Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2
• Perbedaan jenis dan skala industri dapat
menyebabkan perbedaan penggunaan metode
akuntansi guna memastikan kesesuaian thd
pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan.
Perencanaan
Survey – Proses Pembukaan
Study Kelayakan HGU - tanah
&
Persiapan Lahan • persiapan
Blocking
Benih Pemupukan
Sawit
Pembibitan Penanaman
Pemeliharaan
TM**) • transformasi
biologis
TBM*)
Panen
Transportasi
Jual
Pengolahan
Selanjutnya
• produk
agrikultur
9. SAK ETAP
Perencanaan
• persiapan Survey – Proses
&
Pembukaan
Study Kelayakan HGU - tanah
Blocking
Persiapan Lahan PSAK 16, ISAK 25
11
A. Aset Biologis
B. Standar Akuntansi untuk Industri Perkebunan Sawit
12
Pengertian Aset:
Menurut KDPPLK:
“Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh sebuah
perusahaan sebagai hasil dari peristiwa masa lampau dan
diharapkan memberikan keuntungan di masa mendatang bagi
perusahaan tsb”
Menurut FASB:
“Assets are probable future economic benefits obtained or
controlled by a particular entity as a result of transactions or
events” 13
Klasifikasi Aset menurut PSAK 1 – Penyajian Lap Keu:
Klasifikasi aset lancar, jika:
mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud
untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi
normal;
memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12
bulan setelah pelaporan; atau
kas atau setara kas (PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset
tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk
menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah
periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk
kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.
14
Aset Biologis adalah aset yang dimiliki entitas berupa
makhluk hidup hewan atau tumbuhan (IAS 41)
15
Tanaman Sawit tergolong dalam Aset Biologis
16
Klasifikasi Aset Biologis Tanaman Perkebunan menurut Lamp 13 SE
02/2002 Bapepam dan Pedoman Akuntansi Perkebunan BUMN tahun
2011, yang terkait dengan Perkebunan Kelapa Sawit:
17
Biaya Perolehan Tanaman Perkebunan (Tanaman Tahunan):
18
Biaya Perolehan Tanaman Perkebunan (Tanaman Tahunan):
IAS 41 Agriculture
- Aset biologis bertumbuh dan menjadi dewasa seiring transformasi
biologisnya, sehingga nilainya bisa meningkat atau menurun;
- Aset biologis diukur berdasarkan nilai wajar (fair value) dikurangi
estimasi biaya untuk menjualnya.
- Tidak menggunakan fair value hanya jika harga wajar tidak bisa
diukur dengan andal. 20
Penurunan Nilai Aset Tanaman Perkebunan (Tanaman Tahunan):
24
Pendapatan utama dari industri perkebunan kelapa sawit adalah
dari penjualan hasil panen berupa TBS.
25
• Terkadang perusahaan baru dapat memperoleh hak
guna usaha untuk membangun kebun inti apabila
bersedia membangun areal perkebunan rakyat di atas
tanah milik pemerintah.
27
Tanaman Perkebunan
Tanaman perkebunan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dan
dibedakan menjadi tanaman belum menghasilkan dan tanaman
menghasilkan.
Tanaman menghasilkan dinyatakan sebesar biaya perolehan yang
terdiri dari biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman dan
pemeliharaan serta alokasi biaya tidak langsung.
Tanaman belum menghasilkan akan direklasifikasi ke dalam
tanaman menghasilkan dan mulai disusutkan apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan
apabila 60% dari total seluruh pohon per blok telah menghasilkan
tandan buah dan dua lingkaran tandan telah matang atau berat
rata-rata buah per tandan telah mencapai 3 (tiga) kg atau lebih;
b. Tanaman menghasilkan disusutkan dengan metode garis lurus
dengan perkiraan masa manfaat 20 sampai 30 tahun.
28
Tanaman Perkebunan
Tanaman perkebunan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dan
dibedakan menjadi tanaman belum menghasilkan dan tanaman
menghasilkan.
Tanaman menghasilkan dinyatakan sebesar biaya perolehan yang terdiri
dari biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan serta
alokasi biaya tidak langsung.
Tanaman belum menghasilkan akan direklasifikasi ke dalam tanaman
menghasilkan dan mulai disusutkan apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a. Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila
60% dari total seluruh pohon per blok telah menghasilkan tandan buah
dan dua lingkaran tandan telah matang atau berat rata-rata buah per
tandan telah mencapai 3 (tiga) kg atau lebih;
b. Tanaman menghasilkan disusutkan dengan metode garis lurus dengan
perkiraan masa manfaat 20 sampai 30 tahun.
29
Beban Tangguhan Hak atas Tanah
Biaya-biaya tertentu (terutama terdiri atas biaya dan beban-beban lain
sehubungan dengan perolehan hak atas tanah), yang mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi selama masa
manfaatnya dengan metode garis lurus.
Beban-beban ini disajikan dalam akun “Beban Tangguhan Hak atas Tanah –
Neto” pada laporan keuangan konsolidasian.
32
Beban Usaha
Beban usaha diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual.
Beban dikelompokkan berdasarkan fungsinya.
Reklasifikasi TBM ke TM
D: TM Rp. 507.330.200,-
K: TBM Rp. 507.330.200,-
(estimasi nilai kelapa sawit untuk satu blok dengan
kapasitas 130 batang pohon kelapa sawit, 60%
tanaman dalam satu Blok sudah berproduksi
komersial) ,-
35
PEDOMAN
PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN
LAP KEU EMITEN
“INDUSTRI
PERKEBUNAN”
Penyusutan TM
36
Pasal 28 UU KUP Tahun 2007
Yang:
- terletak di Indonesia
- Digunakan dalam 3 M (mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan
yang merupakan Obyek Pajak)
41
PPh Badan
42
Dasar Hukum:
1. UU No 8/ 983 sebagaimana diubah terakhir dengan UU No 42/2009
tentang PPN/PPnBM, khususnya Pasal 16B
2. PP 31/2007 tentang Impor dan/atau Penyerahan BKP Tertentu yang
Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan PPN
3. PMK 31/PMK.03/2008 tentang Pelaksanaan PPN yang Dibebaskan
atas Impor dan/atau Penyerahan BKP Tertentu yang Bersifat
Strategis
4. KEP DJP No KEP-234/PJ/2003 tentang Tata Cara Pemberian dan
Penatausahaan PPN yang Dibebaskan atas Impor dan/atau
Penyerahan BKP Tertentu yang Bersifat Strategis
5. PMK 78/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan
PM bagi PKP yang Melakukan Penyerahan yang Terutang Pajak dan
Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak
43
Dasar Hukum:
6. SE-90/PJ/2011 tentang Pengkreditan PM pada Perusahaan Terpadu
(Integrated) Kelapa Sawit
7. PMK 21/PMK.011/2014 tentang Perubahan PMK 78/PMK.03/2010
8. PMK 135/PMK.011/2014 tentan Perubahan Kedua PMK
78/PMK.03/2010
44
Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Pasal 16B ayat
BKP dan/atau perolehan JKP yang atas (3)
penyerahannya dibebaskan dari pengenaan UU PPN
PPN TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
PPN yang dibebaskan atas BKP tertentu yang Pasal 1 ayat (2)
bersifat strategis a.l. barang yang dihasilkan PMK
dari kegiatan Perkebunan 31/PMK.03/2008,
perubahan KMK
155/KMK.03/2001
PMK 21/PMK.011/2014
nyata-nyata hanya digunakan untuk kegiatan
yang terkait dengan penyerahan yang terutang
PPN, dapat dikreditkan seluruhnya, seperti:
46
Uraian Komersial Pajak
Pengakuan awal Kapitalisasi seluruh biaya yang Sama, kecuali biaya yg
dikeluarkan berhubungan dengan tenaga
kerja tidak dikapitalisasi
Penyusutan Sesuai estimasi umur Kelompok 4 (20 tahun),
ekonomis, antara 20-25 tahun kecuali ditentukan lain dengan
ijin DJP
Revaluasi • Dalam pedoman dari Revaluasi bisa dilakukan sekali
Bapepam tidak mengatur 5 tahun untuk semua aset
revaluasi aset biolojik tetap yang dimiliki entitas
• IAS 41 mengharuskan (tidak diperkenankan revaluasi
revaluasi aset biolojik setiap sebagian)
periode pelaporan, atau jika -Berada di Indonesia
ada perubahan nilai pasar -Digunakan untuk 3M
yang signifikan
47
Pemilihan metode akuntansi bisa berbeda-beda sesuai
dengan kharakteristik dan skala usaha entitas
Entitas yang memiliki kharakteristik khusus seperti
Perkebunan Sawit (memiliki aset biologis) memerlukan
metode akuntansi yang khusus pula.
DSAK IAI belum menerbitkan SAK khusus Perkebunan,
oleh karenanya manajemen bisa memilih menerapkan
SAK terkait dan pedoman lain yang sesuai dengan
KDPPLK
48
Secara umum standar/pedoman yang terkait dengan
Perkebunan Sawit menganut historical cost.
IFRS telah menerbitkan standar khusus yaitu IAS-41
Agriculture Assets yang menganut Fair Value
accounting.
Dari aspek perpajakan, Perkebunan Sawit juga diatur
dalam aturan khusus usaha tertentu meliputi aturan
penyusutan, revaluasi aset dan BKP yang dibebaskan
dari pengenaan PPN.
49
1. Bapepam.2002. Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Industri Perkebunan.
2. Peraturan-peraturan Pajak terkait Industri Kelapa Sawit
3. PWC.2009. A practical guide to accounting for agricultural
assets
4. Tri Wahyuni, Ersa., Ng Eng Juan.___. Panduan Praktis
Standar Akuntansi Keuangan, Ed.2.___: Salemba Empat
5. UU RI No 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Sebagaimana telah Diubah Beberapa kali
terakhir dengan UU RI No.16 Tahun 2009
6. UU RI No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
Sebagaimana Telah Diubah Beberapa kali Terakhir dengan UU
RI No 36 Tahun 2008
7. UU RI No. 8 Tahun 1983 tentan PPN dan PPnBM
Sebagaimana telah Diubah Beberapa kali Terakhir dengan UU
RI No. 42 Tahun 2009.
8. Waluyo,DR.___. Akuntansi Pajak, Ed.5.___: Salemba Empat
50
51