Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Reabsorpsi :
◦ Natrium
◦ Glukosa
◦ Asam amino
◦ Bikarbonat
◦ Sekresi :
◦ H+
◦ Obat- obatan
◦ Racun
Ascending Loop of Henle
Reabosrpsi
◦ Natrium
◦ 2 Klorida
◦ Kalium
◦ Kalsium
◦ Magnesium
Tubulus Distal
Reabosrpsi :
◦ Natrium
◦ Klorida
◦ Magnesium
◦ Kalsium
Sekresi :
◦ Kalium
Tubulus Kolektivus
Reabsorbsi :
◦ Bikarbonat
◦ Natrium
◦ Klorida
◦ Air
Sekresi :
◦ Kalium
GANGGUAN NATRIUM
Sebagai penentu utama osmolaritas dalam
“ darah dan pengaturan volume ekstra sel
Kadar natrium
◦ SIADH
◦ Defisiensi
glukokortikoid
◦ Hipotiroidism
◦ Intoksikasi air
Defisiensi glukokortikoid dan hipotiroid
Kerusakan
Peningkatan
adrenal
sekresi Cortisol secara
menyebabkan
Defisiensi corticotropin langsung
hilangnya
Cortisol releasing menghambat
negative
hormone (CRH) ADH
feedback dari
di hipotalamus
cortisol
INTOKSIKASI AIR
Menyebabkan
Meminum air Perpindahan
cairan di
terlalu cepat cairan ke Hiponatremia
darah akan
dan banyak intracellular
berlebih
Hiponatremia hipervolemia
◦ Anoreksia ◦ Agitasi
◦ Mual ◦ Sakit kepala
◦ Muntah ◦ Kejang
◦ Malaise ◦ Koma
◦ Bingung/confusion ◦ Penurunan reflex
◦ Gagal tumbuh
kembang
Tatalaksana
◦ Kelebihan natrium :
▫ Susu formula yang tidak diencerkan dengan
benar
▫ Menelan air laut / salt poisoning
▫ Salin hipertonik IV
▫ Hiperaldostrenoisme
HIPERNATREMIA
◦ Defisit air
▫ Osmolaritas urin rendah
■ Diabetes insipidus nefrogenik
■ Diabetes insipidus sentra
▫ osmolaritas urin tinggi
■ Peningkatan kehilangan cairan yang tidak
disadari (insensible loss) pada bayi
prematur, penghangat radiasi, foto terapi
▫ Asupan tidak adekuat
■ Menyusu tidak efektif
■ Penelantaran dan pelecehan anak
■ Adipsia (tidak rasa haus)
HIPERNATREMIA
𝑁𝑎 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 − 𝑁𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑢𝑚
∆𝑁𝑎 =
𝑇𝐵𝑊 + 1
D5 1/2NS 77 77 0 0 0 50 432
D5 1/4NS 38 38 0 0 0 50 355
D5W - - - - - 50 278
KaEN 3A 60 50 10 27
KaEN 3B 50 50 20 20 27 290
KaEN 4A 30 20 10 0 40 284
◦ Diabsorbsi sebanyak
25-65%
◦ Sayuran hijau,
gandum, kacang
,daging, dan hasil laut
◦ Dari jumlah yang di
filtrasi akan
direabsrobsi kembali :
▫ 30 – 40 % di
tubulus proksimal
▫ 50 – 70% ansa
henle
▫ Hanya sedikit di
tubulus distal
Hipomagnesemia adalah kadar
“ magnesium serum yang kurang dari
1.8 mg/dl
etiologi
◦ Gejala akut :
▫ MgSo4 25 – 50 mg/kg/dosis IV dapat
diulang 4- 6 jam
▫ Maximum pemberian 2 g/dosis dengan
kecepatan infus jangan melebihi 150
mg/min
▫ Diperlukan monitor jantung
◦ Gejala kronik :
▫ MgO/ Magnesium oxide 5 – 10 mg/kg PO
dibagi 2-3 dosis/hari
▫ Alternatif lain MgGluconate atau MgSulfate
▫ Hati- hati efek samping diare karena
sifatnya pencahar
Hipermagnesemia
◦ 30 – 50 % akan
diserap di
duodenum dan
jejunum bagian
atas sisanya
dikeluarkan
melalui feses
◦ Reabsorpsi :
▫ 60-65 % di tubulus
proksimal
▫ 15- 20 % di ansa
henle
▫ 5- 10 % di tubulus
distal
hipokalsemia
◦ Hipothyroid
◦ Inflamasi pancreas pecahnya protein dan lemak
kalsium berikatan dengan asam lemak
dibuang melalui sistem pencernaan
◦ Konsumsi vitamin D yang tidak adekuat
◦ Osteoporosis
◦ Diuretik
Manifestasi klinis
◦ hiperparatiroid
◦ penyakit neuroplastik malignan
◦ imobilisasi lama
◦ penggunaan berlebih suplemen
kalsium
◦ kelebihan vitamin D
Manifestasi klinis
◦ Nyeri epigastrik
◦ Kelemahan otot
◦ Anoreksia
◦ Mual/muntah
◦ Gangguan mental
◦ Penurunan berat badan
tatalaksana
Eksresi ion
hydrogen di urin
dan produksi ion
Asidosis Pembuangan
bikarbonat yang
metabolik CO2 di paru
diilepaskan ke
cairan
ekstraselular
Etiologi dan diagnosis
Penyabab alkalosis
Responsif Klorida Resisten Klorida
Klorida urin < 15 mEq/L (Klorida Urin >20 mEq/L
1. Kehilangan melalui lambung ( Tekanan darah tinggi
emesis atau pengisapan suction 1. Adenoma atau hyperplasia adrenal
nasogastric 2. Glucocorticoid- remediable
2. Stenosis piloris aldosteronism
3. Diuretik (loop atau tiazid) 3. Tumor penghasil renin
4. Diare kehilangan klorida 4. Defisiensi 17 alfa hidroksilase
5. Susu formula dengan klorida 5. Defisiensi 11 beta hidroksilase
rendah Tekanan darah normal
6. Fibrosis kistik (kehilangan klorida 1. Sindrom Gitelman
melalui keringat) 2. Sindrom Bartter
3. Pemberian basa
Manifestasi klinis
Perubahan
Pco2
Kemoreseptor
di medulla dan
badan karotis
peningkatan
ventilasi paru
Etiologi
◦ Kelainan restriktif
▫ Penyakit pleura : efusi pleura, empiema,
pneumothorax, fibrothorax
▫ Kelainan dinding dada : kifoskoliosis, obesitas
▫ Kelainan restriktif paru : fibrosus pulmonal,
pneumonia, edema paru
◦ Overfeeding peningkatan CO2 akibat proses
metabolism karbohidrat, lipid dan protein
Manifestasi klinis
◦ Rangsang ◦ Sepsis
hipoksemia
▫ Penyakit paru ◦ Pengaruh obat :
dengan kelainan
jantung seperti salilisat, hormone
right to left shunt progesteron
▫ Penyakit jantung
dengan edema
paru
▫ Anemia gravis
◦ Stimulasi pusat
pernapasan di
medulla
▫ Kelainan neurologis
▫ Psikogenik
misalnya serangan
panik, nyeri
▫ Gagal hati dengan
ensefalopati
Manifestasi klinis
◦ Hiperventilasi
◦ Penderita merasa cemas
◦ Rasa gatal disekitar bibir dan
wajah akibat kering pada daerah
tersebut
◦ Jika keadaannya makin
memburuk, bisa terjadi kejang otot
dan penurunan kesadaran.
Tatalaksana