Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Steiner(1896-1989)
Salah satu murid Edward
H.Angle tahun1921.
Menemukan bentuk analisa
sefalometrik, tahun 1953,
yang dikenal dengan nama
analisa metode Steiner
Analisis yang paling populer dalam bidang
ortodontik
Perhitungan posisi dan inklinasi gigi terhadap
rahang dan posisi rahang terhadap basis
kranium
Menggunakan garies orientasi SN
Sella (S): terletak di tengah dari outline fossa pituitary (sella
turcica)
Nasion (N): terletak di bagian paling inferior dan paing
anterior dari tulang frontal, berdekatan dengan sutura
frontonasalis.
Titik A (A): terletak pada bagian paling posterior dari
bagian depan tulang maksila. Biasanya dekat dengan apeks
akar gigi insisif sentral atas.
Titik B (B): terletak pada titik paling posterior dari batas
anterior mandibula, biasanya dekat dengan apeks akar gigi
insisif sentral bawah.
Pogonion (Pog): terletak pada bagian paling anterior dari
dagu.
Gnathion (Gn): terletak pada outline dagu di pertengahan
antara titik pogonion dan menton.
Gonion (Go): terletak pada pertengahan dari sudut
mandibula.
Bidang Sella-Nasion : S-N
Bidang Frankfurt Horizontal : Po –Or
Bidang Mandibula : Go-Gn
Bidang Oklusal : garis yang melalui titik
pertemuan I atas dan bawah dengan titik
pertemuan antara tonjol mesiobukal dari M1
atas dan bawah saat oklusi
Bidang Palatal : ANS-PNS
SNA (Posisi Maksilla) 82.0
- Rata-rata 32°
Rata-rata 130-131°
• Jika diskrepansi :
• 2mm = Dapat diterima
• 3mm = masih dapat diterima
• > 4mm = Indikasi untuk perbaikan
Analisa Jaringan Lunak
Garis kontur wajah yang disebut 'S' garis Steiner. Sebuah garis digambar pada
kontur jaringan lunak dagu ke tengah 'S' yang dibentuk oleh batas bawah hidung.
Dalam wajah seimbang, bibir harus menyentuh garis.
Jika bibir berada di luar garis bibir ini diyakini protrusive & diartikan sebagai
profil cembung
Jika bibir di belakang garis ini dikatakan retrusive dengan profil cekung.
METODE STEINER MIN RATA-RATA MAKS
Sudut SNA 78 82 86
Sudut SNB 76 80 84
Sudut ANB 0 2 4
I ke NA 2 4 6
Sudut I ke NA 15 22 32
I ke NB 2 4 6
Sudut I – NB 15 25 32
Sudut Pg ke NB - 2 -
Sudut Oklusal ke SN 5 14 30
Sudut Go-Gn ke SN 20 32 40