Você está na página 1de 16

Anatomi Fisiologi

Hidung

Mawar Eka Putri, S. Kep, Ns


Hidung Adalah....

 Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi


menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara
pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.
 Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau
atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut
saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh
selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Fungsi Hidung

 Fungsi utama hidung adalah sebagai jalan napas. Pada inspirasi, udara masuk
melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media dan kemudian
turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk
lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan
kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi.
 Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian akan melewati
nares anterior dan sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran
dan bergabung dengan aliran dari nasofaring.
Selain sebagai jalan napas kita, hidung
juga berfungsi:
 Sebagai alat pengatur kondisi udara (air conditioning)
Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara dan suhu.
Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lender (mucous
blanket). Pada musim panas, udara hamper jenuh oleh uap air, penguapan
dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi keadaan
sebaliknya.
Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyak pembuluh darah di
bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga
radiasi dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara
setelah melalui hidung kurang lebih 37 derajat Celcius.
Sebagai Penyaring Udara
 Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara
inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh:
 Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
 Silia
 Palut lender (mucous blanket). Debu dan bakteri akan
melekat pada palut lender dan partikel – partekel yang
besar akan dikeluarkan dengan reflex bersin. Palut
lender ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan
silia.
 Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis
bakteri, yang disebut lysozime.
Sebagai Indera Penghidu

 Hidung juga bekerja sebagai indera penghidu dengan adanya mukosa


olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas
septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan
palut lender atau bila menarik napas dengan kuat.
Untuk Resonansi Suara

 Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan
menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau
hilang, sehingga terdengar suara sengau (rinolalia).
Turut membantu proses bicara

 Hidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah,


bibir, dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m,n,ng) rongga
mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.
Reflex nasal

 Mukosa hidung merupakan reseptor reflex yang berhubungan dengan saluran


cerna, kardiovaskuler dan pernapasan. Contoh : iritasi mukosa hidung
menyebabkan reflex bersin dan napas terhenti. Rangsang bau tertentu
menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pancreas.
Anatomi dan Fisiologi Hidung

 Hidung luar berbentuk pyramid dengan bagian – bagiannya dari atas ke bawah :
1. pangkal hidung (bridge)= perlekatan superior hidung pada kranium
2. dorsum nasi(batang hidung)= badan hidung yang terbentuk dari tulang keras
3. puncak hidung (apex nasi)= ujung hidung
4. Filtrum = depresi fertikal yang terletak dibawah hidungdi atas bibir
5. lubang hidung(nostril)= lubang luar kavum nasalis
6. ala nasi (cuping hidung)= tepi nostril yang melebar
7. sulkus nasalis alaris= depresi lateral di sisi hidung yg menghubungkan hidung
dengan jaringan wajah
Sambugan...

 Hidung luar dibentuk oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang
berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.
 Kerangka tulang hidung terdiri dari:
1. tulang hidung (os nasalis)
2. prosesus frontalis os maksila
3. prosesus nasalis os frontal
Sambungan...

 Rongga hidung atau cavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke


belakang, dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi cavum
nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk cavum nasi bagian depan disebut
nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang
menghubungkan cavum nasi dengan nasofaring.

 Bagian dari cavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di
belakang nares anterior disebut vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit
yang mempnyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang
disebut vibrase. Tiap cavum nasi mempunyai empat buah dinding yaitu
dinding medial, lateral, inferior, dan superior.
Sambungan...

 Dinding medial hidung adalah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang dan
tulang rawan. Bagian depan dinding lateral hidung licin, yang disebut ager
nasi dan dibelakangnya terdapat konka-konka yang mengisi sebagian besar
dinding lateral hidung.

 Pada dinding lateral terdapat 4 buah konka. Yang terbesar dan letaknya paling
bawah adalah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media,
lebih kecil lagi ialah konka superior, sedangkan yang terkecil disebut konka
suprema. Konka suprema ini biasanya disebut rudimenter.
Sambungan...

 Di antara konka – konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit
yang disebut meatus. Tergantung dari letak meatus, ada tiga meatus yaitu
meatus inferior, media, superior. Dinding inferior merupakan dasar rongga
hidung dan dibentuk oleh os maksila dan os palatum.

 Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina
kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung.

Você também pode gostar