Você está na página 1de 37

Agustia Faizatul Imtihan

013.06.0003
Leher terdiri dari fasia cervikal yang membungkus otot dan organ viseral leher dan
memebentuk dasar dan ruang-ruang yang membatasi penyebaran infeksi. Fasia
cervikal terdiri dari :
Superfisial (otot platisma, vena jugularis eksterna, cutaneous nerve, superficial
lymph node)
Profunda :
 Superfisial layer
1. Middle layer
2. Muscular layer
 Viceral layer
1. Deep layer
2. Alar fascia
3. Prevertebral facia
Ruang yang melibatkan sepanjang leher terdiri dari:
 ruang retrofaring
 ruang bahaya (danger space)
 ruang prevertebra.

Ruang suprahioid terdiri dari:


 ruang submandibula
 ruang parafaring
 ruang parotis
 ruang mastikor
 ruang peritonsil
 ruang temporalis

Ruang infrahioid
 ruang pretrakeal
Ruang submandibula merupakan
ruang di atas hyoid yang terdiri dari
ruang sublingual dan ruang
submaksila. Ruang sublingual
dipisahkan dari ruang submaksila
oleh otot milohioid. Ruang
submaksila selanjutnya dibagi atas
ruang submental dan ruang
submaksila (lateral) oleh otot
digastrikus anterior tetapi kedua
ruang ini berhubungan secara bebas.
Abses submandibula adalah suatu peradangan yang disertai
pembentukan pus pada daerah submandibula.Keadaan ini merupakan
salah satu infeksi pada leher bagian dalam (deep neck infection).
 Sumber infeksi
Sumber infeksi dapat berasal dari gigi, saluran nafas atas,
sal pencernaan atas dan trauma tembus pada leher
 Kuman
Aerob (Alfa Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus) dan anaerob
(Peptostreptokokus)
Abses leher dalam dapat terjadi karena berbagai macam penyebab melalui
beberapa proses, diantaranya:
 Penyebaran abses leher dalam dapat timbul dari rongga mulut ,wajah atau
infeksi leher superficial ke ruang leher dalam melalui system limfatik.
 Limfadenopati dapat menyebabkan terjadi supurasi dan akhirnya menjadi abses
fokal.
 Infeksi yang menyebar ke ruang leher dalam melalui celah antar ruang leher
dalam
 Infeksi langsung yang terjadi karena trauma tembus.
 asimetris leher karena adanya massa atau limfadenopati pada sekitar 70%.

 trismus karena proses inflamasi pada m.pterigoides

 penyempitan ruang gerak leher karena proses inflamasi pada leher.

Riwayat penyakit dahulu sangat bermanfaat untuk melokalisasi etiologi dan perjalanan abses pasien
seharus ditanya :
 tentang riwayat tonsillitis dan peritonsil abses.

 riwayat trauma retrofaring contoh intubasi

 dental caries dan abses.


 Anamnesa
 Pemeriksaan fisik (pembengkakan dibawah rahang baik unilateral maupun bilateral dan
berfluktuasi)
 Pemeriksaan penunjang
1. Darah lengkap (leukositosis)
2. Kultur dan sensitivitas antibiotik
3. Rontgen (panoramik, thoraks)
4. CT scan
 Konservatif : pemberian antibiotik yang adekuat. Antibiotik
diberikan sesuai hasil kultur, jika belum ada hasil kultur
diberikan antibiotik untuk kuman aerob dan anaerob.
 Operatif : insisi drainage
 Obstruksi jalan nafas
 Syok sepsis
 Komplikasi vaskular seperti trombosis vena jugularis interna,
erosi dan ruptur arteri carotid.
 Osteomyelitis akibat penyebaran lansung pada tulang
belakang, mandibula, atau tengkorak.
Penggunaan antibiotik intravena memberikan prognosis yang baik
digunakan pada masa-masa awal kasus penyakit. Kemudian tindakan
operasi meningkatkan kemungkinan kesembuhan.
 Nama : I Wayan Kantra
 Umur : 58 tahun
 Jenis kelamin : laki-laki
 Agama : hindu
 Alamat : Br. Klatkat Batudingding
 Tanggal masuk rumah sakit : 21 Oktober 2018
Keluhan utama
 Nyeri pada leher
Riwayat penyakit sekarang
 Pasien datang diantar oleh kelurganya ke IGD RSUD bangli dengan keluhan
nyeri pada leher sebelah yang dirasakan kurang lebih 12 hari yang lalu, nyeri
dirasakan dirasakan terus menerus. Nyeri juga disertai adanya pembengkakan
pada leher sebelah kanan. Pasien mengatakan awalnya mengalami sakit pada
giginya kurang lebih sejak 15 hari yang lalu, dan 3 hari kemudian pasien
merasakan nyeri pada rahang bawah sebelah kanan dan terjadi pembengkakan
yang semakin membesar. Riwayat demam (+), nyeri menelan (+), susah
membuka mulut (+), nyeri kepala (+).
Riwayat penyakit dahulu
 Pasien mengaku memiliki riwayat caries pada giginya. Pasien menyangkal
memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung dan
asma. Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
Riwayat penyakit keluarga
 Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes militus,
penyakit jantung dan asma di keluarganya
Riwayat pengobatan
 Pasien mengaku pernah berobat ke puskesmas namun tidak ada perbaikan
Riwayat sosial
 Pasien merupakan seorang petani, pasie sering mengkonsumsi alkohol dan
merokok
 Keadaan umum : sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 GCS : E4V5M6
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 60x/m
 Respirasi : 20x/m
 Suhu : 37,8 0C
 VAS :5
Status generalis
 Kepala : normocephali

 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+) isokor kiri dan kana
 THT : tonsil T2/T2, hiperemis (-), faring hiperemis (-), deviasi uvula (-), post nasal drip (-)
 Mulut : bibir pucat (-), gigi berlubang (+) di premolar II

 Leher : sesuai status lokalis

Pulmo
 Inspeksi : simetris, massa (-), gerakan nafas simetris
 Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus vokal sama kiri dan kanan

 Perkusi : sonor seluruh lapang paru

 Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)


Cor
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 garis midklavikula sinistra
 Perkusi : Batas kanan : ICS 5 garis parasternal dextra
 Batas kiri : ICS 5 garis midklavikula sinistra
 Batas atas : ICS 3 garis parasternal sinistra
 Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-)

Abdomen
 Inspeksi : simetris, massa (-)
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
 Palpasi : nyeri tekan (-)
 Ekstremitas : hangat (+/+), edema (-/-)
Status lokalis : Leher
 Inspeksi : massa dengan ukuran 10cm x 5cm, hiperemis, batas tegas
 Palpasi : massa dengan ukuran 10cm x 5cm, batas tegas, konsistensi keras
dengan fluktuatif disekitarnya, terfiksasi, mobile (-), nyeri tekan (+)
Diagnosis
 Abses submandibula ec caries gigi

Penatalaksanaan
 Konsul dr. Ida Bagus Pramana, Sp.B :

 IVFD NaCl 0,9% 20 tpm

 Cefotaxime 3 x 1 gram IV

 Metronidazole 3 x 500 mg IV

 Paracetamol flash 3 x 1 IV

 Planning insisi drainage


nyeri pada leher sebelah yang dirasakan kurang massa dengan ukuran 10cm x 5cm, hiperemis, batas
lebih 12 hari yang lalu, nyeri juga disertai adanya
tegas, konsistensi keras dengan fluktuatif
pembengkakan pada leher sebelah kanan. Pasien
mengatakan awalnya mengalami sakit pada giginya disekitarnya, terfiksasi, mobile (-), nyeri tekan (+).
kurang lebih sejak 15 hari yang lalu. Riwayat Dari pemeriksaan darah lengakap didapatkan
demam (+), nyeri menelan (+), susah membuka adanya leukositosis dan dari pemeriksaan rontgen
mulut (+), nyeri kepala (+).
thoraks didaptkan adanya deviasi trakea ke kiri.

Abses submandibula ec caries gigu

IVFD NaCl 0,9% 20 tpm


Cefotaxime 3 x 1 gram IV
Metronidazole 3 x 500 mg IV
Paracetamol flash 3 x 1 IV
Planning insisi drainage

Você também pode gostar