeda-beda membentuk satu kesatuan mosaik geologi. Di bagian tenggara
Sulawesi terdapat sesar Tolo yang merupakan tempat berlangsungnya subduksi
antara lengan tenggara Pulau Sulawesi dengan bagian utara laut Banda,
dimana kedua struktur utama tersebut dihubungkan oleh sesar Palu-Koro dan
Matano. Adapun dibagian barat Sulawesi terdapat selat Makassar yang
memisahkan bagian barat Sulawesi dengan busur Sunda yang merupakan
bagian lempeng Eurasia yang diperkirakan terbentuk dari proses pemekaran lantai
samudera pada masa Miosen, sedangkan dibagian timur terdapat fragmen-
fragmen benua yang berpindah karena strike-slip faults dari New Guinea.
KARAKTERISTIK TANAH SULAWESI TENGGARA
Lempeng yang mengapit pulau Sulawesi juga menyebabkan Jenis tanah di daratan Sulawesi Tenggara
memiliki 6 jenis tanah diantaranya yaitu :
• Tanah podzolik
Podsolik merah kuning merupakan bagian dari tanah Ultisol. Ultisol adalah tanah yang sudah mengalami pencucian
pada iklim tropis dan sub tropis. Tanah ultisol bersifat agak lembab dengan kadar lengas tertinggi pada ultisol yang
berbentuk bongkah. Tanah podsolik merah kuning sendiri merupakan tanah yang terbentuk karena curah hujan yang
tinggi dan suhu yang rendah. Seluas sekitar 2.299.729 hektar atau 60,30%
• Tanah mediteran
Tanah mediteran merupakan tanah ordo alfisol. Alfisol berkembang pada iklim lembab dan sedikit lembab. Alfisol
mempuyai tekstur lempung dan bahan induknya terdiri atas kapur sehingga permeabilitasnya lambat. Tanah mediteran
merupakan hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Warna tanah ini berkisar antara merah sampai
kecoklatan. Seluas 898.802 ha atau 23,57%
• Tanah organosol
Organosol merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat adanya pelapukan-pelapukan bahan organik. Organosol
dibedakan menjadi dua yaitu tanah humus dan tanah gambut. Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan dan
pembusukan bahan organik khususnya dari tanaman yang sudah mati. Tanah gambut adalah tanah hasil pembusukan
bahan-bahan organic. Seluas 116.099 ha atau 3,03%
• Tanah grumusol
Grumosol tergolong dalam ordo vertisol. Vertisol merupakan tanah dengan kandungan
lempung yang sangat tinggi. Vertisol sangat lekat ketika basah, dan menjadi pecah-pecah
ketika kering. Vertisol memiliki keampuan menyerap air yang tinggi. Grumosol sendiri
merupakan tanah dengan warna kelabu hingga hitam serta memiliki pH netral hingga
alkalis. Seluas 20.017 ha atau 0.52%
• Tanah alluvial
Jenis tanah Alluvial tergolong dalam ordo inseptisol. Alluvial merupakan tanah muda hasil
pengendapan material halus aliran sungai. Ciri utama tanah alluvial adalah berwarna kelabu
dengan struktur yang sedikit lepas-lepas. Kesuburan tanah alluvial sangat bergantung pada
sumber bahan asal aliran sungai.
• Tanah latosol
Jenis tanah latosol ini masuk dalam golongan inseptisol. Inseptisol berkembang pada
daerah yang lembab. Perkembangan horizon inseptisol berlangsung lambat sampai sedang.
Perkembangan yang lambat terjadi karena tanah berada pada ligkungan yang lembab,
dingin, dan mungkin terdapat genangan-genangan air. latosol merupakan tanah yang
berwarna merah hingga coklat sehingga banyak yang menamainya sebagai tanah merah,
memiliki profil tanah yang dalam, mudah menyerap air, memiliki kandungan bahan organik
yang sedang, dan pH netral hingga asam. Kadar humus latosol mudah menurun, dan
memiliki fosfat yang mudah bersenyawa dengan besi dan almunium. Sekitar 479.353 ha
atau 12,57% dari luas daratan propinsi
PATAHAN PENYEBAB GEMPA DI PALU
PENYEBAB GEMPA PALU-DONGGALA

Pada tanggal 28 september 2018 pukul 18.02 WITA, genpa bumi


berkekuatan 7,4 SR mengguncang daerah Donggala, Palu dan sekitarnya.
Menurut riset Hamilton, gempa yang mengguncang Donggala disebabkan oleh 3
patahan. Patahan tersebut diantaranya ialah patahan Palu Koro, patahan Saddang,
dan patahan Palung. Patahan Palu-Koro memanjang dari utara (Palu) ke selatan
(Malili) hingga teluk bone sepanjang ± 240 km. Bersifat sinistral dan aktif dengan
kecepatan sekitar 25-30 mm/tahun. Patahan Palu Koro merupakan patahan aktif
yang terbagi menjadi 2 area. Area barat terletak lebih tinggi dibandingkan area
timur. Area barat memiliki komponen batuan granit dan metasedimentasi,
sedangkan area timur terbentuk dari batuan rapuh dan fosil fauna laut. Area timur
ini sering terjadi pergeseran yang diakibatkan oleh pengikisan batuan
PERISTIWA YANG MENGIKUTI GEMPA
DONGGALA
• Aplikasi Gelombang di Teluk Palu
Berdasarkan simulasi model analitik-numerik, Kota Palu-Kabupaten
Donggala dan sekitarnya mengalami deformasi vertikal berkisar antara
-1.5 sampai 0.5 meter. Daratan di sepanjang pantai di Palu Utara,
Towaeli, Sindue, Sirenja, Balaesang, diperkirakan mengalami
penurunan 0.5-1.0 meter dan di Banawa mengalami penaikan 0.3 meter.
Gempa bumi ini berpusat di darat dengan sekitar 50 persen proyeksi
bidang patahannya berada di darat dan sisanya di laut. Komponen
deformasi vertikal gempa bumi di laut ini yang berpotensi
menimbulkan tsunami.
• Longsor sedimen dasar laut
Sesar Palu Koro memanjang dari daratan Sulawesi Tengah dan
sepertiganya menjorok ke lautan. Saat terjadi gempa dengan
mekanisme sesar geser, gelombang gempa dari episentrum di
daratan dihantarkan ke sepanjang jalur sesar dan wilayah
sekitarnya termasuk ke lautan. Akibat penghantaran gelombang,
wilayah di sekitar episentrum dan terutama di sepanjang sesar
bergetar kuat. Getaran ini bisa mencapai 7-8 MMI. Di teluk Palu,
bagian barat Sulawesi Tengah, getaran gempa mengguncang
dasar laut dan memengaruhi akumulasi sedimen yang ada.
Sedimen yang berada di teluk Palu merupakan akumulasi dari
sedimen yang dibawa oleh sungai di daratan Sulawesi Tengah
dan belum terkonsolidasi kuat. Ketika diguncang gempa,
akhirnya sedimen itu runtuh dan longsor. Longsor yang
diperkirakan terjadi pada kedalaman 200-300 meter itulah yang
akhirnya mengakibatkan tsunami di Palu.
• Likuifaksi
Likuifaksi merupakan fenomena hilangnya kekuatan
lapisan tanah akibat getaran gempa. Lapisan pasir
berubah menjadi seperti cairan sehingga tidak
mampu menopang beban bangunan di dalam atau
di atasnya, yang disebabkan oleh beban siklik pada
waktu terjadi gempa sehingga tekanan air pori
meningkat mendekati atau melampaui tegangan
vertikal. Karena tekanan airnya meningkat, jarak Likuifaksi terjadi karena keadaan padat
antar partikel pasir menjadi semakin renggang, menjadi cair. Tanah grumosol yang
sehingga kekuatan totalnya berkurang drastis. Kerug terdapat di Sulawesi yang memiliki
ian terbanyak tejadi akibat dari besarnya getaran karakteristik sangat lekat ketika basah, dan
yang menyebabkan runthnya bangunan dengan menjadi pecah-pecah ketika kering. Jenis
struktur yang lemah. tanah ini berpotensi menyebabkan
terjadinya peristiwa likuifaksi.
• Cahaya di langit sebelum gempa
Sebelum gempa terjadi, biasanya akan muncul tanda berupa kilatan cahaya di
langit. Kilatan cahaya langka ini muncul sebelum terjadi gempa Meksiko dan
gempa Lombok beberapa waktu lalu. Menurut ahli, kilatan cahaya aneh itu
disebabkan oleh sifat listrik batuan tertentu, seperti batuan basal dan gabbrol
yang memiliki cacat kecil dalam kristal mereka. Saat gelombang seismik
menyerang, muatan listrik di bebatuan tersebut dapat lepaskan dan menimbulkan
cahaya aneh. Saat alam menekankan bebatuan tertentu, muatan listrik diaktifkan,
seolah-olah ada baterai di kerak Bumi yang menyala.
GEMPA DI LOMBOK
TOPOGRAFI LOMBOK DAN
PUSAT GEMPA
PENYEBAB GEMPA LOMBOK
Pusat gempa bumi berada di darat yang sebagian besar daerah tersebut tersusun oleh
batuan sedimen dan batuan metamorf berumur Pra-Tersier hingga Tersier (batuan
gunung api berumur Tersier hingga Kuarter, dan aluvium berumur Resen). Pada daerah
yang tersusun oleh batuan yang telah tersesarkan dan terlapukkan serta daerah
aluvium, sangat rentan terhadap guncangan Gempa bumi karena bersifat urai, lepas,
dan belum terkonsolidasi, sehingga akan memperkuat efek getaran gempa. Gempa
bumi ini berpusat di darat di dekat Gunung Rinjani wilayah Kabupaten Lombok timur.
Dengan memperhatikan lokasinya dan kedalaman Hiposenter, maka gempa bumi ini
merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back
Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan
oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
PATAHAN GEMPA
LOMBOK
Berdasarkan pola deformasi pada peta, para ilmuwan menyimpulkan
pergeseran bidang patahan akibat gempa terjadi pada patahan di bawah bagian
barat laut Pulau Lombok dan menyebabkan kenaikan permukaan daratan
sampai 10 inci (25 cm). Terdapat perubahan bentuk atau perubahan dimensi
dari bagian utara Pulau Lombok. Deformasi adalah perubahan bentuk yang
berlangsung secara tiba-tiba akibat gempa. Ada dua bagian lapisan yang
berlainan, lempeng tektonik yang berbeda, yang berada di utara Pulau Lombok
dan di Pulau Lombok. Bagian yang atas dari kedua lapisan tersebut, tiba-tiba
naik dengan sangat cepat dan ada sebuah lapisan tanah yang bergeser tiba-tiba
naik ke atas dan juga bergerak horizontal.
Saran
• Saran yang didapatkan dari analisa gempa Palu dan Lombok adalah sebaiknya
masyarakat mulai membangun rumah panggung
• Masyarakat mulai membangun rumah yang memiliki pondasi :
1. Bangunan struktur tahan gempa engikuti Standar Baru Struktur Anti Seismik yang
mewajibkan semua bangunan memiliki struktur resisten gempa bumi yang
bertujuan untuk membuyarkan gaya pergerakan seismik.
2. Damping structure. Damping structure merupakan tembok khusus yang dibangun
untuk menyerap energi seismik. Tembok ini akan menekan gerakan
seismik. Tipe ini bisa mengurangi intensitas seismik antara 70-80 persen.
3. Bangunan tinggi dengan struktur isolasi seismic. Salah satu bahan yang digunakan
adalah karet laminasi. Karet ini memblokir getaran sebelum mencapai bangunan.
Kerennya, struktur isolasi ini bisa mengurangi intensitas seismik sampai 50 persen
dibandingkan dengan struktur resistan gempa bumi biasa.
TERIMA KASIH 

Você também pode gostar