Você está na página 1de 22

ASKEP JIWA

RISIKO PERILAKU
KEKERASAN
Made Ayu Agustin
Melsa Novilia
Meylani Anita Putri
Septa Obara
PENGKAJIAN
I. Identitas
Nama : Sdr. KN
Tgl Pengkajian : 28 Mei 2015
Umur : 34 Th
RM No : 14862
Tgl Masuk : 25 Mei 2015
Agama : Islam
Alamat : Ds. Sidoharjo, kec. Bandar
Surabaya, Lampung Tengah
II. Alasan Masuk RSJ
Keluarga mengatakan sejak 4 hari
sebelum masuk RSJ klien sering marah –
marah, mudah tersinggung, sulit tidur,
mengamuk, merusak alat rumah tangga,
ketawa sendiri, malas bekerja.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Riwayat Penyakit Sekarang
 Sakit sudah berlangsung ± 11 tahun, ± 10 tahun yang lalu
klien opname di RSJ Lampung sembuh dan dapat melakukan
pekerjaan rumah. ± 4 tahun terakhir tidak mau minum obat
dan kumat lagi.
 Klien tidak pernah melakukan, mengalami, menyaksikan
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.

2. Riwayat Keluarga
Garis keturunan dalam keluarga belum pernah ada
anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa.

IV. FAKTOR PRESIPITASI


Putus obat sejak 6 bulan yang lalu dan tidak kontrol
lagi
V. PEMEMRIKSAAN FISIK
Tanda –tanda vital :
T : 110/80 mmHg
RR : 20 x / menit
S : 37 0 C
N : 72 x / menit
BB : 60 kg
Tidak ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

: Laki-laki : Klien

: Meninggal :
Perempuan
2. Konsep diri
a. Citra diri
Klien menganggap tubuhnya sebuah anugrah dari tuhan. Klien bersyukur dan menerima tubuhnya apa adanya.
b. Identitas diri
Sebelum sakit, klien pernah sekolah sampai dengan SMP. Setelah klien tamat SMP klien tidak bisa
melanjutkan. Klien menerima dirinya sebagai seorang laki-laki tetapi takut untuk menjadi seorang kepala
keluarga.
c. Peran diri
Klien berusia 34 tahun, klien belum menikah. Klien mengatakan takut untuk berumah tangga karena
menurutnya harus memikirkan kebutuhan keluarga. Dalam melaksanakan tugas dirumah klien melakukannya
bersama dengan ibunya seperti : menyapu, mencuci piring, mencuci baju dan membantu memasak. Akan tetapi
di masyarakat klien kurang dihormati. Klien berperilaku seperti anak – anak.
d. Ideal diri
Klien berharap agar bisa sembuh dan cepat pulang karena ingin minta maaf pada ibunya.
e. Harga diri
Klien mengatakan tidak ada gangguan untuk berhubungan dengan orang lain.

3. Hubungan Sosial
Klien mengatakan bahwa orang yang paling dekat ibunya. Dalam keluarga klien merasa enggan untuk
berkomunikasi lebih senang menyendiri di kamar.

4. Spiritual
Klien dan keluarganya beragama Islam, klien melakukan ibadah sholat.
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien berpenampilan cukup rapi, dalam penggunaan baju sesuai. Klien berbadan kecil, rambut
pendek, bersih.
2. Pembicaraan
Klien berbicara baik, dapat menjawab pertanyaan, selalu bertanya kapan bisa pulang
3. Aktivitas Motorik
Klien terlihat gelisah, tegang, sering berpindah – pindah
4. Afek
Appropriate (tepat)
5. Interaksi selama wawancara
Saat wawancara klien kooperatif, kontak mata dengan lawan bicara baik, klien tampak curiga.
6. Proses pikir
Pada saat wawancara klien mengalami sirkumtansial.
7. Isi pikir
Klien tidak pernah mempunyai pikiran yang aneh-aneh yang dirasakan saat ini hanya gelisah menunggu
kedatangan keluarga.
8. Tingkat Kesadaran
Klien tampak bingung dan tidak terfokus. Klien mampu mengingat dengan keluarganya, hari dan waktu,
ketika diajak kenalan klien mampu mengingat nama orang lain.
9. Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka pendek sehingga klien lupa kejadian yang telah terjadi
dalam jangka waktu seminggu.
10. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkomunikasi, tidak mampu berkonsentrasi lama dan sering memutuskan pembicaraan
secara sepihak, mampu berhitung.
11. Daya tilik diri
Klien sadar bahwa dirinya telah berbuat salah karena telah berperilaku kekerasan dan merasa menyesal
akan tetapi klien tidak tahu tujuannya di RSJ.
VIII. PERSIAPAN PULANG
· Makan : klien mampu makan sendiri dan mandiri
· BAB/BAK : Klien mampu BAB/BAK di temaptnya
· Mandi : Klien mampu mandi 2x sehari dengan mandiri
· Berpakaian : klien mampu mengambil, memilih dan memakai pakaian
· Istirahat dan tidur : Tidur siang dari jam 13.30-15.00
Tidur malam 22.00-04.00
· Penggunaan obat : Klien mampu untuk meminum obat tanpa bantuan orang lain tetapi masih belum
mengerti untuk penggunaan obat yang benar
· Pemeliharaan kesehatan : setelah pulang nanti klien akan berusaha control rutin.
· Aktivitas dalam rumah : mandiri tanpa bantuan oang lain
· Aktivitas diluar rumah : klien pergi keluar rumah dengan menggunakan motor secara
mandiri

IX. MEKANISME KOPING


Klien jika mempunyai masalah lebih senang berdiam diri dikamar, marah - marah. Jika sudah tidak tahan
lagi klien kemudian menjadi mengamuk atau merusak barang-barang yang ada.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL
Menurut keluarga semenjak klien marah-marah dan mengamuk, lingkungan tidak mau menerima klien
dan hal ini membuat klien menjadi lebih menarik diri.

XI. PENGETAHUAN
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH

1 S:
 Klien mengatakan pernah memukul ibunya Resiko Perilaku Kekerasan
 Keluarga mengatakan sejak 4 hari sebelum masuk RS klien
marah – marah, mengamuk, merusak alat rumah tangga
 Keluarga mengatakan klien jika mempunyai masalah dan tidak
bisa ditahan lagi klien kemudian menjadi mengamuk atau
merusak barang-barang yang ada.
O:
 Mata merah, wajah agak merah, pandangan tajam
XV. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri, Orang lain, lingkungan ....... effort

Resiko Perilaku Kekerasan ....... Core Problem

Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah ....... cause

XVI. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko Perilaku Kekerasan


RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA
TGL TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERA WATAN
28 Mei 2015 Perilaku kekersan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x pertemuan SP I
09.00 diharapkan pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan 1. bina hubungan saling percaya
kreteria hasil: 2. identifikasi penyebab PK
- Membina hubungan 3. identifikasi tanda dan gejala PK
saling percaya 4. Identifikasi PK yang pernah
- Pasien dapat dilakukan
menyebutkan 5. Identifikasi akibat PK
penyebab PK 6. Identifikasi cara kontrol PK
- Pasien dapat 7. Latih cara kontrol PK dengan
menyebutkan tanda Fisik I ( nafas dalam )
gejala PK 8. Bimbing pasien memasukkan
- Pasien dapat mengidentifikasi PK dalam jadwal kegiatan harian
yang dilakukan
- Pasien dapa mengidentifikasi akibat PK
- Pasien menyebutkan cara mengontrol PK
-Pasien mampu mempraktekkan latihan cara mengontrol PK
dengan nafas dalam, pukul bantal atau kasur, secara
verbal, secara spiritual dan penggunaan obat dengan benar
SP II
1. Evaluasi kemampuan
pasien mengontrol PK
dengan cara fisik I
2. Latih pasien konrol PK
dengan cara fisik II
3. Bimbing pasien
emasukkan jadwal
kegiatan harian
SP III
1. Evaluasi kemampuan
pasien mengontrol PK
dengan cara fisik I dan II

2. Ajarkan pasien minum


obat secara teratur sesuai
jadwal

3. Bimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP IV
1. Evaluasi
kemampuan
pasien meminum
obat secara teratur

2. Latih kontrol PK
dengan cara
verbal

3. Bimbing pasien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
DIAGNOSA IMPLEMENTASI
TGL EVALUASI
KEPERA WATAN KEPERAWATAN
Selasa, Resiko Perilaku kekersan SP I:
29 Mei 2015 1. membina hubungan saling percaya S: klien mengatakan “nama saya
09.00 2. mendiskusikan bersama klien Kusnadi suka dipanggil andi.”
penyebab marah, tanda dan klien mengatakan “ saya pernah
gejala PK, PK yang dilakukan memukul ibu pas meminta di gendong
saat marah, akibat PK, cara seperti bayi”.
kontrol PK Klien mengatakan “rasanya tenang
3. mengajarkan cara kontrol PK setelah tarik nafas dalam”
dengan Fisik I ( tarik nafas O: klien kooperatif, Klien mampu
dalam ) mendemonstrasikan cara fisik I( tarik
4. membimbing pasien memasukkan nafas dalam) .
dalam jadwal kegiatan harian A: dapat terbina hubungan saling
percaya
PK dapat terpahami oleh klien
dapat terkontrol PK dengan tarik nafas
dalam
P: lanjutkan intervensi 2
Rabu SP II: S:klien mengtakan bisa
30 Mei 2015 1. Memvalidasi
09.00 masalah. tenang setelah tarik
2. melatih cara kontrol nafas dalam dan akan
PK dengan Fisik II (
pukul bantal ) mencobanya ketika
3. emembimbing pasien hendak marah.
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian O:klien kooperatif, Klien
mampu
mendemonstrasikan cara
fisik I
A:dapat terkontrol PK
dengan tarik nafas dalam
P: lanjutkan intervensi
SP3
- bimbing klien dalam
memasukkan teknik
kontrol marah ke
jadwal kegiatan
harian
- latih kontrol PK
dengan cara verbal
Senin SP III : S:Klien mengata-kan
04 Juni 2015 Memvalidasi masalah
09.00 Ajarkan pasien minum bisa tenang setelah
obat secara teratur melakukan latihan
sesuai jadwal
Membimbing pasien pisik I dan II
memasukkan dalam O : :klien kooperatif,
jadwal kegiatan harian
Klien mampu
mendemonstrasikan
cara fisik I( tarik nafas
dalam) dan cara Fisik
II (pukul bantal)
A:dapat terkontrol PK
dengan tarik nafas
dalam dan pukul bantal
P: lanjutkan intervensi
SP4
- latih kontrol PK
dengan cara verbal
Selasa, 05 Juni 2015 SP IV S : klien
09.00 1. Memvalidasi
masalah mengatakan
2. Melatih kontrol sudah mengerti
PK dengan cara
verbal cara dan waktu
3. Membimbing minum obat
pasien memasukkan
dalam jadwal O: raut muka
kegiatan harian tegang, kontak
mata baik, tampak
gelisah
A: Klien mampu
memahami waktu
minum obat
P: Lanjutkan
intervensi SP5
Rabu SP V S: klien mengatakan
06 Juni 2015 1. memvalidasi
09.00 masalah dapat mengontrol
2. melatih kontrol PK emosinya dengan cara
dengan cara spiritual
3. Membimbing berkata lembut dan
pasien memasukkan halus dan berusaha
dalam jadwal kegiatan
harian melakukannya saat
sedang marah.
O: klien tampak
senang, klien mampu
mendemontrasikan
cara baik tanpa
bimbingan.
A: SP II tercapai.
P: Lanjutkan SP VI (
cara control PK dengan
cara verbal).
Kamis SP VI S:-klien mengata-kan masih
06 Juni 2015 1. Memvalidasi masalah
09.00 2. menjelaskan cara ingat cara control marah
kontrol PK dengan yang sudah diajarkan (tarik
minum obat teratur
3. Membimbing pasien nafas dalam dan pukul
memasukkan dalam bantal), klien mengatakan
jadwal kegiatan harian
sudah sering berdo’a dan
shalat di RSJ
- klien mengatakan sudah

dapat mengontrol emosi,


dan akan mencoba cara
control marah dengan
berdo’a dan shalat

O: klien tampak senang,


kontak mata baik, klien
bersedia membicarakan
dengan baik – baik ketika
marah
A: SP I, II,III, IV, dan V
tercapai
P: Pertahankan kondisi
pasien

Você também pode gostar